Anda di halaman 1dari 6

• Mioma adalah tumor jinak rahim yang paling

sering dan mempengaruhi 40-60% wanita usia


reproduksi  Insiden meningkat dengan usia
• Mereka terdiri dari sel otot polos monoklonal
dari miometrium
• Sekitar 20% dari mioma menjadi gejala 
membatasi kualitas hidup pasien
• Sonografi dan pemeriksaan klinis adalah
standar diagnostik saat ini
• Secara umum, biomarker dapat digunakan dalam berbagai situasi
rutin klinis, untuk skrining penyakit subklinis, stratifikasi risiko,
pemeriksaan kemajuan, pemantauan, terapi, atau perencanaan pra
operasi
• Sejauh ini belum ada biomarker yang pasti untuk mioma, namun
ada hasil dari beberapa penelitian di mana berbagai enzim atau
faktor pertumbuhan diselidiki sebagai kemungkinan biomarker
untuk mioma
• Laktat dehidrogenase (LDH)  enzim glikolisis anaerob  sering
meningkat pada kanker
• (Koukourakis et al.) - menemukan nilai LDHA yang meningkat
secara signifikan pada 24 pasien dengan mioma dibandingkan
dengan kelompok kontrol tanpa mioma.
• Penanda tumor CA 125 banyak digunakan sebagai penanda tumor
untuk karsinoma ovarium serosa, namun peningkatan kadarnya juga
ditemukan pada kanker payudara dan keganasan lainnya, pada
penyakit ginekologi jinak seperti endometriosis atau kist ovarium,
pada awal kehamilan, dan juga pada penyakit umum (seperti
insufisiensi ginjal dan hepatitis)
• Peningkatan CA 125 telah diteliti untuk mioma dalam berbagai
penelitian dengan hasil yang sebagian kontradiktif
• Sementara Dingiloglu et al dan Dawood dan Khan-Dawood
menemukan  kadar CA 125 tidak meningkat pada masing-masing
38 pasien mioma dan 51 pasien mioma
• Tsao et al. dan penelitian lain menunjukkan peningkatan kadar CA
125 pada pasien dengan mioma
• Insulin-like growth factor 1 (IGF-1) mungkin memainkan peran penting
dalam pertumbuhan mioma
• Ada hasil yang bertentangan juga untuk tingkat IGF-1 pada pasien mioma.
• Dalam studi oleh Dawood dan Khan-Dawood  tidak ada perbedaan
yang ditemukan antara pasien dengan mioma dan kelompok kontrol
bebas mioma.
• Baird dkk  menolak hipotesis bahwa tingkat sirkulasi IGF-1 yang tinggi
mungkin terkait dengan peningkatan prevalensi mioma.
• Sedangkan Mu et al melaporkan  nilai IGF-1 yang meningkat secara
signifikan pada kelompok yang terdiri dari 70 pasien mioma dibandingkan
dengan kelompok control tanpa mioma dan juga penurunan yang
signifikan pada level IGF-1 setelah terapi mioma melalui embolisasi arteri
uterine (UAE).

Anda mungkin juga menyukai