SUBARACHNOID
Amri Muzzammil
• Tanda peringatan sblum tjd PSA dapat berupa nyeri kepala yang mendadak dan
kemudian hilang dengan sendirinya (30-60%), nyeri kepala disertai mual, nyeri
tengkuk dan fotofobia (40-50%), dan beberapa penderita mengalami serangan
seperti “disambar petir”.
• Sementara itu, aneurisma yang membesar (sebelum pecah) dapat menimbulkan
tanda dan gejala sebagai berikut : defek medan penglihatan, gangguan gerak
bola mata, nyeri wajah, nyeri orbital, atau nyeri kepala yang terlokalisasi
• Aneurisma pada arteri komunikan anterior menimbulkan
defek medan penglihatan, disfungsi endokrin, atau nyeri
kepala di daerah frontal.
• Aneurisma pada arteri karotis internus menimbulkan paresis
okulomotorius, defek medan penglihatan, penurunan visus,
dan nyeri wajah disuatu tempat.
• Aneurisma pada arteri serebri media menimbulkan disfasia,
kelemahan lengan fokal, atau rasa baal. Aneurisma pada
bifukarsio basiaris dapat menimbulkan paresis okulomotorius.
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan fisik dijumpai
semua gejala dan tanda seperti
yang dijelaskan sebelumnya.
Untuk menunjang diagnosis,
dapat dilakukan pemeriksan :
1. CT scan
– Pemeriksaan CT scan tanpa
kontras adalah pilihan utama
karena sensitivitasnya tinggi dan
mampu menentukan lokasi
perdarahan lebih akurat;
sensitivitasnya mendekati 100%
jika dilakukan dalam 12 jam
pertama setelah serangan tetapi
akan turun pada 1 minggu
setelah serangan.
2. Pungsi Lumbal
• Jika hasil pemeriksaan CT scan kepala negatif, langkah
diagnostic selanjutnya adalah pungsi lumbal.
• Pemeriksaan pungsi lumbal sangat penting untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
• Beberapa temuan pungsi lumbal yang mendukung diagnosis
perdarahan subarachnoid adalah adanya eritrosit, peningkatan
tekanan saat pembukaan, dan atau xantokromia. Jumlah
eritrosir meningkat, bahkan perdarahan kecil kurang dari 0,3
mL akan menyebabkan nilai sekitar 10.000 sel/mL.
xantokromia adalah warna kuning yang memperlihatkan
adanya degradasi produk eritrosit, terutama oksihemoglobin
dan bilirubin di cairan serebrospinal
3. Angiiograf
• Digital-substraction cerebral angiography merupakan baku
emas untuk deteksi aneurisma serebral, tetapi CT angiografi
lebih sering digunakan karena non-invasif serta sensitivitas dan
spesifitasnya lebih tinggi.
• Evaluasi teliti terhadap seluruh pembuluh darah harus
dilakukan karena sekitar 15% pasien memiliki aneurisma
multiple. Foto radiologic yang negative harus diulang 7-14 hari
setelah onset pertama. Jika evaluasi kedua tidak
memperlihatkan aneurisma, MRI harus dilakukan untuk melihat
kemungkinan adanya malformasi vascular di otak maupun
batang otak
GRADING PSA
PENATALAKSANAAN
• Kesadaran menurun perawatan koma
• Bedrest total
• Pegobatan simtomatik untuk sakit kepala/gelisah
• Edema serebri mannitol
• Untuk mencegah vasospasme calcium entry blocker “nimodipine”
• Tindakan operatif
– Operasi pembedahan saraf berupa penutupan leher aneurism dg metal
clip. Shg aneurisma tereksklusi secara permanen dan tidak berdarah
lagi.
– Merupakan terapi definitive, kerugiannya adalah terapi ini memerlukan
operasi kepala terbuka (kraniotomi) dan manipulasi pembedahan saraf
disekitara dasar otakyg dpt menimbulkan komplikasi lebih lanjut
– Pembedahan sebaiknya dilakukan 72 jam pertama setelah PSA, yaitu
sebelum resiko besar tjd vasospasme.
– Pembedahan dini diketahui memperbaiki prognosis pasien dengan PSA
grade 1,2 dan 3 pd Hunt-Hess
– Tindakan ini merupakan bentuk penting untuk mencegah perdarahan
tulang
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI