Anda di halaman 1dari 17

Tuberkulosis Paru

1. Definisi

 Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras
yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi
bakteri dalam paru.
 Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru.
2. Epidemiologi

 Dalam laporan WHO 2013, diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBC pada
tahun 2012. Dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien dengan
HIV positif.
 Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan data
tahun 1990. Angka prevalensi TBC yang pada tahun 1990 sebesar 443/100.000
penduduk.
 Berdasarkan hasil survei prevalensi TBC tahun 2013, prevalensi TBC paru
SMEAR positif per 100.000 penduduk umur 15 tahun keatas sebesar 257.
 Angka notifikasi kasus pada tahun 2015 untuk semua kasus sebesar
117/100.000.
3. Etiologi

 Penyakit Tb paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
 Sumber penularan penderita tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk atau
bersin.
4. Klasifikasi

1. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit:


 Tuberkulosis paru
 Tuberkulosis ekstra paru
2. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
 Pasien baru TB
 Pasien yang pernah diobati TB
-Pasien kambuh
-Pasien yang diobati kembali setelah gagal
-Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
 Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
3. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
 Mono resistan (TB MR)
 Poli resistan (TB PR)
 Multi drug resistan (TB MDR)
 Extensive drug resistan (TB XDR)
 Resistan Rifampisin (TB RR)
4. Klasifikasi Berdasarkan Status HIV
 Pasien TB dengan HIV positif (pasien KO-Infeksi TB / HIV)
 Pasien TBC dengan HIV negative
 Pasien TBC dengan status HIV tidak diketahui
5. Patofisiologi Tuberkulosis
6. Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
 Pemeriksaan dahak mikroskopis
- S(sewaktu)
- P(pagi)
-S(sewaktu)
 Pemeriksaan radiologis
lesi Tb paru aktif
- Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen superior lobus
bawah paru
- Kaviti terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular.
- Bayangan bercak milier.
- Efusi Pleura
Tb paru inaktif
- Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas dan atau segmen superior
lobus bawah.
- Kalsifikasi
- Penebalan pleura
7. Penatalaksanaan
 obat utama (lini 1) : INH, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol
 lini 2 : Kanamisin , Amikasin, Kuinolon.

Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori yaitu :
1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
 Penderita baru TBC paru BTA positif.
 Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
 Penderita kambuh.
 Penderita gagal terapi.
 Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
 BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif
4. Kategori 4: RHZES
 kasus Tb kronik .
8. Komplikasi

 Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis,


usus
 Komplikasi pada stadium lanju: Hemoptisis massif, Kolaps lobus akibat
sumbatan duktus, Bronkietaksis dan fibrosis, Pneumotoraks spontan,
Penyebaran infeksi ke organ lain
9. Prognosis

 Prognosis pada umumnya baik apabila pasien melakukan terapi sesuai dengan
ketentuan pengobatan
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai