PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum
pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma
adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-anak
maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung pada
diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen,
penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi
penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot
diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka
tusuk senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral diafragma
posterior yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal adalah tempat yang paling lemah
dan mudah terjadi ruptur.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus,
kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulasi dari usus yang
mengalami herniasi ke rongga thorak ini. Namun pada bayi lahir penyebab adalah kemungkinan
Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma.
Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.
BAB II
PEMBAHASAN
Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal.
Henia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia
Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada
diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada
diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.
b. Non-Traumatica
1) Kongenital
2) Akuisita
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian
kiri.
B. Penyebab Hernia Diafragmatika
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian
kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur.
Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang
menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu
itu.
Pada hernia tipe Bockdalek, diafragma berkembang secara tidak wajar atau usus mungkin
terperangkap di rongga dada pada saat diafragma berkembang. Pada hernia tipe Morgagni, otot
yang seharusnya berkembang di tengah diafragma tidak berkembang secara wajar.
Pada kedua kasus di atas perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi
secara normal. Hernia difragmatika terjadi karena berbagai faktor, yang berarti “banyak faktor”
baik faktor genetik maupun lingkungan.
C. Etiologi
Lesi ini biasanya terdapat pada distress respirasi berat pada masa neonatus yang
disertai dengan anamali sistem organ lain misalnya anamali sistem saraf pusat atresia esofagus,
omfalokel dan lain-lain.
E. Gejala Diafragmatika
Gejalanya berupa:
3. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
4. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut.
Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar,
biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan
menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong
jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan
komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain
20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan kromosom.
2. Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam pertama.
G. Penatalaksanaan Diafragmatika
a. Pemeriksaan fisik
1. Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata.
4. Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami
hernia diafragmatika yaitu :
2. Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari
isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas
3. Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi
agar tidak terjadi aspirasi.
4. Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan
yang lebih baik.