Anda di halaman 1dari 41

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn.A.G
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal Lahir : 24-04-1971
 Umur : 46 tahun
 Alamat : Sinjai
 Agama : Islam
 Status : Sudah menikah
 Pekerjaan : Swasta
 Penjamin : BPJS
 No. Rekam Medis : 831679
 Tanggal pemeriksaan : 27 Januari 2018
ANAMNESIS
 Kesadaran menurun dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
akibat kecelakaan lalu lintas. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul
17.00 WITA kemudian pasien diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sinjai. Oleh karena fasilitas yang kurang memadai, maka pasien
dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat DR. Wahidin Sudirohusodo (RSWS)
Makassar dan tiba sekitar pukul 19.00. Riwayat muntah ada pasca
kecelakaan.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat alergi (-), riwayat hipertensi (-),
riwayat Penyakit jantung (-), riwayat DM (-).
 Riwayat Pengobatan :
 Riwayat mengkonsusmsi obat-obat antihipertensi (-), riwayat
mengkonsumsi obat-obatan anti diabetes mellitus (-), riwayat
mengkonsumsi obat-obat antidiuretic (-), riwayat mengkonsumsi obat-
obatan penyakit jantung (-).
 Riwayat Kebiasaan : konsumsi alkohol (-), merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 B1 : napas spontan, takipnea, thoracal, RR : 30x/menit, ronkhi
+/+ dan wheezing tidak ada
 B2 : TD :150/100 mmHg, HR : 157 x/menit, reguler, kuat
angkat.
 B3 : GCS 4 (E1M2V1), diameter pupil kanan 4 mm dengan refleks
cahaya negatif dan pupil kiri tidak bisa dinilai
 B4 : urin perkateter
 B5 : abdomen supine, peristaltik (+)
 B6 : edema (+), palpebra kiri hematom (+), suspek fraktur os
nasal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

TEST RESULT NORMAL VALUE TEST RESULT NORMAL VALUE


WBC 2,8 x 103/uL 4.0 – 10.0 x 103 GDS 135 mg/dL <140
RBC 5,71 x 106/uL 4.0 – 6.0 x 106 SGOT 91 u/L <38
HGB 16,3 g/dL 12 – 18
SGPT 22 u/L <41
HCT 48 % 37 – 48
Ureum 34 mg/dL 10-50
PLT 208x 103/uL 150 – 400 x 103
Kreatinin 1.28 mg/dL 0,5-1,2
PT 14,2 detik 10 - 14
Natrium 147 mmol/L 136 - 145
INR 1,36 -
APTT 32,7detik 22,0 - 30,0 Kalium 4.0 mmol/L 3,5 - 5,1

HbSAg Non Reactive Non Reactive Klorida 106 mmol/L 97 - 111


PEMERIKSAAN FOTO THORAX AP

 Cor dan pulmo dalam batas normal


PEMERIKSAAN CT-SCAN KEPALA TANPA
KONTRAS
 1) Mastoid dalam batas normal
 2) Tampak subgaleal hematom di frontotemporoparietal bilateral terutama kiri

Uraian kesan pemeriksaan:


 -Multiple fraktur pada os frontal kiri (fraktur kominutif). Lamina papiracea kiri, orbita floor
kiri, dinding anteromediolateral sinus maxillaris kiri, os cilvus, septum nasi, lasser wing of
sphenois kiri.
 -perdarahan intracerebri kiri yang meluas ke intraventrikel kiri disertai herniasi subfalcine
 -perdarahan subdural tipis di tentorium cerebelli dan falx cerebri
 -multihematosinus
 -subgaleal hematom di frontotemporoparietal bilateral terutama kiri
ASSESSMENT

 Traumatic Brain Injury Severe


PLANNING

Intubasi endotracheal (bila keluarga setuju)


PEMBAHASAN
(PENGELOLAAN JALAN NAPAS DAN
INTUBASI)
Managemen Jalan Nafas
Cari tanda obstruksi jalan nafas!!
 Kesulitan bernafas : nafas cuping hidung, retraksi
 Pasien terlihat gelisah, melawan
 Suara tambahan

Perbaiki segera dengan manuver:


 HEAD TILT
 CHIN LIFT
 JAW THRUST

Keluarkan debris/suction
Gunakan alat bantu jalan nafas:
 Nasal airway
 Oral airway
Obstruksi jalan nafas

 Bekuan darah, gigi


 Jaringan lunak & Tulang
 Bengkak
 Posisi kepala
 Benda asing

INTUBASI??
Indikasi Intubasi

 Mengatasi obstruksi jalan nafas


 Gagal nafas
 Menjaga jalan nafas dari aspirasi isi lambung, darah dan debris
 Untuk kepentingan ventilasi dan oksigenasi
Parameter Objektif Indikasi Intubasi

GAGAL NAFAS

LABORATORIK KLINIS

 PaO2 (tekanan parsial oksigen arteri) <  Takipnoe atau bradipnoe


70 mm Hg
 Takikardia
 PaCO2 (tekanan parsial karbon dioksida
arteri) > 55 m Hg (kecuali pd PPOK)  Gelisah
 Dengan fraksi O2 ≤ 0.6  Penurunan kesadaran
STATICS
Scope : laringoskop dan stetoskop
Blade

 Magill  Macintosh
STATICS
 TUBE
Dewasa ukuran 7,0; 7,5 atau 8,0
Anak > 2 thn :
Uk. Tube = 4 + umur/4
STATICS
 AIRWAY
OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY, SUNGKUP MUKA,
KANTUNG TEKANAN POSITIF, RESERVOIR
STATICS
AIRWAY
(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY)
Ukuran antara 0 – 6
Diukur dari sudut bibir sampai angulus mandibula
STATICS

 TAPE
STATICS

 INTRODUCER
STATICS

 CONNECTOR
STATICS
 SUCTION
STATICS

 LAIN-LAIN
Jelly
Spuit cuff
Anestetik lokal (xylocain spray)
Handscoen
Persiapan Langkah intubasi

 Periksa suplai Oksigen


 Periksa kelengkapan statics
 Posisikan pasien “ Sniffing Position” sehingga mulut, faring dan laring menjadi satu aksis.
 Jika pasien suspek trauma servikal, diperlukan penolong untuk menahan kepala pasien tetap pada
posisi netral.
Bagaimana mengetahui kemungkinan sulit
intubasi?

 Mallampati Score
 Measurement 3-3-2-1 or 1-2-3-3 fingers
 Movement of the Neck
 Malformation of the Skull, Teeth, Obstruction, Pathology (STOP)
Klasifikasi Mallampati
Measurement 3-3-2-1 or 1-2-3-3 fingers

 3 jari jarak Pembukaan Mulut


 3 jari jarak Hipomental. 3 Jari antara ujung rahang dan awal leher (di bawah
dagu)
 2 Jari antara lekukan tiroid dan dasar mandibula (bagian atas leher)
 1 Jari dibawah subluksasi anterior dari rahang
Movement of the Neck

 Keterbatasn ekstensi sendi leher dapat ditemukan pada spondylosis,


rheumatoid arthritis, pasien yang menunjukkan gejala kompresi saraf dengan
ekstensi servikal.
Malformation of the Skull, Teeth,
Obstruction, Pathology (STOP)
 S : Skull (Hidro atau microcephalus)
 T : Teeth (Gigi ompong, makro atau mikro mandibula)
 O : Obstruction (Obesitas, leher pendek, dan bengkak disekitar kepala dan
leher
 P : Pathology (Kelainan craniofacial : Treacher Collins, Goldenhar’s, Pierre
Robin, Waardenburg syndrome)
Jika skore pasien 8 atau lebih, maka
kemungkinan ada kesulitan intubasi
VENTILASI
Penilaian kesulitan Ventilasi yaitu:

Overweight
Beard
Elderly
Snoring
Edontulous
Sniffing Position
Intubasi
Langkah Intubasi
 Preoksigenasi pasien dengan oksigen 100%
 Pegang laringoskop pada tangan kiri, buka mulut pasien, lalu masukkan
laringoskop melalui sudut kanan bibir, lalu pindahkan ke arah tengah sambil
mendorong lidah ke arah kiri.
 Angkat blade, dengan arah tegak lurus, hingga terlihat faring posterior.
 Identifikasi epiglotis, lalu letakkan ujung blade pada valecula, dan angkat
sesuai aksis gagang.
 Identifikasi trakea, kartilago aritenoid dan pita suara.
 Masukkan tube sepanjang blade ke dalam trakea hingga 2 s/d 3 cm melewati
pita suara.
 Kembungkan cuff.
Tekanan positif melalui Endo-Tracheal Tube
Cek kedalaman ETT

 Berikan ventilasi, lihat pergerakan dinding dada, dengarkan suara nafas pada
dada dan epigastrium. Bandingkan kesimetrisan suara nafas kanan dan kiri.
 Tandai nomor kedalaman ETT, dan fiksasi ETT.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai