Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL STUDI KASUS

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN


JALAN NAFAS PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU
DI RS SAKINAH MOJOKERTO

OLEH :
ANI MARDIANTI

201504048
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO

2018
INTRODUCTION

Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi


menular kronik yang di sebabkan Oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering
terjadi di daerah padat penduduk dan juga di daerah
urban. Penularan penyakit ini terjadi melalui inhalasi
droplet nuclei dari penderita TB paru aktif (Amin dan
Bahar, 2014). Pada penderita TB paru karena bakteri
merusak daerah pada parenkim paru menyebabkan
terjadinya reaksi inflamasi yaitu produksi secret yang
berlebihan dapat meyebabkan gangguan pernafasan
karena obstruksi jalan nafas timbulah masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Andra &
Yessie, 2013).
JUSTIFIKASI
Berdasarkan badan kesehatan dunia (WHO) tahun
2015 terdapat sebanyak 9,6 juta jiwa terjangkit penyakit
tuberculosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat
penyakit tersebut. Hampir 95% kasus kematian akibat
tuberculosis (TB) berada pada Negara menengah
kebawah.
Jumlah penderita TB paru di Kabupaten Mojokerto
mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 527
kasus dan pada tahun 2016 sebesar 607 dengan angka
kematian selama pengobatan per 100.000 penduduk
sebesar 0,55 dengan jumlah kematian 6 jiwa (Dinkes Kab.
Mojokerto, 2016).
Dari 11.977 pasien di RSI Sakinah terdapat 151
pasien dengan kasus Tuberculosis paru (Data Rekam
Medis RSI Sakinah, 2016). Kasus Tuberculosis dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas sebesar
71,9 %
•Batasan Masalah
Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang
Mengalami Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Nafas pada kasus tuberculosis paru di RSI
Sakinah Mojokerto.
•Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada
Klien Yang Mengalami Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas pada kasus tuberculosis paru di RSI
Sakinah Mojokerto.
Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan gambaran nyata tentang pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas pada kasus tuberculosis paru di RSI Sakinah Mojokerto.
Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami TB
Paru dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSI Sakinah
Mojokerto
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami TB
Paru dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami TB
Paru dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami TB
Paru dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
5. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami TB Paru dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
MANFAAT
Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu
pengetahuan baru yang secara teori di dalam praktik terdapat
kesenjangan yang terjadi dalam implementasi asuhan
keperawatan.
Manfaat Praktis
Bagi Instansi: hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan
SOP rumah sakit untuk melakukan perawatan pada klien dengan
TB paru dan dapat pula digunakan sebagai bahan pemikiran
dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan pelayanan
kesehatan.
Bagi Pendidikan: hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan informasi bagi peserta didik di masa yang akan
datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian tuberculosis paru
Tuberculosis atau TB adalah penyakit infeksi
menular yang di sebabkan mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru paru dan
hampir seluruh organ tubuh lainya. Bacteri ini
dapat masuk melalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka dari kulit.
Tetapi paling bnayak melalui inhalasi droplet yang
berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut
(Price, 2015).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan bersihan jalan napas


yang berhubungan dengan sekresi mucus yang
kental, hemoptysis, kelemahan, upaya batuk
buruk, dan edema trakeal/faringeal
INTERVENSI
Tujuan
 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
waktu 2x24 jam diharapkan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dapat teratasi.

Kriteria hasil
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
 Mampu mengidentifikasi dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas.
Tabel Intervensi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas menurut Amin & Hardhi, (2015)

No Tindakan Rasional

1. Observasi fungsi pernafasan, contoh Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan

bunyi nafas, kecepatan irama dan atelectasis. Ronkhi, mengi menunjukkan akumulasi

kedalaman penggunaan otot aksesoris secret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan

nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot

aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan

2. Catat karakter, jumlah, sputum, adanya Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal. Sputum

hemoptysis berdarah kental atau berdarah cerah diakibatkan

keruskan kavitas paru atau luka bronkial yang dapat

menentukan evaluasi/intervensi lanjut

3. Berikan pasien posisi semi Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan

fowler/fowler. Bantu pasien untuk menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal

batuk dan latihan nafas dalam membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan
4. Pada pasien yang mengalami Mencegah obstruksi/aspirasi.

penurunan kesadaran Penghisapan dapat dilakukan bila pasien

bersihkan secret dari mulut tidak mampu untuk mengeluarkan secret

dan trakea penghisapan

sesuai keperluan

5. Ajarkan teknik batuk efektif Ketidakmampuan mengeluarkan

secretdapat menyebabkan penumpukan

secret pada sistem saluran pernapasan


6. Pertahankan masukan cairan sedikitnya Pemasukan tinggi cairan membantu untuk

2500 ml/hari kecuali kontraindikasi mengeluarkan sekert, membuathnya mudah untuk

dikeluarkan

7. Lembabkan udara/oksigen inspirasi Mencegah pengeringan membrane mukosa, membantu

pengenceran secret

8. Beri obat-obatan sesuai indikasi Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan

a. Agen mukolitik, contoh asetilsistein perlengketan sekret paru untuk memudahkan

(mucomyst) pembersihan.

b. Bronkodilator contohnya okstrifilin Bronkodilator meningkatkan ukuran lumen

(holedyl) : teofilin percabangan trakeobronkial sehingga menurunkan

c. Kortikosteroid (prednisone) tahanan terhadap aliran udara

9. Membantu intubasi darurat Bergunakan pada adanya keterlibatan luas dengan


hipoksemia dan bila respons inflamasi mengancam
hidup. Intubasi diperlukan pada kasus jarang
bronkogenik TB edema laring atau perdarahan paru
akut
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang


disususn sedemikian rupa sehingga peneliti dapat
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain
penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang di
pilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut
(setiadi, 2013).
Partisipan
Partisipan pada study kasus ini di pilih
dengan menggunakan metode purposive, metode
purposive adalah metode pemilihan partisipan
dalam suatu sudy kasus dimana partisipan yang
diambil dapat memberikan informasi yang berharga
bagi study kasus (Saryono, 2013).
Partispan merupakan subjek penelitian yang
akan di lakukan pengkajian. Partisipan pada
penelitian ini terdiri dari 2 pasien TB paru usia
dewasa di ruang interna RSI Sakinah Mojokerto.
Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian study kasus ini penulis mengambil kasus asuhan
keperawatan medical bedah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pada klien dengan Tuberkulosis Paru di RSI Sakinah Mojokerto.
Waktu pengambilan kasus atau pengolahan data dimulai dari bulan
November 2017 sampai denganbulan ….. 2018.
Pengumpulan Data
Pada bagian ini secara ringkas teknik pengumpulan data
penulisan dan jenis instrument yang digunakan untuk
pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada
klien, serta orang - orang yang terdekat dengan klien. Instrument
pengumpulan data yang digunakan adalah format pengkajian yaitu
identitas klien, riwayat kesehatan klien dan keluarga, pola – pola
fungsional (model konsep fungsional Gordon), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, serta
data subjektif dan data objektif.
• Analisa Data
Analisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan sewaktu
pengumpulan data dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya
membandingkan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan
dalam bentuk opini dan pembahasan.
Teknik Analisa data yang digunakan dalam study kasus ini
di peroleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang di
lakukan untuk Tanya jawab rumusan masalah.
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh
peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan dengan teori yang
ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
intervensi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai