Asma Bronkhial
Dokter Pendamping:
dr. A. Hendra Setia Permana
Penyusun:
dr. Vina Nurhasanah
IDENTITAS PEMERIKSAAN
ANAMNESIS LABORATORIUM
PASIEN FISIK
RESUME ASSESSMENT PLANNING FOLLOW – UP
KELUHAN UTAMA
Sesak sejak jam 03.00WIB hingga tiba di UGD RS
KELUHAN TAMBAHAN
• Bentuk : Normochepal
• Ubun-ubun : sudah menutup
KEPALA
• Rambut tidak mudah rontok, hitam
• Mata : Konjungtiva : anemis (-)/(-)
Sklera :ikterik(-)/(-)
• Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-),
• Telinga : Normotia, serumen (+)/(+)
• Mulut : Bibir lembap, faring hiperemis (+) tonsi T2 – T2
• Leher : Pembesaran KGB (-)
IDENTITAS PEMERIKSAAN
ANAMNESIS LABORATORIUM
PASIEN FISIK
THORAKS
o Inspeksi :
o Bentuk dan pengembangan dinding dada simetris
o Auskultasi :
o BJ I dan II murni, reguler
o Murmur (-)
o Gallop (-)
o Wheezing (+/+)
o Palpasi : Vokal Fremitus kiri dan kanan normal
o Perkusi : Sonor (+/+)
IDENTITAS PEMERIKSAAN
ANAMNESIS LABORATORIUM
PASIEN FISIK
ABDOMEN
o Inspeksi : Distensi abdomen (-), massa (-)
o Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+) hepatomegali (-) splenomegali (-)
massa intraabdomen (-)
o Perkusi : timphani 4 kuadran abdomen (+)
o Auskultasi : Bising usus normal (+)
SUPERIOR: INFERIOR :
• Akral Hangat (+/+), • Akral hangat (+/+)
• Edem (-/-), • Edem (+/-)
• Sianosis(-/-), • Sianosis(-/-)
• Pucat (-/-) EKSTREMITAS
• Pucat (-/-)
• RCT (<2 detik) • RCT (<2 detik)
• Turgor baik • Turgor baik
IDENTITAS PEMERIKSAAN LABORATORI
ANAMNESIS
PASIEN FISIK UM
27 Agustus 2017
Jenis Pememriksaan Hasil Pemeiksaan Nilai Rujukan
Hematokrit 48 % 40 – 52 %
MCV/VER 82 fL 72 – 88 fL
MCH/HER 27 pg 23 – 31 pg
Diagnosis :
• Asma bronkhial
• Faringitis
• Epistaksis
PLANNIN
ASSESSMENT
G
• Infus RL 20 gtt
• Nebulizer: Combivent + Flexotid/ 8 jam
• Cefotaxim 2x1 gr IV
• Paracetamol 3x330 mg IV
• Ambroxol syr 3x1 cth
• Tiamsinolon 3x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ASMA
o Inflamasi kronik saluran respiratorik
o Banyak sel dan elemen seluler berperan (sel
mast, eosinofil, limfosit T)
o Pada orang rentan, inflamasi kronik
episodik wheezing berulang, batuk, sesak
nafas, rasa dada tertekan
o Berhubungan dengan penyempitan saluran
respiratorik yang luas dan bervariasi
irreversibel sebagian atau teratasi spontan /
pengobatan
FAKTOR RISIKO
1. Jenis Kelamin : prevalens laki – laki >
perempuan 3:2 pada usia 6 – 11 tahun
2. Usia : gejala seperti asma pertama kali timbul
pada usia muda.
3. Riwayat Atopi : berhubungan dengan
meningkatnya risiko asma persisten beratnya
asma
4. Lingkungan : adanya alergen dilingkungan hidup
anak meningkatkan risiko penyakit asma
FAKTOR RISIKO
5. Ras : Laporan dari AS didapatkan bahwa
prevalens dan kejadian serangan asma pada ras
kulit hitam lebih tinggi dari pada kulit putih
6. Asap rokok : prevalensnya lebih tinggi pada anak
yang terpajan asap rokok
7.Outdoor air Pollution : beberapa partikel halus di
udara(debu jalan raya, nitrat dioksida, CO, atau
SO2) diduga berperan pada penyakit asma,
meningkatkan gejala asma .
8. Infeksi respiratorik
PATOFISIOLOGI ASMA
Timbul serangan
Bronkus Bronkus
Hiperreaktif : Tetap lebar
(tidak rentan, tidak sensitif,
•Otot saluran napas mengkerut tidak mudah goncang, stabil)
(Tenang)
Tentukan
klasifikasi
Tatalaksana awal
• nebulisasi -agonis 1-2x, selang 20 menit
• nebulisasi keDUA + antikolinergik
Nebulisasi 1-2 x
Respons baik Respons parsial
RRS
Oksigen
Pulang Nebulisasi
Steroid oral Rawat Inap
IVFD Oksigen
Bronkodilator Nebulisasi
IVFD
Steroid sistemik
Rehidrasi
Aminofilin
Respons baik Respons buruk
Pulang
Serangan Berat
• Respons buruk pasca nebulisasi
• Oksigen
• Jalur parenteral: Atasi dehidrasi dan asidosis
• Steroid IV
• Aminofilin IV lnisial, lalu rumatan
• Nebulisasi
• Foto toraks
• Baik: PULANG
• Respons tidak baik: RAWAT INTENSIF
Oksigen
• Mutlak diberikan pada keadaan serangan
berat
• Pada serangan berat terjadi hipoksemia
Nebulisasi (serangan berat)
• β2 agonis dan ipratropium bromida Vs β2 agonis
sendiri: hasil lebih baik:
– jumlah perawatan berkurang
– Scoring gejala berkurang
– Peningkatan fungsi paru
– Kerja obat lebih lama
– Mengurangi durasi & jumlah pengobatan sebelum
meninggalkan IGD
ß agonis + ipratropium bromida
• Belum sepakat (berguna)
– Serangan asma ringan
– Serangan asma sedang
• Sepakat
– Serangan asma berat
IVFD
• Mengatasi dehidrasi
– Minum kurang karena sesak
– Muntah
• Koreksi asam basa, elektrolit
• Pemberian obat-obat parenteral
Steroid
• Sistemik (Intravena atau oral)
• Antiinflamasi
• Kontroversi: penggunaan nebuliser
Dosis tinggi (1600-2000ug)
Serangan berat kurang dianjurkan
Aminofilin
• Inisial: 6-8 mg/kgBB IV selama 10-20
menit
• Berikan rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam
• Perlu monitor kadar aminofilin
Penggunaan obat lain
• Adrenalin: ada dosis maksimal, efek dan
ß
• Salbutamol SC: harus hati-hati
• MgSO4: tidak berbeda bermakana
• Steroid inhaler: dosis sangat tinggi (1600-
2000 mg)
• Antibiotik: Tidak digunakan, kec: bakteri
dan sinusitis
• Mukolitik: Tidak dianjurkan pada serangan
berat
TATALAKSANA SERANGAN ASMA
RINGAN
Nebulisasi
Observasi 1-2 jam SEDANG