Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi


sudah tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun
berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan
subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan
kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan
berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Kerja, sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat
potensi dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja,
serta dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3
bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa
yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang
menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,
kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas, dan lain-lain. K3
dalam konteks kerja berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan
libur dan waktu pergantian dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari
Rp.2 triliun di mana sebagian besra merupakan kerugian dunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari
bawah dari lebih 100 negara yang disurvei.

1
Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha
 Jenis Pengamatan : Kunjungan
 Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
 Jenis Pekerjaan : Tukang Cuci dan Setrika
 Waktu Pelaksanaan : 20 Januari 2016
 Lokasi : Setiabudi, Jakarta Selatan
Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas “Kedokteran Kerja” yang
membahas Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK), Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang
dalam pencegahan PAK.
Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada seorang ibu
yang bekerja sebagai tukang cuci dan setrika. Beliau bekerja sehari-hari sebagai tukang cuci
panggilan di 3 rumah. Dalam sehari beliau biasa bekerja selama 5 jam. Beliau bekerja setiap
hari senin sampai sabtu:
 Senin - sabtu : jam 07.00-12.00 WIB
Di saat melakukan pekerjaannya beliau sering berpindah pindah tempat. Pekerjaan
yang dilakukan yaitu mencuci, menjemur dan menyetrika pakaian dengan menggunakan
tangan tanpa mesin cuci dan sarung tangan, bahkan kadang beliau sering dimintai untuk
mengepel dan mencuci piring dan pekerjaan rumah lainnya. Bahkan kadang pakaian yang
akan dicuci dan disetrika sering kali dibawa kerumah dan semuanya dikerjakan dirumah
beliau. Saya sempat bertanya kepada Ibu Siti mengapa mencuci pakaian tidak menggunakan
mesin cuci, dan menurut bu siti selama ini tidak pernah disediakan mesin cuci untuk mencuci
seluruh pakaian dan juga tidak disediakan sarung tangan untuk mencuci.
Setelah saya bertanya kepada Ibu Siti ternyata Bahaya Potensi akibat bekerja menjadi
tukang cuci sangat tinggi karena tidak menggunakan alat bantu mencuci dan sarung tangan.
Selain itu posisi yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan sakit pada bagian tangan,
pinggang dan kaki.
Hampir selama 5 tahun terpapar dengan detergent yang mengandung bahan kimia dan
selalu menggunakan kedua tangannya untuk mencuci dan menyetrika pakaian, ia
mengeluhkan terkadang terasa nyeri pada bagian jari dan pergelangan tangan juga pada
bagian pinggang. Ia juga mengeluhkan bahwa sering kedua tangannya terasa panas karena
kontak langsung dengan detergent hampir setiap hari tanpa menggunakan alat pelindung
seperti sarung tangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PENDERITA


STATUS KESEHATAN PENDERITA
( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )
I. Identitas Penderita
 Nama : Ny. Siti
 Usia : 42 tahun
 Kedudukan dalam keluarga : Istri dan Ibu
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Tukang Cuci dan Setrika Pakaian
 Status Perkawinan : Menikah , dengan 1 suami & 2 orang anak
 Tanggal Kunjungan : Setiabudi, 20 Januari 2016 , Pukul : 14.30 WIB

II. Riwayat Penyakit


a. Tanggal : 20 Mei 2012
1) Keluhan Utama :

Nyeri pada pergelangan tangan sejak 2 bulan yang lalu

2) Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :

Nyeri pada pergelangan tangan hilang timbul namun dirasakan semakin memberat,
dan nyeri bertambah berat jika pergelangan tangan digerakan atau ditekuk. Kadang
jari-jari tangan terasa kaku yang dirasakan pada pagi hari dan saat terkena air dingin,
dan terasa panas. Keluhan juga kadang disertai dengan nyeri pada bagian pinggang
yang dirasakan hilang timbul.

3) Riwayat Penyakit Terdahulu :

Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.

4) Riwayat penyakit dalam keluarga :


Sebelumnya dikeluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama

3
III. Riwayat Pekerjaan
a) Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Bahan Yang Digunakan Tempat Kerja Lama Bekerja
- Mencuci - Detergent Bertempat disebuah - Bekerja selama 5
jam/hari dari senin
- Nyetrika - Pewangi pakaian rumah, dan berpindah-
sampai sabtu.
- Ember pindah - Beliau sudah
menekuni pekerjaan
- Bak
selama 5 tahun
- Air
- Setrikaan
- Pelicin pakaian

b) Uraian tugas / pekerjaan


 Cara melakukan pekerjaan
Memisahkan jenis pakaian yang akan dicuci kemudian direndam dan dicuci dengan
cara di sikat dengan menggunakan tangan, setelah itu semua pakaian dibilas dan
diperas dengan menggunakan tangan. Kemudian seluruh cucian di jemur,
kemudian setelah kering pakaian disetrika dan dlipat rapi. Pekerjaan di lakukan
selama 5 jam dalam sehari, dan dilakukan pada tempat yang berbeda.

 Detil aktifitas selama 8 jam kerja


Urutan aktifitas jam kerja :
 Hari Senin s/d sabtu : jam 07.00-12.00 WIB
- Mencuci pakaian
Semua pakaian yang akan dicuci dikumpulkan dan dipisahkan jika ada
pakaian putih dan berwarna, kemudian semua pakaian direndam sesuai
dengan jenisnya dan di sikat dengan tangan dan detergent kemudian
diberikan pewangi pakaian dan dibilas sebanyak 3 kali. Setelah itu semua
pakaian diperas dengan tangan agar airnya tidak bercucuran dan pakaian
cepat kering.
- Menjemur Pakaian
Setelah itu semua pakaian dijemur, ada pakaian yang dijemur langsung di
bawah sinar matahari ada pula yang dijemur di dalam ruangan beratap.
- Menyetrika Pakaian

4
Setelah semua pakaian kering kemudian disetrika dengan diberikan pewangi
pakaian dan kemudian dilipat dengan rapi.

 Bahan yang digunakan


Bahan yang diguanakan adalah sebagai berikut :
1. Mencuci
- Air
Digunakan untuk merendam dan membilas pakaian yang akan dicuci
- Ember dan Bak
Digunakan untuk menampung air dan tempat untuk merendam pakaian
- Detergent
Bahan yang digunakan saat mencuci agar pakaian lebih bersih
- Pewangi Pakaian
Digunakan saat merendam dan membilas pakaian agar cucian menjadi lebih
wangi.
2. Menyetrika
- Setrikaan
Digunkan untuk merapihkan pakaian yang telah dicuci
- Pelicin Pakaian
Digunakan saat menyetrika agar pakaian cepat licin dan mempermudah saat
menyetrika

c) Bahaya potensial :
1. Urutan Kegiatan (secara detil)
Waktu & Jam Bekerja Kegiatan
Pkl. 07.00 WIB Berangkat dari rumah
Pkl. 07.00-12.00 WIB - Mengumpulan pakaian
- Merendam pakaian
- Mencuci dan menyikat pakaian
- Membilan dan memeras pakaian
- Menjemur pakaian
- Menyetrika pakaian
(Dilakukan dari hari senin-sabtu)

5
Dalam Bekerja :
1. Saat mencuci pakaian tidak
menggunakan alat seperti mesin cuci
dan sarung tangan
2. Posisi saat melakukan pekerjaan yang
tidak tentu yaitu duduk, jongkok,
berdiri dan membungkuk.
3. Tempat kerja yang berhubungan dengan
air dan sabun, bahkan kadang tempat
yang licin.
Pkl. 12.00 WIB Pulang ke rumah dan beristirahat

2. Alat Pelindung Diri :


Tidak menggunakan alat pelindung diri apapun.

3. Bahaya Potensial
- Fisik : Carpal Tunel Sindrom, Trauma akibat jatuh, Fraktur,
Depormitas tubuh
- Suara :-
- Debu :-
- Kimia : Dermatitis Kontak Iritan
- Biologis :-
- Ergonomi : Posisi kerja yang tidak sesuai (tidak ergonomis), sikap badan
yang kurang baik , menyebabkan kelainan tulang belakang atau alat gerak yang
lain.
- Psikososial :
a. jenuh
b. stress

4. Gangguan Kesehatan yang mungkin timbul


a. Fisik : Carpal Tunel Sindrom, Trauma akibat jatuh yang dapat menimbulkan
fraktur maupun deformitas tubuh

6
b. Kimia : Dermatitis Kontak Iritan (Jika alergi terhadap bahan kimia yang
terdapat dalam detergent, pewang dan pelicin pakaian).

c. Posisi tidak ergonomi : LBP (low back pain).


d. Jenuh : stress, lelah

5. Resiko kecelakaan kerja


- Jatuh
- Terkena panas setrika
- Bahan kimia pada bahan yang digunakan
- Jenuh, stress

IV. Pemeriksaan :
 Pemeriksaan Fisik (secara umum)
1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda Vital :

- Tekanan Darah : 110/70 mmHg (Normal)

- Frekuensi Nadi : 84 kali/menit (Normal)

- Frekuensi Nafas : 18 kali/menit (Normal)

- Suhu : 36.50 C (Normal)


3. Keadaan Gizi :
- Berat Badan : 63 Kg

- Tinggi Badan : 152 cm

- BMI : BB (kg) / TB (m)2


63 / (1.52)2 = 27.3
Normal BMI : 18.5 – 22.9 ---- > 27.3 OW
Kesan : Obesitas I . BMI = 27.3

 Pemeriksaan Klinis
1. Kelenjar limph :
- Leher : Normal

7
- Axilla : Normal
- Inguinal : Normal

2. Mata :
- Pupil : Bulat isokor
- Reflex cahaya : postif/positif
- Sklera : Ikterik -/-
- Konjungtiva : anemis -/-
- Bola mata : normal/normal
- Visus : Tidak dilakukan
- Persepsi warna : baik/baik
3. Hidung :
- Septum nasi : normal
- Mukosa : baik
- Penciuman : normosmik/normosmik
4. Gigi : Tidak dilakukan
5. Tenggorokan : (pharing/nasopharing/laring/tonsil)  Normal
6. Leher : Kelenjar thyroid Normal, JVP tidak meningkat
7. Thorak :
a. Inspeksi : Simetris, tidak ada bagian dada yang tertinggal
b. Palpasi : vokal premitus sama dikedua lapang paru
c. Perkusi : batas jantung-hepar dan ukuran jantung dalam batas normal
d. Aukskultasi :
- Paru : Vesikular +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
- Jantung : S1 dan S2 regular, murmur (-), gallop (-)
8. Abdomen :
a. Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka maupun operasi
b. Aukskultasi : Bising usus 12 x/mnt (Normal)
c. Palpasi : Tidak teraba pembesaran hepar maupun limfa, massa (-)
d. Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
9. Genito urinary : Tidak dilakukan
10. Anorectal : Tidak dilakukan
11. Ekstremitas & muscular sistem :

8
Tangan Kanan Kiri
Otot normal Normal
kekuatan normal Normal
Tulang normal Normal
Sensoris normal Normal
Lain-lain normal Normal
(tendon)

 Pada Phalen’s Test : hasil (+)

Kaki Kanan Kiri


Otot normal normal
kekuatan normal normal
Tulang normal normal
Sensoris normal normal
Lain-lain normal normal
(tendon)

12. Refleks fisiologi : tendon (baik)

13. Refleks patologis : Tidak dilakukan

14. Kulit : dalam batas normal

15. Status lokalis :-

16. Resume lain yang didapat :-

V. Pemeriksaan Laboratorium :
1. Laboratorium rutin
 Darah : tidak dilakukan
a. Pemeriksaan laju endap darah (-)
b. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
 Urin : tidak dilakukan

9
a. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis,
volume)
b. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin &
Urobilinogen).
c. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red blood Cells, Epithelial
cells, crystal, bacteria
 Feces : Tidak dilakukan
a. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk
b. Microscopik : melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses

2. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)


 Fungsi Hati (lever) : Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali
fosfatase.
 Fungsi Ginjal : Kreatinin, Ureum, Asam Urat.
 Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan
Kolesterol LDL.
 Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium
menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.

3. Pemeriksaan radiologis (Tidak Dilakukan)


 Foto Rontgen thorax PA/lateral

4. Pemeriksaan Non-Lab (Tidak dilakukan)


 Spirometri :
- Dilakukan sebelum dan sesudah kerja
- Dikatakan positif bila terjadi penurunan FEV1 sebesar lebih dari 5% antara
sebelum dan sesudah kerja
 Audiometri :
- Dilakukan untuk mengetahui gannguan pendengaran
- Mengetahui fungsi dari telinga.

10
VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita
1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pekerjaan dilakukan diruangan yang berhubungan langsung dengan air. Ruang tempat
bekerja tidak tentu tergantung apa yang sedang di kerjakan, posisi bekerja juga sering
berpindah-pindah kadang jongkok, membungkuk, berdiri, duduk sehigga posisi kerja
tidak ergonomis.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Pasien bekerja sebagai tukang cuci dan setrika pakaian yang mengharuskan banyak
menggunakan gerakan pada pergelangan tangan, dan tidak menggunakan alat bantu..
Keluhan yang ia derita mulai timbul setelah bekerja dibidang tersebut. Keluhannya
yaitu nyeri pada pergelangan tangan.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan :
Aktifitas di luar pekerjaan selain tukang cuci dan setrika tidak ada hubungannya
dengan penyakit yang dia derita.

VII. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja


 Diagnosa Kerja : Carpal Tunnel Sindrom
 Diagnosa Differensial :
1. Cervical Radiculophaty
2. Pronator Teres Syndrom
 Diagnosa Okupasi : Carpal Tunnel Sindrom

VIII. Kategori Kesehatan


“Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan”

IX. Prognosis

 Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)


 Ad Sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
 Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)
 Prognosa Okupasi : Ad Bonam

11
X. Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

Jenis Permasalahan Rencana Tindakan


Posisi bekerja yang tidak Diaplikasikan teknik (mendesain peralatan kerja,
ergonomic tempat, lingkungan kerja, cara kerja serta prosedur
kerja agar mengakomodasi keterbatasan pekerja

Carpal Tunnel Syndrom Terapi Konservatif:


akibat kerja 1. Istirahatkan pergelangan tangan
2. Obat anti-inflamasi non-steroid / Injeksi steroid
3. Pemasangan bidai pada posisi netral pada
pergelangan tangan
4. Nerve Gliding (berbagai latihan gerakan
ektremitas atas dan leher)
5. Fisioterapi
Dampak stress Permasalahannya adalah pekerjaan yang
membosannkan yang dapat membuat strees

XI. Analisa hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita

1. Tempat Bekerja
Tempat yang digunakan untuk bekerja berhubungan dengan air dan bahan kimia
seperti detergent yang digunakan untuk mencuci menggunakan kramik yang licin
yang bisa berakibat jatuh.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja
Terkadag setelah bertugas tangan terasa nyeri, kaku, dan kadang memerah. Ketika
tidak melakukan pekerjaan keluhan tersebut berkurang. Sehingga bisa disimpulkan
timbulnya keluhan yang ada pada pekerja berhubungan dengan pekerjaannya.

12
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Pekerjaan mencuci dan menyetrika cukup berisiko untuk terpapar bahan – bahan iritan
seprti debu, derterjen. Sehingga harus menggunakan alat pelindung diri yang memadai.
Dan juga perlu diperhatikan adanya gerakan tangan saat mencuci dan menyetrika yang
dapat menyebabkan keluhan Carpal Tunnel Syndrom. Dapat juga diperhatikan posisi
tubuh saat bekerja agar dapat mengurangi resiko terjadinya low back pain.

B. Saran
Alat Pelindung diri harus selalu dipakai dan harus memperhatikan posisi saat bekerja,
dan di tambah lagi istrahat dan asupan nutrisi yang seimbang.

13
Lampiran Kegiatan

Gambar.1 Gambar.2
Foto bersama Ibu Siti Pakaian yang telah dicuci dan dijemur

Gambar.3 Gambar.4
Tempat menyetrika pakaian Tempat mencuci pakaian

14

Anda mungkin juga menyukai