Anda di halaman 1dari 30

Case Report

PREEKLAMSI BERAT

dr. Vina Nurhasanah


Bangsal Obstetri & Ginekologi
BLUD RSU KOTA BANJAR
Identitas Pasien
Nama : Ny. Yeti
Rohayati
Umur : 32 tahun
Alamat : Banjarsari
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Tgl MRS : 07-07-2017
Dokter yang merawat: dr.
Denis Sp.OG
Keluhan Utama
Os merasakan perut mulai mulas sejak kemarin (06 Juli 2017)

Riwayat Penyakit Sekarang


Os mengatakan mulas yang dirasakan masih jarang, os juga
merasakan pusing. Os mengaku diukur tekanan darah dibidan
dengan hasil TD160/110 mmHg. Darah tinggi diakui os muncul
hanya saat os hamil, sebelumnya os tidak ada riwayat hipertensi.
Pasien juga mengeluh penglihatan kabur dan nyeri uluhati. Ini
merupakan kehamilan yang ke dua.
Riwayat Periksa Kehamilan :
Os mengatakan rutin melakukan pemeriksaan ANC dibidan

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat hipertensi pada kehamilan pertama disangkal
- Riwayat Hipertensi sebelum hamil disangkal
- DM disangkal
- Asma disangkal

Riwayat penyakit keluarga :


Asma  disangkal
Hipertensi  ibu Os meniliki riwayat hipertensi
Diabetes mellitus  disangkal
Riwayat Pengobatan
Os minum obat Dopamed 250 gram 2 tablet 3x1

Riwayat Perkawinan
Pernikahan 1, lama pernikahan 8 tahun

Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur, sakit kadang-kadang, lama haid 7 hari, siklus 28 hari
HPHT : 27 Oktober 2016
Taksiran Persalinan : 06 juli 2017
Riwayat Persalinan

No Tempat Penolong Thn Aterm Jenis Penyulit Anak


bersalin persalinan JK BB (gr) PB (cm)

1. di bidan bidan 2010 + spontan - LK 2800 50cm

2 Hamil ini
Riwayat Alergi
Alergi makanan  disangkal
Alergi obat-obatan  disangkal
Alergi debu (-), udara dingin (-)

Riwayat Operasi
-

Riwayat Kebiasaan
Makan makanan bergizi, teratur, istirahat cukup. Merokok (-)
Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Baik
Kesadaran
Compos Mentis
Tanda Vital
• Pernafasan : 20x/menit, teratur,
normal
• Suhu : 36,7°C
• HR : 84x/menit, teratur, kuat
angkat
• Tekanan darah : 160/110 mmHg
• BB sebelum hamil : 50 Kg
• Kepala : normocephal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : bentuk normal, deviasi septum nasi (-),
sekret/lendir (-)
• Tenggorokan : tonsil T1 – T1, faring hiperemis (-)
• Mulut : sianosis (-), bibir pecah-pecah (+),
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan kelenjar tiroid
• Thorax : Paru Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing
(-/-) , Jantung : BJ I dan II reguler normal, murmur (-),
gallop (-)
• Ekstremitas
• Atas : Akral hangat , RCT< 2 detik, edema (-), sianosis (-)
• Bawah: Akral hangat, RCT< 2 detik, edema (+), sianosis (-)
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan abdomen
• Inspeksi : perut tampak cembung
• Palpasi :
- Leopold I : bagian bulat lunak (prentasi bokong)
- Leopold II : bagian keras memanjang disisi kanan ibu
- Leopold III : bagian bulat keras (presentasi kepala)
- Leopold IV: bagian terbawah janin sudah masuk PAP
• DJJ : 148 x/ menit
• TFU : 32 cm
• TBJ : 2790
• His : 4 x/10menit, selama 10 detik, kualitas ringan
Pemeriksaan Dalam:
a. Cerviks: lunak tipis
b. Ketuban: (+) rembes
c. Dilatasi : 6-7 cm
d. Tinggi : H II-III
Hasil Lab tanggal 07/7/2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 11.6 g/dl 12 - 15
Leukosit 11 ribu/µL 4.4-11.3
Trombosit 260 ribu/µL 150-450
Hematokrit 36 % 35-47

Eritrosit 4.2 Juta/uL 4.1-5.1

MCV 72 fl 80-96

MCH 29 pq 26-33

MCHC 34 % 33-36

Urinalisa
protein ++ Negatif
Glukosa darah sewaktu 84 Mg/dL 70-200

Ureum darah 26 Mg/dL 10-50

Kreatinin darah 0.7 Mg/dL <1.4


Diagnosis
• Ibu : G2 P1A0 Hamil aterm kala 1 Fase
Aktif dengan Pre Eklampsi Berat
• Bayi : janin tunggal hidup intrauterin
presentasi kepala

Penatalaksanaan
- Mengobservasi kemajuan persalinan
- Inf RL + MgSO4 20 gtt
- Nifedipine 10 mg
- Dopamed 500mg
Observasi
• Jam 08.30 WIB  Mulas (+) sering, TD 190/120 mmHg
pembukaan 7-8 cm, ketuban (+) rembes
• Jam 09.30 WIB  Djj 166 x/mnt, Pembukaan 8-9
• Dilakukan amniotomi  ketuban hijau kental
• Diberikan epidosin (1)
• Jam 10.00 WIB  pembukaan lengkap, coba di pimpin mengedan
• Kepala bayi tidak turun
• Jam 10.25 WIB  Lapor dr. Denis Sp.OG
• Advice : Ekstraksi Vacum
• Jam 10.30 WIB  Dilakukan ekstraksi vacum
HASIL

• Bayi lahir dengan ekstraksi vacum pada pukul 10.40WIB


• Plasenta Lahir 10.45 WIB
• Data Bayi:
– Jenis kelamin : perempuan
– BB : 3000 gram
– PB : 51 cm
– LK : 32 cm
– LD : 31 cm
KU post partum :

Kesadaran : compos mentis


TD : 160/90 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 17 x/menit Pindah ke ruang Teratai II
TFU : 2 jari dibawah pada tanggal 08/7/2017
pusat pukul 16.00 WIB
Perdarahan : (+) ± 3000 cc • TD 130/90mmHg
• Nadi 82 x/menit
• Suhu 36.8 C
Terapi oral : Jam 13.00 WIB • RR 19x/menit
Dopamed 250 mg
Nifedipine 10 mg
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi pada kehamilan
Epidemiologi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit dalam
kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan mordibitas ibu bersalin.

Dari jumlah kematian maternal, prevalensi paling besar adalah pre-


eklampsia dan eklampsia sebesar 12,9% dari keseluruhan kematian ibu

Insidensi pre eklamsia di Indonesia sekitar 3– 10% menyebabkan


mortalitas maternal.
Etiologi
• Sampai saat ini belum diketahui

• Teori-teori yang muncul :


 Invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus.
 Intoleransi imunologis antara jaringan plasenta ibu dan
janin.
 Maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular
atau inflamasi dari kehamilan normal.
 Faktor nutrisi.
 Pengaruh genetik
Klasifikasi hipertensi pada kehamilan
oleh Working Group of the NHBPEP

• Hipertensi gestasional
• Preeklamsi
• Eklamsi
• Preeklamsi superimposed pada
hipertensi kronis
• Hipertensi kronis.
HIPERTENSI GESTASIONAL

 TD ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kali selama


kehamilan
 Tidak ada proteinuria
 TD kembali ke normal < 12 minggu postpartum
 Diagnosis akhir hanya dapat dibuat postpartum
PREEKLAMSIA RINGAN

Hipertensi : Sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg setelah


kehamilan 20 minggu
Proteinuria : ≥ 300 mg/24 jam atau 1+ dipstik
PREEKLAMSIA BERAT

 Tekanan darah sistolik ≥ 160 dan tekanan darah


diastolik ≥ 100 mmHg .
 Proteinuria 2 2,0 g/24 jam atau ≥ +2 pada dipstik.
 Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali apabila
diketahui tidak meningkat sebelumnya.
 Trombosit <100.000 sel/mm³ atau penurunan
trombosit dengan cepat
 SGPT atau SGOT meningkat
 Nyeri kepala menetap
gangguan serebrum atau penglihatan lainnya
 Nyeri epigastrium menetap
Pengobatan
Perawatan yang penting pada preeklamsi berat
adalah pengelolaan cairan  resiko udema paru
dan oliguria.

Cairan yang diberikan berupa :


• 5% Ringer-Laktat atau NaCl ( < 125cc/jam )
• Infus Dekstrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi
dengan infus Ringer Laktat ( 60 – 125 cc/jam) 500 cc
• Dipasang Foley Catheter untuk pengeluaran urine.
• Antasida  menetralisir asam lambung sehingga
bila mendadak kejang, dapat menghindari resiko
aspirasi asam lambung.
Pemberian Antihipertensi
Antihipertensi lini pertama:
 Nifedipin
Dosis : 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit.
Maksimum 120 mg dalam 24 jam

Antihipertensi lini kedua:


 Sodium nitroprusside
Dosis : 0,25 µ i.v/kg/menit, infus ; ditingkatkan 0,25
µg i.v/kg/menit
Eklampsia adalah pre eklampsia yang
mengalami komplikasi kejang tonik klonik
yang bersifat umum
EKLAMSIA
 Eklamsia dapat timbul pada ante, intra dan
postpartum
 Gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah otot
muka khususnya mulut yang beberapa detik
kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena
kontraksi otot yang menyeluruh., fase ini dapat
berlangsung 10 sampai 15 detik
Dari mulut keluar liur berbusa yang kadang-kadang
disertai bercak-bercak darah
 Koma dapat terjadi setelah kejang
Pengobatan
Pada kasus preeklamsia berat, serta pada eklamsia,
magnesium sulfat yang diberikan secara parenteral adalah
obat yang paling efektif tanpa menimbulkan deperesi
susunan saraf pusat baik pada ibu maupun janinnya.

Diberikan secara infus intravena kontinu :


1. Berikan dosis bolus 4-6 g magnesium sulfat yang
diencerkan dalam 100ml cairan IV dan diberikan dalam
15-20 menit
2. Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam 100 ml cairan IV
3. Ukur kadar magnesium sulfat pada 4-6 jam setelahnya
dan sesuaikan kecepatan infus untuk mempertahankan
kadar antara 4 dsn 7 mEq/l (4,8-8,4)
4. Magnesium Sulfat dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.
Perawatan dasar ekslamsia yang utama adalah
terapi suportif untuk stabilisasi fungsi vital :
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Mengatasi dan mencegah kejang
 Mengatasi hipoksemia dan mencagah trauma
pada pasien pada waktu kejang
 Mengendalikan tekanan darah
Perawatan Saat Kejang :
•Beri antikonvulsion
•Lindungi pasien dari trauma
•Aspirasi mulut dan tenggorokan
•Baringkan pasien pada sisi kiri, kepala sedikit lebih
tinggi  ↓resiko aspirasi
•Beri O2 4-6 liter/menit

Perawatan Saat Koma :


– Menjaga dan mempertahankan jalan napas atas
tetap terbuka ( head tilt – neck lift atau jaw – thrush)
Referensi
Cunningham FG, et al. William Obstetrics 22th ed. London : McGraw-Hill. 2005.
hal : 624-673

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Edisi keempat cetakkan tiga.


Jakarta. Bina Pustaka. hal : 531-561

Krisnadi S, Mose J, Effendi J, Hipertensi Dalam Kehamilan, dalam Pedoman


Diagnosis dan terapi Obstetri dan Ginekologi RS dr.Hasan Sadikin, bagian
pertama, edisi ke-2, Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran RS dr.Hasan Sadikin, 2005 : 60-70
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai