Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEDOKTERAN KERJA

PEKERJA LAUNDRY PAKAIAN

Disusun oleh :
Amalia Prima Sundari
2010730008

Pembimbing :
Dr. Ratu Wulandari
Dr. Pitut Aprilia

PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH


KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS II
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 28 DESEMBER15- 06 FEBRUARI16
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan seorang dokter yang kompeten dan bermutu sangatlah dibutuhkan bagi
masyarakat,karena dokter merupakan tempat mereka untuk berkonsultasi dan juga mengobati
keluhan-keluhan yang mereka rasakan.Selain itu dokter yang kompeten dan bermutu akan
menjadi prioritas utama bagi mereka dalam memilih tempat yang tepat untuk mereka
berkosultasi dan juga mengobati keluhan-keluhan yang mereka rasakan karena di zaman
globalisasi ini masih banyak dokter yang tidak mementingkan kebutuhan yang diinginkan
pasien. Oleh karena itu kita sebagai dokter keluarga dan dokter komunitas hendaknya selalu
memikirkan semua kebutuhan yang diinginkan pasien dengan memberikan pelayanan yang
senyaman mungkin terhadap pasien yang kita hadapi.
Salah satu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan kuratif
yang salah satunya adalah Ilmu Kedokteran Kerja ,Ilmu ini sama seperti ilmu kedokteran
lainnya, hanya saja ilmu ini lebih menjurus kepada potensi dan faktor resiko dari pekerjaan
yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja,serta dibutuhkan improfisasi dalam
melakukan kedokteran kerja.
Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
yang merupakan instrumen yang digunakan untuk memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Karena
perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan kepada
karyawannya. K3 tersebut dibuat untuk mendatangkan manfaat, yaitu mengurangi,mencegah
dan menghilangkan adanya penyakit akibat kerja.
Pekerja Laundry Pakaian
Pekerja laudry pakaian merupakan seseorang yang bekerja dengan alat baik itu mesin
cuci, setrika uap, dan juga pakaian yang jumlahnya dapat mencapai puluhan kilogram dalam
sehari. Mereka mencuci dengan mesin cuci, mengeringkan pakaian dengan mesin, juga
melicinkan pakaian dengan setrika. Setiap hari dan disetiap pekerjaannya selalu berhungan
dengan peralatan mereka. Sebagian pekerja laundry berfokus pada satu bidang pengerjaan
saja. Dilihat dari pekerjaannya dan cara kerjanya banyak sekali faktor resiko terjadinya
penyakit akibat kerja sebagai contohnya : posisi saat mengangkat cucian yang berat, posisi
duduk saat melakukan kegiatan setrika pakaian, cara memegang alat selama menyetrika.
1

Semua kegiatan tersebut hampir dilakukan setiap harinya yang mana lama-kelamaan akan
timbul keluhan-keluhan yang mengakibatkan penyakit akibat kerja.

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha


1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Pengamatan
Cara Pengamatan
Jenis Usaha
Waktu Pelaksanaan
Lokasi

: Kunjungan
: Wawancara dan memantau kegiatan produksi.
: Laundry pakaian
: Setiap hari
: Jl. Pisangan Barat Raya No. 80, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan

Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Kunjungan Kepaniteraan Kedokteran
Komunitas adalah mengenai Kedokteran Kerja yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan
Pengendalian Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada pegawai
laundry yang bernama Puspita. Beliau bekerja sehari-hari sebagai yang menyetrika pakaian.
Dalam sehari beliau bisa menyelesaikan 40 kg pakaian untuk di cuci dan di setrika dengan
hari bekerja dari senin sampai minggu dimulai pukul 08.00-22.00. Dalam kegiatan laundry
Ny. puspita menggunakan alat alat : mesin cuci, mesin pengering, timbangan gantung dan
duduk, dan setrika uap.
Saya melakukan wawancara kepada Ny. Puspita seputar pekerjaannya. Ny. Puspita
mengatakan sudah 7 bulan membuka usaha laundry pakaian. Setelah melakukan kegiatan
laundry setiap hari, dalam waktu 4 bulan setelah berjalannya usaha ini, Ny. Puspita
merasakan keluhan nyeri bahu dan pergelangan tangan, pegal-pegal, kesemutan, dan setiap
bangun pagi bahu dan tangan terasa cramp tidak dapat di gerakkan.
Saya kemudian mengambil asumsi bahwa Ny. Puspita mengalami Penyakit Akibat
Kerja (PAK) karena posisi ergonomic pada saat melakukan keguatan cuci dan setrika tidak
tepat. Bahu yang sering nyeri disebabkan posisi tangan Ny. Puspita saat menyetrika tidak
tepat dan agak membungkuk, ia tidak menjadikan meja sebagai penopang sikunya sehingga
posisi bahu tidak sejajar, dan kegiatan ini telah dilakukan sejak lama, oleh karna itu dia
mengalami nyeri pada bahu. Kesemutan yang dia rasakan merupakan efek dari penggunaan
alat setrika yang dipakai untuk merapikan pakaian. Gerakan tangan dan posisi saat

menyetrika dapat membuat saraf-saraf yang ada pergelangan tangannya menjadi terjepit,oleh
karna itu dia merasakan kesemutan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. STATUS KESEHATAN PENDERITA

I.

II.

STATUS KESEHATAN PENDERITA


( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )
Identitas Penderita
a. Nama
: Ny. Puspita
b. Usia
: 29 tahun
c. Kedudukan dalam keluarga
: Ibu Rumah Tangga
d. Jenis Kelamin
: Perempuan
e. Pendidikan
: SMA
f. Pekerjaan
: Pekerja Laudry
g. Perusahaan
: Puspita Laundry
h. Status Perkawinan
: Menikah , ada suami dan 2 orang anak
i. Tanggal Kunjungan
: Tangsel, 25 Januari 2016
Riwayat Penyakit
1.
Keluhan Utama

Nyeri bahu dan pergelangan tangan kanan disertai dengan kesemutan dan
keram setiap bangun tidur.
2.

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :


Nyeri bahu dan kesemutan pada pergelangan tangan kanan dirasakan
setiap hari terutama setiap pagi. Jari-jari tangan sering pegal-pegal, kadang
saat bangun pagi tangan menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan ketika

bangun tidur.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Keluhan dirasakan bertahap sejak 4 bulan setelah usaha laundry berjalan.
4.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Dikeluarga suami mengalami keluhan seperti ini.
3.

III.

Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan
Pekerja Laundry

Alat yang digunakan


- Timbangan
- Keranjang pakaian
- Mesin cuci
- Mesin pengering

Tempat Kerja
Menetap:

pakaian
- Setrika uap

Cirendeu,

Jl.

Pisangan

Raya

Lama Kerja
Bekerja 14 jam/hari,

Barat

No.

80,
Ciputat

hari senin-minggu
dari jam : 08.0022.00 WIB

Tangerang Selatan
Sudah bekerja selama
7 bulan sejak Juni
tahun 2015 hingga
saat ini.

b. Uraian tugas / pekerjaan


Cara melakukan pekerjaan
Melakukan penimbangan pakaian, kemudian dikumpulkan pada
keranjang pakaian kotor. Setelah terkumpul Ny. Puspita memisahkan
beberapa pakaian masing-masing berwarna, putih, dan luntur. Setelah
itu pakaian dimasukkan kedalam mesin cuci, lalu dikeringkan dengan

mesin pengering. Setelah itu pakaian dirapikan dengan setrika uap.


Detil aktifitas selama 14 jam kerja
Urutan aktifitas jam kerja :
Hari Senin s/d Minggu : jam 08.00-22.00 WIB
Beliau dalam sehari dapat menghasilkan 40 kg pakaian bersih yang
telah disetrika.

c. Bahaya potensial :
1.
Urutan Kegiatan (secara detil)
Waktu & Jam

Kegiatan

Bekerja
08.00-22.00
WIB
(SeninMinggu)

Melakukan mulai dari penimbangan pakaian,


mengumpulkan pakaian kotor, memisahkannya,
mencuci, lalu dilakukan pengeringan, dan
selanjutnya dirapikan dengan setrika, hingga
packaging.

2.

Alat Pelindung Diri : tidak digunakan.

3.

Bahaya Potensial
Fisik
: Gerakan tangan dan posisi bahu yang salah.
Kimia
:Biologis
:Ergonomi
: Posisi kerja yang tidak sesuai (tidak ergonomis), sikap
badan yang kurang baik menyebabkan kelainan pada pergelangan tangan
dan nyeri pada otot bahu karena berada pada posisi yang tidak tepat

dalam waktu lama.


Psikososial : Jenuh dan stress

d. Gangguan Kesehatan yang mungkin timbul :


Posisi tidak ergonomi : Carpal Tunnel Syndrome dan Tension Neck
Syndrome
e. Resiko kecelakaan kerja:
Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka akibat terkena panas
setrika pada kulit. Sehingga dapat meninggalkan bekas luka dan cedera akibat
tertimpa setrika yang cukup besar dan berat.
IV.

Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)
1.
Keadaan umum : Baik
2.
Tanda Vital : Normal
- Tekanan Darah
- Frekuensi Nadi
- Frekuensi Nafas
- Suhu

: 120/80
: 82x/menit
: 18x/meit
: 36,7C.
6

3.

Keadaan Gizi :
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- BMI

: 52 Kg
: 160 cm
: BB (kg)/ TB(m)2
52/(1,6)2 = 20,31
: 18.5 22.9
: Gizi normal/Cukup . BMI =(20,31)

Normal BMI
- Kesan
b. Pemeriksaan Klinis
1.
Mata :
- Pupil
: bulat isokor/bulat isokor
- Reflex cahaya
: +/+
- Sklera
: normal/normal
- Konjungtiva
: normal
2.
Hidung
:
- Septum nasi : normal
- Mukosa
: baik
- Penciuman
: normal
3.
Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
4.
Thorak :
- Paru-paru
: Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/- Jantung
: BJ I & II Murni reguler, murmur -, gallop 5.
Abdomen :
Supel, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal.
6.

Ekstremitas & muscular sistem :


Tangan
Otot
Kekuatan
Tulang
Sensoris

Kaki
Otot
Kekuatan
Tulang
Sensoris

Kanan
Kaku
Berkurang
Normal
Normal

Kanan
Normal
Normal
Normal
Normal

Kiri
Kaku
Normal
Normal
Normal

Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal

V.

Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak dilakukan

VI.

Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita


1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pekerjaan dilakukan diruang yang cukup kecil. Sirkulasi udara kurang baik,
posisi kerja yang tidak ergonomis.
7

2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:


Pasien bekerja sebagai pekerja laundry pakaian setiap hari dengan posisi yang
tidak ergonomis, penggunaan alat yang mengakibatkan jari, pergelangan,
lengan tangan menjadi kaku namun masih dapat melakukan kegiatan.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar
pekerjaan : hubungan penyakit diluar pekerjaan tidak ada.

Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja


Diagnosa Kerja :
Carpal Tunel Syndrome
Tension Neck Syndrome
Diagnosa Okupasi :
Carpal Tunel Syndrome dan Tension Neck Syndrome karena posisi kerja yang
salah.
VII.

Kategori Kesehatan
Kesehatan cukup baik dengan keluhan yang dapat dipulihkan

VIII. Prognosa
Ad Vitam
Ad Sanasionam
Ad Fungsionam

: Ad Bonam
: Ad Bonam
: Ad Bonam

Prognosa Okupasi : Ad Bonam

IX.

Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya


Jenis Permasalahan

Rencana Tindakan

Posisi bekerja yang tidak Di


ergonomic

aplikasikan

teknik

(mendesain peralatan kerja,


mesin,

lingkungan

kerja,

cara kerja serta prosedur


kerja)

dengan

baik

dan

benar.
akibat Pengobatan simptomatik
Meloxicam
posisi tidak ergonomis
Omeprazole
Vit B-complex
CTS

dan

TNS

Target Waktu & Evaluasi


Memonitor prosedur &
pemeriksaan
lingkungan kerja, yaitu
mengevaluasi pajanan
saat kerja pada pasien
ini karena tidak ada
shift kerja, maka yang
dievaluasi adalah lama
pajanan saat bekerja
dan
membiasakan
posisi ergonomis yang
baik.

BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
9

Keluhan yang dirasakan pasien terjadi karena kegiatan pekerja laundry yang
tidak ergonomis dan dilakukan setiap harinya selama tujuh bulan ,sehingga
menyebabkan pasien merasakan keluhan nyeri pada bahu dan pergelangan tangan
disertai dengan kesemutan serta keluhan-keluhan yang telah disebutkan diatas.
B. Saran
Posisi dan cara kerja yang salah dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan pergelangan
tangan disertai kesemutan pada jari, lengan,dan pergelangan tangan serta keluhankeluhan lainnya. Oleh karna itu kepada para pekerja yang berprofesi sebagai pekerja
di laundry, posisi ergonomic harus dilakukan dengan baik dan benar dengan
modifikasi alat bantu terutama meja, tinggi bangku yang sesuai saat menyetrika
pakaian, dapat membantu agar terhindar dari keluhan-keluhan diatas.

LAMPIRAN KEGIATAN
Foto-foto kegiatan

10

Anda mungkin juga menyukai