2009730080
2009730028
2009730030
2010730156
2010730092
2010730160
2010730162
2009730168
20097300
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Sukabumi, 21 November
2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Mesensefalon
otak kecil, berfungsi mengatur penglihatan seperti lensa mata, pupil mata
dan kornea.
Pons
Medulla oblongata
jantung,
sirkulasi
dan
juga
mempertahankan
kesadaran.
Jaras
desendens
dari
formasio
BAB II PEMBAHASAN
SINDROM BATANG OTAK
ramus
perforantes
medialis
arteria
basilaris.
Oklusi
ramus
Hematoma epiduralis.
Manifestasi Klinis:
Lesi ini biasanya bersifat unilateral dan mempengaruhi beberapa struktur
dalam otak tengah.3,4
Tabel 1. Kerusakan struktur batang otak dan efeknya.
KERUSAKAN STRUKTUR
Substansia nigra
Serabut kortikospinalis
Traktus kortikobulbaris
EFEK
Kontralteral parkinsonism
Kontralateral hemiparesis
Kerusakah pada otot-otot
wajah
nervus
yang
menyebabkan
Hal
ini
menyebabkan
diplopia.
Refleks pupil
Refleks
cahaya
Refleks cahaya tidak langsung cahaya diarahkan pada satu pupil; reaksi yang
Refleks
dilihat adalah
akomodasi- Pasien diminta melihat jauh kemudian melihat
konvergensi
Refles
nyeri)
siliospinal
mengecil.
Refleks
ini
negatif
pada
penerangan
yang
samar-samar.
Refleks
lateral
atas,
medial
atas
dan
medial
bawah
untuk
Sindrom Benedickt
bagian
kontralateral
yang
ditingkatkan
oleh
adanya
gerakan
1,2
Patofisiologi
Sindrom Benedickt terjadi bila salah satu cabang dari rami
perforantes para medial arteri basilaris yang tersumbat maka infark akan
ditemukan di daerah yang mencakup 2/3 bagian lateral pedunkulus
serebri dan daerah nucleus ruber. Maka hemiparesis alternans yang
ringan sekali saja disertai oleh hemiparesis ringan nervus III akan tetapi
dilengkapi juga dengan adanya gerakan involunter pada lengan dan
tungkai yang paretik ringan (di sisi kontralateral) itu.
Sindrom Benedict terjadi jika lesi menduduki kawasan nukleus ruber
sesisi yang ikut rusak bersama-sama radiks nervus okulomotorius ialah
neuron-neuron dan serabut-serabut yang tergolong dalam susunan
ekstrapiramidal. Pada sindrom ini, lesi pada area nucleus ruber memotong
saraf fasikuler dari nervus III pada saat mereka melewati otak tengah
bagian ventral, beberapa lesi menyebabkan kelumpuhan okulomotorius,
dengan hiperkinesia kontralateral (tremor, khorea, atetosis). 1,2
Sindrom
Benedict
merupakan
hasil
dari
penggabungan
dan
Etiologi
Adanya lesi pada nukleus ruber dan nervus okulomotorius karena
oklusi pada ramus interpedunkularis arteri basilaris atau arteri serebri
posterior atau keduanya pada otak tengah, trauma atau tumor.
Manifestasi klinis
Hiperkinesia
kontralateral
(tremor,
khorea,
atetosis),
akinesia
kontralateral
Efek klinis
Gangguan sensasi
kontralateral.
raba,
posisi
dan
getar
Nukleus ruber
Substansia nigra
Radiks n. okulomotorius
Sindrom
Foville-Millard
Gubler
(Sindrom
basis
pontis
kaudalis)
Definisi : hemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah selamanya
kelumpuhan UMN yang melibatkan belahan tubuh sisi kontralateral, yang
berada dibawah tingkat lesi yang berkombinasi dengan kelumpuhan LMN
pada otot-otot yang disarafi oleh nervus VI atau nervus VII.
Etiologi
Sindrom ini terjadi disebabkan oklusi ramus interpedunkularis arteri
basilaris dan arteri serebri posterior. Sindrom Millard Gubler dan sindrom
Foville termasuk juga ke dalam bagian dari sindrom hemiplegia alternans
pons. Sindrom ini disebabkan akibat terbentuknya suatu lesi vaskuler
yang bersifat unilateral. Selaras dengan pola percabangan arteri-arteri,
maka lesi vaskular di pons dapat dibagi ke dalam:
basilaris
Lesi lateral, yang sesuai dengan kawasan perdarahan cabang
Manifestasi klinik
Tabel 5. Pada sindrom Foville, lesi mengenai bagian dorsal pons sehingga
menyebabkan:
Struktur yang terlibat
Lemnikus medialis
Efek klinis
Gangguan sensasi
raba,
posisi
dan
getar
kontralateral.
Lemnikus lateralis
Tuli
Nucleus n. fasialis
Kelumpuhan n. fasialis perifer ipsilateral
Traktus
spinitalamikus Analgesia dan termanestesia setengah tubuh
lateralis
Traktus piramidalis
N. abdusens
kontralateral
Hemiplegia spastic kontralateral
Kelumpuhan n. abdusens perifer ipsilateral
Tabel 6. Pada sindrom Millard- Gubler, lesi mengenai bagian ventral pons
dan menyebabkan:
Struktur yang terlibat
Traktus kortikospinalis
Efek klinis
Hemiplegia kontralateral
N. fasialis
Kelumpuhan wajah ipsilateral
N. abdusens
Kelumpuhan melirik ke lateral ipsilateral
Gambar 5: Sindrom Foville- Millard Gubler
Manifestasi berupa penyumbatan parsial terhadap cabang dari rami
perforantes medialis arteri basilaris seperti itu akan menimbulkan gejala
berupa hemiplegia yang bersifat kontralateral, yang pada lengan bersifat
lebih berat ketimbang pada tungkai. Jika lesi paramedian itu terjadi secara
bilateral, maka kelumpuhan seperti yang telah diuraikan tadi akan terjadi
pada kedua sisi bagian tubuh. Namun jika lesi paramedian terletak pada
bagian kaudal pons, maka akar nervus abdusens juga akan ikut terlibat.
Maka dari itu pada sisi lesi terdapat kelumpuhan LMN musculus rektus
lateralis, yang membangkitkan strabismus konvergens ipsilateral dan
kelumpuhan UMN yang melanda belahan tubuh kontralateral, yang
mencakup lengan tungkai sisi kontralteral berikut dengan otot-otot yang
disarafi oleh nervus VII, nervus IX, nervus X, nervus XI dan nervus XII sisi
kontralateral. Gambaran penyakit inilah yang dikenal sebagai sindrom
hemiplegi alternans nervus abdusens.
Selain itu dapat juga terjadi suatu lesi unilateral di pes pontis yang
meluas ke samping, sehingga melibatkan juga daerah yang dilalui
n.fasialis. Sindrom hemiplegia alternans padamana pada sisi ipsilateral
terdapat
kelupuhan
LMN,
yang
melanda
otot-otot
yang
disarafi
Etiologi
Sindrom ini terjadi disebabkan oleh oklusi cabang arteri basilaris
(ramus sirkumferensialis longus dan brevis).
Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah kelumpuhan nuclear
abdusen
dan
fasialis
ipsilateral,
nistagmus
(fasikulus
longitudinalis
Efek
Lemnikus medialis
kontralateral
Lemnikus lateralis
Tuli
Nukleus n. fasialis
Kelumpuhan n. VII perifer ipsilateral
Traktus
spinotalamikus Analgesia dan termanestesia setengah tubuh
lateralis
Traktus piramidalis
N. abdusen
kontralateral
Hemiplagia spastic kontralateral
Kelumpuhan n. VI perifer ipsilateral
Etiologi
Sindrom ini terjadi disebabkan oklusi ramus sirkumferensialis longus
arteri basilaris dan arteri serebelaris superior.
Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah hilangnya sensasi
wajah ipsilateral (gangguan semua serabut nervus trigeminus) dan
paralisis otot-otot pengunyah (nucleus motorius nervus trigeminus),
hemiataksia, intention tremor, adiadokokinesia (pedunkulus serebelaris
superior); gangguan semua modalitas sensorik kontralateral.
Intention tremor
Adiadokokinesi
Disarteria serebelar
Nukleus prinsipalis sensorik Gangguan sensasi epikritik wajah ipsilateral
n. trigeminus
Nukleus traktus spinalis n. Analgesia dan termanestesia wajah ipsilateral
trigeminus
Nucleus motorik
trigeminus
Traktus
ipsislateral
tegmentalis Mioritmia palatum dan faring
sentralis
Traktus tektospinalis
Hilangnya reflex kedip
Traktus
spinotalamikus Analgesia dan termanestesia separuh tubuh
lateral
Lemnikus lateralis
Lemnikus medialis
kontralateral
Tuli
Gangguan sensasi raba,
Traktus kortikonuklearis
(serabut yang keluar)
Ataksia
Kelumpuhan n. fasialis, n. glosofaringeus, n.
vagus, n. hipoglosus
Manifestasi klinis
Gambaran klinis adalah hemianestesi semua modalitas sensorik
ipsilateral,
paralisis
flasid
otot
pengunyah
ipsilateral,
hemiataksia,
Efek klinis
Hemianestesia
semua
modalitas
sensorik
ipsilateral
Pedunkulus
medial
Traktus kortikospinalis
Nuclei pontis
dengan
onset
yang
mendadak
disebabkan
oklusi
atau
Patofisiologi
Penyebab utama kelainan vaskular yang menyerang ke sistem
vertebrobasilar adalah aterosklerosis, dimana terbentuk plak di dinding
pembuluh darah yang menyebabkan lumennya menyempit dan dapat
terjadi oklusi. Aterosklerosis ini terjadi pada pembuluh darah yang besar.
Kejadian tersebut berbeda dimana menyerang pembuluh darah kecil yaitu
pada diameter 50 200 m. Pada pembuluh darah kecil prosesnya
bernama
lipohyalinosis
yang
sering
terjadi
berhubungan
dengan
hipertensi. Oklusi dari pembuluh darah kecil ini akan membentuk infark
kecil dan melingkar bernama lakuna dimana dapat muncul soliter ataupun
multiple di daerah subkorteks dan batang otak.
yang
ditimbulkan
tersebut.
Oklusi
emboli
dari
sistem
dari cardiac output dan memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh
manusia, sebagai energi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
neuronal. Energi yang diperlukan berasal dari metabolisme glukosa, yang
disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk persediaan
pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan oksigen untuk metabolisme
tersebut, lebih dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar, dalam 2
menit aktifitas jaringan otak berhenti, dalam 5 menit maka kerusakan
jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9 menit, manusia akan meninggal.
Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka oksigen dan glukosa yang
diperlukan
untuk
pembentukan
ATP
akan
menurun,
akan
terjadi
Peranan ion Ca pada sejumlah proses intra dan ekstra seluler pada
keadaan ini sudah makin jelas, dan hal ini menjadi dasar teori untuk
mengurangi perluasan daerah iskemi dengan mengatur masuknya ion Ca.
Komplikasi lebih lanjut dari iskemia serebral adalah edema serbral.
Kejadian ini terjadi akibat peningkatan jumlah cairan dalam jaringan otak
sebagai akibat pengaruh dari kerusakan lokal atau sistemis. Segera
setelah terjadi iskemia timbul edema serbral sitotoksik. Akibat dari
osmosis sel cairan berpinda dari ruang ekstraseluler bersama dengan
kandungan makromolekulnya. Mekanisme ini diikuti dengan pompa Na/K
dalam membran sel dimana transpor Na dan air kembali keluar ke dalam
ruang ekstra seluler. Pada keadaan iskemia, mekanisme ini terganggu dan
neuron menjadi bengkak. Edema sitotoksik adalah suatu intraseluler
edema. Apabila iskemia menetap untuk waktu yang lama, edema
vasogenic dapat memperbesar edema sitotoksik. Hal ini terjadi akibat
kerusakan dari sawar darah otak, dimana cairan plasma akan mengalir ke
jaringan otak dan ke dalam ruang ekstraseluler sepanjang serabut saraf
dalam substansia alba sehingga terjadi pengumpalan cairann sehingga
vasogenik edema serbral merupakan suatu edema ekstraseluler.
Pada stadium lanjut vasigenic edema serebral tampak sebagai
gambaran fingerlike pada substansia alba. Pada stadium awal edema
sitotoksik serbral ditemukan pembengkakan pada daerah disekitar arteri
yang terkena. Halini menarik bahwa gangguan sawar darah otak
berhungan dengan meningkatnya resiko perdarahan sekunder setelah
rekanalisasi (disebut juga trauma reperfusy). Edema serbral yang luas
setelah
terjadinya
iskemia
dapat
berupa
space
occupying
lesion.
penekanan
sistem
ventrikel,
sehingga
cairan
Manifestasi klinik
Gejala dan tanda klinis yang muncul pada sindrom ini tergantung
pada tempat lesi yang terkena. Gejala klinis pada sindroma Wallenberg
terbentuk karena adanya trombosis yang membentuk plak ateromatosa di
bagian a. Vertebralis. Hanya sekitar 25 % sindroma ini yang berasal benarbenar oklusi dari arteri cerebeli posterior inferior.
Efek klinis
Nistagmus dan kecenderungan jatuh ke sisi
ipsilateral.
Takikardia dan dyspnea
Pedunkulus
serebelaris
Ataksia dan asinergia ipsilateral
inferior
Nucleus traktus solitaries
Nucleus ambigus
Nucleus n. kokhlearis
Nucleus traktus spinalis
suara serak
Tuli
n. Analgesi dan termanestesia wajah ipsilateral;
trigeminus
vasodilator
spinoserebelaris
Ataksia; hipotonia ipsilateral
anterior
Traktus
spinotalamikus Analgesi
lateralis
Traktus tegmentalis sentralis
Formasio retikularis
dan
teranestesi
setengah
tubuh
kontralateral
Mioritma palatum dan faring
Cegukan (singultus)
Pengobatan
Tidak
beberapa
kasus,
pengobatan
mungkin
digunakan
untuk
Efek klinis
Nistagmus
Gangguan sensasi raba, getar, dan posisi
Lemnikus medialis
Oliva
kontralateral
Mioritmia palatum dan posisi kontralateral
Kelumpuhan
flasid
nervus
XII
dengan
(bukan
spastik)
Traktus piramidalis
tetapi terdapat refleks Babinski
9. Sindrom Horner
Definisi : Sindrom ini juga dikenal dengan istilah Sindrom Bernard-Horner,
Sindrom Claude Bernard-Horner atau Oculosympathetic palsy. Sindrom
Horner adalah suatu sindrom disebabkan oleh kerusakan pada sistem
saraf simpatik yang terdiri dari trias klasik berupa miosis (akibat hilangnya
fungsi m. dilator pupil, sehingga menyebabkan efek konstriksi m. sfingter
siliospinalis
merupakan
area
nuclear
tempat
munculnya
pada serabut simpatis sisi ipsilateral preganglionik, lalu keluar dari korda
menuju ke rangkaian simpatis sebagai neuron yang kedua pada ganglion
servikal superior. Neuron ketiga berjalan bersama dengan arteri karotid
interna ke dalam orbita dan mempersarafi mepersarafi m. dilator pupilae,
m. tarsalis superior dan inferior, dan m. orbitalis.. Ada juga serabut
simpatis lain yang mempersarafi kelenjar keringat dan pembuluh darah
setengah sisi wajah ipsilateral.
Diagnosis
Selain menemukan trias sindrom Horner, pemeriksaan laboratorium
dan pencitraan, pengujian secara farmakologis sangat membantu dan
melokalisasi lesi yang menyebabkan sindrom ini. Letak lesi penyebab
sindrom Horner perlu ditentukan karena lesi yang letaknya distal di
ganglion servikale superior biasanya 98% jinak sedangkan lesi yang
terletak proksimal darinya 50% ganas.
menghambat
pengambilan
kembali
norepinefrin.
Paredrin 1%
Paredrin
1%
(Hidoksi
amfetamin)
digunakan
untuk
miosis,
ptosis
dan
anhidrosis
merupakan
manifestasi
Ptosis
Ptosis adalah menurunnya palpebra superior, akibat pertumbuhan yang
tidak baik atau paralisa dari muskulus levator palpebra. Ada bermacammacam derajat ptosis. Bila hebat dan mengganggu penglihatan oleh
karena palpebra superior menutupi pupil, maka ia mencoba menaikkan
palpebra
tersebut
berkontraksi,
dengan
sehingga
di
memaksa
dahi
timbul
muskulus
occipitofrontalis
berkerut-kerut
dan
alisnya
Pada ptosis didapat pula garis lipatan kulit yang berbentuk seperti huruf S
pada palpebranya.
Miosis
Miosis adalah suatu keadaan dimana garis tengah pupil kurang dari 2 mm.
Dimana ukuran normal garis tengah pupil tersebut adalah antara 4 5
mm pada penerangan sedang. Pupil sangat peka terhadap rangsangan
cahaya
dengan
persarafan
afferent
nervus
kranialis
II
sedangkan
Enoftalmus
Enoftalmus, merupakan keadaan dimana bola mata letaknya lebih ke
dalam, di dalam ruang orbita. Penyebabnya antara lain:
kelainan congenital
fraktur dari salah satu dinding orbita terutama dasar orbita, dimana bola
mata dapat masuk ke dalam sinus maksilaris
Anhidrosis
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada penyebab masalah, tetapi tidak ada
pengobatan murni untuk sindrom Horner yang sebenarnya.
10.
Proptosis/eksoftalmus
Sindrom Horner
Patofisiologi
Sinus kavernosus adalah suatu trabekula sinus vena yang berlokasi
antara selubung dari duramater dan bersebelahan dengan sela tursika.
Sinus ini merupakan muara dari vena orbital superior dan inferior dan
mengalir ke sinus petrosus superior dan inferior. Sinus ini terdiri daripada
arteri karotis, pleksus simpatisnya, saraf kranialis ke III, ke IV dan ke VI.
Cabang menuju ke mata dan maksila dari n. trigeminus melintasi sinus ini
juga. Saraf-saraf ini hanya melewati dinding sinus sedangkan arteri karotis
melewati sinus itu sendiri. 7
Hipertensi okuler
keterlibatan
okulosimpatis
dan
parasimpatis
konkomitan/bersamaan.
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada lokasi dan penyebab lesi.
Gejala
ramus Kelumpuhan
interpedukularis arteri
posterior
khoroidalis
III
ipsilateral
N.
spastik
kontralateral
Rigiditas
parkinsonisme
kontralateral
Distaksia kontralateral
Defisit saraf kranialis
kemungkinan akibat
gangguan
persarafan
supranuklear
pada
dengan
midrasis
Oklusi
ramus
Sindrom
Benedikt
Gangguan
raba,
basilaris
dan
sensasi
posisi,
dan
arteri
getar kontralateral
serebri posterior
Gangguan diskriminasi
dua titik
Rigiditas kontralateral
Kelumpuhan nervus VI
(perifer) dan n. VII
(nuklear) ipsilateral
Hemiplagia
Oklusi
Sindrom
Foville
Pons
ramus
kontralateral
Millard-Gubler
basilaris, tumor, abses Termanestesia
Gangguan
sensasi
Pons
Oklusi
cabang
basilaris
sisi
kontralateral
arteri Kelumpuhan nuklear N.
(ramus
VI
dan
n.
VII
ipsilateral
Nistagmus
Paresis
melirik
ke
lateral ipsilateral
Hemiataksia
sirkumferensialis
dan
asinergia ipsilateral
pontis kaudale
longus dan brevis)
Hipestesia
dan
gangguan
sensasi
ramus
sirkumferensialis
tegmentum
Pons
pontis orale
pengunyah
Hemiataksia
Intention tremor
Adiadokokinesia
superior
Gangguan
modalitas
Sindrom
pontis
tengah
basis Pons
bagian
otot-otot
semua
sensorik
Oklusi
kontralateral
ramus Paresis flasid otot-otot
sirkuferensialis
brevis
pengunyah
dan
ramus
ipsilateral
Hipestesia,
dan
analgesia,
termanestesia
wajah
paramedianus
arteri
Hemiataksia
basilaris
dan
asinergia ipsilateral
Hemiparesis
spastic
kontralateral
Vertigo
Nistagmus
Oklusia atau emboli di
Sindrom
Medulla
Wallenberg
oblongata
Nausea
Muntah
Disartria
arteri vertebralis
Disfonia
Singultus (cegukan)
Kelumpuhan flasid N.
XII ipsilateral
Hemiplagia
Oklusia
ramus
kontralateral
Sindrom
Medulla
paramedianus
dan
arteri
tanda babinski
Dejerine
oblogata
Hipestesia
kolumna
posterior
kontralateral
Nistagmus
Sindrom Horner Sistem saraf Kerusakan dari sistem Miosis
simpatis
saraf simpatis
Ptosis
Anhidrosis
Enoftalmus
Oftalmoplegia
Eksoftalmus
Sindrom
Kavernosus
Sinus Sinus
karvenosus IV, VI
Chemosis
Hilang
sensori
dari
trigeminal
Paralisis satu sisi wajah
menyebabkan
Nervus
Kerusakan
fasialis
fasialis
Bells palsy
saraf
fungsi
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sindroma
Weber,
diunduh
dari
http://dokmud.wordpress.com/2009/10/23/syndrome-weber/, 2009.
4
Sindroma
Horner
diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/279394-overview, 2009.
6
Etiologi
Sindroma
Horner,
diunduh
dari:
hhtp://emedicine.medscape.com/article/1220091-overview, 2009.
7