INSTALASI LAUNDRY
Disusun oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat
serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
1. dr. Yoyok Subagio Sp.BS dan dr. Ayu Prima Kusuma Puti selaku
kerendahan hati penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang
membangun.
2
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penyusun
3
STATUS KEDOKTERAN INDUSTRI
A. Identitas
Baku Berbahaya
pengambilan dilaksanakan
WIB.
4
Khusus ruang operasi
11.30 WIB.
Sebelum memulai
pengambilan, petugas
linen memakai
tempatnya masing-
masing.
infeksius
5
2. Pencucian - Deterge - Baju Menyiapkan bahan dan - Cairan
4. Menyalakan mesin
cuci
5. Melakukan
pembilasan
menggunakan air
6
6. Melakukan proses
pemerasan
linen, kemudian
1. Memasukkan linen ke
infeksius
dilakukan prewash
(mencuci tidak
3. Kemudian dibilas
menggunakan air
panas 60oC.
4. Memasukkan larutan
detergent, oxygen
bleach, penetral ke
7
masing-masing +-100
cc.
5. Menyalakan mesin
menjalankan proses
pencucian kembali.
kemudian dikeringkan
di mesin pengering.
dikeluarkan, kemudian
mesin dimatikan.
Proses pengeringan
dikeringkan di mesin
8
pengering dapat langsung
di setrika
Kemudian dijemur
linen
proses penyetrikaan
diklasifikasikan sesuai
dengan jenisnya
rapi
dikelompokkan kedalam
9
almari penyimpanan linen
sebelum dilakukan
pendistribusian.
- Melipat dengan
mempertemukan bagian
menggunakan plastik.
jumlahnya
disesuaikan
10
dengan - Khusus ruang operasi,
yang masuk .
2. Lingkungan Kerja
Bud
11
masing- Lama posisi
non infeksius
dimasukkan ke
dalam 4 mesin
cuci non
infeksius dan 3
mesin cuci
infeksius.
12
Pencahayaan Memasukkan bleach, yaitu posisi
infeksius, petugas
Memasukkan untuk
larutan memindahkan
dan penetral
kemudian bila
sudah selesai
diberikan
larutan
softener saat
finishing ke
mesin cuci
dengan gelas
takar masing-
masing +-
Menyalakan
mesin cuci,
Melakukan
13
pembilasan
menggunakan
air dingin
sebanyak 2
kali,
Melakukan
proses
pemerasan,
Bila telah
selesai buka
mesin cuci,
angkat linen,
kemudian
matikan mesin
cuci.
-Pencucian
linen infeksius:
Memasukkan
linen ke dalam
mesin cuci
infeksius,
Merendam
dengan air
panas 60oC
14
dan dilakukan
prewash
(mencuci tidak
memakai
bahan kimia),
Kemudian
dibilas
menggunakan
Memasukkan
larutan
detergent,
oxygen bleach,
penetral ke
softener saat
finishing
dengan gelas
takar masing-
masing +-100
cc,
Menyalakan
mesin
15
menjalankan
proses
pencucian
kembali,
Mesin cuci
dapat mencuci
membilas 2
kali serta
mengeringkan
dalam satu
proses, Bila
selesai, mesin
dibuka dan
cucian
dikeluarkan.m
esin dimatikan.
16
buah linen, melakukan
handuk. mengambil
pengering membungkuk
sudah untuk
dikeringkan di menjemur
langsung di
setrika
Linen lainnya
yang tidak
masuk di mesin
pengering
Kemudian
dijemur
dibawah sinar
matahari.
17
4. Penyetrikaan Ada 1 ruang - - - Posisi kerja
diselingi
dengan berdiri.
- Setrika listrik
dapat
menimbulkan
(Trauma
termis dan
trauma
elektrik)
18
penyimpanan petugas
cm, t:1500 cm
- Untuk pelipatan
linen bersih
dengan
membentangka
n linen, bagian
luar di posisi
bawah, melipat
dengan
mempertemuka
n bagian sudut
sudutnya,
sehingga tanda
tulisan ruangan
dapat terlihat
dengan jelas.
Linen ditata
dan disusun
penyimpanan
19
sesuai kode
tempat,
kemudian linen
dikemas
menggunakan
plastik.
ruangan- punggung
dengan membungkukk
masing- meletakkan
disesuaikan
dengan
20
pemasukan
masuk .
3. Karyawan
Juml Rata-
L P kerja
myalgia, hepatitis.
21
Low back -Jika
pain karyawan
myalgia, berobat.
Low back
pain
(24th) kontak,
myalgia,
Low back
pain
(19th) kontak,
myalgia,
Low back
pain
F kontak,
(25th) myalgia,
Low back
pain
22
Sistem Manajemen
Internal Eksternal
saat pencucian.
23
- Pekerja selalu diri dan berusaha
jongkok sebentar.
- Ruangan laundry
berada di lantai
sehingga
menyulitkan
pengambilan linen
kotor di tiap
ruangan
- Peletakan instumen
- Peletakan drigen
cairan kimia
pembersih saat
digunakan masih
berserakan
24
- Peletakan Linen
di koridor ruangan
2 Lingkungan
kerja
pengering dengan
terdapat sekat
- Tersedianya ruang
penyimpanan namun
begitu banyaknya
linen sehinngga
lemari penyimpanan
tidak mencukupi.
25
mengganggu proses
penjemuran
penjemuran
menyebabkan menyediakannya
penyakit kulit.
jam
Ergonomi kurang
memperhatikan posisi
26
ergonomi dalam
menjalankan
pekerjaannya
pengenalan, penilaian,
Preventif
- melakukan pekerjaan
ergonomis
-Melakukan pemeriksaan
27
dilakukan tiap 1 tahun
sekali.
-Keharusan penggunaan
kimia (penggunaan
saat pencucian)
Kuratif
Memberi pengobatan
hasil pemeriksaan
kesehatan pekerja.
langsung mendapat
Rehabilitasi
28
5. Regulasi/Undang-Undang
a. Nasional:
29
II. OCCUPATIONAL DIAGNOSIS (DIAGNOSIS KESEHATAN KERJA)
2. Myalgia
kerja kerja
1. Tn. L - -
2. Tn. F - -
3. Tn. Y - -
4. Sdr. A - -
5. Sdr. M - -
6. Sdri. F - -
7. Sdri. K -
30
Istirahat dan
memberikan
Istirahat dan
memberikan
mg Melakukan
peregangan otot
Kompres es 24-72 jam
dan beristirahat
pertama
disela-sela kerja
31
III. PEMBAHASAN
a. Pendahuluan
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu
di tempat kerja diakui untuk mencapai tingkat risiko yang dapat diterima dan
32
dari keselamatan kerja adalah proses proaktif terus menerus mengantisipasi,
biologis, kimia, dan fisika agen berbahaya serta paparan berulang, kekerasan
pekerja rumah sakit yang berisiko tinggi yaitu pekerja laundry karena untuk
antara lain faktor fisik seperti kebisingan, kemudian faktor kimia seperti
penggunaan detergen atau pewangi, faktor biologi seperti infeksi dari baju
yang telah digunakan oleh pasien penderita penyakit infeksi dan tertusuk
jarum atau peralatan lain bekas kegiatan bedah, dan faktor ergonomi seperti
serta faktor psikososial seperti beban kerja yang berlebih dan hubungan antar
pekerja. Oleh karena itu, sumber bahaya yang ada di Instalasi laundry Rumah
33
Smith dan Sonesh (2011) mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan
kecelakaan kerja.
pergi/pulang dari tempat kerja. Dalam hal ini kecelakaan kerja dapat terjadi
akibat kondisi bahaya yang berkaitan dengan mesin, lingkungan kerja, proses
produksi, sifat pekerjaan, dan cara kerja. Kecelakaan kerja bisa juga terjadi
akibat tindakan berbahaya yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi
kelelahan/kelesuan, sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Waruwu S. dan
manusia (unsafe human acts), berupa tindak perbuatan manusia yang tidak
bekerja tidak sesuai prosedur, bekerja sambil bergurau, menaruh alat atau
barang tidak benar, sikap kerja yang tidak benar, bekerja di dekat alat yang
yang tidak aman, seperti mesin tanpa pengaman, peralatan kerja yang sudah
34
tidak baik tetapi masih dipakai, penerangan yang kurang memadai, tata ruang
kerja tidak sesuai, cuaca, kebisingan, dan lantai kerja licin. Pengendalian
risiko yang dapat dilakukan pada risiko terjadinya kecelakaan kerja adalah
a. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
b. Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus di tanggung oleh
b. Laundry
Laundry Service baik yang berada dalam perhotelan atau rumah sakit,
sangat berkaitan dengan bahan kimia yang kuat, mengangkut beban yang
berat, dan juga jam bekerja dengan jadwal yang sudah di sesuaikan dengan
35
a) Pengertian
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian yang dilengkapi dengan sarana
b) Persyaratan :
1. Suhu air panas untuk pencucian 70 °C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam
waktu 10 menit
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh
lingkungan
3. Standar kuman bagi linen yang bersih setelah keluar dari proses tidak
c) Tata laksana
1. Di tempat laundry tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran
pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-
3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius
4. Laundry harus dilengkapi saluran limbah air tertutup yang dilengkapi dengan
limbah
36
5. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu
ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan,
ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris
dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti
a. Pengumpulan, dilakukan :
Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastic sesuai jenis serta diberi label
b. Penerimaan
Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non-
infeksius
c. Pencucian
Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, arah, dan muntahan kemudian
d. Pengeringan
e. Penyetrikaan
37
f. Penyimpanan
h. Pengangkutan
Menggunakan kereta dorong yang berbea dan tertutup antara linen bersih an
khusus
d) Ergonomi
38
menyesuaikanpekerjaan dengan kondisi tubuh manusia melaluiupaya
musculoskeletal disorder, yaitu myalgia, low back pain, atau kelainan bentuk
7. Gunakan troli dengan roda resistansi rendah, yang dapat mudah memutar.
bersih.
perlu mencapai dan menarik keluar laundry berat basah secara manual.
39
Gambar 1.1 Cara Mendorong Troly dengan benar
40
Gambar 1.3 Automatic dumping washer
1. Bahaya mikrobiologi
HIV/AIDS
desinfektan, berlapis ganda, tahan tusukan, kedap air dan berwarna khusus
Pertolongan pertama :
41
- Kulit: cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi.
Tindakan pencegahan :
- Pemakaian APD.
dibawah kondisi kering, ventilasi baik, jauhkan dari asam dan suhu yang
3. Bahaya Fisik
a. Bising, pengendalian:
- Rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingkungan kerja yang
b. Cahaya
42
Pencahayaan di laundry sangat penting karena berhubungan dengan
c. Listrik
Kecelakaan tersengat listrik dapat terjadi pada petugas laundry oleh karena
Pengendalian:
d. Panas
Panas dirasakan bila suhu udara di atas suhu nyaman (26-28 derajat celcius)
dengan kelembaban antara 60-70%. Pada instalasi laundry panas yang terjadi
43
Pengendalian :
bertujuan menarik udara panas keluar ruangan dapat digunakan kipas angin
ruangan.
- Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan memenuhi syarat dekat
e. Getaran
Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subyek dengan
getaran isolasi. Vibrasi yang terjadi dapat local atau seluruh tubuh. Mesin cuci
yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi atau penjalaran, baik
Pengendalian :
44
LBP merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan
oleh aktivitas tubuh yangkurang baik. LBP, disebabkan karena posisi kerja
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan
Gaya berat yang berpengaruh terhadap posisi dapat mengakibatkan rasa nyeri
tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP (Panjabi, 2003).
Selain itu suatu gerakan yang sama yang dilakukan terus menerus
mengakibatkan otot kaku. Adanya spasme otot ini dapat menimbulkan rasa
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal
paha LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan
45
(Samara, 2004). Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberiaan obat-
obatan, istirahat dan modalitas, pemberiaan obat anti inflamasi non steroid
2. DERMATITIS
imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
maupun bilogik) dan faktor endogen (genetik, usia, jenis kelamin, riwayat
atopi, ras) memegang peranan penting pada penyakit ini (Wolff et al, 2012).
Bahan-bahan iritan :
Bahan pelarut
Deterjen
Minyak pelumas
Asam / alkali
Serbuk kayu.
oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, factor gesekan, trauma, suhu, dan
menyebabkan respons iritasi pada kulit. Sel T memori tidak berperan dalam
dalam kejadian DKI: kehilangan lipid dan substansi pengikat air epidermis,
46
sitotoksik langsung. Telah dibuktikan bahwa sistem imun nonspesifik
reaksi inflamasi berupa vasodilatasi dan infiltrasi sel pada dermis dan
kerusakan kulit. Sel-sel yang berperan dalam proses ini adalah keratin,
luar, dalam hal ini iritan dan alergen. Iritan merupakan senyawa kimia, bahan
Suhu tinggi
Kelembaban
Gesekan
Deterjen
Pelarut organik
Garam organik
47
3. MIALGIA
Mialgia atau nyeri otot adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-
pegal. Nyeri otot paling sering dihubungkan dengan ketegangan atau kerja
otot yang berlebihan, serta cedera otot dari latihan atau pekerjaan yang
mengandalkan fisik. Dalam kondisi ini, rasa sakit mengenai otot-otot tertentu
dan terjadi selama atau setelah aktivitas. Penyebab mialgia yang paling sering
antara lain: cedera atau trauma termasuk keseleo atau terkilir; kerja yang
berlebihan, menggunakan otot terlalu banyak, terlalu cepat dan terlalu sering
ketegangan atau stres (White, 2008). Untuk nyeri otot karena kerja yang
tubuh atau otot yang sakit dan meminum acetaminophen atau ibuprofen.
rasa sakit dan peradangan. Nyeri otot karena kerja berlebihan dan
secara perlahan setelah istirahat yang lama juga dapat membantu (Kompier,
2008).
pendinginan sesudahnya.
berat.
48
Jika bekerja di posisi yang sama sepanjang hari (seperti duduk di depan
2013).
- Karyawan yang bekerja pada instalasi laundry sudah memakai alat pelindung
diri, namun untuk beberapa alat pelindung diri yang digunakan seperti sarung
tangan masih kurang dikatakan aman, karena sarung tangan mash kurang
- Ventilasi sudah cukup memadai karena pekerja selalu membiarkan pintu dan
jendela yang ada selalu terbuka agar aliran udara dapat masuk dan tidak
membuat ruangan pengap dan lembab. Di dalam ruangan juga terdapat kipas
angin yang dapat membantu lancarnya aliran udara di dalam tempat pekerja
- Posisi ergonomi yang tidak nyaman saat bekerja karena harus berdiri,
jongkok, dan membungkuk dalam waktu yang lama, hal tersebut dapat
pekerjaan dapat sekaligus merangkap ke semua unit kerja yang lain. Untuk
pembagian tiap shift, yaitu shift pagi dan siang, masing-masing petugas harus
bekerja selama 7 jam dimana hal ini akan menyebabkan faktor resiko
49
Pekerja bekerja dari jam 07.00 sampai jam 14.00 (untuk shift 1) sebanyak 2
orang sedangkan dari jam 10.00 sampai jam 17.00 (untuk shift 2) sebanyak
2 orang.
IV. INTERVENSI
1. Proses Kerja
linen, mengganti troli linen dengan yang lebih memudahkan dan juga mengganti
APD sarung tangan dengan yang lebih tebal dan panjang untuk mencegah resiko
dermatitis kontak iritan dengan bahan kimia. Kemudian para petugas laundry lebih
memperhatikan hal keamanan dan keselamatan diri serta posisi yang ergonomis
saat bekerja dan mematuhi peraturan yang ada dengan menggunakan sarana dan
2. Lingkungan Kerja
Jalur pengambilan linen kotor masih melalui tangga manual bagian belakang
rumah sakit sehingga tidak bisa langsung menggunakan troli, melainkan diangkat
oleh petugas menggunakan ember, dalam hal ini kepala instalasi karena masih
mengangkut beban terlalu berat karena mereka harus mengeluarkan tenaga lebih
untuk menaiki tangga manual, memberikan jalur seperti lift untuk mengurangi
resiko LBP.
50
3. Kondisi Karyawan
sering berdiri, berjalan, membungkuk. Hal ini akan menyebabkan adanya gangguan
menambah jam waktu istirahat kurang lebih 60 menit untuk menghindari posisi
yang tetap dalam waktu lama dan dapat dengan menambahkan jumlah karyawan.
Penambahan asupan gizi dan juga reward juga bias diberikan agar menambah
dilakukan seperti itu tetapi keluhan terus menerus, maka segera pergi ke dokter
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk petugas yang memliki resiko
vulnus scissum diperlukan penyuluhan untuk pemakaian APD seperti sarung tangan
dan penatalaksanaan awal. Untuk deteksi dini kesehatan petugas, perlu diadakan
4. Kebijakan Manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, lalu mewajibkan setiap pekerja untuk mentaati
peraturan tersebut dalam bentuk perjanjian yang mengikat, dan bila tetap tidak
mematuhi, maka pihak rumah sakit dapat memberikan sanksi. Dan bila terjadi suatu
masalah kesehatan dalam kerja, pihak rumah sakit harus memastikan apakah
masalah tersebut oleh karena penyakit akibat kerja atau penyakit yang berhubungan
dengan kerja.
51
berkala sehingga dapat mencegah kemungkinan penyakit pada saat di tempat kerja.
Malang.
banyak yang memenuhi standar seperti tempat, APD, dan fasilitas memadai.
Daftar Acuan :
Rumah Sakit
52
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman
Depkes RI. 2004. Pedoman Mnajemen Linen di Rumah Sakit. Direktoral Jendral
Kesehatan
653.
Fauci, Anthony S, Lane HC. 2011. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS
and Related Disorders. In: Kasper, Dennis S., ed. Harrison’s Principles of
Hill;1076, 2372-2390
Manajemen
53
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, Jakarta
1204/MENKES/SK/X/2004
Kompier, Michiel AJ, and Allard J. van der Beek. "Psychosocial factors at work
Lyne M, 2015, Healthcare Laundry and Textiles in the United States: Review and
Nurdjanah Siti. Sirosis Hati. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Panjabi MM, Clinical Spinal Instability and Low Back Pain. J Electromyogr
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2000 Tentang Upaya
Kesehatan
54
Perdani, 2010. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri
Sakit
Prasetyo et al. 2007. Family and Children Affected by HIV and AIDS in Indonesia.
Samara D, 2004. Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri
Sjamsuhidajat, R., de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC
Smith A., and Sonesh S. 2011. How Hazards and Safety Training Influence
Dermatitis Kontak Iritan dan Alergi pada Geriatri. MDVI Vol. 38 No. 1.
Jakarta Pusat: FK UI
55
Van PM, Hoofman. An Update of a Systematic Review of Controlled Clinical Trial
Vorvick LJ, 2013. Muscle Pain. U.S. National Library of Medicine. Medical
Encyclopedia
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/19676.htm
Waruwu, Saloni dan Ferida Yuamita. 2016. Analisis Faktor Kesehatan dan
Wolff K, Johnson RA. 2009. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Zein U dan Habib. 2007. 111 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS Yang Perlu Anda
56
Lampiran :
57
Tempat Pencucian Non Infeksius
58
Tempat Pencucian Infeksius
59
Pengeringan dengan Matahari
60
Tempat Penyetrikaan
Tempat Pelipatan
61
Tempat Penyimpanan
62
Troli Linen Kotor
63
Troli linen Bersih
64
Alat Pelindung Diri
65
66