PENDAHULUAN
1
Linen kotor berasal dari ruang perawatan, unit/ bagian ytang ada di Rumah Sakit
di luar perawatan.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
NO JABATAN FUNGSI JADWAL KERJA
1 Ka. Sub unit Laundry Manajerial Senin – sabtu
Jam 07.00 – 14.00
2 Tenaga non medis Tenaga Laundry Senin- Minggu
Pagi jam 06.00 – 13.00
Siang 13.00 – 19.00
Dalam 1 minggu libur 1 hari
3 Tenaga Penunjang Cleaning Service Housekeeping
2.1.1 Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jaga
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
5
4. Bagian penyimanan linen
Linen disimpan dibagian ruangan masing - masing
a. Ruang Keperawatan
b. Ruang Kaber
c. Ruang OK
d. Ruang NICU
e. Ruang POLI / IGD
5. Bagian Distribusi Linen
a. Container distribusi
b. Bahan kedap air
Container dibedakan antara container linen bersih, container linen
kotor infeksius dan container linen kotor non infeksius, masing –
masing diberi etiket sesuai klasifikasi, khusus container linen
infeksius ditempeli kode gambar infeksius.
6
b. Mesin cuci terbagi 2 : khusus infeksius dan non infeksius.
4. Pengeringan
Setelah proses pencucian linen dikeringkan
5. Penyetrikaan
Setelah proses penmgeringan selesai , linen disetrika dan dilipat
6. Penyortiran
a. Pisahkan linen berdasarkan jenis, ukuran dan dari mana linen berasal
b. Pisahkan linen yang sudah tidak layak pakai
7. Distribusi
a. Linen diantar berdasarkan asal linen ruangan
b. Linen diambil berdasarkan kebutuhan ruangan
8. Penyimpanan
a. Linen dipisahkan sesuai jenis
b. Linen baru dari laundry disimpan di bagian bawah
c. Pintu almari tertutup
9. Pengangkutan
a. Kantong / containaer untuk membungkus linen bersih harus dibedakan
dengan kantong / container untuk membungkus linen kotor
b. Waktu pengangkutan linen kotor dan linen bersih tidak boleh bersamaan,
diatur sebagai berikut :
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
9
e. Bilamana penangung jawab laundry berhalangan maka ditunjuk coordinator
dari tenaga laundry.
3. Tugas dan tanggung jawab kepala bag laundry
a. Tugas
a) Mengkkordinasi kegiatan pelayanan laundry sesuai dengan sumberdaya
manusia, sarana , prasaran dan peralatan yang tersedia.
b) Melakukan koordinasi dengan bagian yang terkait
c) Mengawasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan laundry.
d) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan
berkala
b. Tanggung jawab
a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan
pelayanan laundry
b) Menjamin sarana, prasarana, dan perlatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan standart
c) Menjamin dapat terlaksananya pelaksaan laundry yang bermutu dengan
mengutamakan keselamatan pasien
d) Meningkatakan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
pelayanan laundry secara berkesinambungan
e) Pelaksanaan , pencatatan, evaluasi, dan pembuatan laporan kegiatan di
dalam rumah sakit
4. Staf laundry
a. Untuk semua staf laundry harus displin tinggi terhadap ketaatan peraturan
yang ada di laundry
b. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri
c. Petugas laundry harus bebas dari kuman – kuman yang mudah ditularkan
d. Perlengkapan petugas laundry
10
b. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus laundry
d. Mengenakan Alat Pelindung Diri
2. Alur Keluar untuk Petugas
a. Melepaskan alat pelindung diri
b. Petugas mengganti baju loundry dengan baju luar
c. Petugas laundry keluar lewat pintu linen bersih
11
b) Pemakaian 80 % dari total kapasitas adalah 8 kg
c) Dipakai untuk lilin infeksius
2. Terdapat mesin pengering
a. Mesin pengering merk SPEED QUEN
b. Mesin pengering dengan bahan bakar LPG
c. Pengering satu tabung dengan kapasitas 10 kg
d. Pemakaian 80 dari total kapsitas adalah 8 kg
3. Terdapat Setrika
Terdapat dua setrika satu merk MASPION satu lagi merk PHILIP
4.6. Perawatan alat dan mesin
1. Perawatan rutin
Dilakukan oleh petugas loundry setiap hari setelah pemakaian
2. Perbaikan
Dilakukan oleh tekhnisi dari Rumah Sakit, tetapi apabila terjadi kerusakan berat
akan dilaporkan kepada direktur operasional sesuai prosedur
4.7. Pelayanan Laundry
Laundry RSIA Husada Bunda hanya melayani linen untuk kebutuhan intern Rumah Sakit
4.8. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap bulan meliputi :
1. Jumlah linen yang diproses
2. Pemakaian detergent
3. Pemakaian bleecing atau chlorin
4. Pemakaian pelembut
12
BAB V
LOGISTIK
13
a. Linen yang menjadi infentaris ruangan untuk penggantian linen rusak atau
linen tidak layak pakai akan diusulkan oleh kepala ruangan yang
bersangkutan.
b. Bagian laundry dalam hal ini hanya membantu memilah dan melaporkan ke
bagian yang bersangkutan jumlah dan jenis linen yang disortir karena rusak
atau tidak layak pakai.
c. Bagian laundry mengajukan penggantian atau pengadaan linen baru dan
kebutuhan lain sesuai kebutuhan bagian laundry sendiri
a) Alat Pelindung Diri
Masker, Topi, Sepatu Boot, Skort, Sarung Tangan Karet
b) Baju Kerja
c) Alat setrika
d. Prosedur permintaan sama dengan prosedur permintaan bahn habis pakai,
setelah dicatat semua kebutuhan kemudian diajukan ke bagian logistic.
14
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah keadaan dimana pasien bebas dari harm atau cedera ,
yang dapat meliputi penyakit, cidera fisik , psikologis, sosial, penderitaan , cacat,
kematian dan lainnya yang seharusnya terjadi.
Di bagian laundry , Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat kegiatan pelayanan laundry harus ditaati , tidak ada kesalahan
pemberian bahan chemical , pencucian yang bersih sehingga pasien merasa nyaman dan
bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari pengelolan linen yang tidak benar.
6.2. Tujuan
Memenuhi standart keselamatan pasien mealaui pemakaian linen oleh pasien tanpa
menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen yang tidak benar
6.3. Tata laksana Pasien
Langkah – langkah penerapan keselamatn pasien di bagian laundry
a. Mulai dengan membuat standart prosedur operasional (SPO)
b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry
c. Mencatat dan menulisakan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapakan.
d. Kepala instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadapn
KTD mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih
15
aman untuk pasien , membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut
untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut.
e. Melaporkan indicator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja bulanan
dengan direksi yaitu :
a) Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan dari
pengelolaan linen
b) Kejadian yang berhubungan dengan standart pengendalian infeksi
c) Melakukan semua standart pengendalian infeksi
d) Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen yang dipakai pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat , bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Penyakit Akibat Kerja ( PAK) dan Kecelakaan Kerja ( KK) di kalangan petugas
kesehatan belum terekan dengan baik. Jika kita pelahjari angka kecelakaan dan penyakit
akibat kerja di beberapa Negara maju dan beberapa pengamatn menunjukkan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab adalah kurangnya
kesadaran pekerja, serta kualitas ketrampilan pekerja yang kurang memadai , sehingga
meremehkan resiko kerja , contohnya tidak menggunakan APD pada saat pengambilan
chemical, pemilahan linen.
7.2. Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap
pekerja laundry aman dari kecelkaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan cairan tubuh
yang infeksius dan zat – zat kimia lainnya.
16
7.3. Tata Laksana
1. Gedung
a. Bangunan laundry harus permanen dan tidak mudah terbakar
b. Laundry harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara yang adekuat
c. Laundry harus mempunyai alat pemadaman api yang tepat bahan kimia
berbahaya
d. Laundry harus memiliki system pencahayaan yang cukup memadai
e. Tempat penyimpanan chemical di design untuk mengurangi resiko sampai
sekecil mungkin
f. Loundry harus tersedia alat pertongan pertama pada kecelakaan
g. Laundry harus memiliki sistem pembuangan limbah yang aman
2. Peralatan Loundry
a. Peralatan laundry harus secara berkala diperiksa, dibersihkan dan dirawat
b. Pemakaian peralatan laundry harus sesuai petunjuk tekhnis
c. Pemakaian listrik harus sesuai dengan prosedur aman
3. Alat Pengaman Diri
a. Budayakan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
b. Gunakan alat pelindung diri sesuai dengan ketentuan Tim PPI
4. Monitoring Kesehatan
a. Monitoringdan kesehatan pegawai laundry dilakukan setiap satu tahun
sekali sesuai ketentuan
b. Bila terjadi luka tusuk akibat tertinggalnya benda tajam di linen, maka
setiap pekerja wajib membuat laporan dan dilakukan penatalaksanaan
sesuai ketentuan.
17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan laundy mempunyai peranan penting untuk pedoman kerja bagi
laundry dalam memberikan pelayanan pengelolaan dan pencuci linen untuk memenuhi
kebutuhan pasien, sehingga mutu dan keselamatan pasien yang memakai linen RS dapat terjamin
Pedoman ini dapat digunakan juga sebagai acuan kerja bagi tenaga laundry.
Penyusunan pedoman pelayanan laundry ini adalah merupakan langklah awal sebagai
suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan laundry dan tujuan rumah sakit.
19
Masukan dan saran dari semua pihak dan bagian yang tergabung dalam pelayanan laundry
Rumah Sakit Ibu dan Anak Husada Bunda sangat kami harapkan demi perbaikan dan kemajuan
bidang laundry sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
20