Anda di halaman 1dari 21

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PONDOK AREN
TAHUN 2023

PANDUAN PENGELOLAAN LINEN

Jl. Raya Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren,


Kota Tangerang Selatan 15221
No. telp : (021) 73492962,
Email : rsudpondokaren@tangerangselatankota.go.i
BAB I
DEFINISI

Linen adalah semua jenis hasil tenunan yang digunakan untuk pelayanan pasien di Rumah
Sakit. Linen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
Linen Infeksius

1. Linen Infeksius adalah linen yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien atau
linen yang telah digunakan oleh pasien dengan penyakit yang menular melalui kontak
dengan barang – barang yang telah dipakai.
2. Linen Non Infeksius

Linen Non Infeksius adalah linen yang kotor biasa , dilakukan penggantian secara rutin
dantidak terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien.
Jenis –jenis linen yang digunakan di Rumah Sakit untuk pelayanan meliputi :

1. Sprey ( laken ) - Taplak


2. Steek laken - Celemek /topi / lap
3. Perlak / Zeil - baju pasien
4. Sarung bantal - baju operasi
5. Sarung guling - kain penutup
6. Selimut - macam – macam doek
7. Boven laken - baju dan popok bayi
8. Alas kasur - gurita
9. Bed cover - handuk
10. Tirai / gorden – waslap
11. Vitrase - kelambu
12. Kain penyekat / scherm
Tujuan pengelolaan linen adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan linen dan
menekan kejadian penyebaran infeksi melalui linen.
Pengelolaan linen merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi :
1. Pengumpulan linen yang telah dipakai
2. Pemisahan jenis linen ( linen infeksius dan non infeksius
3. Pengiriman linen kotor dari unit ke laundry.
4. Pengelolaan ( treatment ) linen kotor
5. Pengiriman linen bersih dari laundry ke unit pengguna
6. Penyimpanan linen di unit pengguna
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Panduan ini dibuat sebagai acuan untuk semua petugas laundry dan petugas di unit
dalammelakukan pengelolaan linen di RSUD Pondok Aren.
2. Panduan ini diterapkan di seluruh area RSUD Pondok Aren untuk mencegah
terjadinyapenularan infeksi melalui linen.
3. Panduan ini dapat menerapkan tehnik sosialisasi, monitoring dan evaluasi.
BAB III

TATA LAKSANA

A. KEBIJAKAN UMUM

1. Pengadaan linen harus memenuhi kriteria dari bahan yang kuat, menyerap air,
tidak terlalu tipis dan mudah dicuci, tahan pada suhu air 100 0C

2. Kegiatan Laundry harus dilaksanakan pada ruangan-ruangan yang terpisah sesuai


kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk
perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar
mandi dan ruang penirisatau pengering untuk alat-alat termasuk linen.

3. Pengangkutan linen menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup


antara linen bersih dan linen kotor.

4. Kantong pembungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang


digunakan untuk membungkus linen kotor.

5. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut


linen kotor.

6. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.

7. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda.

8. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan


pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala, serta telah memperoleh imunisasi hepatitis B.

B. KEBIJAKAN KHUSUS

1. Pengorganisasian

a. Pengelolaan linen dilaksanakan secara sentralisasi di Instalasi Laundry


RSUD Pondok Aren

b. Instalasi Laundry dipimpin oleh Kepala Instalasi dan bertanggung jawab


kepada Kepala Bidang Penunjang Non Medik.
c. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi dibantu oleh :
1) Penanggung jawab logistik

2) Penanggung jawab linen

3) Penanggung jawab pencucian

4) Penanggung jawab penyetrikaan

5) Penanggung jawab kualitas Linen

6) Penanggungjawab pendistribusian linen bersih

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pokok Instalasi Laundry meliputi sebagai
berikut :

a. Proses Penerimaan Linen Kotor


b. Proses Perendaman dan Pencucian Linen
c. Proses Pengeringan dan Penyetrikaan
d. Pelipatan dan Penyotiran
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian
g. Logistik dan Administrasi

3. Zona/area Loundry
a. Area Kotor dilakukan proses :
1) Penerimaan linen kotor
2) Penimbangan.
3) Pemisahan (linen infeksi dan non infeksi ).
4) Perendaman.
5) Pencucian.
6) Pemerasan.
b. Area Bersih dilakukan proses :
1) Pengeringan.
2) Penyotiran Noda
3) Penyetrikaan.
4) Sotiran linen rusak
5) Pelipatan
6) Penyimpanan.

c. Area Distribusi dilakukaan proses:


1) Pendistribusian Linen
2) Untuk kegiatan Administrasi laundry.

4. Jenis Linen :
I. Perlak
II. Sarung bantal
III. Bed cover
IV. Selimut
V. Kain penyekat/scherm
VI. Taplak
VII. Barak Schort
VIII. Baju Pasien
IX. Baju petugas
X. Baju operasi
XI. Macam macam Doek

5. Bahan Cucian

Bahan pencucian pada instalasi binatu menggunakan bahan pencucian kimiawi


dengan komposisi dan kadar tertentu agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen
mesin cuci, kulit petugas yang melaksanakan dan limbah bangannya tidak
merusak lingkungan Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :

a. Alkali
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran deterjen dan emulsifier
serta membuka pori dari linen

b. Deterjen : sabun pencuci

Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global

c. Emulsifier

Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan


lemak

d. Bleach = pemutih

Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai


desinfektan, baik pada linen yang berwarna, dan yang putih

e. Sour/penetral

Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-nya menjadi 7 atau
netral

f. Softener

Melembutkan linen. Digunakan pada proses akhir pencucian

6. Penatalaksanaan Linen

a. Kualifikasi Linen
1) Linen bersih
2) Linen kotor infeksius adalah linen kotor bekas pakai pasien dengan
penyakit menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh.
3) Linen kotor ternoda
4) Linen Steril
5) Linen kotor non infeksius adalah Linen kotor yang berasal dari
rungan administrasi, apotik,ruang tunggu dan ruang perawatan yang
bukan pengakitmenular

b. Penanganan Linen Kotor di Ruangan

1) Pemisahan Linen
a) Gunakan APD

b) Segera dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen kotor


infeksius dan kotornon infeksius

c) Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam kantong


plastik kuningdengan label yang jelas

d) Segera kirim dengan trolly tertutup.

e) Dilarang mengibaskan linen dan meletakkan linen di lantai

2) Penempatan Linen

a) Pemisahan antara linen kotor infeksius dan non infeksius

b) Kantong harus kuat

c) Kantong dengan warna kuning untuk linen infeksius

d) Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan.

3) Pengangkutan Linen

a) Menggunakan kereta dorong yang tertutup.

b) Kereta dorong berbeda untuk linen bersih dan linen kotor

c) Jangan menyeret linen di lantai

d) Jangan meletakan linen sementara di lantai

4) Pengiriman Linen Kotor Ke Laundry

a) Petugas laundry mengambil linen kotor ke ruangan dengan


petugas di ruangan, kedua belah pihak pengirim dan
penerima harus menandatangani buku timbang terima linen

b) Petugas laundry masuk dari pintu ruangan peneriman


cucian dan tidak boleh masuk dari ruangan linen bersih

c) Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan antara


linen kotor infeksius dan non infeksius
d) Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan
jumlah linen,

e) Petugas penerima selalu memakai sarung tangan rumah


tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan),
apron/celemek dan sepatu boots saat melakukan
penghitungan linen.

c. Penanganan Linen di Laundry

1. Penilaian Linen Kotor

a) Tingkat kekotorannya ( berat,sedang atau ringan )

b) Jenis linen ( tipis, berwarna,atau tidak berwarna ,dasar linen )

c) Linen infeksius/ternoda atau tanpa noda

2. Pengumpulan/Pemisahan Linen

a) Gunakan alat pelindung Diri (sarung tangan rumah tangga,


masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan
sepatu boots)

b) Pisahkan linen kotor terkontaminasi dan non


terkontaminasi/sesuai karakteristik linen

c) Linen kotor dipegang menggunakan sarung tangan rumah


tangga dengan gerakan yang sesedikit mungkin untuk
mencegah kontaminasi pada udaradan petugas

d) Diperiksa dan dicatat bila ditemukan peralatan kesehatan


seperti needle/alat suntik atau instrumen operasi atau benda
tajam yang
terbawa bersama dengan linen, untuk selanjutnya dilaporkan
kepada tim PPIRS dan unit kerja terkait. Segala peralatan yang
ditemukan disimpan pada wadah/tempat yang aman untuk
dilakukan proses selanjutnya.

e) Bila linen terkontaminasi darah, cairan tubuh dilakukan


perendaman selama 10 menit dalam bak perendaman berisi
larutan klorin 0,5%.

f) Setelah 10 menit cairan perendam dibuang dan ditiriskan,


selanjutnya linen baru dapat dilakukan proses pencucian.
Bila linen dikirim keluar RS harus dimasukan ke dalam
kantong kuning diikat dan diberi label infeksi dan tuliskan
jenis & jumlah linen.

3. Proses Pencucian Linen

a) Sebelum melakukan pencucian petugas terlebih dahulu


memakai APD (sarung tangan rumah tangga, masker,
pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu
boots)

b) Lakukan penimbangan. Untuk linen yang infeksius harus


terlebih dahulu yang telah dilakukan proses perendaman
selama 10 menit dengan larutan klorin 0,5% dan telah
ditiriskan

c) Gunakan detergen berdasarkan tingkat kontaminasi


(infeksius) dan tingkat noda: berat, sedang, ringan, linen
berwarna

(1) Linen infeksius diperlukan suhu 60 – 90 oC

(2) Linen non infeksius diperlukan suhu 50 - 80oc

(3) Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )

(4) Waktu pelaksanaan pencucian:

i. Prewash lebih kurang 10 menit

ii. Pembuangan ke-1 dilanjutkan pencucian


utama selama 15 menit dengan memasukan
jenis alkali

iii. Pembuangan ke-2 dilanjutkan dengan


pencucian ke 2 selama 20 menit dengan
masukan deterjen dan alkali sesuai dengan
kapasitas mesin dan tingkat noda linen .

iv. Pembuangan ke-3 dilanjutkan dengan


pencucian ke-4 / akhirdengan memasukan
Sour selama 15 menit

v. Pembuangan ke-5 dengan memakai softener


selama 5 menitmenuju ke proses pengeringan

4. Proses Pengeringan

a) Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebelum pengeringan

b) Linen yang sudah diperas dimasukan kedalam mesin


pengering dengansuhu 40oc / 60oc

c) Linen tipis 10-20 menit

d) Linen tebal 15-20 menit

e) Linen tebal perlu pengeringan

f) Gordyn tidak perlu pengeringan dengan mesin

5. Proses Penyetrikaan

a) Alat yang digunakan : roll proses untuk kain lembaran,


rotary press untukpiyama, baju pasien, gordyn

b) Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi


bersih

6. Proses Pelipatan

a) Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen


yang rusak

b) Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor


agar linen tidak terkontaminasi.
c) Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan
tujuan mempermudah penggunaannya.

7. Proses Penyimpanan

a) Selalu menjaga kebersihan linen Tempatkan sesuai


dengan jenis linendan disiman per unit

b) Lingkungan harus bersih dan kering tidak


bercampur dengan penyimpanan zat kimia serta tidak
menyentuh lantai atau tempat terbuka

c) Jangan mencapur linen bersih & linen kotor

d) Adanya sistim pencatatan barang

8. Pendistribusian Linen

a) Selalu menjaga kesterilan dan kebersiahan linen & cuci


tangan

b) Gunakan sistim FIFO

c) Pastikan semua perlatan yang akan digunakan bersih dan


kering

d) Jaga linen jangan jatuh ke lantai

e) Linen dikirim dengan trolly tertutup dengan kantong biru


untuk linenbersih dan kantong kuning untuk linen kotor atau
infeksisus

f) Pendistribusian linen sudah memakai system sentralisasi

7. Hal-hal yang direkomendasikan pada petugas pengelolaan linen baik di


ruangan maupun di laundry adalah menerapkan kewaspadaan standar:

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

b. Gunakan alat pelindung diri

1) Tutup kepala

2) Masker bisa
3) Pelindung mata (bila perlu)

4) Sarung tangan rumah tangga heavy duty

5) Apron kedap air

6) Sepatu boot

c. Kereta dorong linen kotor dan linen bersih harus terpisah

d. Kereta dorong linen kotor dicuci setiap hari


C. PEMBINAAN, PENGAWASAN
1) Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Direktur RSUD Pondok
Aren melalui Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
(PPIRS).
2) Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui pelatihan, bimbingan
teknis,konsultasi dan lain-lain.

Pengawasan dilaksanakan dua macam, yakni pengawasan internal, yang


dilakukan oleh atasan langsung satuan kerja/instalasi terkait di lingkungan RSUD
Pondok Aren, dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Komite dan Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
BAB IV

DOKUMENTASI

Pendokumentasian berupa :
1) Sop layanan laundry
2) Form ceklis kepatuhan petugas laundry
3) Form serah terima linen bersih/ kotor instalasi Laundry
4) Jadwal pencucian terjadwal
5) Jadwal petugas jaga laundry
6) Bukti permintaan barang/ logistik

Anda mungkin juga menyukai