Anda di halaman 1dari 62

CURRICULUM VITAE

Nama : Tati Herawati Tresnasuita, SKp, MPd


Pendidikan :
1.S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
2.S1 Keperawatan PSIK/FIK – Universitas Indonesia
3. Akademi Keperawatan Dep.Kes. RI
Pekerjaan/Jabatan :
1.Ka. Divisi Mutu dan Evaluasi Komite Mutu dan Keselamatan
2.Ka. Instalasi Rawat Inap. C
3.Ka. Instalasi Rawat Inap. A
4.Manajer Instalasi Rawat Inap A
5.Ka. Instalasi Rawat Inap B
6.Suvervisor Rawat Jalan dan Rawat Inap
Lain-lain :
•Anggota PPNI - Anggota PERDALIN Jaya
•Bendahara HIPMEBI - HIPPII
1
2
PENGELOLAAN LINEN DAN LAUNDRY
DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI RUMAH SAKIT

3
POKOK BAHASAN
Pendahuluan
Tujuan
Dasar Hukum Pengelolaan Linen
Standar Pelayanan minimal Rumah Sakit
Pengelolaan Linen
Pengadaan Linen
Skema pengelolaan linen di Rumah Sakit
Definisi
Alur sirkulasi linen di Rumah Sakit
Penanganan linen di Rumah Sakit
Pencatatan, Pelaporan, Monitoring dan
Evaluasi 4
PENDAHULUAN
Linen  adalah bahan dari kain yang digunakan di fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti ; selimut, penutup tempat tidur, penutup bantal, gaun
bedah,kain pembersih dsb

Linen dan Laundry dapat menghasilkan microorganisme phatogen dalam


jumlah besar dan dapat meningkat 50 kali lipat selama periode sebelum cucian
mulai diproses (Penelitian Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada Instalasi
Laundry).

Mengakibatkan bahaya potensial terjadi transmisi microorganisme melalui


kontak langsung.

5
PENDAHULUAN

 Risiko perpindahan penyakit akan dapat


diminimalisasi jika ditangani dengan
tepat oleh petugas yang terlatih dan
handal serta peduli terhadap lingkungan

6
TUJUAN
Untuk memutus mata rantai transmisi mikroorganisme
dengan mengelola dan mengendalikan bahan-bahan
linen
Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit dengan
meningkatkan kewaspadaan standar .
Menjaga citra rumah sakit dengan menciptakan
ketersediaan bahan linen sesuai dengan visi, misi, dan
filisofi rumah sakit

7
DASAR HUKUM PENGELOLAAN LINEN
DI RUMAH SAKIT

UU NO 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup
Kepmenkes Nomor1024/Menkes/SK/X/2004
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Standar pelayanan Minimal Rumah Sakit
tahun 2008

8
Kepmenkes Nomor :1024/Menkes/SK/X/2004
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

• Pengelolaan tempat pencucian linen (laundry)


• Laundry Rumah Sakit adalah tempat pencucian
linen yang dilengkapi dengan sarana disinfeksi,
mesin uap (steam Boiller), pengering, dan meja
setrika

9
STANDART PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT (2008)
PELAYANAN LAUNDRY
– Tidak Adanya Kejadian Linen Yang Hilang
 Standart 100 %
– Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk
Ruang Rawat Inap  Standart100 %

10
PENGELOLAAN LINEN

Adalah Suatu kegiatan yang dimulai dari


pengumpulan linen kotor dari masing-masing
ruangan, pengangkutan, pencucian,
penyeterikaan,penyimpanan,dan penggunaan
kembali linen yang sudah bersih

11
PENGADAAN LINEN
Pangadaan linen harus mempertimbangkan faktor
kapasitas TT RS, BOR,lama pencucian dll, Linen
sebaiknya diberi logo RS
Material
Harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan
segi penampilan
Ukuran
Linen merupakan barang habis pakai, standar ukuran
yang diperhitungkan tidak dari penggunaan saja tapi
dilihat dari biaya pengadaan
12
1 PAR STOCK TT DEWASA
 1 Lbr bad pad (Alas di atas kasur)
 3 Lbr kain seprei (1 alas tidur, 2 lbr penutup selimut
 1 Lbr Steek laken (Alas melintang)
 1 Lbr zeil (perlak dan kain)
 1 Lbr Selimut
 1 lbr Sarung Bantal
 1 Lbr Bed Cover
 1 Lbr Handuk Mandi
 1 lbr Handuk Tangan
 1 lbr Handuk Muka
 1 lbr wash lap
 1 lbr kesed kamar mandi
13
RATIO TEMPAT TIDUR DAN PAR LINEN

• 1 TT ; 3 – 9 par linen
• ICU  1 TT ; 6 – 10 par linen
• 1 par linen dipakai pasien
• 1 par linen dicuci
• 1 par linen disimpan di ruangan
• 1 par linen persediaan di gudang

14
Kebutuhan Perlengkapan Linen
• Bila penggantian dan pencucian dilakukan setiap hari ( 1 x
sehari), maka dibutuhkan 3 par stock per TT rawat Inap
Dewasa  dipakai, di ruangan, dan di laundry
• Untuk rawat inap Anak dibutuhkan > 3 par stock
• Untuk rawat inap ICU dibutuhkan > 6 par stock
• Untuk pelayanan operasi dan tindakan tergantung dari ;
– Jenis dan jumlah operasi perhari
– Bentuk ; berlubang atau tidak
– Ukuran ; Besar , Sedang, dan Kecil
– Jenis Linen ; Katun, drill
– Pakaian Fungsional

15
SKEMA PENGELOLAAN LINEN
DI RUMAH SAKIT
(Depkes, 2004)
Perencanaan

Proses pengadaan
Pengadaan

Penerimaan
Pemberian Identitas

Distribusi ke unit-unit terkait


Yang membutuhkan

Pemanfaatan linen oleh unit-unit


Yang terkait

Hilang Rusak
Perbaikan Memusnahkan

Pencatatan/
Pelaporan Monitoring & Evaluasi16
Definisi
Linen infeksius : Linen yang terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh

Linen non infeksius : Linen kotor yang berasal


dari pasien, bagian administrasi, apotik, dll
yang tidak terkontaminasi oleh darah dan
cairan tubuh

17
ALUR SIRKULASI LINEN

Kewaspadaan Standart Gunakan APD

R. Rawat Inap TERCEMAR


R. Rawat Jalan Linen Kotor DIKIRIM KE
IGD bekas pakai LAUNDRY
TIDAK
Perkantoran(ADM) TERCEMAR
Linen dari RS Lain

DIPISAH, Linen non Gudang


DIKERINGKAN penyimpnan
DITIMBANG
DISETERIKA steril
DICUCI (PROSES
DIPISAHKAN
PENCUCIAN) LINEN
STERIL CSSD
Gunakan APD 18
PENANGANAN LINEN DI RS

A.PENANGANAN LINEN DI RUANGAN


B.TRANSPORTASI
C.PENANGANAN LINEN DI LAUNDRY

19
A. PENANGANAN LINEN
DI RUANGAN (1)
 Tidak meletakkan linen di lantai

20
Do not throw linen
on the floor
21
22
PENANGANAN LINEN
DI RUANGAN (2)
 Lakukan Kebersihan Tangan
 Pisahkan Ruangan untuk tempat linen
bersih dgn linen kotor
 Pisahkan linen kotor infeksius dan non
infeksius
 Semua linen infeksius dimasukkan kedalam
kantong plastik kuning, diikat dan beri label
infeksius (bila diperlukan) 23
PENANGANAN LINEN
DI RUANGAN (3)
 Tidak menghitung linen kotor di area
perawatan
 Menggunakan alat pelindung diri
sesuai indikasi
 Tidak melakukan dekontaminasi di
Ruangan
 Mencuci tangan setelah tindakan selesai.
24
PENANGANAN LINEN
DI RUANGAN (4)
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT
PENYORTIRAN/PEMILAHAN LINEN KOTOR

Hindari kontaminasi tangan dengan kotoran


 Gunakan Laundry bag yang kedap air
 Gunakan sarung tangan saat memasukan linen
kotor ke dalam laundry bag dan diisi ¾ penuh
 Bila laundry bag terbuat dari kain, maka segera
di cuci setelah dipakai membawa linen kotor
ditempat yang sudah disediakan

25
B. TRANSPORTASI LINEN

 Bedakan trolley linen bersih dan kotor


 Pisahkan wadah linen infeksi dan non infeksi
 Bersihkan trolley sebelum digunakankembali
 Bila trolley pakai pengalas/ sarung, segera
dicuci setelah linen kotor diturunkan
 Hindarkan linen bersih terkontaminasi dgn debu.

26
C. PENANGANAN LINEN DI
LAUNDRY (1)
 Bedakan pintu masuk linen kotor ke Laundry dan pintu
keluar linen bersih dari Laundry ke Ruangan

Linen kotor Linen bersih


27
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (2)

Petugas diwajibkan
menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD)

28
PENGGUNAAN APD

29
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (3)

Lakukan pencatatan jumlah linen oleh pengantar


dan penerima dan ditanda tangani keduanya.

30
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (4)
 Lakukan penimbangan untuk menghitung kebutuhan bahan-
bahan kimia (detergent, sodium hypoclorit softener).

31
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (5)
Tempat Pemilahan Linen Kotor

32
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (6)
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT
PENYORTIRAN/PEMILAHAN LINEN KOTOR
Pada saat menyortir linen petugas harus
memakai sarung tangan, celemek plastik (apron
tahan air) untuk menghindari kejadian yang tidak
diharapkan

 Pada saat memasukan linen kotor ke dalam


mesin cuci hendaknya disesuaikan dengan
beban mesin cuci tersebut 33
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (7)
 Ruang perendaman linen infeksius

34
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (8)
 Penakaran Detergent, Softener, Bleach, dll.

35
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (9)

PROSES
PENCUCIAN

Suhu yang
di rekomendasikan
30 ⁰ C – 90 ⁰ C
36
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (10)
PROSES PENCUCIAN LINEN

37
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (11)
PROSES PENCUCIAN LINEN

38
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (12)

Penanganan linen kotor harus hati-hati  untuk


mencegah penyebaran microorganisme antara
pasien dan petugas
Bila linen terkontaminasi oleh cairan tubuh,
sekresi dan ekresi seperti darah dan atau tinja
harus dibersihkan terlebih dulu (dibuang ke toilet)
sebelum dilakukan pencucian 39
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (13)

Semua staff hendaknya waspada akan


risiko benda tajam yang tersisa di linen
kotor
Semua staff (petugas laundry) hendaknya
dilakukan vaksinasi terhadap Hepatitis B
Virus dan Hepatitis A Virus 40
C. PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (14)
PROSES PENCUCIAN
 Semua linen kotor harus diproses dengan
standar yang sama
 Sebelum pencucian lakukan perendaman
selama 15 menit , untuk menghilangan
kotoran (noda)
 Jika menggunakan air dingin, tambahkan
ditergen dan pemutih sesuai aturan (2ml
pemutih per 1 liter air)
 Jika menggunakan suhu tinggi (> 71C) tanpa
di tambahkan pemutih
41
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (15)
PEMERASAN DAN PENGERINGAN

• Linen tebal perlu pengeringan


selama 10 menit dengan suhu 70OC,
dan linen tipis hanya perlu
pemerasan dengan menggunakan
mesin pemerasan(extractor) selama
5-8 menit.

42
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (16)

 Linen harus dikeringkan sesegera mungkin


setelah pencucian untuk mencegahan
pertumbuhan kembali bakteri yang tdk mati
oleh prosedur pencucian
 Pengeringan dapat dilakukan dengan udara
panas (suhu 70 C) atau dibawah sinar
matahari

43
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (17)
 Penyeterikaan dengan suhu70 – 120 C akan
menghancurkan microorganisme patogen
( terutama menggunakan setrika uap)
 Proses pengringan
Suhu : 70 ⁰ C selama 10 menit

44
PENYETRIKAAN
• Kelompokkan linen yang lembaran dan bukan
lembaran.

• Penyetrikaan menggunakan Roll Press dan Rotary


Press.

• Roll Press untuk linen lembaran, sedangkan Rotary


Press untuk bukan lembaran.

• Suhu yang digunakan untuk penyetrikaan 70-80OC.


45
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (18)
 Pelipatan

46
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (19)
Pelipatan
 Bertujuan untuk merapikan dan memudahkan dalam
penggantian linen pasien.

 Proses pelipatan, dilakukan penyortiran linen yang


rusak.

 Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah


kotor agar tidak terkontaminasi.

47
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (20)
Ruangan laundry harus bersih, tidak licin
Buat dan tetapkan jadwal kebersihan
Staf kebersihan harus dilatih dan di awasi

48
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (21)

 Petugas harus mandi


sebelum meninggalkan
ruangan linen kotor

49
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (22)
PENYIMPANAN LINEN
 Linen disimpan di dalam lemari tertutup sesuai dengan jenis
linen, suhu 22 – 270 C dan kelembaban 45 – 75 %.
 Lemari penyimpanan linen harus berjarak 4 – 6 inci dari lantai

 Simpan linen dgn sistem FIFO.

50
PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (23)

 Simpan linen dgn sistem FIFO

51
C. PENANGANAN LINEN
DI LAUNDRY (24)

DISTRIBUSI LINEN

 Linen bersih dibawa dgn


menggunakan trolly (tertutup).

52
53
54
55
MONITORING DAN EVALUASI (1)

MONITORING
 Tujuan :
 Untuk memperbaiki sistem pelayanan
 Menyesuaikan strategi untuk pedoman pelayanan
 Aspek
 Sarana, prasarana dan peralatan
 SOP, kebijakan, visi dan misi
 Lama pemakaian
 Kualitas. 56
MONITORING DAN EVALUASI (2)

EVALUASI
 Tujuan :
 Meningkatkan kinerja karyawan
 Acuan dalam perencanaan, pengadaan linen, bahan
kimia dll.
 Acuan pemeliharaan mesin-mesin
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM.

57
MONITORING DAN EVALUASI ( 3 )

• KUALITAS DAN KUANTITAS LINEN

– Kualitas : bersih, tidak bernoda, tidak berbau,


cemerlang, tekstur, dan bebas kuman.
– Kuantitas : jumlah linen, frekuensi pencucian,
150 x (VIP), 200 (biasa).
– Selain itu, pemakaian detergent, pelembut,
pengharum, pemutih dan bahan kimia lainnya
harus dievaluasi guna menguji keefektifannya.
58
MONITORING DAN EVALUASI ( 4 )

• ASPEK SANITASI
– Kualitas linen : angka kuman.
– Lingkungan : Suhu, pencahayaan, kebisingan,
kelembaban, debu (frekuensi : minimal 6 bulan
sekali).
– Kualitas air : persyaratan air bersih, kadar garam,
kesadahan dan pemeriksaan air limbah : SO3,
PO4, senyawa aktif biru metilen
59
KESIMPULAN

1. Pengelolaan linen yg benar, baik di Ruangan


maupun di Laundry dapat memutus mata rantai
transmisi kuman dan menghasilkan linen yang
hygienis dan siap pakai
2. Dapat memuaskan pelanggan maupun pasien
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit.

60
KESIMPULAN
1. 3. Linen yang bersih dapat memberikan
2. kenyaman terhadap pasien
3. 4. Petugas (staff) harus diberikan pelatihan
4. dan selalu di supervisi
5. 5. Pada saat pembersihan gunakan diterjen
6. yang netral

61
TERIMA KASIH 62

Anda mungkin juga menyukai