Anda di halaman 1dari 7

Lampiran I Keputusan Kepala Rumah SakitParindu

Nomor : RSPAR/SK-87/XII/18
Tanggal : 21 Desember 2018
Tentang : Pedoman Penilaian Resiko Pengendalian
Infeksi (ICRA) Renovasi, Konstruksi dan
Demolisi

BAB I
DEFINISI

Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk kontruksi pembangunan merupakan proses
menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam
fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi jenis/macam
kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat resiko penyebaran infeksi
dari kegiatan konstruksi tersebut.
Fokus dari kegiatan tersebut pada pengurangan resiko dari infeksi, melalui tahapan
perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.

1
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1. DESAIN
Desain membutuhkan "perencanaan jangka panjang" untuk bangunan baru atau direnovasi
dan menambahkan fasilitas baru dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut :
a. Jumlah, lokasi, dan jenis ventilasi dan ruang lingkungan yang aman.
b. Ventilasi khusus misalnya kamar operasi, isolasi untuk airborne disease, ruang mikrobiologi.
c. Pembuangan bahan-bahan infeksius.
d. Sistem air untuk membatasi Legionella sp . dan patogen oportunistik ditularkan melalui air
lainnya.
e. Permukaan yang aman dan mudah dibersihkan.

2.2. KONSTRUKSI
Bangunan dan daerah sekitar bangunan diperkirakan akan dipengaruhi oleh konstruksi harus
mencakup pertimbangan berikut :
a. Apakah dampak bangunan mengganggu layanan penting untuk pasien dan petugas.
b. Penentuan bahaya tertentu dan tingkat perlindungan bagi pasien dengan kerentanan terhadap
infeksi.
c. Dampak pemadaman potensial atau keadaan darurat dan perlindungan pasien selama
direncanakan atau tidak direncanakan. Misalnya : pemadaman listrik, pembuangan
material/puing, arus lalu lintas, pembersihan.
d. Lokasi yang beresiko terkena dampak pembangunan harus diketahui dan dilakukan tindakan.

2.3. PEMBAHASAN REKOMENDASI DARI ICRA


Meliputi hal-hal berikut :
a. Penempatan pasien dan relokasi pasien bila diperlukan.
b. Barrier/perlindungan yang diperlukan untuk melindungi daerah-daerah yang berdekatan dan
pasien rentan dari kontaminan udara.
c. Perlindungan system ventilasi dari resiko kontaminasi selama proyek berlangsung.
d. Edukasi petugas rumah sakit, pengunjung dan pekerja konstruksi.

2.4. PEMANTAUAN
Pemantauan tindakan pengendalian infeksi dengan pemantauan terus menerus dari
efektivitas mereka sepanjang proyek. Pemantauan dapat dilakukan oleh pengendalian infeksi di
rumah atau petugas lain yang sudah dilatih.

2
BAB III
TATA LAKSANA

LANGKAH PERTAMA:
Tipe A Aktifitas Inspeksi dan non invasif
Meliputi (tetapi tidak terbatas pada) :
 Pelepasan atau pemasanagan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal 1 plafon per
50 m2
 Pengecatan (tanpa proses penggosokan)
 Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan dan aktifitas yang
tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran dinding atau akses ke langit-
langit selain untk pemeriksaan visual
Tipe B Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilan debu minimal.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Instalasi kabel telepon dan komputer
 Pembongkaran dinding atau langit-langit dimana perpindahan debu dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang dan besar atau
membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung yang tetap atau telah dirakit.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Pengemplasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan wallpaper
 Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
 Pembangunan dinding baru
 Pembuatan saluran atau instalasi listrik diatas plafon
 Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
 Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
Tipe D Proyek pembongkaran dan kontraksi mayor
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Aktifitas yang membutuhkan lebih dari shift jam kerja
 Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem kabel
 Konstruksi baru

LANGKAH KEDUA :
Identifikasi kelompok resiko pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok resiko, pilih
kelompok dengan resiko terbesar :
Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Area Perkantoran  Cardiology  Instalasi Gawat  Area Dengan Pasien
Echocardiography Darurat Immuno-
Endoscopy  Kamar Bersalin Compromised
Fisioterapi  Laboratorium  Perawatan Luka
Radiologi  Kamar Perawatan Bakar
 Perinatologi  Cath Lab Jantung
 Poli Bedah  CSSD
 Poli Anak  ICU
 Farmasi  Kamar Isolasi
 Kamar Pemulihan Bertekanan Negatif
(Recovery Room)  Perawatan Onkologi
 Kamar Operasi

LANGKAH KETIGA :
Padankan antara kelompok resiko pasien dengan tipe proyek konstruksi pada matrix berikut, untuk
mendapatkan kelas pencegahan atau level aktifitas pencegahan infeksi yang diperlukan.
Kelompok Resiko Pasien Tipe Proyek Konstruksi

3
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Resiko Rendah I II II III/IV
Resiko Sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III/IV IV
Resiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

Persetujuan dari Panitia Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas konstruksi dan
level resiko mecapai Kelas III Atau Kelas IV dan membutuhakn prosedur pencegahan infeksi.

AKTIVITAS PENCEGAHAN INFEKSI YANG DIBUTUHKAN


BERDASARKAN KELAS
Selama proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi
Kelas 1. Lakukan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah pekerjaan selesai
I meminimalisir timbulnya debu dari
pokerjaan konstruksi
2. Segera mengganti plafon yang diambil
untuk pemeriksaan visual
Kelas 1. Lakukan tindakan aktif untuk mencegah 1. Usapkan permukaan kerja dengan cairan
II debu terdipersi ke atmosfer pembersih/ desinfektan
2. Lakukan penguapan pada permukaan 2. Sebelum ditransportasikan tempatkan sampah
kerja untuk mengontrol depbu pada saat konstruksi dalam wadah tertutup rapat
memotong/membongkar 3. Lapa dengan lap basah permukaan atau sedot
3. Segel pintu yang tidak digunakan dengan dengan HEPA filter vacum sebelum
tape meninggalkan area kerja
4. Segel dan tutup ventilasi udara 4. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di area
5. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di kerja
area kerja
Kelas 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC 1. Jangan melepas penghalang dari area kerja
III diarea kerja untuk mencegah sampai dengan proyek yang sudah selesai
kontaminasi pada sistem saluran diinspeksi ole panitia K3 dan panitia PPI, serta
2. Lengkapi semua barier kritikal seperti telah dibersihkan seluruhnya oleh unit
gipsum, triplek, plastik, untuk menyegel kebersihan
area perawatan atau gunkan metode 2. Lepaskan bahan penghalang secara hati-hati
kubik kontrol (keranjang dilapisi plastik untuk meminimalisir penyebaran debu dan
dan disegel koneksinya dengan area debris sehubungan dengan proyek konstruksi
kerja menggunakan HEPA Vacum untuk 3. Sedot area kerja dengan HEPA filter vacum
memvacum bila keluar) sebelum 4. Usap permukaan kerja dengan cairan
konstruksi pembersih / desinfektan
3. Pertahankan tekanan udara negatif 5. Setelah selesai perbaiki sitem HVAC di area
didalam area kerja menggunakan unti kerja
filtrasi udara dengan HEPA
4. Angkat sampah konstruksi didalam
kontainer tertutup rapat
5. Pada saat pemindahan, tutupi wadah
atau troli, sgel dengan tape kecuali
memiliki tutup yang solid.
KELAS 1. Isolasi Sistem HVAC diarea kerja untuk 1. Jangan melepas penghalang dari area kerja
IV mencegah kontaminasi pada sistem sampai dengan proyek yang sudah selesai
saluran diinspeksi oleh Panitia K3 dan Panitia PPI, serta
2. Lengkapi semua barier kritikal seperti telah dibersihkan seluruhnya oleh Unit
gipsum, triplek, plastik, untuk menyegel Kebersihan
area kreja dari area perawatan atau 2. Lepaskan bahan penghalang secara hati-hati
gunakan metode kubik kontrol untuk meminimalisir penyebaran debu dan
(keranjang dilapisi plastik dan disegel debris sehubungan dengan proyek konstruksi

4
koneksinya dengan area kerja 3. Sebelum ditransportasikan, tempatkan
menggunakan HEPA vacum untuk sampah konstruksi dalam wadah tertutup
memvacum bila keluar) sebelum rapat
konstruksi dimulai 4. Pada saat pemindahan, tutupi wdah atau troli,
3. Pertahankan tekanan udara negatif segel dengan tape kecuali memiliki tutup yang
didalam area kerja dengan solid
menggunakan unit filtrasi udara dengan 5. Sedot area kerja denga HEPA filter vacum
HEPA 6. Usap permukaan kerja dengan cairan
4. Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan pembersih desinfektan
5. Bangun anteroom (ruang antara)dan 7. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di area
minta semua personil untuk melewati kerja
ruangan ini sehingga bisa divacum
dengan HEPA filter sebelum
meninggalkan area kerja atau mereka
dapat menggunakan baju kerja yang
dilepas setiap meninggalkan area kerja
6. Semua personil yang memasuki area
kerja diminta untuk menggunakan
sepatu kerja. Sepatu kerja harus dilepas
setiap kali pekerja meninggalkan area
kerja

LANGKAH KEEMPAT
Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :
1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul akibat proyek
konstruksi
Unit Di Bawah Unit Di Atas Samping Kiri Samping Kanan Belakang Depan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko

2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll
3. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan dengan :
 Ventilasi
 Pipa air
 Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik
4. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian dengan menggunakan kajian
pencegahan infeksi sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek,
tembok, dll), perlukah penggunakan HEPA filter?
5. Pertimbangkan potensial resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko terkait dengan ketahan
struktur (dinding, atap, langit-langit)
6. Jam kerja : apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien?
7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlha kamar isolasi atau kamar dengan tekanan isolasi
udara negatif
8. Lakukan perancanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan
9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimla wastafel pada proyek ini?
10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja
11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur keluar
masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

IJIN KONSTRUKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DAFTAR TILIK KAJIAN AWAL RESIKO


Tanggal Mulai : ............................................. Tanggal Selesai : ..........................................
Nama Proyek : .....................................................................................................................................
..........................
Lokasi Proyek : .....................................................................................................................................
..........................
Lingkup Kerja : .....................................................................................................................................
..........................
Dikaji Oleh : .....................................................................................................................................
..........................

Matrix Pencegahan Infeksi :


Kelompok
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Resiko/ Tipe
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Kelas Pencegahan Infeksi : ..................................


Durasi Proyek :
 Proyek Jangka Pendek : Durasi Proyek selama 1 shift atau kurang dari 24 jam
 Proyek Jangka Panjang : Durasi lebih dari 24 jam
 Proyek Skala Besar : Proyek yang menimbulkan gangguan yang signifikan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berdasarkan Kelas :


Koordinasi aktifitas pada area ini harus dilakukan sebelum proyek dimulai. Menager proyek
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aktifitas di area proyek dengan kepala unit
pelayanan dan tim PPI.
Kelas I
 Area proyek harus kosong
 Tutup pintu area lian & kamar pasien yang berdekatan dengan aktifitas proyek
 Segera ganti plafon yang dipotong untuk inspeksi visual
 Penghalang plastik ditempelkan/disegel ketat pada langit-langit, dinding & lantai
 Segel pintu yang tidak dipakai dengan tape atau plastik
 Debris dan debu dibersihkan dan dibuang dengan segera
 Lembabkan atau vacum permukaan area saat melakukan pemotongan untuk
meminimalisir debu
Kelas II
 Persyaratan Kelas I ditambah :
 Bila penghalang keras diperlukan, lengkapi penghalang sebelum pekerjaan dimulai
 Tutup atau segel ventiliasi udara dan lubang pintu
 Bila membuang udara menggunakan exhaustfan saring udara terlebih dahulu

6
 Angkut debris konstruksi menggunakan kontainer yang tertutup rapat.
Rencanakan jalur dan waktu pembuangan
 Keset ditempatkan didalam dan diluar area kerja
 Lap/pel atau vacum debu pada akhir shift kerja
Kelas III
 Persyaratan Kelas II ditambah :
 Penghalang dari lantai ke langit-langit diperlukan dengan menyegel engselnya
 Isolasi sistem HVAC
 Semua Personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju & sepatu kerja
 Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan
 Pada akhir proyek, pasang penghalang keras, untuk meminimalisir penyebaran
debu
Kelas IV
 Persyaratan Kelas III ditambah :
 Bangun anteroom
 Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu
kerja, masker, penutup rambut untuk memasuki atau melewati area bersih/steril.
(pakaian pekerja sebelumnya diletakkan di anteroom dan dipakai lagi bila pekerja
meninggalkan area kerja)
 Bila memasuki area prosedur steril/ invasive, peralatan harus dilap dengan lap
basah atau diletakkan dikontainer saat memasuki dan keluar dari area kerja. Troli
debris harus di lap basah saat memasuki dan keluar dari area kerja
Catatan tambahan :

 Dibutuhkan pengendalian infeksi tambahan yang terkait pelatihan


 Kajian infeksi disekitar area kerja
 ........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

Tanggal : ......................................

Tim PPI Kepala Unit Pelayanan Kepala Proyek

(............................................) (............................................) (............................................)

Anda mungkin juga menyukai