Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PENGELOLAAN

LAUNDRY RSIA BUN TANGERANG

RSIA BUN TANGERANG

Jl. Kosambi Timur Raya No.2 RT 011/004, Kel.Kosambi Timur

(Pertigaan Kosambi Timur-Kosmabi Barat) Kec. Kosambi, Kab. Tangerang

i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ............................................................. ………………………................... ii

BAB I DEFINISI
A. Pengertian ………………………………………….……...…………………... 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………. 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ……………………………………………………. 1

BAB II Ruang Lingkup Pengelolaan Laundry


A. Peraturan –peraturan terkait Pengelolaan Linen di Rumah Sakit ………..……. 2
B. Peran dan Fungsi …………………………………….………………………... 2
C. Pengelompokan Laundry ……………………………………………………… 2
D. Alat Pelindung Diri ……………………………………………………………. 3

BAB III TATA LAKSANA PENGELOLAAN LAUNDRY


A. Jenis Linen ………………………………………………………...……………. 4
B. Tata lakasana Pengelolaan Linen ……………………………...………………... 4
C. Alur Proses Linen …………………………………………...………………….. 5
D. Alur Proses Pencucian ………………………...………………………………... 8

BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………………... 9

ii
BAB I

DESINISI

A. Pengertian

Linen adalah bahan/alat yang terbuat dari kain, tenun. Laundry adalah tempat

pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan

disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan mesin strika (menurut Permenkes

RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.

Linen kotor adalah semua linen yang sudah dipakai pasien atau yang telah digunakan

dalam dalam asuhan keperawatan.Linen infeksius adalah semua jenis linen yang terkena

cairan tubuh pasien, seperti darah, nanah, air seni, feses, dll.Linen non infeksius adalah

semua linen kotor yang tidak terkena cairan tubuh pasien/kotoran pasien.

B. Tujuan

1. Sebagai panduan dalam memberikan pelayanan linen di Rumah Sakit

2. Sebagai panduan kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering , rapi, utuh dan

siap dipakai

3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang

4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung

5. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di Rumah Sakit

1
BAB II

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN LINEN

A. Peraturan-peraturan terkait dengan Pengelolaan Lienen di Rumah Sakit

1. Permenkes 1204/Menkes/SK/XI/2004 Mengatur tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah sakit.

2. Depkes RI th 2004 tentang Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit.

3. Pedoman Sanitasi di Indonesia, Depkes tahun 2000

B. Peran dan Fungsi

Peran pengelolaan manajemen linen dirumah sakit cukup penting. Diawali dari

perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur aktivitas

fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan, proses pencucian,

pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan,

mengepak atau mengemas, menyimpan, dan mendistribusikan ke unit-unit yang

membutuhkannya, sedangkan linen yang rusak dikirim ke kamar jahit.

Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan baik, maka diperlukan alur

yang terencana dengan baik.Peran sentral lainnya adalah perencanaan, pengandaan,

pengelolaan, pemusnahan, kontrol, dan pemeliharana fasilitas, sehingga linen dapat tersedia

di unit-unit yang membutuhkan.

C. Pengelompokan Linen

Linen adalah bahan yang terbuat dari kain/tenun yang digunakan di rumah sakit untuk

kebutuhan pembungkus kasur,bantal, guling, dan alat instrument steril lainnya. Linen dibagi

menjadi 2 kelompok, yaitu :

a. Linen Infeksius

2
Linen infeksius adalah linen kotor bekas pasien yang berpenyakit menular (hepatitis,

AIDS, TBC, dll) terkena cairan tubuh pasien seperti darah, nanah, air seni, feses.Linen

infeksius dimasukkan ke dalam kantong dengan dengan segel yang dapat terlarut di air

dan kembali ditutup dengan plastik berwarna kuning dan diberi lebel infeksius.

b. Linen Non Infeksius

Linen non infeksius adalah semua linen kotor yang telah dipakai pasien dengan penyakit

tidak menular atau yang tidak terkena cairan tubuh pasien atau kotoran pasien.Linen non

infeksius dimasukkan ke dalam plastik hitam.

D. Alat Pelindung Diri

1. Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap melakukan pekerjaan di laundry

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri Wajib dilakukan : masker, pelindung rambut,

pelindung kaki (sepatu boot), sarung tangan, apron

3
BAB III

TATA LAKSANA PENGELOLAAN LINEN

A. Jenis Linen

Ada beberapa macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit, antara lain :

a. Sprei

b. Steek laken

c. Perlak

d. Sarung bantal

e. Selimut

f. Tirai atau korden

g. Kain penyekat

h. Baju pasien

i. Macam-macam doek

j. Handuk besar dan kecil

k. Kain mayo

l. Jas lab

m. Baju fiksasi dan tali fiksasi

n. Washlap

B. Tata laksana Pengelolaan Linen

Peran pengelolaan linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dengan perencanaan,

salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian/ alur aktifitas fungsional

dimuali dari penerimaan linen kotor, penimbangan, proses pencucian, pemerasan,

pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan , mengepak

4
atau mengemas, menyimpan dan mendistribusikan ke unit yang membutuhkan sedangkan

linen rusak tidak layak untuk di catat dan di laporkan, sedangkan linen yang sobek bisa

dilakukan penjahitan.

C. Alur Proses Linen

Pengumpulan Pengangkutan Penimbangan

Pencucian Pemilahan
Pencatatan

Pengerinagan

Penyetrikaan Pelipatan dan pengemasan

Penyimpanan

Pendistribusian

Pencatatan dan pelaporan

a. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan.

Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan, sedangkan

jumlah satuan berasal dari informasi ruangan dengan formulir yang sudah

distandarkan.Tidak dilakukan pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran

organisme.

b. Pemilihan dan penimbangan linen kotor.

5
Lakukan pemilahan berdasarkan beberapa kriteria antara linen kotor infeksius dan non

infeksius, upayakan tidak melakukan pensortiran karena pensortiran untuk linen

infeksius sangat tidak dianjurkan, penggunaan kantung sejak dari ruangan adalah salah

satu upaya menghindari sortir. Penimbangan sesuai dengan kapasitas yang dihasilkan

dan kriteria untuk menghitung kebutuhan bahan kimia dalam tahapan proses

pencucian.

c. Pencucian.

Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkannoda(bersih), awet (tidak cepat

rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat (bebas dari mikroorganisme pathogen).

Sebelum melakukan pencucian setiap harinya terlebih dahulu dilakukan

pemanasan/desinfektan untuk membunuh seluruh mikroorganisme.Untuk dapat

mencapai tujuan pencucian, harus mengikuti persyaratan teknis pencucian antara lain

waktu, suhu, bahan kimia, dan mesin.

d. Pengeringan.

Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/drying yang mempunyai suhu tinggi.

Pada proses ini jika mikroorganisme ada yang belum mati atau terjadi kontaminasi

ulang diharapkan mikroorganisme tersebut dapat mati.

e. Penyetrikaan.

Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika, tetapi harus diperhatikan suhunya

karena linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu.

f. Pelipatan.

Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan pada saat

penggantian linen, dimana tempat tidur kosong atau saat pasien di atas tempat

6
tidur.Linen yang perlu diperhatikan khusus pada pelipatannya adalah sprei, steek

laken, zeil, sarung bantal/sarung guling, dan selimut.

g. Penyimpanan.

Penyimpanan mempunyai tujuan untuk melindungi linen dari kontaminasi ulang, baik

dari bahaya mikroorganisme ataupun vektor.Ada baiknya lemari

penyimpanandipisahkan menurut masing-masing ruangan dan diberi obat anti ngengat

yaitu kapur barus.Sebelum disimpan sebaiknya linen dibungkus dengan plastik

transparan sebelum didistribusikan.

h. Pendistribusian.

Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting untuk pencatatan linen

yang keluar.Linen tersimpan sebelumnya yang mengendap di penyimpanan harus

dikeluarkan, sedangkan yang selesai dicuci disiapkan untuk yang berikutnya.Ada

baiknya bagian inventaris ruangan mengambil pada saat yang bersamaan linen yang

akan dicuci ditukar dengan linen bersih yang siap didistribusikan, sedangkan linen sisa

yang berada diruangan harus disiapkan untuk digunakan kembali. Setiap linen yang

dikeluarkan dicatat sesuai identitas yang tertera disetiap linen, nomor berapa yang

keluar dan nomor berapa yang disimpan, dengan pencatatan tersebut dapat diketahui

berapa kali linen dicuci dan linen mana saja yang tidak digunakan.

i. Penggantian linen rusak.

Linen rusak dapat dikategorikan karena umur linen yang terlalu lama dan

kesalahan pencucian. Dua kategori tersebut dapat diketahui dari sistem pencatatan

yang mengenai perputaran linen yang tercatat setiap harinya, bahkan dapat diketahui

7
ruangan yang menghilangkan atau merusak namun dapat juga kerusakan terjadi pada

saat proses pencucian akibat petugas yang menangani laundry.

Jenis kerusakan ada yang dapat diperbaiki (diserahkan kepenjahit) dan ada yang

memang harus mendapatkan penggantian.Jenis kerusakan yang harus mendapatkan

penggantian adalah linen terkena noda yang sudah tidak dapat dihilangkan, kerapuhan

beberapa bagian akibat bahan kimia korosif, dan robek karena tersangkut.Penggantian

segera dilakukan oleh pihak laundry dengan mengirimkan formulir permintaan

kerusakan kepada pihak logistic

D. Alur Proses Pencucian

Terlampir

8
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumen yang dibutuhkan untuk penatalaksanaan linen mulai dari ruangan hingga

didistribusikan terdiri dari:

1. Dokumen pengambilan linen kotor dari ruangan dan penerimaan linen bersih

2. Dokumen pegiriman linen infeksius

3. Dokumen pengiriman linen bersih ke OK

4. Dokumen pendistribusian linen bersih dari Laundry

5. Dokumen Penimbagan Linen

6. Dokumen Linen Rusak

7. Dokumen Permintaan linen , sarana dan prasarana baru.

9
ALUR PENCUCIAN LINEN INFEKSIUS

LINEN
INFEKSIUS

TAK BERNODA BERNODA

Rendam dengan air panas dan MD-Pine (5


PREWASH
MD-Pine (2ml/kg cucian) selama ± 15 ml/kg cucian) selama ±30 menit.

menit untuk menaikkan PH air dan


mendekontaminasi linen. Sikat noda yang menempel pada linen hingga
bersih

PREWASH
Masukkan Aldet (5 gr/kg cucian) dan
MD-Pine (5 ml/kg cucian) selama ± 15
menit untuk menaikkan PH air dan
mendekontaminasi linen.

MAINWASH

PUTIH BERWARNA

• Aldet : 5 gr/kg cucian.  Aldet : 5 gr/kg cucian.


• Laudet : 6 gr/kg cucian.  Laudet : 6 gr/kg cucian
• MC-Bleach : 4 gr/kg cucian.  Oxo-Bleach : 4 gr/kg cucian.
• MD-Pine : 5 ml/kg cucian.  MD-Pine : 5 ml/kg cucian.

Lakukan proses pencucian selama ± 20 menit

Pembilasan I dengan menggunakan air biasa, lakukan selama ±5 menit

Pembilasan II dengan memasukkan E 951 (4 ml/kg cucian), lakukan selama ±


10 menit

Pembilasan III dengan memasukkan pelembut pakaian M-Soft Blue (5


ml/kg cucian) pada rinse, lakukan selama ± 10 menit

10
ALUR PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS

LINEN NON INFEKSIUS

MAINWASH

PUTIH BERWARNA

• Aldet : 5 gr/kg cucian.  Aldet : 5 gr/kg cucian.


• Laudet : 6 gr/kg cucian.  Laudet : 6 gr/kg cucian
• MC-Bleach : 4 gr/kg cucian.  Oxo-Bleach : 4 ml/kg cucian.
• MD-Pine : 5 ml/kg cucian.  MD-Pine : 5 ml/kg cucian.

Lakukan proses pencucian selama ± 20


menit

Pembilasan I dengan menggunakan air biasa, lakukan selama ± 10 menit

Pembilasan II dengan memasukkan E 951 (4 ml/kg cucian), lakukan


selama ± 10 menit

Pembilasan III dengan memasukkan pelembut pakaian M-Soft Blue (5


ml/kg cucian) pada rinse, lakukan selama ± 10 menit

11

Anda mungkin juga menyukai