KEDOKTERAN INDUSTRI
INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
Pembimbing:
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
1
STATUS KEDOKTERAN INDUSTRI
2
kebutuhan
sumberdaya yang
dibutuhkan
Membuat
permintaan
kebutuhan
sumberdaya, ATK,
Kebutuhan lain
untuk pelaksanaan
kegiatan
Membuat jadwal
kerja, mengatur shif
dinas, jadwal cuti &
libur
Membuat laporan
intern
Mengawasi kegiatan
pelaksanaan
Membuat laporan
kegiatan
3
Apron Tugas dan tanggung
Sarung jawab
tangan Mengecek barang di
Alas kaki ruang penerimaan
Penutup sesuai dengan daftar
kepala pesanan.
Gunting Mencocokan &
Pisau menimbang bahan
makanan yang telah
dibeli / dipesan.
Mencuci bahan
yang kotor
Apabila bahan
makanan akan
langsung diolah,
maka langsung
dibawa ke ruang
persiapan &
pengolahan.
Menentukan
spesifikasi bahan
makanan yang
sesuai dengan jenis
yang dipesan.
Memeriksa,
meneliti, mencatat,
memutuskan, dan
melaporkan tentang
macam, jumlah
bahan makanan
sesuai dengan
pesanan dan
spesifikasi yang
telah ditetapkan
serta waktu
penerimaannya.
4. Ruang Bahan Tempat Melakukan cuci Gunting
penyimpanan baku pencucian tangan 6 langkah Pisau
bahan nabati : buah dan Memakai APD
makanan Sayuran sayur Memasukkan bahan
kering & & Rempah- Lemari sesuai dengan jenis
basah rempah pendingin nya pada tempat
(freezer dan penyimpanan
Bahan chiller) masing-masing
baku Meja Mencuci bahan
hewani : Rak makanan yang akan
Telur Timbangan di olah sesuai
Baskom dengan jenisnya.
Bahan Tempat Memotong bahan
yang
4
disimpan sampah makanan yang telah
di lemari Kursi di cuci
pendingin Gunting
(Freezer) : Pisau
Daging-
daging
Ikan
Ayam
Bahan
yang
disimpan
di lemari
pendingin
(chiller)
Tahu
Tempe
Sayuran
Cabe
5. Ruang - Rak Melakukan cuci Blender
penyimpanan penyimpana tangan 6 langkah Pemarut
alat masak n alat masak Menggunakan APD Pisau
Panci Menempatkan alat Gunting
Baskom masak pada tempat
Loyang yang sesuai dengan
Blender tempatnya masing-
Keranjang masing
plastik
Wadah
plastik
Alat peniris
Centong
sayur
Palu daging
Pemarut
Pisau
Gunting
Sendok
5
Gelas peralatan untuk
Piring pengolahan seperti:
Blender panci, wajan, dll
Gayung Mengolah jenis
Sendok makanan sesuai
Spatula dengan menu
Tempat Memberi cita rasa
sampah pada masakan
Lampu Mencicipi makanan
elektrik yang telah matang
dengan
menggunakan
sendok
7. Ruang Buah- Lemari Melakukan cuci Gunting
penyajian buahan pendingin tangan 6 langkah Pisau
makanan yang khusus buah Memakai APD
sudah Meja Petugas
dipotong Baskom mempersiapkan bon
Menu Nampan makanan dari
makanan Piring keperawatan ruang
yang Mangkok inap
telah di Gelas Petugas
olah dan Sendok mempersiapkan
siap di peralatan makan
Plastik
kemas pasien mulai piring,
Pisau
Air mangkok, gelas,
Gunting
minum sendok, nampan, dll
mineral Petugas
botol mempersiapkan
makanan (nasi,
bubur, lauk, &
sayur serta buah)
Petugas
menempatkan menu
yang telah selesai
diolah pada wadah
makanan per-
pasien sesuai
dengan diit masing-
masing pasien
Petugas penyaji
mengkrep /
membungkus menu
makanan yang telah
selesai ditata
Petugas gizi
mengecek diet
sesuai dengan
nama, no RM, ttl,
6
dan diet penyakit
Setelah dilakukan
pengecekan maka
makanan siap
diberikan kepada
pasien oleh petugas
distribusi
8. Tempat Troli - -
penyimpanan distribusi
troli makanan
Troli piring
kotor
7
kotor pensteril makan non
Sendok alat makan infeksius dengan
dan Rak untuk sabun pencuci
garpu meniriskan piring kemudian
kotor alat makan dibilas dengan air
dilanjutkan dengan
pencucian alat
makan infeksius
dengan sabun
pencuci piring
kemudian dibilas
dengan air
Pensterilan alat
makan di dalam alat
pensteril
Meniriskan alat
makan di rak alat
makan
2. Lingkungan Kerja
No Unit Kerja Ling. Fisik Ling. Biologi Ling. Ling. Sos-Bud Ling.
Kimia Ergonomi
1. Office Ruang - - Ruang Lama kerja
kantor kantor pekerja
terletak di terletak kantor adalah
sisi depan terpisah dari pukul 7
gedung dengan sampai pukul
selatan, proses 4 sore.
Luas produksi Pekerja di
ruangan 7 m sehingga front office
x 5 m mudah bekerja
dengan dua dijangkau. dengan duduk
pintu, yakni Karyawan lebih lama
pintu masuk kantor lebih dibanding
dan pintu memilih orang lain,
masuk ke untuk dan
ruang menggunaka membaca,
konsultasi. n pintu menulis serta
Penataan utama untuk menatap
meja dan keluar komputer
kursi serta masuk. dalam waktu
8
perabotan Karyawan lebih lama.
rapi. kantor lebih Jarak
sering komputer
berinteraksi dengan mata
dengan terlalu dekat.
sesama
karyawan di
kantor
dibandingka
n dengan
karyawn
produksi
karena
tempatnya
yang
terpisah.
2. Ruang Terletak - - Ruangan ini Sistem
konsultasi diantara hanya pencahayaan
gizi ruang office digunakan yang kurang
dan ruang saat ada karena hanya
produksi. konsultasi mengandalka
Dengan luas dari ahli gizi n lampu
3 m x 5 m atau dokter utama.
dengan spesialis sehingga
penataan gizi, untuk melihat
perabotan sehingga detail dari
dan bahan jarang bahan contoh
contoh yang digunakan. kurang jelas.
rapi.
Pencahayaan
utama dari
lampu
karena tidak
ada jendela
yang besar.
9
dengan dengan petugas
timbangan distributor mengangkat
dan meja dari berbagai bahan
serta tempat macam makanan
pencucian tempat. mentah dari
bahan kotor. truk ke
Penataan dalam. Posisi
barang dan petugas
alat sangat dalam
rapih dan mengangkat
bersih. kurang
ergonomis
karena
mengangkat
barang
dengan
punggung
yang
posisinya
tidak lurus.
4. Ruang Ruang Bahan - Ruangan ini Dalam jam
penyimpanan penyimpana makanan sekaligus kerja 7 jam,
bahan n bahan disimpan sebagai proses ini
makanan makanan sesuai ruangan biasanya
kering & dibagi dengan untuk memakan
basah menjadi 4 jenis bahan mempersiap waktu sekitar
ruangan. makanan kan 3-4 jam
Yakni ruang masing- makanan, karena
untuk bahan masing. seperti persiapan
makanan Untuk memotong yang
nabati, nabati sayur dan dilakukan
bahan seperti mengupas cukup
makanan sayur, kentang dan banyak.
hewani, hewani bumbu, Proses
freezer, serta seperti sehingga persiapan
cooler. telur, dan interaksi makanan
Untuk dalam antara dilakukan
penyimpana freezer karyawan dengan duduk
n bahan untuk sangat di kursi kecil
makanan daging banyak di bawah
nabati serta dilakukan sehingga
dengan luas cooler disini. ergonominya
3 m x 3 m, untuk tahu Para tidak terlalu
sedangkan dan tempe. karyawan bagus. Serta
hewani 3 m sering pencahayaan
x 2 m, ruang membicarak yang kurang.
freezer dan an banyak
cooler hal di
masing ruangan ini.
masing 2,5
10
m x 3 m.
Pencahayaan
ruangan ini
kurang
karena
hanya ada
beberapa
lampu
utama.
5. Ruang Ruangan ini - - Pada Para petugas
penyimpanan terletak ruangan ini selalu
alat masak diantara jarang sekali meletakkan
ruangan terjadi alat masak
penyimpana interaksi secara rapi
n bahan karena hanya dan pada
makanan sebagai tempatnya,
dan ruang pengambilan karena telah
produksi. dan menjadi
Ruangan ini penempatan kebudayaan
memiliki alat masak untuk
luas 3 m x melakukanny
2,5 m a dengan baik
dengan dua sehingga
rak besar mudah untuk
digunakan
kembali.
6. Ruang Ruangan ini Bahan Gas Para Jam kerja
masak / memiliki makanan LPG karyawan adalah 7 jam
pengolahan luas 4,5 m x yang telah Minyak bekerja dari pukul 4
10 m dengan lama goreng dengan pagi sampai
sekat di berada di yang menggunaka 11 siang
tengah untuk ruang sudah n APD saat untuk shift
kompor produksi diguna produksi. pertama dan
besar. dapat kan Interaksi pukul 11
Terdapat menjadi dalam sampai 6 sore
tempat basi ruangan ini untuk shift
untuk cukup bagus kedua.
menata untuk Dalam
snack buah menunjang mengolah
beserta ketepatan makanan,
kulkas besar dalam para pegawai
untuk buah produksi. kurang
di ujung memeperhatik
ruangan. an ergonomi
Kompor- sehingga
kompor pekerja sering
besar berada membungkuk
di tengah saat memasak
dan terdapat atau
kompor- mengolah
11
kompor makanan.
kecil di
samping
serta
beberapa
tabung gas
kecil.
Di atas
kompor
terdapat
exhaust fan
yang
digunakan
untuk
menampung
dan
menyalurkan
asap dari
proses
produksi.
Sumber
cahaya
utama pada
ruangan ini
adalah
cahaya
lampu.
7. Ruang Ruangan ini - - Ruangan Jam kerja
penyajian adalah dengan alat adalah 7 jam
makanan lorong yang cukup. dari pukul 4
dengan luas Para pagi sampai
3 m x 7 m karyawan 11 siang
dengan saling untuk shift
sebagian berinteraksi pertama dan
bagian ada dengan baik. pukul 11
di ruang sampai 6 sore
produksi di untuk shift
sebelah kedua.
sekat dari Dalam
kompor mengolah
dengan luas makanan,
2 m x 4 m. para pegawai
Penataan kurang
ruang telah memeperhatik
rapid an an ergonomi
bersih. sehingga
pekerja sering
membungkuk
saat menata
makanan.
12
8. Tempat Ruangan ini - - - -
penyimpanan diperuntuka
troli n untuk
meletakkan
trolli
maknaan ata
piring kotor
yang sedang
tidak
dipakai.
9. Tempat Ruangan ini - - - Pegawai
penyimpanan memiliki melakukan
bahan luas 3 m x 4 pekerjaannya
makanan m dengan dengan
kemasan pendingin ergonomi
ruangan yang cukup
yang telah bagus karena
disesuaikan rak yang
suhunya disediakan
serta cukup sesuai
penerangan dengan tinggi
utama dari karyawan.
lampu
ruangan.
10 Office Ruangan ini - - - Jam kerja
tempat terletak di adalah 7 jam
penyimpanan luar tempat dari pukul 4
bahan penyimpana pagi sampai
n bahan 11 siang
makanan. untuk shift
Dengan luas pertama dan
2 m x 1,5 m. pukul 11
sampai 6 sore
untuk shift
kedua.
Pegawai
melakukan
pekerjaannya
dengan
banyak
duduk.
Terkadang
kurang
memperhatika
n ergonomi.
11 Ruangan Ruangan ini Bahan Sabun - Jam kerja
pencucian memiliki makanan pencuci adalah 7 jam
alat makan luas 3 m x 4 sisa yang piring shift 1: pukul
m dengan berpotensi 4 pagi sampai
penataan menyebab 11 siang
13
yang rapid kan Shift 2: pukul
an memiliki penyakit 11 sampai
alat 16.00
sterilisasi Pegawai
dan rak melakukan
peniris. pekerjaannya
dengan
berdiri.
Terkadang
kurang
memperhatika
n ergonomi.
12 Tempat Ruangan ini - - Para pegawai Loker yang
istirahat memiliki sering digunakan
petugas luas 5 m x 4 berbincang sudah sesuai
m dengan di ruangan dengan tinggi
kamar ini sembari badan para
mandi dan beristirahat karyawan
loker sejenak. sehingga
Tempat ini karyawan
juga tidak
digunakan mengalami
untuk kesulitan
beribadah. dalam
menjangkau
3. Karyawan
Juml.
Rata-rata Status Penangan
No. Unit kerja Populasi Resiko Kesehatan
Lama kerja Kesehatan an Resiko
L P
1. Instalasi Gizi 5 14 Lama bekerja 7 Keluhan - Risiko terjadinya Tersediany
RS Universitas jam/hari, yang keracunan a jaminan
Muhammadiyah dimulai dari diutarakan makanan akibat kesehatan
Malang jam 04.00 WIB petugas pengolahan/pemili
pagi sampai jam adalah han/penyimpanan
11.00 WIB pegal bahan makanan
siang. (myalgia), yang salah
Pembagian shift nyeri - Risiko terjadinya
terbagi menjadi punggung kontaminasi silang
2, shift pertama (LBP) dan antara bahan
jam 04.00- iritasi pada makanan mentah,
11.00, shift kulit makanan masak
kedua jam (dermatitis melalui orang
11.00-18.00. kontak (tangan), alat
Hari aktif 7 iritan) makan dan alat
hari/minggu, dapur.
setiap petugas - Resiko penyakit
mendapat jatah akibat kerja:
14
libur 1 - LBP
hari/minggu berhubungan
yang diatur dengan ergonomi
internal oleh tempat kerja,
Instalasi Gizi mengangkat
RS Universitas beban berat saat
Muhammadiyah berbelanja.
Malang - Dermatitis
kontak iritan
berhubungan
dengan bahan
kimia yang
digunakan dalam
proses pencucian
dan tidak
menggunakan
APD.
4. Sistem Manajemen
Upaya atau kebijakan pimpinan pada kegiatan K3
Problem K3 Kebijakan
No. Komponen
Internal Eksternal Manajemen
1. Proses - Masih ada - Risiko penyakit - Proses kerja sesuai
Industri/Kerja beberapa petugas akibat kerja dengan SOP yang
yang tidak - Risiko penyakit ditetapkan oleh
menggunakan yang pihak Rumah Sakit
APD yang berhubungan Universitas
disediakan dengan kerja Muhammadiyah
- Alat-alat Malang
memasak - SOP mengacu pada
sebagian masih standart Pedoman
menggunakan Pelayanan Gizi
alat tradisional Rumah Sakit yang
- Tidak adanya dikeluarkan
perlengkapan Kementerian
P3K Kesehatan RI 2013
yang juga
tercantum pada
Peraturan Menteri
Kesehatan RI tahun
2013
2 Lingkungan Kerja
15
a. Lingkungan - Ruangan instalasi - - Pedoman
Fisik baik namun pada Pelayanan Gizi
ruangan Rumah Sakit yang
penerimaan dan dikeluarkan
penimbangan Kementerian
bahan makanan Kesehatan RI 2013
dekat dengan
pengelolaan
limbah sehingga
terkadang tercium
bau menyengat
dari ruang
pengelolaan
limbah
b. Lingkungan - Penggunaan - - Pedoman
Kimia sabun pencuci Pelayanan Gizi
piring sudah Rumah Sakit yang
sesuai dikeluarkan
- Penggunaan Kementerian
minyak goreng Kesehatan RI 2013
sudah sesuai
c. Lingkungan - Bahan makanan - Bahan - Pedoman
Biologi yang berubah makanan dari Pelayanan Gizi
menjadi distributor Rumah Sakit yang
terkontaminasi yang dikeluarkan
bakteri akibat terkontaminasi Kementerian
proses bakteri Kesehatan RI 2013
pengolahan
yang kurang
baik
d. Lingkungan - Hubungan - - Pedoman
Sosio-Ekonomi- antara sesama Pelayanan Gizi
Budaya petugas instalasi Rumah Sakit yang
gizi maupun dikeluarkan
antara petugas Kementerian
dengan pasien Kesehatan RI 2013
sudah baik.
Hubungan
atasan dengan
bawahan sudah
baik
e. Lingkungan - Posisi kerja - - Pedoman
Ergonomi yang tidak Pelayanan Gizi
ergonomis, Rumah Sakit yang
petugas sering dikeluarkan
membungkuk Kementerian
Kesehatan RI 2013
3 Karyawan - Jumlah - - Pengaturan jadwal
karyawan hanya yang adil dan
19 orang merata
16
- Risiko penyakit - Promotif
akibat kerja dan Memberi
penyakit yang penyuluhan dan
berhubungan pelatihan kepada
dengan kerja, pekerja terhadap
seperti : APD
- Myalgia - Preventif
- CTS Membiasakan
- Low back pain memakai APD
- DKI demi kebaikan dan
- Luka bakar keselamatan diri
- Vulnus scissum petugas masing-
- Hepatitis masing.
- Kuratif
Memberi
pengobatan secara
menyeluruh sesuai
hasil pemeriksaan
kesehatan akibat
kecelakaan kerja
- Rehabilitasi
Rehabilitasi dini
secara tepat untuk
memperbaiki
kualitas hidup
pekerja
5. Regulasi/Undang-Undang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuh (Damajanti, 2014). Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah
Semakin baik pelayanan gizi yang diberikanoleh rumah sakit, maka semakin baik pula
17
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013
yaitu:
Nomor 4844);
Nomor 4737);
18
6) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Nomor 24);
100);
Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
c. Internasional:
Pedoman ini telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-
19
dan kesehatan, dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk menjamin
keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Comission Internasional (JCI)
Malang adalah :
III. PEMBAHASAN
a. Tinjauan Pustaka
1) Pelayanan Gizi Rumah Sakit (RS)
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena
pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan
dan status gizi yang baik.Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam
keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus
2013).
pasien di rumah sakit. Pelayanan gizi yang baik pada akhirnya bertujuan
20
meningkatkan status kesehatan sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Dalam
dicapai agar pasien lebih cepat sembuh, hari rawat inap diperpendek dan kepuasan
pasien terhadap pelayanan rumah sakit meningkat (Dewi, Kartasurya, & Sriatmi,
2015).
Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat
kesehatan dan status gizi yang baik, sehingga diperlukan adanya upaya perbaikan
gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal
untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta
pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau konsumen yang
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
21
disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
(Permenkes, 2013).
gizi di rumah sakit. Pelayanan gizi rumah sakit antara lain asuhan gizi,
Rumah Sakit mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 983 Tahun 1998
3. Penyelenggaraan Makanan;
22
Gambar 1. Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam
pada The Joint Comission Internasional (JCI) for Hospital Accreditation. Semakin
baik pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula
standar akreditasi rumah sakit tersebut. Hal ini dapat terlaksana bila tersedia tenaga
Tenaga Gizi. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal di
rumah sakit diperlukan adanya standar kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci
yang memuat jenis dan jumlah tenaga gizi. Dalam melaksanakan pelayanan gizi di
rumah sakit, selain tenaga gizi dibutuhkan juga tenaga pendukung meliputi tenaga
23
jasa boga, logistik, pranata komputer, tenaga administrasi dan tenaga lainnya
(PMK, 2013).
Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang terdiri
RD dalam melakukan asuhan gizi dan pelayanan makanan serta dietetik serta
kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. Lingkungan kerja berisiko menimbulkan
beban tambahan terhadap jasmani dan rohani karyawan (Lisrianti, Naiem, & Muis,
2014).
kesehatan tahun 2012 mengenai kebutuhan tenaga gizi dengan metode perhitungan
Analisis Beban Kerja atau WISN (Worsk Load Indicator Staf Need), diperoleh
jumlah optimal tenaga RD dan TRD menurut kelas rumah sakit agar dapat
melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan berkualitas untuk menjamin keamanan
24
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap dan penyelenggaraan makanan
Gambar 2 Sumber: Pusat Sarana dan Prasarana dan Peralatan Kesehatan Kemenkes.
2010
pasien di RS. Makanan yang diberikan tidak hanya harus memenuhi unsur gizi
tetapi juga unsur keamanannya, dalam arti harus bebas dari komponen-komponen
Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Makanan (Permenkes, 2013).
25
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain
menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi dalam proses pengolahan makanan di
rumah sakit. Makanan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut
meliputi; 1). Good Manufacturing Practices (GMP); 2). Hygiene dan sanitasi
Upaya tersebut merupakan program dan prosedur proaktif yang bersifat antisipasi
erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dapat pula mengakibatkan
dengan prosedur, tempat kerja yang terjamin dan aman, istirahat yang cukup dapat
jumlah banyak. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dapat dicegah,
terjadi dengan tiba-tiba dan tentunya tidak direncanakan ataupun tidak diharapkan
oleh pegawai, yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat-alat, makanan dan
26
Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas
dari adanya masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3). Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara lain: Golongan fisik, kimiawi, biologis
Kejadian Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di
Indonesia tahun 2011 tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang
dan cacat 42 orang. Pada tahun 2012 kasus PAK dan KAK meningkat menjadi
Carpal tunnel terletak di bagian bawah pergelangan tangan yang terdiri dari
tulang-tulang carpal di median, dorsal, dan sisi lateral dan terselubungi secara
ventral oleh flexor retinaculum. Carpal tunnel syndrome (CTS) atau disebut juga
pada pergelangan tangan. Hal ini biasanya berkaitan dengan penggunaan tangan
yang eksesif tak terbatas dan trauma repetitif akibat paparan okupasi berkelanjutan.
Beberapa penyebabnya telah diketahui seperti trauma, infeksi dan lain-lain, tetapi
sebagian tetap tidak diketahui penyebabnya. CTS lebih umum dijumpai pada
wanita, dengan puncak usia 42 tahun (40-60 tahun). Resiko untuk menderita CTS
27
sering bekerja menggunakan tangan, seperti memeras baju, koki, orang yang sering
beresiko lebih tinggi dibandingkan laki – laki dengan tingkat perbandingan sebesar
3:1 pada usia antara 45 – 60 tahun. Hanya sebesar 10% kasus CTS yang dilaporkan
ditemukan pada usia yang lebih muda di usia 30-an tahun. Kaum perempuan
diduga memiliki ukurang canalis carpi yang lebih kecil dibandingkan kaum laki –
lumbar), dan nyeri sensitisasi sentral. LBP sangatlah umum, dimana tulang
belakang merupakan salah satu bagian terkuat pada tubuh manusia dan pada tulang
belakang dikelilingi oleh otot serta ligament yang berfungsi untuk membantu dan
punggung akut tidak mencari perawatan karena gejala seringkali singkat dan
terbatas pada diri sendiri. Di antara mereka yang mencari perawatan medis,
perbaikan rasa sakit yang cepat (peningkatan rata-rata 58% pada skor awal),
kecacatan (peningkatan rata-rata 58% dari skor awal), dan kembali bekerja (82%
dari mereka yang pada awalnya tidak bekerja kembali bekerja) terlihat pada bulan
pertama (Chou & Huffman, 2011). Low Back Pain merupakan penyebab utama
kecacatan, hal ini terjadi dalam proporsi yang sama di semua budaya, mengganggu
kualitas hidup dan kinerja kerja, dan merupakan alasan paling umum untuk
spesifik namun pada kebanyakan kasus penyebabnya tidak spesifik (Ehrlich, 2003).
28
Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak didefinisikan sebagai kelainan kulit yang disebabkan oleh
adanya kontak kulit dengan zat eksogen yang menimbulkan respons alergi dan/atau
iritan. Sebagian besar kasus dermatitis kontak disebabkan dermatitis kontak iritan.
Dermatitis kontak ini merupakan salah satu penyebab kecacatan yang berarti di
akut atau kronik yang disebabkan oleh suatu zat yang bersentuhan dengan kulit.
Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh zat kimia (Croton oil, phenols, kerosene,
organic solvents, sodium dan potassium hydroxide, lime acids), bersifat akut
setelah satu kali paparan, tetapi pada kasus yang parah dapat menyebabkan
Myalgia
Myalgia adalah suatu rasa nyeri yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
salah satu keluhan yang cukup sering diderita manusia. Ada yang mengalami hanya
sesaat (keram otot) atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun.
Nyeri yang timbul hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu aktivitas
hidup. Tetapi nyeri yang timbul terus menerus dapat membuat frustasi penderita,
29
IV. INTERVENSI (menggunakan 5 langkah penatalaksanaan gangguan kesehatan
akibat kerja)
LANGKAH 1: Sistem Produksi dan Proses Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan pada sistem produksi dan proses kerja didapatkan
beberapa masalah yaitu alat-alat yang tersedia pada instalasi gizi masih terdapat
beberapa kendala sehingga kurang ergonomis seperti tempat memasak yang terlalu
tinggi sehingga kurang ergonomis bagi petugas, pengangkutan barang belanjaan kurang
sehingga disarankan untuk diberikan alat bantu dan masih belum lengkapnya alat
pelindung diri seperti baju kerja, celemek, topi, sandal yang tidak licin, sarung taangan
yang tebal dan lain-lain, yang digunakan para karyawan sehingga berdampak pada
beberapa risiko yaitu seperti risiko terjadinya dermatitis kontak maupun kecelakaan
kerja. Pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit tahun 2013, menyebutkan bahwa
penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat
prosedur, tempat kerja yang terjamin dan aman, istirahat yang cukup dapat mengurangi
tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dapat dicegah, terjadi dengan tiba-tiba dan
tentunya tidak direncanakan ataupun tidak diharapkan oleh pegawai, yang dapat
belanjaan kurang, sehingga disarankan untuk diberikan alat bantu, pada Pedoman Gizi
Rumah Sakit tahun 2013 menyebutkan bahwa “Barang yang berat selalu ditempatkan
dibagian bawah dan angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut, tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda, dan
30
tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan
lebih dini gangguan kesehatan pada karyawannya. Dapat juga diberikan jaminan
oleh pihak Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang yaitu mengacu pada
Kesehatan RI 2013 yang juga tercantuma pada Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun
Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Dalam regulasi disini Instalasi Gizi RSI Universitas
Muhammadiyah Malang secara umum sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku
seperti bangunan, alur pelayanan, sarana dan prasarana. Namun masih terdapat
beberapa hal yang belum memenuhi regulasi tersebut seperti belum lengkapnya
penggunaan APD saat bekerja dan jumlah karyawan Instalasi Gizi yang belum sesuai
dengan regulasi berdasarkan kelas Rumah Sakit, Adapun strategi penatalaksaan dalam
regulasi ini yaitu dengan mengusulkan untuk ditinjau kembali kelengkapan dan
jobdesk yang terperinci sesuai pedoman yang telah ditetapkan karena hal ini
31
DAFTAR PUSTAKA
CDC. 2013. Viral Hepatitis-The Silent Disease Facts and Treatment Guidelines. Natioanl
Centre for Diasease Control.
Chou, R., & Huffman, L. H. 2011. Guideline for the Evaluation and Management Evidence
Review. Research Education Treatment Advocacy.
Damajanti, M. 2014, November 27). http://file.persagi.org/share/22%20Marina
%20Damajanti.pdf. Diakses 26 Agustus, 2019, from
http://file.persagi.org/share/22%20Marina%20Damajanti.pdf
Dewi, E. S., Kartasurya, M. I., & Sriatmi, A. 2015. Analisis Implementasi Pelayanan Gizi di
RSUD Tugurejo Semarang. Manajemen Kesehatan Indonesia, 91-99.
Dzulfikar. 2012. Penanganan Luka Bakar di Ruang Perawatan Intensif Anak. Majalah
Kedokteran Terapi Intensif.
Ehrlich, G. E. 2003. Low Back Pain. Bulletin of the World Health Organization.
32
Fonacier, L., Bernstein, D. I., Pacheco, K., Holness, D. L., Blessing-Moore, J., Khan, D., et
al. 2015. Contact Dermatitis: A Practice ParametereUpdate 2015. Allergy Clin
Immunol Pract.
Herawati, D. M., Nurparida, I. S., & Arisanti, N. 2014. Analisis Kebijakan Outsourcing
Penyelenggaraan Makan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. MKB.
Infodatin. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.
Jufri, J., Hamzah, A., & Bahar, B. 2012. Manajemen Pengelolaan Makanan di Rumah Sakit
Umum Lanto DG. Pasewang Kabupaten Jeneponto.
Kemenkes. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.
Klaus, W., & Richard, J. A. 2016. Fitzpatrick's Color Atlas Synopsis of Clinical
Dermatology. United State: Mc Graw Hill Medical.
Koh, H. K., & Valdiserri, R. O. 2015. Action Plan for the Prevention, Care, & Treatment of
Viral Hepatitis. Action Plan for the Prevention, Care, & Treatment of Viral Hepatitis
2014-2016.
Lisrianti, A. W., Naiem, M. F., & Muis, M. 2014. Hubungan Tekanan Panas dengan
Kelelahan Pekerja Instalasi Gizi Rumah Sakit Kota Makassar.
M Brust, John C. Current Diagnosis and Treatment Neurology. 2012. Edisi kedua.
Lange.;h.296-297
Misbach, Jusuf. Sitorus, Freddy. AS Ranakusuma, Teguh, et al. 2015. Panduan Pelayanan
Medis Departemen Bedah RSCM ;h.76
Oxford, U. H. 2016. Physiotherapy Department Low Back Pain Information for Patient.
Horton General Hospital.
Permenkes. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 78. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Rimas, B. 2013. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Myalgia Subscapularis Dextra di
BBRSBD Surakarta.
Salawati, L. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
Upchurch, A. 2015. Burns for Pharmac Seminar. Clinical Nurse Educator.
Viandika, R. 2015. Potency of Honey in Treatment of Burn Wounds.
33
34
Lampiran
35
Tempat penyiapan makanan selingan
36
Ruang produksi
37
Ruang memcuci piring
38
Office
39