Kerangka Acuan Rabies
Kerangka Acuan Rabies
A. PENDAHULUAN
Penyakit Rabies merupakan penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit anjing gila ini
mempunyai sifat zoonotik yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan pada manusia. penyakit anjing gila atau rabies ini bisa menular
kepada manusia melalui gigitan.
Rabies berasal dari kata latin “rabere” yang berarti “gila”, di
Indonesia dikenal sebagai penyakit anjing gila. Rabies merupakan
suatu penyakit hewan menular akut yang bersifat zoonosis (dapat
menular ke manusia). Secara resmi, kasus rabies di Indonesia pertama
kali dilaporkan oleh Esser tahun 1884 pada seekor kerbau. Tahun
1889 oleh Penning dilaporkan terjadi pada seekor anjing, dan
kejadian pada manusia dilaporkan oleh Eilerts de Haan pada tahun
1894. Semua kejadian kasus ini terjadi di Jawa Barat.
Daerah di Indonesia yang saat ini masih tertular rabies
sebanyak 16 propinsi, meliputi: Pulau Sumatera (Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung),
Pulau Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan
(Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur) dan
Pulau Flores. Dan kasus terakhir yang terjadi adalah Propinsi Maluku
(Kota Ambon dan Pulau Seram).
Sampai dengan Th 2004 Kalbar merupakan satu-satunya
provinsi di Pulau Kalimantan yang bebas Rabies. Karena berbatasan
langsung dengan Kalimantan Tengah (endemis Rabies) sehingga
Kalbar dikategorikan sebagai daerah terancam Rabies.
Kasus Rabies pertama kali ditemukan pada tahun 2005 di
Kendawangan dengan jumlah 39 kasus gigitan yang terdapat di 3
desa dan 1 orang dinyatakan positif .
Pada bulan Juli tahun 2014 ditemukan kasus gigitan anjing
penular rabies di Desa Semantun Kecamatan Jelai Hulu yang
wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
Pada tanggal 14 Agustus 2014 Kalimantan Barat dinyatakan
Bebas Rabies (SK Mentan No.885/KPTS/PD.620/8/2014).Awal
September ada laporan Kasus Gigitan di Kecamatan Jelai Hulu. 22
Juli 2014Keluar Instruksi Bupati Ketapang No. 1882 Tanggal 22
Desember 2014.Ketapang dinyatakan KLB Rabies Keputusan Ka
Dinkes No. 443.42/0294/P3PL-A Tanggal 26 Januari 2015.
Kalimantan Barat KLB Rabies(Keputusan Gubernur
No.428/BPBD/2015 Tanggal 18 Pebruari 2015.
B. LATAR BELAKANG
Strategi program pengendalian penyakit rabies yaitu melaksanakan
tatalaksana penderita Gigitan Hewan Penular Rabies yang tepat dan benar,
meningkatkan SKD dan penanggulangan kasusGigitan Hewan Penular
Rabies , melaksanakan upaya pencegahan yang efektif dan melaksanakan
monitoring dan evaluas.
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Tidak ditemukan penyakit Rabies yang berpotensi KLB
Tujuan Khusus :
1. Tercapainya penurunan kasus Rabies pasca Gigitan Hewan
Penular Rabies.
Terlaksananya tatalaksana penanganan kasus Gigitan Hewan Penular
Rabiesi.
Pemantauan
kesehatan
lingkungan
yaitu
lingkungan
2 fisik
puskesmas
Pemantauan,
pemeliharaan,
perbaikan
sarana dan
peralatan
6. Pemeriksaan Sumber
Jentik Kepala Desa Biaya
Kader Jumantik BOK
VI. SASARAN
1. Terlaksananya kegiatan program kesehatan lingkungan yaitu 80% – 100%
2. Sasaran primer adalah pasien, individu, masyarakat / rumah tangga sebagai komponen masyarakat.
3. Sasaran sekunder , pemuka masyarakat baik formal maupun informal
4. Sasaran tersier, pembuat kebijakan plubik
5. Tata hubungan kerja
KEGIATAN J F M A M J J A S O N D J
M
L
emicuan Stop BABS
emicuan STBM
onitoring STBM
endampingan Penyusunan Rencana
egiatan STBM
eningkatan Pembinaan TTU
emeriksaan dan pembinaan TP2
emerikasaan dan pembinaan TPM
embentukan tim STBM tingakatan
ecamatan dan desa
emantauan kualitas air minum dan
r bersih
Hasil kerja yang telah dilakukan, dicatat dn direkap oleh penanggungjawab program kesling.Penanggung jawab kesling
merekap semua laporan dan mengevaluasinya
Evaluasi dilaporkan sebagai laporan kinerja Kesling. Laporan kenerja kesling dilaporkan kepada Kepala
Puskemas dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kabupaten Kota.
1. Pemantauan kegiatan dengan membandingkan antara rencana,/ KAK dan melaksanakan kegiatan
2. Mengidentifikasi pencapaian sasarn /cakupan
3. Mengukur tingkat kepatuhan terhadap prosedur yang telah dilaksnakan