Anda di halaman 1dari 25

Sensitivitas suami dalam keputusan

kesehatan reproduksi dan konsep


keluarga
Kelompok 3
Hafida Yumna Huwaida 101411535009
Sigit Hendriawan Eko P. 101411535014
Muhimatul Ummah 101411535017
Rizka Khawari Aulia 101411535020
Febriani Nurul Kholifah 101411535023
Rudi Arifin 101411535024
Dyah Ristanti 101411535029
Nur Risca Azizah 101411535039
Pengertian Sensitivitas
Menurut kamus KBBI, sensitivitas adalah perihal cepat menerima
rangsangan, memiliki sifat kepekaan
Keutamaan Perempuan
1. Menstruasi
2. Hamil
3. Melahirkan
4. Menyusui
5. Masa nifas
Pengertian Partisipasi dalam Kespro
Partisipasi dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria
dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan
dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang
sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Suami
1. Budaya
Diberbagai wilayah Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih
tradisional (patrilineal) menganggap bahwa kaum pria tidak sederajat
dengan kaum wanita, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani
kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini
mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi istri,
misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik dibanding istri
maupun anak karena menganggap suamilah yang mencari nafkah dan
sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri
kurang, suami tidak empati atau peduli dengan keadaan ibu yang
sedang hamil maupun menyusui anak dan lain-lain.
2. Pendapatan
Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya dipergunakan
untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga yang
setiap bulan bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak
diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar. Secara konkrit dapat dikemukakan
bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan
ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai alasan
untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena permasalahan
keuangan
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan
suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan
suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya semakin
berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara
efektif.
Bentuk Partisipasi Suami dalam Kespro
1. Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri
yang sedang hamil
2. Merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan
3. Menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis
4. Membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan
Lanjutan....
Selain itu, peran suami adalah:
1. Peran Suami sebagai Motivator dalam Pengambilan Keputusan Keluarga
Berencana
Peran suami sebagai motivator merupakan dorongan atau dukungan yang
diberikan pada anak maupun istri untuk membangkitkan, membangun
kualitas, membentuk dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Kuatnya
motivasi yang diterima dalam keluarga dapat meningkatkan daya potensi
lebih berkembang. Sikap suami yang sabar dan memahami orang lain dapat
membuat istri merasakan adanya perhatian dan dukungan dari suami.
Adanya motivasi yang kuat menimbulkan keyakinan pemilihan kontrasepsi
yang dilakukan oleh istri tepat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Peran Suami sebagai Edukator dalam Pengambilan Keputusan
Keluarga Berencana
Tingkat pengetahuan suami yang rendah berhubungan dengan
partisipasi suami dalam menggunakan metode kontrasepsi dan
kurangnya informasi yang diperoleh
3. Peran Suami sebagai Fasilitator dalam Pengambilan
Keputusan Keluarga Berencana
Peran suami sebagai fasilitator adalah membantu istri dalam memiliha
dan menggunakan alat kontrasepsi seperti mengingatkan istri untuk
melakukan kontrol atau mengingatkan istri untuk minum pil, dan
mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol maupun
rujukan apabila dirasa kontrasepsi yang dipakai saat ini kurang cocok
Konsep Keluarga
Pengertian Keluarga
Dua/lebih individu yg bergabung karenaHubungan darah, perkawinan
atau adopsi, hidupdalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
laindalam perannya menciptakan dan mempertahankansuatu budaya
(Baylon dan Maglaya, 1978)
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional, dimana masing-masing
mempunyai peran didalamnya (Friedman, Browden, dan Jones, 2010)
Tugas Keluarga
Menurut Bailon & Maglaya, keluarga memiliki tugas dibidang kesehatan
yang perlu untuk dipahami dan dilakukan adalah:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Tugas keluarga menurut Friedman :
• Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga
• Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
• Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak
dapat membantu diri karena cacat,atau usia terlalu muda
• Mempertahankan suasana di rumah yg menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
• Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan
lembaga2 kesehatan
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010) Fungsi dasar keluarga
adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dan
masyarakat yang lebih luas. Fungsi dasar tersebut dibagi menjadi 5
yaitu:
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan kesehatan
Dukungan Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010) dukungan keluarga
adalah suatu bentuk perilaku pelayanan yang dilakukan oleh keluarga,
yaitu dukungan internal, seperti dukngan dari istri, suami, atau
dukungan dari saudara kandung atau dukungan orang tua. Dukungan
eksternal diluar keluarga inti. Dukungan keluarga pada umumnya akan
menggambarkan mengenai peran atau pengaruh serta bantuan yang
diberikan oleh orang yang berarti seperti anggota keluarga, teman,
saudara, dan rekan kerja.
Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Sarafino (1997) ada lima jenis dukungan dalam keluarga,
yaitu:
1. Dukungan emosional (emotional support)
2. Dukungan penghargaan (appraisal support)
3. Dukungan informasi (informational support)
4. Dukungan instrumental (instrumental support)
5. Dukungan jaringan sosial (network support)
Tipe Keluarga
 Tradisional
Keluarga inti, keluarga “dyad”, single parent, single adult, keluarga
besar/extended family, keluarga usila
 Non tradisional
Commune family, ayah/ibu dengan anak, keluarga pasangan tidak
kawin dengan anak, keluarga hidup bersama, homoseksual
Tipe Keluarga (Sudiharto, 2007)
1. Keluarga inti (nuclear family)
2. Keluarga asal (family of origin)
3. Keluarga besar (extended family)
4. Keluarga berantai (social family)
5. Keluarga duda atau janda
6. Keluarga komposit (composite family)
7. Keluarga kohabitasi (cohabitation family)
8. Keluarga inces (incest family)
9. Keluarga tradisional dan non tradisional
Peran keluarga (Friedman, 1998)
1. Peran formal
Peran parental dan perkawinan (peran sebagai provider, pengatur rumah tangga,
perawatan anak, sosialisasi anak, rekreasi, persaudaraan, terapeutik, dan seksual)
Peran perkawinan
2. Peran informal
Pengharmonis
Inisiater-kontributor
Pendamai (compromiser)
Perawat keluarga
Koordinator keluarga
• Keluarga sebagai sistem
→ bila salah satu anggota keluarga mengalami suatugangguan akan
mengakibatkan gangguan padaanggota lain
• Keperawatan maternitas → >> Fungsi biologis
ReproduksiMemelihara dan membesarkan anakMemberi
makanMempertahankan kesehatanRekreasiPrasyarat :Manajemen
fertilitasKesehatan genetikPerawatan selama hamilPerilaku konsumsi
yang sehatMemggunakan akal sehat dalam melakukanperawatan
Keluarga sebagai unit pelayanan kesehatan yg
effektif
• Sebagai unit dasar masyarakat & berfungsi sbg unit dalam pemecahan
masalah
• Masalah kesehatan dalam keluarga saling terkait →keadaan
kesehatan satu anggota mempengaruhi yg lain
• Merupakan kekuatan dalam memberikan lingkungan yang serasi
untuk perkembangan individu
• Sbg pengambil keputusan dalam penanggulangan masalah kesehatan
• Merupakan wadah effektif dalam menyampaikan dan0dan
mengembangkan usaha kesehatan
Tingkat perkembangan keluarga
• Keluarga dengan pasangan baru
• Keluarga yang menanti kelahiran
• Keluarga dengan anak pra sekolah
• Keluarga dengan anak sekolah
• Keluarga dengan anak remaja
• Kelaurga dengan orang dewasa
• Keluarga usia pertengahan
• Keluarga dengan usia lanjut
Daftar Pustaka
Bailon, S.G. & Maglaya, A. (1978). Perawatan Kesehatan Keluarga: Suatu
Pendekatan Proses (Terjemahan). Jakarta: Pusdiknakes
Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Friedman, MM, Bowden, V.R, & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, teori, dan praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid
dkk; Ed 5. Jakarta : EGC.
Sarafino. E. P. 1997. Health Psychology: Biosychosocial Interactions. New
York: John Wiley & Sons . Inc.
Sudiharto.(2007). Asuhan Keperawatan keluarga dengan pendekatan
keperawatan transkultural ; editor, Esty Whayuningsih – Jakarta : EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22180/Chapter%2
0II.pdf;jsessionid=CDECBD08C6250A020F65A97E5206436B?sequence=
4

Anda mungkin juga menyukai