Anda di halaman 1dari 28

REFERAT OSTEOMIELITIS

Oleh : Agnesia Feronika P, S.Ked


Pembimbing : DR.dr.Charles A Simanjuntak, Sp.OT (K), M.Kes
Background
• Infeksi tulang kesakitan  masalah bagi pasien
• Menyerang tulang yang memiliki fungsi besar.
• Penyebab mortalitas pada anak sebelum era antibiotik, dan
tetap menjadi penyebab morbiditas yang cukup tinggi di era
antibiotik.
• Keberhasilan terapi ditentukan pengenalan yang cepat dan
penatalaksanaan awal yang tepat.
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Struktur Tulang
Ephifisis
Metaphisis
Diaphisis

Lapisan tulang
Periosteum
Tulang kompakta
Tulang spongiosa
Cavum Medulla
Defenisi
• Osteomielitis : osteon (tulang), muelinos
(sumsum) dan -itis (radang)  peradangan
pada tulang dan sumsum tulang.
• Proses inflamasi pada tulang dan strukturnya
disertai destruksi tulang oleh infeksi MO dapat
bersifat akut ataupun kronis.
Faktor resiko :
 Pasien dengan penggunaan obat- Merokok
obatan intravena
Malnutrisi
 Pasien diabetes dengan ulcus
decubitus Keganasan

 Tindakan operasi Usia teralalu muda/tua


 Trauma
Hipoksia kronis
 pasien dengan imunosupressi
Hemodialisa
 penyakit-penyakit autoimun
(rhematoid arthritis) Kerusakan hati berat.
Usia Etiologi

Bayi S. aureus, Enterobacter spp., Streptococcus (group A and B)


Anak-anak S. aureus, Enterobacter spp., Streptococcus (group B), H influenzae
Dewasa S. aureus

Faktor Predisposisi Etiologi

Penggunaan obat injeksi S. aureus, P. aeruginosa, Serratia marcescens, Candida spp.


Imunocompromise S. aureus, Bartonella henselae, Aspergillus spp., Candida albicans
Infeksi saluran kemih P. aeruginosa, Enterococcus spp.
Tindakan operasi S. aureus, staphylococci, aerobic gram-negative bacilli
Tindakan fiksasi orthopedi S. aureus, coagulase-negative staphylococci, Propionibacterium spp.
Infeksi nosokomial Enterobacteriaceae, P. aeruginosa, Candida spp.
DM dengan komplikasi Polimicrobial: S. aureus, Staphylococci coagulase negative, Strep.
vaskular spp.,
Fraktur (trauma) Enterococcus spp., Gram-negative bacilli, anaerobes
Epidemiologi
• Osteomielitis masih menjadi masalah dalam
bidang orthopedi terutama di negara
berkembang.
• Osteomielitis sering ditemui pada usia dekade I-
II, tetapi dapat pula ditemukan pada bayi dan
infant. Anak laki-laki sering dibanding anak
perempuan (4:1).2
Patofisiologi dan Patogenesis

• Penyebaran MO  melalui aliran darah/inokulasi


langsung/kontaminasi melalui udara  inflamasi
akut.
• Patogenesis dari osteomielitis selalu dimulai dari
daerah metafisis dan jarang mengenai epifisis.
Penyebaran fokus dapat terjadi:

• Ke arah korteks membentuk abses subperiosteal dan selulitis pada


jaringan sekitarnya.

• Menembus periosteum  abses jaringan lunak yang dapat


menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan kematian
tulang yang disebut sequester.

• Menyebar ke arah medula

• Menyebar ke persendian terutama bila lempeng pertumbuhannya


intra artikuler. Penetrasi ke epifisis jarang terjadi.
Berdasarkan mekanismenya, patogenesis osteomielitis
dibagi menjadi4:

• Acute Hematogenous osteomyelitis


• Acute Direct or contigous inoculation osteomyelitis
• Chronic Osteomyelitis
• Secondary Osteomielitis
Manifestasi Klinis
• Gejala osteomielitis tidak spesifik dan sangat bervariasi tergantung
faktor resiko dan usia.
• Gejala utama:
 nyeri tulang
 keringat berlebihan
 demam atau menggigil
 Pembengkakan
 kemerahan dan perabaan hangat yang bersifat lokal, pada luka
terbuka dapat terlihat nanah, nyeri pada area infeksi.5,6,7
Penegakkan Diagnosis
Pasien dapat datang dengan berbagai gejala mulai dari fraktur terbuka

nyeri pada tulang, pembengkakan, dll:

Konfirmasi osteomielitis memerlukan beberapa prosedur diagnostik

seperti:5,6,7,8

a. Anamnesa.

b. Pemeriksaan fisik.

c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang:

 Pem. Mikrobiologi dan histopatologi.


 Pem. Laboratorium : DR, Kalsium, Fosfat,
alkali fosfatase.
 Pencitraan : radiografi konvensional, USG, CT
Scan atau MRI
Tatalaksana

• Tujuan : mengatasi infeksi dan mengurangi kerusakan tulang /jaringan di


sekitarnya.

1. Pengobatan suportif untuk nyeri dan dehidrasi. Pembatasan gerak, berjalan


dengan menggunakan kruk. Untuk mengatasi nyeri dapat diberikan obat
analgetik seperti obat antiinflamasi non steroid dan mengistirahatkan
anggota gerak yang sakit.
2. Pembebatan area yang terkena, dengan pembidaian atau traksi.
3. Terapi antibiotik, untuk menghancurkan bakteri
penyebab infeksi. Osteomielitis pada orang dewasa
lebih sulit diterapi dan pada umumnya diobati dengan
pemberian antibiotik dan tindakan bedah.
• Antibiotik yang digunakan di Indonesia:
amikasin, ciprofloksasin gen-III, ampicillin dan
gentamisin dengan pemberian secara sistemik.
4. Drainase pembedahan : NaCl 0,9% + antibiotik.

Tindakan operasi juga dapat dilakukan untuk membuang jaringan

tulang yang telah mati. 3,4,5

Dalam kasus apapun, jika tanda-tanda infeksi tidak mereda setelah

mendapat terapi antibiotik selama satu minggu, kemungkinan

adanya komplikasi harus dipertimbangkan seperti adanya abses

subcutan, periosteal dan intramedular, pembentukan sequestra,

atau adanya benda asing.


Tindakan bedah lebih dapat dipertimbangkan dibanding pemberian
antibiotik lain jika didapatkan komplikasi.
Indikasi dilakukannya pembedahan adalah:5
• Adanya sequester
• Adanya abses
• Nyeri yang hebat
• Curiga keganasan
Diagnosa Banding

• Neoplasma, pada tulang belakang


• Gout
• Osteosarcoma
• Tumor Ewig
• Infeksi saraf spinal
• Komplikasi
• Meskipun terapi osteomielitis pada umumnya
berhasil dengan pemberian antibiotik, akan
tetapi pada kasus yang cukup berat dan kronis
dapat menimbulkan masalah lain berupa
komplikasi seperti : osteomielitis rekurens dan
gangren. 7
• Prognosis 1,8

• outcome akut osteomielitis cukup baik. Prognosis akan


menjadi buruk pada osteomielitis kronis.

• Amputasi mungkin diperlukan pada beberapa kondisi


tertentu, khusunya pada pasien dengan diabetes atau
sistem sirkulasi yang buruk. Prognosis tergantung:

• Tingkat kesehatan seseorang

• Tipe infeksi yang diderita


Kesimpulan
• Meskipun tulang merupakan organ yang resisten terhadap
kolonisasi bakteri, akan tetapi beberapa keadaan seperti adanya
trauma, tindakan operasi, benda asing, penyebaran infeksi
hematogen dari organ tubuh lain dapat menghancurkan pertahanan
tulang dan menyebabkan terjadinya infeksi pada tulang.1

• Osteomielitis dapat disebabkan oleh berbagai macam


mikroorganisme khususnya bakteri
• Staphylococcus aureus  70% penyebab terjadinya
osteomielitis.
• Konfirmasi osteomielitis memerlukan beberapa
prosedur diagnostik seperti: anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang baik secara
mikrobiologi, histopatologi, laboratorium, radiografi,
dan melalui pemeriksaan needle aspiration.
• Tujuan utama terapi adalah mengatasi infeksi dan
mengurangi kerusakan tulang dan jaringan di
sekitarnya.
• Tindakan operasi pada osteomielitis hematogen pada umumnya tidak
perlu. Dalam kasus apapun, jika tanda-tanda infeksi tidak mereda setelah
mendapat terapi antibiotik, kemungkinan adanya komplikasi harus
dipertimbangkan seperti adanya abses subcutan, periosteal dan
intramedular, pembentukan sequestra, atau adanya benda asing.
• Indikasi dilakukannya pembedahan adalah : adanya sequester, adanya
abses, nyeri yang hebat, dan curiga keganasan.
• Prognosis osteomielitis tergantung pada penatalaksanaan yang adekuat,
faktor kesehatan individu tersebut, tingkat keparahan dan faktor infeksinya
sendiri.
SEQUESTRUM
Daftar Pustaka
1. Kishner, S. Osteomyelitis : background, anatomy, pathophysiology. London: Medscape.
2016. Download from : http://emedicine.medscape.com/article/1348767-
overview#showall
2. Reksoprodjo, S. Dkk. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta : FKUI. 2011
3. Gomes, D., Margarida, P., Ana F., Osteomyelitis: an overview of antimicrobial therapy.
BJPS (49); 27-16
4. Roy, M., Jeremy, S., Kevin, G., Jonathan, L. Pathophysiology and pathogenesis of
osteomyelitis. UK: University of Texas Science Center. Download from:
www.intechopen.com
5. P, Daniel., Francis A., Seminar osteomyelitis. Lancet: 2004 (364); 369-79 Switzerland:
Geneva University Hospital. Download from : www.thelancet.com
6. Simpson, A H., Deakin M., Latham J., Chronice osteomielitis: the effect of the extent of
surgical resection on infection-free survival. J Bone Joint Surg [Br] 2001;83-B:403-7.
UK: British Editorial Society of Bone and Joint Surgery
7. Anonim. Osteomyelitis.
http://www.nhs.uk/conditions/Osteomyelitis/Pages/Introduction.aspx
8. M, Jatin., Osteomyelitis. U.S : ADAM
https://medlineplus.gov/ency/article/000437.htm
9. Berbari EF, Steckelberg JM, Osmon DR. Osteomyelitis. In: Bennett JE, Dolin R, Blaser
MJ, eds. Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of Infectious
Diseases. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2015:chap 106.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai