SKRIPSI
LISWATI 1306489262
AHUAN PERAWAT TENTANG EARLY WARNING SCORE (EWS) DI RSKB CINTA KASI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
LISWATI 1306489262
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul GAMBARAN
TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG EARLY WARNING
SCORE (EWS) DI RSKB CINTA KASIH TZU CHI CENGKARENG. Penelitian
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Penulis
v
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
ABSTRAK
Nama : Liswati
Program Studi : Ekstensi 2013 Fakultas Ilmu Keperawatan
Judul Riset : Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Early
Warning Score di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
v
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
ABSTRACT
Name : Liswati
Study Program : Nursing
Title : A Description of Nursing Knowledges About Early Warning
Score (EWS)
viii
i
x
4.7 Pengolahan Data...............................................................................30
4.8 Analisa Data.....................................................................................32
BAB 6 PEMBAHASAN....................................................................................39
6.1 Interpretasi Hasil dan Diskusi Hasil.................................................39
6.2 Keterbatasan Penelitian....................................................................49
6.3 Implikasi Keperawatan.....................................................................50
BAB 7 PENUTUP..............................................................................................51
7.1 Kesimpulan.......................................................................................51
4.2 Saran.................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................53
x
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
x
i
DAFTAR SKEMA
xii
Universitas Indonesia
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang disusunnya penelitian,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian tentang Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawat Tentang Early Warning Score (EWS).
1
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
2
rumah sakit. Salah satu metode untuk menurunkan angka kematian adalah M
& M (Morbiditas & Mortalitas). Metode ini telah dikembangkan sejak tahun
1910 terutama oleh dokter bedah dan spesialis anestesi di Amerika. Sistem
lain adalah Hospital Mortality Reduction Programme (HMRP) dan Early
Warning Score (EWS).
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
3
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
4
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori pengetahuan yang meliputi definisi
pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan. Teori tentang Early Warning Score (EWS)
yang meliputi, definisi, tujuan, penggunaan EWS, penghitungan, kategori EWS,
peran perawat dan algoritma dari EWS.
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Tingkat Pengetahuan
Menurut Abhary & Adriansen (2009) menyebutkan bahwa pengetahuan
merupakan suatu sistem yang saling berhubungan, dikomunikasikan dari
satu individu ke individu lain. Pengetahuan didefinisikan sebagai
sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam disiplin
ilmu yang memiliki tujuan baik secara individu maupun sosial.
5
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
6
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
7
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui secara benar dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Individu yang
sudah memahami tentang suatu materi harus mampu menjelaskan
atau menyebutkan. Misalnya responden perawat dapat menyebutkan
komponen skoring dalam sistem Early Warning Score (EWS).
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
8
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan
seterusnya. Contoh perawat dapat menerapkan skoring EWS pada
pasien di ruang rawat inap.
e. Sintetis (syntetic)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dalam kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.
Contoh perawat melakukan penelitian untuk mengembangkan
skoring EWS di area keperawatan khusus seperti ruang obstetri dan
pediatrik.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian
suatu obyek.Sebagai contoh setelah menerapkan skoring EWS pada
pasien, perawat ingin menilai keefektifan penggunaan skoring EWS
dengan memodifikasi parameter klinis pasien.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
9
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan
terhadap perkembangan pribadi, menyimpulkan bahwa pendidikan
mempengaruhi kecerdasan individu. Disebutkan bahwa proses belajar
perawat pada prosesnya akan terus berkembang dan berkesinambungan.
Keperawatan merupakan gabungan dari dua disiplin yaitu teori pada
pendidikan keperawatan dan praktek. Perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan akan mengalami masa untuk
mengaplikasikan teori yang telah didapat di lapangan (Robinson &
Vaughan, 2011). Perawat perlu terus mengasah dan mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan melalui pelatihan-pelatihan (Kozier,
2006).
2) Persepsi
Persepsi merupakan asumsi dalam diri seseorang untuk menyatakan
pilihan dan keputusan. Proses memperoleh pengetahuan terkesan sangat
sederhana. Dimulai dari pengamatan terhadap gejala alam ataupun
peristiwa yang terjadi disekitar. Kemudian dicari hubungan sebab
akibat, lalu diambil kesimpulan (Jalaludin, 2013).
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
3) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang
berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu
(Notoatmodjo, 2009). Pengembangan ilmu pengetahuan
dilatarbelakangi oleh adanya tiga dorongan (Jalaludin, 2013). Tiga
dorongan tersebut adalah dorongan untuk mengetahui yang lahir dari
keterpaksaan untuk mempertahankan hidup, dorongan manusia untuk
memenuhi kebutuhan yang mendalam dan menemukan tata susunan
yang sesungguhnya dalam kenyataannya dan dorongan mengetahui
menyangkut penilaian mengenai realitas eksistensi manusia itu sendiri.
Jadi, dalam mengembangkan pengetahuannya, manusia tak terlepas dari
motivasi dalam pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidupnya.
4) Pengalaman
Pengalaman merupakan sesuatu yang dirasakan dan ditangkap melalui
pancaindra. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang
berulang-ulang dapat membentuk suatu pengetahuan tertentu.
Pengalaman menentukan sikap atau perilaku individu (Notoatmodjo,
2009). Tingkat pengetahuan seseorang didapat dari pengamatan
terhadap peristiwa ataupun percobaan dan pengalaman yang berulang-
ulang. Disamping itu, adakalanya pengetahuan diperoleh melalui
pengalaman yang berulang-ulang terhadap suatu peristiwa atau kejadian
(Jalaludin, 2013). Hal senada yang menyatakan bahwa pemahaman
perawat berkembang melalui situasi yang sering terjadi (Robinson &
Vaughan, 2011).
5) Usia
Usia merupakan lamanya hidup dalam waktu (tahun). Seorang perawat
berusia 25 tahun memungkinkan memiliki tingkat pengetahuan yang
lebih baik jika dibandingkan dengan anak-anak atau remaja. Hal ini
adalah karena diasumsikan bahwa perawat usia 20 tahun lebih banyak
terpapar informasi daripada anak-anak atau remaja.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
1) Lingkungan
Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi sifat dan perilaku
individu. Seperti lingkungan bermain, lingkungan kampus dan
lingkungan masyarakat umum. Didorong dari rasa ingin tahunya
individu mencoba memahami alam dan lingkungannya. Pengetahuan
tersebut terus berkembang dan tidak selalu dimulai dari “titik nol”
(Jalaludin, 2013).
2) Faktor sosial ekonomi dan kebudayaan
Sosial ekonomi atau penghasilan sering diasumsikan untuk menilai
hubungan antara tingkat penghasilan terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku, norma, kebiasaan, nilai dan
penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat yang
menghasilkan suatu pola hidup (Notoatmodjo, 2009). Pengetahuan
dihubungkan dalam kebudayaan berbagai suku bangsa dan mitologi
(Koentjaraningrat dalam Jalaludin, 2013). Akan tetapi seluruh
pengetahuan tersebut mulai dikembangkan kearah kepastian. Sebab-
sebab simbolis atau mitologis makin lama makin diganti oleh sebab-
sebab yang pasti yang dapat diverifikasi (Bakker, 1984 dalam
Jalaludin, 2013).
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
1) Pernafasan
Laju pernafasan normal pada orang dewasa adalah 12 sampai dengan 20 kali
per menit. Laju pernafasan harus dihitung selama satu menit agar data akurat.
Peningkatan laju pernafasan menjadi tanda yang berpengaruh kuat terhadap
adanya distres dan kegawatan akut. Pada skoring EWS, laju pernafasan
kurang dari 8 atau lebih dari 24 kali per menit menjadi tanda (warning)
kegawatan untuk segera ditangani. Penanganan kegawatan dilakukan untuk
mempertahankan kecukupan oksigen ketika terjadi peningkatan maupun
penurunan laju pernafasan sesuai algoritma EWS.
2) Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen merupakan pengukuran kadar oksigen dalam darah.
Pemeriksaan oksigen tanpa prosedur invasi sering digunakan di rumah sakit
dengan penggunakan oksimetri. Kadar oksigen dalam darah yang terdeteksi
pada oksimetri memiliki nilai normal 97-100%. Pada skoring EWS saturasi
oksigen menjadi salah satu parameter yang mengindikasikan adanya distres
pernafasan. Tanda awal dimana tubuh berkompensasi terhadap kurangnya
oksigen dalam tubuh (hypoxia) dengan meningkatkan laju pernafasan. Jika
saturasi oksigen kurang dari 90% maka perlu dilakukan tindakan pemberian
oksigen.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
3) Suhu
Suhu normal orang dewasa adalah antara 36,50C dan 37,20C. Pengukuran
suhu dilakukan minimal dua kali dalam sehari kecuali pada pasien terminal
dan paliatif (National Early Warning Score). Peningkatan suhu (hipertermi)
dan penurunan suhu yang ekstrim (hipotermi) termasuk dalam dasar
parameter sistem EWS yang merefleksikan sensitivitas suhu tubuh dan
menjadi penanda adanya kerusakan pada sistem organ tubuh.
4) Tekanan Darah Sistol
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada kondisi istirahat. Sekurang-
kurangnya dua puluh menit setelah melakukan aktivitas dan dilakukan pada
lengan tanpa terhambat oleh kain tebal dan sejenisnya. Tujuannya adalah agar
diperoleh hasil yang lebih akurat. Terjadinya hipotensi mengindikasikan
adanya gangguan pada sistem sirkulasi terkait adanya sepsis, penurunan
volume darah, gagal jantung, gangguan irama jantung, depresi neurologis dan
efek terapi atau medikasi.Peningkatan tekanan darah sistole diatas 200 mmHg
dapat terjadi karena adanya distres, nyeri dan panik, tergantung pada kondisi
klinis pasien. Pada penggunaan skoring EWS tekanan darah sistol dibawah
100 mmHg menjadi tanda awal perburukan (deterioration).
5) Nadi (Pulse Rate)
Pengkajian nadi perlu dikaji irama, kekuatan, dan frekuensi. Frekuensi nadi
dihitung selama satu menit tanpa melakukan aktivitas. Nadi yang cepat
(takikardi) mengindikasikan adanya sepsis pada sistem sirkulasi dan
pembuluh darah, penurunan volume darah, aritmia, gangguan metabolik
seperti hepertiroid, keracunan obat dan dapat terjadi karena gejala simtomatik
yang ditimbulkan dari efek obat antikolonergik. Nadi yang lambat juga
menjadi indikator penting klinis pasien. Seperti efek obat-obatan golongan
beta bloker, hipotermi, depresi neurologis, hipertiroid dan sumbatan
pembuluh darah jantung. Berdasarkan algoritma EWS, jika frekuensi nadi
kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 130 kali per menit maka perlu
memanggil tim gawat darurat.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
6) Tingkat Kesadaran
Status neurologis dapat dinilai cepat dengan mengkaji tingkat kesadaran
pasien. Pengkajian tingkat kesadaran menjadi satu kesatuan bersama
pengukuran tanda-tanda vital. Pada area keperawatan di ICU, umum
digunakan Score AVPU untuk menilai kesadaran yang juga merupakan
indikator dalam skoring EWS.
a. Alert : Pasien sadar penuh, mampu membuka mata spontan, berespon
terhadap suara (walaupun ada kebingungan) dan fungsi motorik baik.
b. Voice : Pasien menunjukkan respon saat diajak bicara, walaupun respon
mata, suara dan gerakan tidak berfungsi penuh. Seperti saat ditanya
keluhan, pasien hanya merintih atau menggerakkan jarinya.
c. Pain : Pasien berespon terhadap rangsang nyeri. Seperti fleksi atau
ekstensi ekstremitas atas.
d. Unresponsive : Pasien tidak berespon secara verbal, visual maupun
motorik, keaadaan ini sering disebut dengan kondisi tidak sadar
(unconscious).
1) Usia
Usia dihubungan dengan resio tinggi pada klinis, akan tetapi hubungan
antara usia dengan respon psikologis pada penyakit sangat rumit. Rentang
usia tidak selalu menjadi indikator yang baik dari suatu proses biologi
(Royal College of Physicians, 2012). Sehingga usia tidak digunakan
sebagai parameter dalam skoring EWS.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
2) Urin Output
Pemantauan produksi urin sangat penting dalam berbagai segi klinis
pasien. Menurut Royal College of Physician menyebutkan bahwa
pemantauan urin output tidak dimasukkan dalam skoring EWS. Sebab
pemantauan urin output lebih digunakan pada pasien dengan kasus yang
sesuai. Sehingga tidak bisa digunakan pada semua pasien untuk
menentukan skoring EWS.
3) Nyeri (Pain)
Nyeri dapat mempengaruhi gangguan psikologis yang seharusnya dapat
dideteksi melalui skoring EWS. Namun sampai saat ini pengkajian gejala
nyeri belum menjadi salah satu agregat dalam skoring EWS. Untuk
mengoptimalkan pengkajian awal pasien, Royal College of Physicians
menyertakan pengkajian nyeri pada lembar observasi yang terpisah dan
tidak termasuk dalam skoring EWS.
5) Kehamilan
Kehamilan tidak termasuk dalam salah satu parameter skoring EWS.
Sebab dapat memberikan skor yang tidak akurat. Royal College of
Physicians merekomendasikan bahwa kehamilan digunakan pada sistem
skoring EWS yang sudah dimodifikasi agar memperoleh nilai yang akurat.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
3 2 1 0 1 2 3
HR ≤ 40 41-50 51-100 101- 111- ≥130
110 129
SBP ≤ 70 71-80 81-100 101-199 ≥ 200
RR ≤8 9-20 21-24 25-29 ≥ 30
TEMP ≤ 35 35,1-36,0 36,1-37,9 38-38,9 ≥ 39
SPO2 < 86 86-91 92-93 ≥ 94
CNS New A V P U
Confusion
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
Lanjutkan observasi tiap jam, kolaborasi untuk tata laksana medis. Bila
tidak ada perubahan pada nilai parameter atau skor dibawah 4, lanjutkan
observasi tiap 1 jam.
3) Kategori resiko berat : skor > 6
Jika pasien masuk pada rentang nilai kategori ini, panggil tim emergensi
segera. Kolaborasi penatalaksanaan medis dengan cepat dan lanjutkan
observasi tiap 30 menit.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
1
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
2
Perawat dapat meninjau dan mengevaluasi sistem skoring EWS yang telah
diterapkan. Selain itu perawat dapat berpikir kritis terhadap pengetahuan
baru tersebut dengan mengembangkan dan melakukan penelitian lebih
lanjut terkait dengan skoring EWS.
5) Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan. Untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas, dibutuhkan kemampuan dalam
melakukan proses keperawatan dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, memberikan int
6) Perawat berperan serta untuk mengembangkan skoring EWS baik secara aplikatif maupun edukati
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
2
2.10Algoritma sistem
EWS
Skema 2.1
Algoritma sistem EWS
EWS:
1-3Informasikan perawat primer&tim emergensi
Kolaborasi tata laksana
Infokan medis
perawat primer, lakukan pengkajian ulang dan intervensi diberikan setelah skoring u
Infokan perawat primer, second opinon, dibawah pengawasan terapi, evaluasi ulang skor EWS
EWS: 3
EWS: 4-5
Rujuk ICU bila tidak membaik dalam 30 menit
EWS
EWS: :tiap 4 jam pemantaua n
Jika skor EWS 4- 5 selama 3 jam pemantauan pasien3 masukkan
low risk kategori sedang
Universitas
Skema 2.2
(Kerangka Teori)
Angka kematian
tinggi
Internal
Angka kematian
Pendidikan tinggi
Persepsi
Motivasi
Pengalaman Deteksi Dini
Usia
(Early Detection )
Eksternal
Pengetahuan perawat tentang Early
Lingkungan Warning Score (EWS)
Sosial, ekonomi&bu daya
Sistem&sum
ber informasi
Tingkatan
pengetahuan
Algoritma EWS
Tinggi
Sedang - Ringan
Intervensi Sedang
Berat
Rendah
Universitas
Universitas
Standarisasi 2
Penghitungan
Skor (scoring)
Kategori
Universitas
Keterangan :
Karakteristik Responden: Area penelitian
Usia
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Masa kerja
Pelatihan yang pernah diikuti
Dari kerangka konsep diatas menunjukkan area yang akan diteliti adalah gambaran tingkat peng
kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan EWS yang pernah
diikuti.
3.2 DefinisiOperasional
Variabel tunggal (Univariat) : Tingkat pengetahuan perawat tentang Early
Warning Score (EWS).
23
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
2
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
BAB 4
METODE PENELITIAN
26
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
2
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
2
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
2
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
3
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
3
dan relevan. Meliputi data demografi responden terisi lengkap dan semua
pernyataan pada kuesioner tentang pengetahuan EWS terisi semua.
2. Membuat kode (coding)
Data yang sudah didapat kemudian diberikan kode sesuai dengan yang
telah ditentukan oleh peneliti untuk mempermudah dalam mengolah dan
menganalisa data selanjutnya. Pada variabel usia 17-25 tahun diberikan
kode 1, usia 26-35 tahun diberikan kode 2, dan kategori usia 36-45 tahun
diberikan kode 3. Variabel tingkat pendidikan, untuk vokasi diberikan
kode 1, profesional diberikan kode 2 dan S2 keperawatan diberikan kode
3. Variabel jenis kelamin, untuk laki-laki diberikan kode 1 dan
perempuan diberikan kode 2. Variabel masa kerja, responden dengan
masa kerja < 5 tahun diberikan kode 1 dan responden dengan masa kerja
> 5 tahun diberikan kode 2. Variabel pengalaman mengikuti pelatihan
EWS, responden yang pernah mengikuti pelatihan EWS diberikan kode 1
dan responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan EWS diberikan
kode 0. Berdasarkan pembagian tingkat pengetahuan menurut Arikunto
(2006) yang telah dijelaskan pada bab 2, responden yang memiliki skor
benar 23-30 soal dikategorikan tingkat pengetahuan baik dan diberi kode
1, skor benar 17-22 soal memiliki tingkat pengetahuan cukup dan diberi
kode 2, serta skor benar kurang dari 17 memiliki tingkat pengetahuan
kurang dan diberi kode 3. Proses pengkodean ini juga bertujuan untuk
mempercepat proses memasukkan data dalam statistik.
3. Memasukkan data (processing)
Setelah data memiliki kode tertentu, selanjutnya data tersebut di input
dalam sistem perangkat lunak (software) statistik.
4. Membersihkan data (cleaning)
Membersihkan data adalah prosess melakukan pengecekan ulang data
yang sudah dimasukkan pada program statistik, kemudian memastikan
kembali data bebas dari kesalahan. Baik dari segi pengkodean maupun
pada saat membaca data, sehingga data siap untuk dianalisa.
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
3
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian setelah melalui proses pengolahan
dan analisis data. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 58 orang yang
diambil dari RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Berdasarkan hasil
penelitian ini didapatkan karakteristik dan gambaran tingkat pengetahuan perawat
tentang Early Warning Score (EWS). Hasil penelitian ini akan diuraikan berupa
nilai statistik dan interpretasi hasil.
33
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
3
Masa kerja
< 5 tahun 30 51,7
> 5 tahun 28 48,3
Total 58 100
Pengalaman mengikuti pelatihan EWS
Pernah 14 24,1
Tidak Pernah 44 74,8
Total 58 100
Berdasarkan tabel 5.1 menjelaskan usia rsponden Usia 17-25 tahun sebanyak
29 orang dengan persentase sebesar 50%. Jumlah responden dengan usia 26-
35 tahun sebanyak 27 orang dengan prosentase sebesar 46,5 %. Responden
dengan rentang usia 36-45 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 3,5 % .
Dari hasil data diatas dapat dismpulkan bahwa prosentase responden yang
berusia 17-25 memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kategori usia
lainnya.
Berdasarkan masa kerja, responden dengan masa kerja < 5 tahun sebanyak 30
orang (51,7%). Responden dengan masa kerja > 5 tahun sebanyak 28 orang
(48,3%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase responden
Universitas
yang bekerja > 5 tahun lebih tinggi daripada responden yang bekerja < 5
tahun, yaitu sebesar 51,7%.
Universitas
Tingkat Pengetahuan
Karakteristik Baik Cukup
n Prosentase n Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
Umur Responden
17-25 Tahun 11 47,8 18 51,4
26-35 Tahun 10 37,0 17 48,5
36-45 Tahun 2 15,2 - -
Universitas
Universitas
Universitas
39
Universitas
Universitas Indonesia
Dari hasil penelitian ini, masa kerja perawat di RSKB Tzu Chi > 5 tahun
adalah 28 orang (48,3%). Perawat dengan masa kerja < 5 tahun sebanyak 30
orang (51,7%). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Triarini
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini perawat di RSKB Tzu Chi yang pernah mengikuti
pelatihan tentang EWS sebanyak 14 orang (24,1%). Sedangkan perawat
yang belum pernah mengikuti pelatihan EWS sebanyatk 44 orang. Sejauh
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Secara teori disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan individu adalah pendidikan (Notoatmodjo, 2009). Kurikulum
pendidikan keperawatan akan terus berkembang sesuai dengan standar level
pendidikan keperawatan (Burnard, dalam Robinson & Vaughan, 2011).
Konsep tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati
(2011) yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan perawat
tentang PMK di RSAB Harapan Kita. Disebutkan bahwa responden dengan
tingkat pendidikan S1 keperawatan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi
daripada responden dengan tingkat pengetahuan D3 keperawatan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sesuai dengan konsep teori yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah pengalaman
(Notoatmodjo, 2009).
Didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Jalaludin (2013), tingkat
pengetahuan seseorang didapat dari pengamatan terhadap peristiwa ataupun
percobaan dan pengalaman yang berulang-ulang. Dari hasil penelitian di
RSKB Tzu Chi didapatkan data bahwa responden yang berpengetahuan baik
lebih banyak adalah responden dengan masa kerja > 5 tahun. Peneliti
berasumsi bahwa data tersebut sesuai dengan teori bahwa pengetahuan
diperoleh dari pengalaman yang berulang ulang. Responden dengan masa
kerja > 5 tahun tentu memiliki pengalaman klinik yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden dengan masa kerja kurang dari sama
dengan 5 tahun.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini adalah bab terakhir. Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang ditujukan untuk pelayanan
keperawatan, pendidikan keperawatan dan penelitian selanjutnya.
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
Saran disampaikan untuk beberapa pihak yaitu bidang manajemen rumah
sakit, bidang keperawatan rumah sakit, bidang pendidikan keperawatan dan
untuk peneliti selanjutnya.
51
Universitas
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
52
Universitas
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Devita, M. dan Hilman, K. (2011). Text book of rapid response systems. New
York: Springer&Science. Inc.
Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Fahmi, I. (2012). Gambaran pengetahuan perawat tentang kewaspadaan
standar.Depok: UI Press
Harrison, R. (2011). Acute medical emergencies, a nursing guide. UK: Elsevier.
Hastono, S.P. (2007). Analisis data kesehatan. Depok: FKM UI
Jalaludin. (2011). Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Jevon, P.danMelanie. (2009). Essential clinical skill for nurses. UK: Black Well
Publising.
Kozier (2011). Introduction nursing practice. USA: Addison Weshley
Publication. Inc.
53
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015 Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
Gambaran pengetahuan..., Liswati, FIK UI, 2015
Lampiran
NPM 1306489262
Kuesioner ini terdiri dari dua jenis yaitu Kuesioner A yang berisi tentang data
demografi responden dan Kuesioner B tentang Early Warning Score (EWS).
Bersama lembar penjelasan ini saya selaku peneliti memohon kesediaan rekan
sejawat untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner pada penelitian ini dengan
menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Liswati
Peneliti/NPM : Liswati/1306489262
Pada penelitian ini, peneliti akan menjamin kerahasiaan dari identitas serta data
yang akan saya berikan. Semua data yang diperoleh peneliti akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data
penelitian. Adapun kegiatan yang saya lakukan adalah mengisi kuesioner yang
telah dibuat oleh peneliti yang terdiri atas kuesioner data responden dan kuesioner
tentang pengetahuan Early Warning Score (EWS). Keikutsertaan saya sebagai
responden adalah sukarela dan saya memiliki hak untuk mundur dari penelitian
tanpa ada sanksi.
Saya telah membaca dan memahami lembar persetujuan ini dan saya melakukan
secara sadar dan tanpa paksaan.
KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada pertanyaan
yang bertanda titik-titik atau memmberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang
disediakan.
S2 Keperawatan
D3 Keperawatan
Petunjuk pengisian :
Jadwal Pelaksanaan
Bulan
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4
Pembuatan judul penelitian
Kunjungan ke area penelitian