Anda di halaman 1dari 23

THAHARAH

PENGERTIAN

Wudhu

Dari Hadas

(Besar dan Kecil) Mandi


Thaharah
Junub
(Bersuci)

Dari Najis Tayammum


Alat Bersuci (Air,
Tanah,Batu,dll)

Tata Cara

Ruang
Lingkup Macam-macam Najis
Thaharah

Benda/Barang yang Najis

Keadaan yang
Mewajibkan Bersuci
MACAM-MACAM AIR

 AirSuci dan mensucikan


Air yang boleh dikonsumsi (diminum) dan
sah untuk digunakan bersuci.

 Air
Suci - Tidak mensucikan
Ada tiga macam jenis air ini, yaitu:
 Air yang berubah salah satu sifatnya karena
tercampur oleh benda suci lainnya,
 Air sedikit yang sudah digunakan untuk
menghilangkan hadats,
 Air pohon atau air buah.
MACAM-MACAM AIR
LANJUT,,,,

 Air Bernajis
Air bernajis dibagi menjadi 2, yaitu:
 Air yang sudah berubah salah satu sifatnya karena
terkena najis, sehingga tidak dapat digunakan
karena dihukumi seperti najis. (Air yang sedikit)
 Air bernajis tapi tidak berubah salah satu sifatnya.
Jika sedikit maka tidak boleh digunakan, namun
jika banyak maka boleh digunakan. (Air Banyak).

 Air Makruh
Adalah air yang terjemur oleh sinar matahari kecuali
air yang terjemur di tanah.
MACAM NAJIS DAN CARA MENSUCIKANNYA

 Najis Ringan (mukhofafah)


Najis yang cara menghilangkannya cukup dengan
memercikan air pada tempat yang terkena najis.

 Najis Berat (mugholadzoh)


Najis yang cara menghilangkannya harus dicuci dengan air
sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan
debu/tanah.

 Najis Sedang (mutawasithoh)


najis yang cara menghilangkannya harus dengan dicuci
bersih sampai hilang bentuk, bau dan rasanya.
• Najis Hukmiyah
• Najis Ainiyah

o Najis yang dimaafkan (mafu)


BENDA-BENDA NAJIS

 Bangkai Binatang Darat

 Darah

 Daging Babi

 Muntah, air kencing dan kotoran

 Madzi dan Wadi

 Khamr
PENGERTIAN WUDHU

‫استعمال ماء طهور فى األعضاء األربعة‬


‫على صفة مخصوصة فى الشرع‬

“memakai air yang suci pada anggota badan yang


empat (muka, dua tangan, kepala, dan dua kaki)
berdasarkan sifat yang ditentukan oleh syara’ ”.

Dasar Wudhu (QS. Al-Maidah ayat 6).


SYARAT WUDHU

 Islam,

 Mumayyiz,

 Tidak berhadats besar,


 Menggunakan air yang suci dan mensucikan,
dan
 Tidak ada yang menghalangi sampainya air
ke kulit.
FARDHU WUDHU

 Niat,

 Membasuh muka,
 Membasuh kedua tangan sampai siku,
 Menyapu sebagian Kepala,
 Membasuh dua kaki sampai mata kaki,
dan
 Tertib.
SUNNAT WUDHU
 Membaca bismillah pada permulaan wudhu,
 Membasuh dua telapak tangan sampai
pergelangan sebelum berkumur,
 Berkumur,

 Memasukkan air ke hidung,

 Menyapu seluruh kepala,

 Menyapu kedua telinga luar dan dalam,

 Mendahulukan anggota yang kanan dari yang


kiri,
 Membasuh tiap anggota tiga kali,
LANJUT,,,,, SUNNAT WUDHU

 Tidak meminta pertolongan orang lain


kecuali dalam keadaan terpaksa,
 Tidak diseka kecuali ada hajat,

 Menggosok anggota wudhu agar lebih bersih,

 Bersiwak,

 Membaca dua kalimah syahadat dan


menghadap kiblat ketika berwudhu,
 Tidak bercakap-cakap, dan

 Berdoa setalah selesai wudhu.


BATALNYA WUDHU

 Keluar sesuatu dari dua pintu (baik berupa zat


ataupun angin),

 Hilang akal, baik karena mabuk atau gila dan


termasuk sebagian tidur,

 Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan yang


bukan muhrim, dan

 Menyentuh kemaluan (kemaluan sendiri/orang lain,


dewasa/anak-anak).
PERKARA YANG MEWAJIBKAN WUDHU

 Seluruh Jenis Shalat,

 Thawaf di Baitullah, dan

 Menyentuh Al-Quran.
BEBERAPA IKHTILAF
TENTANG
AIR SEBAGAI ALAT BERSUCI

 Kesepakatan Ulama bahwa wajib bersuci dengan


air
(jika ada dan dapat digunakan, serta tidak ada
kepentingan lain yang lebih mendesak)

 Airpanas karena terkena sinar matahari:


 Menurut Imam Syafii hukumnya MAKRUH
 menurut Hanafi, maliki dan Hambali (TIDAK
MAKRUH).

 Airpanas yang dimasak dengan api


 Kesepakatan Ulama (TIDAK MAKRUH)
 Hambali (MAKRUH)
LANJUT,,,,TENTANG
AIR SEBAGAI ALAT BERSUCI

 Air bekas bersuci (musta’mal):


 Syafii, Hanafi dan Hambali (Hukumnya SUCI
TAPI TIDAK MENSUCIKAN)
 Maliki (DAPAT MENSUCIKAN)

 Airyang berubah sangat jelas karena


tercampur benda suci lain yang sejenis:
 Maliki, Syafii dan Hambali ( TIDAK DAPAT
DIGUNAKAN untuk Bersuci)
 Hanafi (DAPAT DIGUNAKAN untuk Bersuci)
LANJUT,,,,TENTANG
AIR SEBAGAI ALAT BERSUCI

 Air yang berubah karena terlalu lama disimpan:


Para ulama sepakat (BOLEH DIGUNAKAN untuk
BERUSCI)

 Air zamzam digunakan untuk bersuci:


Menurut Hambali (MAKRUH)

 Air diam yang sedikit terkena benda najis:


 Hanafi, Syafii dan Hambali (Najis, meski tidak
berubah sifat-sifatnya)
 Maliki dan Hanafi ( Tidak Najis selama sifat-sifatnya
tidak berubah)
LANJUT,,,,TENTANG
AIR SEBAGAI ALAT BERSUCI

 Air
diam yang jumlahnya banyak terkena najis
Hukumnya TETAP SUCI , kecuali BERUBAH
SIFAT-SIFATNYA.

 Air yang mengalir


 Hanafi, Hambali dan qoul jadid Syafii (Air
mengalir HUKUMNYA SAMA dengan air yang
diam)
 Maliki dan qoul qodim Syafii ( air yang mengalir
TIDAK MENJADI NAJIS karena terkena benda
najis, baik air itu banyak ataupun sedikit,
KECUALI jika air tsb berubah.
TENTANG
WUDHU
 Niat:
Para ulama sepakat bahwa niat didalam hati saja sudah
cukup, tapi niat dengan lisasn saja tidak memadai,

 Membaca basmalah ketika berwudhu:


 Hanafi, Syafii dan maliki (membaca BASMALAH
hukumnya SUNNAH)
 Hambali (membaca BASMALAH hukumnya WAJIB)

 Membasuh kedua telapak tangan sebelum berwudhu:


 Tiga Imam mazhab sepakat (SUNNAH)
 Hambali (WAJIB jika wudhu tsb setelah bangun tidur
malam)
LANJUT,,,,TENTANG

WUDHU
 Berkumur dan menghirup air ke hidung:
 Hanafi, Syafii dan maliki ( SUNNAH, baik dalam
wudhu atau mandi)
 Hambali (WAJIB)

 Batas Wajah:
 Hanafi, Syafii dan Hambali ( Batas wajah adalah
antara Tempat Tumbuhnya Rambut pada
Umumnya hingga Dagu, dan dari Telinga yang
satu ke telinga lainnya)
 Maliki (bagian antara janggut dan Telinga tidak
termasuk wajah)
TENTANG
LANJUT,,,,

WUDHU
 Mengusap kepala dalam berwudhu
 Syafii ( cukup sekedar menyapu meski hanya
sehelai rambut)
 Maliki dan Hambali (Wajib mengusap Seluruh
Kepala)
 Hanafi ( mengusap sepermpat bagian kepala
dengan 3 jari)

 Mengusap kedua Telinga


 Hanafi, maliki dan Hambali (Sunnah dan
dilakukan ketika mengusap kepala)
 Syafii (Sunnah, tapi dilakukan setelah mengusap
kepala, dengan menggunakan air yang baru)
TENTANG
LANJUT,,,,

WUDHU

 Mengusap Leher
 Maliki dan Syafii (TIDAK SUNNAH)
 Hanafi, sebagian Syafiiah dan Hambali (SUNNAH)

 Tartib dalam Wudhu


 Hanafi dan Maliki (TIDAK wajib)
 Syafii dan Hambali (WAJIB)

 Berturut-turut tanpa menyelingi dengan perbuatan


lain
 Hanafi dan Syafii (SUNNAH)
 Hambali dan maliki (WAJIB)

Anda mungkin juga menyukai