Anda di halaman 1dari 73

JADWAL KULIAH METODOLOGI PENELITIAN PRODI S1 BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018


Minggu Tanggal Tophik Bahasan Pengajar
Ke
 I 1 Februari Pendahuluan: Deny S Y., MSc.
 Kontrak Perkuliahan
 Ruang lingkup Metodologi
Penelitian
* II 8 Februari Bagian Pendahuluan: I.A. Astarini, PhD.
* III 15 Februari  Penulisan latar belakang
* IV 22 Februari  Pengembangan Permasalhan
 Keterkinian permasalahan dan
novelty
 Perumusan masalah dan tujuan
penelitian
Tugas pembuatan latar belakang
riset/penelitian
Pelaksanaan Penelitian Deny S. Y., MSc.
V 1 Maret  Penelitian eksperimental dan non
 VI 8 Maret eksperimental
 VII 22 Maret  Penelitian Pendahuluan
 VIII 29 Maret  Materi dan Metod
 Variabel Penelitian (pengertian,
macam, pengembangan dan
definisi operasional)
 Sampling (pengertian,Teknik dan
jumlah)
 Pengembangan Alat
Tugas
IX 5 April UTS
 X 12 April Pelaporan Hasil Penelitian N. L. Watiniasih, PhD
 XI 19 April  Kompilasi data dan analisis data
 XII 26 April  Penulisan Hasil penelitian
 Iterpretasi data
 Penulisan Laporan dan Jurnal
 Tugas
 XIII 3 Mei Pustaka : Dr. Sudaryanto
 XIV 17 Mei  Kajian Pustaka
 XV 24 Mei  Keterbaruan
 XVI 8 Juni  Penulisan Citasi
 Penulisan Pustaka
Teknik Pemaparan / presentasi
Tugas
Keterangan : Jika Bpk/Ibu Dosen tidak dapat mengajar pada tanggal tsb, Mohon koordinasi dengan
coordinator/ pengajar berikutnya supaya tidak ada kekosongan

Koordinator Pengajar

Drs. Deny Suhernawan Yusup, MSc.


Gilimanuk – Padang Bai 155 km
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
PASIEN JIWA JAKARTA
KENAIKAN
2007 2008
RS Soeharto 17.124 20.000 17%
Heerdjan Grogol
RS Persahabatan 2.189 2.386 8,9%
RSUP Cipto 11.816 14.983 26,8%
Mangunkusumo

Catatan:
Diperkirakan 70% adalah penderita gangguan jiwa ringan (neurosis)
yang dipicu masalah-masalah eksternal. Misalnya: kepadatan
penduduk, tingkat kompetisi tinggi, tuntutan dan beban hidup tinggi,
faktor psikososial, maupun deadline pekerjaan.
(Jawa Pos, Senin 27 April 2009)
Writer's block
adalah keadaan di mana seorang
penulis tidak dapat menuangkan
segala idenya ke dalam tulisan.
Pikiran menjadi buntu, otak terasa
kaku, seolah ada yang menghalangi
keluarnya gagasan.
Tak satu pun kata, apalagi kalimat atau
pun paragraf yang mampu dihasilkan
oleh sang penulis.
Ayah Sex Itu Apaan ?
Suatu pagi seorang anak yang baru masuk sekolah dasar bertanya kepada ayahnya:

"Yah, ayah, SEX itu apa sih, yah.....?"


Terperanjat si ayah mendengar pertanyaan si upik.
Terbayang dia tentang arus moderen zaman sekarang yang membuat manusia berfikiran
terbuka, termasuk anak yang masih kecil.
Sesuai dengan konsep pendidikan seks yang sedang hangat dibicarakan

Mulailah si ayah mencari-cari jawaban yang sesuai dengan umur dan harapan anaknya
yang ia harapkan tak mau tertinggal dalam arus pendidikan modern.
Maka si ayah pun mulai memberikan jawaban dengan mengkiaskan kumbang dan bunga,
telur yang menetas menjadi berudu dan kemudian menjadi katak,
hujan serta benih yang berkembang menjadi tunas,
Diikuti dengan pembentukan bayi dalam kandungan.
Sebelum mengakhiri semua jawaban itu, si ayah menyelipkan juga kisah percintaan
antara ia dan mamanya sejak dari zaman sekolah menengah hingga sampai kelahiran
seorang bayi comel yaitu si anak yang bertanya itu.

Tiba-tiba si anak menangis terisak-isak. Si ayah keheranan. "Eh kenapa ya?“


Si ayah bertanya keheranan. Tetapi si anak masih tetap menangis.
"Jawabanya panjang amat...hu... hu...hu, terus dimana tempat untuk nulis jawabannya?
Ayah ajalah yang nulis jawabanya!... ....hu... hu...hu."
Si upik lantas menyerahkan buku latihan Bahasa Inggris yang pada muka
depannya tertulis....
NAME : ...................... .............

SCHOOL : ..................................

CLASS : ...................... .............

SEX : .............................. ......


JUJUR
Profesor HI Unpar Diduga Lakukan Plagiat
Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono
Selasa, 9 Februari 2010 | 17:04 WIB
ITB Akui Adanya Plagiarisme
Jumat, 16 April 2010 | 04:30 WIB
Bandung, Kompas - Institut Teknologi Bandung mengakui kasus
plagiarisme yang dilakukan MZ, mahasiswa program studi doktor
dari Sekolah Tinggi Elektronika dan Informatika ITB.
ITB baru mengetahui hal ini setelah MZ meraih gelar doktor, akhir
2009. ”Gelar doktor telah dicabut. Selain itu, status calon dosen
juga hangus karena ia mengundurkan diri akhir tahun 2009.
Meraih Gelar
dengan
Skripsi Pesanan
Jumat, 19 Februari 2010 | 03:56 WIB
Di sebuah kafe di Jalan Ir H Juanda, Bandung, Jawa Barat, seorang
mahasiswi terlihat serius menyimak teman bicaranya, seorang lelaki
berumur sekitar 45 tahun. Siang itu, ia sedang mendapat ”kursus”
mengenai isi skripsi yang sudah selesai dibuat atas nama dirinya.
”Saya memang minta bantuan orang untuk membuatkan skripsi,”
kata mahasiswi itu berterus terang. Untuk jasa pembuatan skripsinya
itu, ia menyediakan uang jasa Rp 7 juta dan skripsi selesai tak
sampai dua bulan.
Biaya pembuatan bergantung pada tingkat kesulitan, tetapi
umumnya satu paket lengkap berharga Rp 4,5 juta hingga Rp 10 juta.
Dibandingkan dengan di Bandung, biaya pembuatan di Yogyakarta
relatif lebih murah. Biayanya berkisar Rp 2,5 juta untuk skripsi yang
tidak memerlukan perancangan software atau alat, Rp 3 juta untuk
skripsi yang membutuhkan pembuatan software atau alat, dan Rp 4,5
juta hingga Rp 6 juta untuk pembuatan disertasi.
1. Perilaku Pembuatan Sarang Pada Laba-Laba
(1993)
2. Taksonomi Dan Perilaku Memangsa Beberapa
Spesies Laba-Laba Sebagai Musuh Alami Wereng
Hijau (Nephotettix sp.)(1995)(S1)
3. Studi Komparatif Keanekaragaman Laba-Laba
(Araneae) Pada Empat Komunitas Tumbuhan Di
Gunung TangkubanParahu Jawa Barat (1998)(S2)
4. Bioekologi Laba-Laba Pada Bentang Alam
Pertanian Di Cianjur (2005)(S3)
Purwo Kuncoro manager
The Orangutan Kutai Project
Referensi Idealis

Teman Materi
PA / Pragmatis
Dosen
Koneksi Relasi

PEKERJAAN

Skripsi
Relasi: kenalan
Koneksi: hub yg dpt memudahkan segala urusan
Format Penulisan Usulan Penelitian (UP) dan Skripsi
Usulan Penelitian Skripsi
Abstrak
I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah 1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian 1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Hipotesis (Jika ada !!!) 1.5. Hipotesis (Jika ada !!!)
II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN
2.1. Materi Penelitian 2.1. Materi Penelitian
2.2. Alat-alat 2.2. Alat-alat
2.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian 2.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian
2.4. Metode dan Cara Kerja Penelitian 2.4. Metode dan Cara Kerja Penelitian
2.4.1. Kondisi lingkungan daerah penelitian* 2.4.1. Kondisi lingkungan daerah penelitian*
2.4.2. Metode dan prosedur pengamatan* 2.4.2. Metode dan prosedur pengamatan*
2.5. Analisa Data 2.5. Analisa Data
2.6. Jadwal Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
3.2. Pembahasan
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
Catatan:
Untuk UP, mahasiswa harus membuat TINJAUAN PUSTAKA yang disetujui dan diserahkan ke Pembimbing dan
Panitia Seminar!
• JUDUL
Judul dibuat singkat tetapi jelas dan menunjukkan dengan
tepat masalah yang hendak diteliti dan tidak membuka
peluang penafsiran yang beraneka ragam.
Menggunakan huruf kapital, kecuali nama spesies!
Contoh:

PERILAKU HARIAN
ORANGUTAN (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760)
DI HUTAN LINDUNG PEGUNUNGAN MERATUS
KALIMANTAN TIMUR
• 1. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian.

• a. Latar belakang
Memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah
yang dikemukakan dipandang menarik, penting dan perlu
diteliti. Kecuali itu juga diuraikan kedudukan masalah yang
akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
Latar belakang pada Skripsi lebih diperluas dibandingkan
dengan Usulan Penelitian.
Harus didasarkan pada 3 jurnal terbaru!
Contoh:
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki 20% keanekaragaman primata dunia, salah satunya adalah
orangutan, satu-satunya spesies kera besar yang terdapat di Asia. Orangutan dibedakan
menjadi 2 spesies, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii Lesson, 1827) dan orangutan
Kalimantan (Pongo pymaeus Linnaeus, 1760 )(Rowe, 1996; Groves, 1999; Supriatna dan
Wahyono, 2000). Saat ini populasi orangutan di habitatnya mengalami penurunan drastis,
diperkirakan dalam 10 tahun terakhir menyusut 30% - 50% (Primack dkk., 1998). Hal ini
menyebabkan orangutan diambang kepunahan, padahal orangutan dilindungi oleh UU No. 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dan
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Flora dan Fauna Indonesia,
menurut IUCN termasuk kategori kritis (Critically endengered) (IUCN, 2000), dan
dimasukkan ke dalam Appendiks I CITES (Convention on Internasional Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) (CITES, 2000).
Menurut Anonim (2007) penurunan populasi orangutan terjadi karena hutan yang
menjadi habitatnya telah rusak oleh penebangan liar, konversi lahan dan kebakaran. Selain
itu tingginya perburuan orangutan untuk diambil dagingnya serta diperdagangkan sebagai
satwa peliharaan (Anonim, 2007).
Salah satu usaha mengurangi penurunan populasi orangutan itu dengan
melakukan penyitaan dari masyarakat, dilanjutkan dengan rehabilitasi dan re-introduksi.
Salah satu tempatnya adalah di Hutan Lindung Pegunungan Meratus, yang luasnya 120.000
Ha. (Russon kom.pri.).
•b. Rumusan masalah
Merumuskan hal-hal yang menjadi dasar latar belakang yang
mengandung pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian.
Dan merupakan fokus penelitian.
Contoh:

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah perilaku harian orangutan rehabilitan di
Hutan Lindung Pegunungan Meratus Kalimantan Timur?
• d. Manfaat penelitian
Berisi gambaran manfaat atau kegunaan penelitian.
Contoh:

1.4 Manfaat Penelitian


Diharapkan hasil penelitian ini memberikan masukan untuk
menejemen pengelolaan orangutan rehabilitan dan menunjukkan
pentingnya rehabilitasi dan re-introduksi dalam usaha konservasi
orangutan.

1.5 Hipotesis (jika ada!!!)


Memuat pernyataan singkat disimpulkan dari Pendahuluan,
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi
dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
• c. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dan merupakan tindak lanjut dari
permasalahan yang telah diidentifikasi.
Contoh:

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian
orangutan Kalimantan rehabilitan di Hutan Lindung Pegunungan
Meratus Kalimantan Timur dalam adaptasinya terhadap
lingkungannya yang baru.
II. METODE PENELITIAN

2.1 Metode Pengumpulan Data


2.1.1 Tehnik Pengambilan Sampel Dan Pengerjaan Sampel
Memuat uraian cara pengambilan dan penanganan
sampel, sebutkan alat, merek dan bahan bersifat spesifik
(TIDAK ditulis seperti pipet, tabung reaksi dll) dan uraian
tentang jalannya penelitian, lokasi dan waktu penelitian.
2.1.2 Variabel penelitian diuraikan secara jelas.
2.1.3 Rancangan percobaan diuraikan secara sistematis.
2.1.4 Jadwal penelitian diuraikan tentang rencana penelitian

2.2 Metode Pengolahan Data


Diuraikan secara jelas tentang jenis data, tahapan analisis
dan jenis model analisisnya.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Metode Pengumpulan Data
2.1.1 Materi Penelitian
Materi penelitian adalah 12 ekor orangutan yang menjadi
satwa sasaran (Gambar 1). Orangutan sasaran terdiri dari 6 ekor
orangutan jantan dan 6 ekor orangutan betina. Mereka adalah
orangutan yang telah direhabilitasi dan reintroduksi pada 4 pelepasan
yang berbeda dari 11 pelepasan yang telah dilakukan oleh Program Re-
introduksi Orangutan Wanariset Semboja (PROWS) sejak tahun 1997 di
Hutan Lindung Pegunungan Meratus Kalimantan Timur.

2.1.2 Alat-alat
Alat-alat tulis, Kronometer tangan merek Casio Illuminator W-
727h, Binokuler merek Nikon FM-2, Kompas merek Suunto, Peta rupa
bumi, GPS merek Garmin III.
2.1.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada areal pelepasan orangutan
rehabilitan Program Re-introduksi Orangutan Wanariset
Semboja (PROWS) di Hutan Lindung Pegunungan Meratus
Kalimantan Timur.

2.1.4 Metode Dan Cara Kerja Penelitian


2.1.4.1 Kondisi lingkungan daerah penelitian*
Daerah penelitian merupakan sebuah hutan
Dipterocarpaceae ……………
2.1.4.2 Metode dan prosedur pengamatan*
Pengumpulan data perilaku harian orangutan rehabilitan
dilakukan dengan menggunakan metode focal animal
instantaneous atau focal time sampling (Altmann, 1974;
Peterson, 1992). ……..

2.2 Metode Pengolahan Data


Data perilaku harian Orangutan rehabilitan dianalisa
menggunakan statistik non-parametrik, untuk melihat perbedaan
perilaku harian, penggunaan ketinggian dan makanan terhadap
jenis kelamin Orangutan dan ketersediaan buah. Analisa data
menggunakan SPSS windows versi 11.0.0 (SPSS Inc. 2001). Tes
pertama menggunakan Mann-Whitney U Test untuk
membandingkan jenis kelamin Orangutan dan ketersediaan buah
pada perilaku harian, strata kanopi dan tipe makanan. Tes kedua
menggunakan Kruskal-Wallis test untuk menganalisa pemilihan
makanan Orangutan sasaran.
Metode Pengumpulan Data:
Tehnik pengambilan sampel; Variabel penelitian; Rancangan
percobaan;
Metode pengolahan data.
Catatan:
•Jumlah ulangan dianggap cukup baik bila memenuhi persamaan
berikut:
(t-1) (r-1) > 15 Hanafiah,K.A. 1991. Rancangan
t = jumlah perlakuan Percobaan. Rajawali Pers.
Jakarta.
r = jumlah ulangan
Atas dasar ini umumnya ulangan r = 4 di lapangan dan r = 3 di
laboratorium dianggap dapat mewakili.
•Apabila hewan yang diamati di lapangan hanya 1 (satu) ekor,
statistiknya menggunakan deskriptif, tidak digunakan test
karena tidak bisa dihitung besar kesalahan, atau
menggunakan statistik non parametrik.
2.6 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan 2017 2018


Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1 Studi Kepustakaan v
2 Pembuatan Proposal v v
3 Seminar I (UP) v
4 Penelitian v
Pendahuluan
5 Penelitian Utama v v v
6 Pengolahan Data v v
7 Penulisan Skripsi v v
8 Seminar II (Hasil) v
9 Ujian Skripsi v v
Sudaryanto., Tjut Sugandawaty Djohan., Satyawan
Pudyatmoko., Jusup Subagja. 2015. Behaviour Bali
Starling at Bali Barat National Park and Nusa Penida
Island. Journal Veteriner. Volume 16. Nomor 3.
Halaman: 364-370.

Sudaryanto., T.S. Djohan., S. Pudyatmoko., J. Subagja.


2015. Behaviour Bali Starling at Bali Barat
National Park and Nusa Penida Island. Journal
Veteriner. 16 (3): 364-370.

Sudaryanto dkk. 2015


Behaviour Bali Starling at Bali Barat National Park
and Nusa Penida Island
Sudaryanto¹, Tjut Sugandawaty Djohan², Satyawan Pudyatmoko³, Jusup Subagja²

¹ Laboratory of Animal Taxonomy, Biology Departement,


Faculty of Animal Taxonomy and Natural Sciences,
Udayana University
Kampus Bukit Jimbaran Bali 80361. Telp. 0361 701954
² Laboratory of Concervation Ecology, Faculty of Biology,
Gadjah Mada University
³ Laboratory of Wildlife Management, Faculty of Forestry,
Gadjah Mada University
Email: sudaryanto@yahoo.com
Keanekaragaman Burung di Kawasan Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin Kabupaten Maros
dan Potensinya sebagai BirdStrike

Syahribulan¹a, Zulkarnain², Laode Asrul³, Armin4, Amirudin5,


Dirayah 6, Ambeng7, Muh. Ruslan Umar 8, Elis Tambaru 9,
Asriany10, Zainuddin 11

1,6,7,8,9,11Departemen Biologi FMIPA Unhas


Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912)
adalah burung endemik Pulau Bali, dan distribusinya sampai
tahun 2005 hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Jalak Bali menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di
TNBB, karena banyak terjadi pencurian. Tahun 1960-1980
ratusan Jalak Bali banyak dijual di negara-negara Eropa. Oleh
karena itu, sejak tahun 1966 Jalak Bali dimasukkan ke dalam
kategori kritis (Critically endangered) oleh IUCN Red List of
Threatened Species. Selain itu, CITES memasukkan burung
tersebut ke dalam Appendix I. Jalak Bali dilindungi Pemerintah
Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
421/Kpts/Um/8/1970, kemudian juga Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa (Van Balen dkk. 2000; Sodhi dan
Smith, 2007; Widodo, 2014; Jepson, 2015; Sudaryanto dkk.
2015).
Jalak Bali aktif terbang terutama menjelang waktu
reproduksi. Misalnya bulan Desember 14,5%, Mei
11,5%, dan September 12,9% (Gambar 21). Hal
tersebut karena untuk mendapatkan lebih banyak
makanan, maka burung harus lebih banyak terbang
(McLaught & Montgomerie, 1990; Symes & Perrin,
2003; Delacasa et al. 2011). Selain itu, Jalak Bali juga
sering berjalan dan meloncat di tanah untuk mencari
serangga di bawah serasah yaitu sebanyak 15%-19%
(Gambar 21; 23). Hal ini berbeda dengan Jalak Bali di
TNBB, yang lebih sering berlindung di puncak-puncak
pohon (Van Balen et al. 2000). Di Kepulauan Nusa
Penida makanan utama Jalak Bali adalah buah,
serangga, dan nektar bunga.
Perilaku Jalak Bali memakan buah pada bulan
November-Januari 31%, Februari-Juni 16,45%, dan
Juli-Oktober 3,9% (Gambar 21). Buah yang dimakan
(Gambar 30) adalah: pepaya (Carica papaya) (Gambar
22a), bunut (Ficus glabella), juwet (Syzygium cumini),
talok (Muntingia calabura), mangga (Mangifera indica),
sirsak (Annona muricata) (Gambar 22b), dan
tembelekan (Lantana camara). Sebaliknya, di TNBB
buah yang dimakan Jalak Bali adalah: tembelekan,
talok, dan kemloko (Phyllanthus emblica) (Sudaryanto
et al, 2015). Winter et al (2003) mengatakan, buah-
buahan merupakan salah satu faktor penting bagi
produktivitas berkembang biak burung.
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) adalah
burung endemik Pulau Bali, dan distribusinya sampai tahun
2005 hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Jalak
Bali menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di
TNBB, karena banyak terjadi pencurian. Tahun 1960-1980
ratusan Jalak Bali banyak dijual di negara-negara Eropa.

Jepson, P. 2015. Saving a species threatened by trade: a network


study of Bali starling Leucopsar rothschildi conservation.
Oryx. 49(2): 1-9.

Sodhi, N.S., K.G. Smith. 2007. Conservation of tropical birds:


mission possible? J. Ornithol. 148:305–309.

Van Balen, B., I W. A. Dirgayusa., I M. W. A. Putra., H. H. T.


Prins., 2000. Status and distribution of the endemic Bali
starling (Leucopsar rothschildi). Oryx. 34(3): 188-197.
Sejak tahun 1966 Jalak Bali dimasukkan ke dalam kategori
kritis (Critically endangered) oleh IUCN Red List of
Threatened Species. CITES memasukkan burung tersebut ke
dalam Appendix I. Jalak Bali dilindungi Pemerintah Indonesia
dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
421/Kpts/Um/8/1970, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa
Sudaryanto., T.S. Djohan., S. Pudyatmoko., J. Subagja. 2015.
Behaviour Bali starling at Bali Barat National Park and
Nusa Penida Island. Journal Veteriner. 16 (3): 364-370.
Van Balen, B., I W. A. Dirgayusa., I M. W. A. Putra., H. H. T.
Prins., 2000. Status and distribution of the endemic Bali
starling (Leucopsar rothschildi). Oryx. 34(3): 188-197.
Widodo, W. 2014. Komposisi Index Nilai Penting Burung dalam
kaitan studi Curik Bali (Leucopsar rothschildi) di Taman
Nasional Bali Barat. Zoo Indonesia. 23(1): 21-34.
Daftar Pustaka

Jepson, P. 2015. Saving a species threatened by trade: a network


study of Bali starling Leucopsar rothschildi conservation.
Oryx. 49(2): 1-9.
Sodhi, N.S., K.G. Smith. 2007. Conservation of tropical birds:
mission possible? J. Ornithol. 148:305–309.
Sudaryanto., T.S. Djohan., S. Pudyatmoko., J. Subagja. 2015.
Behaviour Bali starling at Bali Barat National Park and
Nusa Penida Island. Journal Veteriner. 16 (3): 364-370.
Van Balen, B., I W. A. Dirgayusa., I M. W. A. Putra., H. H. T.
Prins., 2000. Status and distribution of the endemic Bali
starling (Leucopsar rothschildi). Oryx. 34(3): 188-197.
Widodo, W. 2014. Komposisi Index Nilai Penting Burung dalam
kaitan studi Curik Bali (Leucopsar rothschildi) di Taman
Nasional Bali Barat. Zoo Indonesia. 23(1): 21-34.

Jurnal Veteriner. Volume 16, Nomor 3, Halaman: 364-370.


DAFTAR PUSTAKA
(KEPUSTAKAAN)

CITES. 2000. Convention on International Trade in Endangered Species


of Wild Fauna and Flora.
http://www.wcmc.org/CITES/append/fauna12.html. Dibuka tanggal
08.03.2000.
Groves, C.E. 1999. The Taxonomy of Orang-utans. In Orang-utan Biology.
Editor J.H. Schwartz. Oxford University Press. Oxford.
Indrawan, M., R.B. Primack., J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
IUCN. 2000. IUCN Red List of Threatened Animals.
http://www.wcmc.org.uk/species/animal. Dibuka tanggal 18.04.2000
Primack, R.B., J. Supriatna., M. Indrawan., P. Kramadibrata. 1998. Biologi
Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Jika seorang pengarang pada tahun yang sama menulis lebih
satu sumber rujukan, dibelakang tahun diberi abjad dengan
huruf kecil. Misalnya:

Menurut Sudaryanto (2009a, b) di Desa Ped Jalak Bali


membuat sarang pada 11 spesies tumbuhan.

Sudaryanto. 2009a. Konservasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann,


1912) Di Pulau Nusa Penida Bali. Seminar Nasional Biologi ke XV
Malang 23-24 Juli 2009. Available at: biologi.uin-malang.ac.id/
download/ DATA_ PEMAKALAH_ORAL.doc .
Opened: 30.06. 2009.

Sudaryanto. 2009b. Perilaku Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912)


Di Pulau Nusa Penida Bali. Prosiding Seminar Nasional MIPAnet
2009. Bali 13-14 Agustus 2009. Denpasar.
Buku Biologi Konservasi dikarang oleh Mochamad
Indrawan, Richard B. Primack dan Jatna Supriatna, dengan kata
pengantar oleh Emil Salim terbit pada tahun 2007 diterbitkan
olehYayasan Obor Jakarta, mengatakan: Di tahun 2006, di Nusa
Penida terdapat 82 Curik yang dipelihara dalam penangkaran. Hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh Sudaryanto pada Seminar
Nasional Konservasi In-Situ di Taman Nasional Bali Barat 12
Januari 2008, dengan judul makalah Pemanfaatan Kearifan Lokal
Dalam Menyelamatkan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi).
Pada tahun 2001 Di Taman Nasional Bali Barat, populasi
Curik Bali hanya 6 ekor, seperti dikatakan oleh Sudaryanto pada
makalahnya yang berjudul Populasi, Sebaran Dan Habitat Burung
Jalak Bali Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,
disampaikan dalam Lokakarya Pelestarian Jalak Bali di Denpasar
19-20 Juli 2001 yang diselenggarakan oleh Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Bagaimana penulisan pada artikel?
Bagaimana penulisan pada daftar pustaka?
Praktikum di Bali Bird Park

Setelah Diterkam,
Putri Diseret Anak Harimau
Benggala di Jatim Park 2
Rabu, 15 Maret 2017 20:27 WIB
Di Indonesia, enam anak Soeharto memiliki
saham sekurang-kurangnya di 564
perusahaan, dan kekayaan luar negeri
mereka mencakup ratusan perusahaan-
perusahaan lainnya, tersebar dari Amerika
ke Uzbekistan, Belanda, Nigeria dan
Vanuatu. Keluarga Soeharto juga memiliki
sejumlah besar hiasan-hiasan berharga.
Di TWA Kerandangan terdapat 56 spesies
burung yang termasuk ke dalam 31 famili.
Diantara spesies-spesies tersebut, terdapat satu
spesies yang menurut IUCN statusnya tergolong
Kritis (Critically Endangered) yaitu Elang Flores
(Nisaetus floris) (Suana, dkk. 2016)

Menurut Suana dkk (2016), di TWA


Kerandangan terdapat 56 spesies burung yang
termasuk ke dalam 31 famili. Diantara spesies-
spesies tersebut, terdapat satu spesies yang
menurut IUCN statusnya tergolong Kritis
(Critically Endangered) yaitu Elang Flores
(Nisaetus floris).
Gambar 1. Orangutan rehabilitan sasaran penelitian
Keterangan:
a. Baron, Luna dan Rudi e. Pasaran
b. Roslian dan Rajuli f. Joshua
c. Bonek g. Maya dan Kaya
d. Bento h. Itang dan Ayumi
(Foto: Kuncoro, 2002)
Format Penulisan Usulan Penelitian (UP) dan Skripsi
Usulan Penelitian Skripsi
Abstrak
I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah 1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian 1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Hipotesis (Jika ada !!!) 1.5. Hipotesis (Jika ada !!!)
II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN
2.1. Materi Penelitian 2.1. Materi Penelitian
2.2. Alat-alat 2.2. Alat-alat
2.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian 2.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian
2.4. Metode dan Cara Kerja Penelitian 2.4. Metode dan Cara Kerja Penelitian
2.4.1. Kondisi lingkungan daerah penelitian* 2.4.1. Kondisi lingkungan daerah penelitian*
2.4.2. Metode dan prosedur pengamatan* 2.4.2. Metode dan prosedur pengamatan*
2.5. Analisa Data 2.5. Analisa Data
2.6. Jadwal Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
3.2. Pembahasan
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN

Catatan:
Untuk UP, mahasiswa harus membuat TINJAUAN PUSTAKA yang disetujui dan diserahkan ke Pembimbing dan Panitia
Seminar!
ABSTRAK
Abstrak merupakan uraian singkat tetapi lengkap tentang
tujuan penelitian, waktu penelitian, tempat, cara dan
hasil penelitian.
Tujuan penelitian disarikan dari tujuan penelitian pada
Pendahuluan.
Waktu, tempat dan cara penelitian disarikan dari Metode
Penelitian.
Hasil penelitian disarikan dari Kesimpulan
Pada umumnya terdiri atas 3 alenia dan tidak lebih dari
250 kata.
Di bawah abstrak dicantumkan kata kunci, maksimal terdiri
dari 5 kata.
Contoh:
ABSTRAK
Penelitian mengenai perilaku harian orangutan
Kalimantan (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760) rehabilitan
bertujuan mengetahui adaptasinya terhadap lingkungan yang
baru. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2002 hingga 2
Februari 2003 di Hutan Lindung Pegunungan Meratus.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode focal
animal instantaneous (Altman, 1974) pada 12 ekor orangutan.
Orangutan rehabilitan aktivitas sosialnya lebih tinggi
yaitu 76,29% dibandingkan aktivitas soliternya yang hanya
23,71%. Perilaku hariannya adalah aktivitas sosial 12,34%
(betina) dan 2,49% (jantan), pergerakan 10,44% (betina) dan
14,13% (jantan), istirahat 29,01% (betina) dan 30,66% (jantan),
makan 44,85% (betina) dan 47,82% (jantan), dan makannya 96
spesies tumbuhan dan 1 spesies rayap.
Kata kunci: perilaku harian, orangutan Kalimantan, Pongo
pygmaeus, Pegunungan Meratus
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan harus


dipisahkan.

3.1 Hasil Penelitian

Disajikan secara jelas dan ringkas, bila perlu


dalam bentuk tabel, grafik, foto atau bentuk
lainnya.
Disajikan secara sistematis mengikuti tujuan
penelitian.
Tidak diperlukan pembahasan.
Tabel 1. Mangsa Anak Komodo
No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (%)
1 Belalang Locusta sp. 15
2 Belalang Sembah Stagmomantis sp. 15
3 Belalang Daun Microcentrum sp. 15
4 Cicak Platyurus platyurus 10
5 Skink Sphenomorphus sp. 10
6 Tokek Gekko gekko 10
7 Cicak Terbang Draco volans 10
8 Tikus Mus musculus 7,5
9 Burung Sesap Madu Nectarinia solaris 7,5
Gambar 1. Mangsa Anak Komodo
(Foto: Sudaryanto)
Gambar1. Biawak Komodo (Varanus komodoensis) sedang menunggu mangsa
Gambar 2. Jenis-jenis ikan yang terdapat di Taman Nasional Komodo
(Foto: Sudaryanto)
3.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian berdasarkan penalaran


dan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian
terkait

3.2 Pembahasan

Mangsa anak komodo terutama adalah insekta


dan reptilia (Tabel 1 dan Gambar 1), karena populasi
anggota kedua kelas tersebut yang dominan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Indrawan dkk. (2007) bahwa
komodo merupakan satwa predator.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pendapat penulis tentang hasil penelitiannya,
berupa pernyataan singkat, padat dan tepat dari hasil penelitian
dan pembahasan atau membuktikan kebenaran hipotesis.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan:
1. Anak komodo hidup secara arboreal, di pohon 86% dan di
tanah 14%, pohon yang sering dipakai sebagai habitat adalah
asam 20%, kesambi 12%
dan paci 19%.
2. Mangsa anak komodo adalah insekta 45%, reptilia 40%,
mamalia 7,5% dan aves 7,5%.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran
Diuraikan hambatan, kekurangan, hal-hal yang belum
terjawab dalam penelitian, sehingga peneliti lain bisa
melanjutkan.

4.2 Saran
1. Supaya pengamatan lebih teliti sebaiknya pada
anak komodo dipasang transmiter radio.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian pada musim yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
(KEPUSTAKAAN)

CITES. 2000. Convention on International Trade in


Endangered Species of Wild Fauna and Flora.
http://www.wcmc.org/CITES/append/fauna12.html.
Dibuka tanggal 08.03.2000.
Suana, I W., S. Amin., H. Ahyadi., L.A.T.T.W.S. Kalih., G.
Hadiprayitno. 2016. Birdwatching di Taman Wisata Alam
Kerandangan. Penerbit K-Media. Yogyakarta.
Sudaryanto, T.S. Djohan., S. Pudyatmoko., J. Subagja. 2015.
Behavior of Bali Starling at Bali Barat National Park and
Nusa Penida Island. Journal Veteriner. 16. 3: 364-370.

Jurnal Veteriner. Volume 16, Nomor 3, Halaman: 364-370.


Tugas/UAS:
Buat sitasi dan daftar pustaka untuk
rencana penelitian saudara.
Minimal dari 3 jurnal.
Tugas paling lambat dikirimkan 4 Mei
2017 jam 08.30, ke:
sudaryanto@unud.ac.id
Mangrove and Its Significant Value to Biodiversity Conservation
Luh Putu Eswaryanti Kusuma Yuni and Sudaryanto Presented for
KIPNAS IX, 2007
Jakarta,
20 – 22 November

Introduction Aim
Mangrove ecosystem has known for its To determine bird diversity and their activity at
biological function such as for feeding ground, the nature and reforestation mangrove
spawning / breeding ground and habitat of
many species, including birds. Since 1994, Methods
reforestation efforts have been conducted at Bird Diversity : Exploring method & list of 10 species technique
The Mangrove Information Centre (MIC), Activity : Ad Libitum Sampling
Tahura Ngurah Rai – Bali after had been
converted in to fisheries ponds.
Studies are required to understand whether
these effort able to return the mangrove’s
ability to support biodiversity

natural vegetation reforestation below 5 m


Results
1. 75 species of birds (28 families) were found, 25 were protected species
2. 60 species were found at the natural vegetation, 54 species at the
reforestation below 5 m, 47 species at the reforestation between 7 – 12 m
3. Fewer species found at the 7 – 12 m vegetation than that of below 5 m were
due to very dense vegetation at the 7 – 12 m
4. Activities recorded were foraging, perching/standing, flying, and nesting reforestation 7 – 12 m

Conclusion
Mangrove vegetation at The MIC, Tahura Ngurah Rai - Bali supports a high number of bird species.
Reforestation efforts that have been conducted since 1994 have succeeded to bring back its biological function

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Udayana – Bali
E_mail : l_eswaryanti@yahoo.com.au ; sudaryanto3000@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai