Hukum Adat Sasi
Hukum Adat Sasi
Sasi di Maluku dikelola oleh sebuah lembaga adat di bawah Raja atau
hasil- hasil potensi tertentu. Bila sasi dilaksanakan, maka masyarakat dilarang
untuk memetik buah-buah tertentu di darat dan mengambil hasil tertentu dari
laut selama jangka waktu yang di tetapkan oleh pemerintah desa (Frank L.
Cooley, 1987).
Hukum Sasi
Hukum Sasi, yaitu suatu sistim hukum lokal yang berisikan larangan dan
keharusan untuk memetik atau mengambil potensi sumber daya alam dari
jenis tertentu untuk suatu jangka waktu pendek (W. Pattanama &
M.Patipelony, 2003).
Peranan Sasi
Sasi perorangan, yakni berlaku hanya untuk lahan saja, karena laut milik
umum.
Sasi umun, hanya berlaku untuk tingkat desa saja.
Sasi gereja dan sasi masjid, yaitu sasi yang disetujui oleh pihak gereja,
masjid atau masyarakat umum.
Sasi negeri, yakni sasi yang disetujui oleh pemerintah lokal, seperti kepala
desa, para bupati, contohnya untuk mengatasi masalah perselisihan
mengenai batas wilayah.
Jenis-Jenis Sasi
Sasi Umum, adalah sasi yang diterapkan oleh seluruh warga desa. Sasi
b. Sasi darat : Sasi hutan, sasi binatang, sasi agama/sasi rohani, sasi
Menangkap ikan seperti lompa (Thryssa baelama) (Engraulidae) serta jenis ikan
lainnya, termasuk teripang Holothuroidea dan udang
Menangkap ikan-ikan di teluk-teluk tertentu dan pada waktu-waktu tertentu;
Menangkap ikan dengan menggunakn jaring yang bermata kecil (redi karoro);
Menangkap ikan dengan menggunakan bom atau bahan beracun;
Menangkap ikan dengan menggunakan jaring khusus untuk daerah
penangkapan tertentu;
Mengambil lola (Trochus niloticus), karang laut, karang laut hitam, batu karang
dan pasir;
Mengumpulkan rumput laut untuk keperluan makanan atau untuk dijual.
Sasi Sungai
pada masa tutup sasi maka hukuman yang diberikan oleh pemerintah
negeri yaitu raja dan perangkat negeri kepada si pelanggar adalah
ditangkap, dipertontokan dihadapan masyarakat umum dan mendapat
hukuman fisik lainnya seperti: cambuk,dikenakan denda,kerja paksa dan
dikucilkan dari tengah tengah kehidupan masyarakat.
hukuman yang akan diberikan oleh arwah atau roh-roh tete nenek
moyang (leluhur) antara lain: anak sakit-sakitan secara terus menerus dan
akhirnya meninggal dunia sehingga keluarga itu tidak memiliki seorang
keturunanpun. Istilah lokal adalah tutup mataruma
Efektifitas hukum adat sasi dalam menjaga lingkungan dan
kedudukan hukum adat sasi laut terhadap hukum positif di Indonesia
khususnya terkait dalam masalah lingkungan.
Sasi merupakan kearifan lokal yang dijadikan prinsip dan pedoman hidup