Anda di halaman 1dari 24

FISIKA ZAT PADAT

S. Kennedy et al., Nano Letters (2002)

Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2014
DIFRAKSI SINAR-X & KISI RESIPROK

n
d hkl 
2 sin 
Hamburan Sinar-X oleh Kisi Kristal
Pemantulan oleh kisi kristal terjadi bila  sinar-X lebih kecil dari 2 kali jarak
antara bidang pemantul dalam kisi kristal.
C

 
d
C’ AB  BC 
A dhk sin 
l 2d
B AC '  AC cos   cos 
tan 

Beda lintasan optik kedua berkas pantulan di atas diberikan oleh,


  AB  BC '  AC'  2 AB  AC'


2d

2d
sin  sin 
cos 2  
2d
sin 
 
1  cos 2   2d sin 
n
Interferensi konstruktif terjadi bila  = n , sehingga di dapat
d hkl 
2 sin 
Teori Hamburan
• Hamburan radiasi EM oleh sebuah partikel (mis.
Elektron) dapat dilukiskan sbb;
Gelombang datang,
 
 i ( k0 .r ot )
 (r , t )  Ae
Gelombang sferis pada posisi D dari
elektron,
 ’
A i ( kD  wot )
 ' ( D, t )  f e e
D
Besaran fe panjang hamburan dan dirumuskan sebagai,

 e2 
1/ 2
1   
f e   (1  cos 2 2 )
2 
2
 o
m c 
Dikenal sebagai jari-jari elektron klasik, re = 2,82 fm
Tinjau situasi 2 partikel, masing-masing di P1 dan P2

k Vektor hamburan S dirumuskan sebagai,
M 
k 
   S
 P2
S  k  k0 2

r k0

k0 P1

Maginuto vektor ko = k sehingga panjang vektor S menjadi,



S  S  2k sin  , dengan k  k 0

Beda lintasan optik berkas yang terhambur dirrumuskan sebagai,

  P1 M  P1 N
Untuk kondisi berikut ini,
     
ko  So ko  So k , dan k  S k  S k,

Maka vektor So dan S merupakan vektor satuan dalam arah ko dan k,


sehingga,
   

  P1M  P1 N  r  S  r  S o 
  
 
1  
 r  S  S o  r  k  ko
k
 
1  
 r S
k
 
Beda fase antara gelombang yang terhambur dalam arah arah radial,

   
    2   k   r  s
   
 
 2 
Kita superposisikan kedua gelombang,

T  fe
D
e 
A ikD

 e ik ( D   ) e it ,

Faktor waktu dapat kita abaikan untuk gelombang berdiri,

 T  fe
D

A ikD
e  e ik ( D   ) , 
Yang dapat ditulis sebagai,  T  fe
A ikD
D

e 1  e ik , 
A ikD
 T  fe e 1  e ,
D

 
iS  r

Secara umum, untuk elektron 1 dan elektron 2 gelombang superposisinya menjadi,

T  fe
D
e e 
A ikD iS r1
e
 
iS  r2
, 
Kasus untuk banyak partikel (elektron)

Masing-masing partikel berada pada kedudukan



r l, l =
1,2,3……n. Besarnya gelombang untuk arah S

A ikD n iS rl


T  fe e e
D l 1

A ikD  n
iS  rl 
 
 e  fe  e 
D  l 1 

Besaran dalam kurung disebut panjang hamburan atom, fa

 n  

fa   fe

e
l 1
iS  rl


Intensitas partial dari gelombang tersebut;
2
n  
I  f a  f e2 e iS rl
2

l 1

Andaikan distribusi elektron dari sebuah atom bersifat kontinu dengan fungsi
distribusi (r), maka untuk seluruh atom yang dikandung berlaku;

 
 dr  ( r )  Z
total atom
Z menyatakan nomor atom yang ditinjau. Maka panjang hamburan atom menjadi,

 n  
  iSrl 3 
e f a    (r ) e d r
iS  rl
fa   fe 
 l 1 
Untuk distribusi awan elektron yang bersifat sferis, faktor hamburan atom
dapat ditulis,
R  2  

 dr  r d '  r sin  ' d '  (r ) e


iS  r
fa 
0 0 0
  
Untuk S dalam arah z, maka jelas S  r  S r cos  '

R menyatakan jejari atom dengan inti sebagai pusat,


R
sin Sr
f a   4r  (r )
2
dr
0
Sr

Faktor hamburan atom


untuk logam Aluminium
(Kittel, p.47)
Hamburan oleh Kristal
Misalkan posisi atom di dalam kristal dinyatakan dengan
vektor Rl, maka faktor hamburan kristal dirumuskan sebagai,
n  
f kr   f al e i S  Rl

l 1

Fal menyatakan faktor hamburan atom ke-l.


Selanjutnya, posisi atom di dalam sel satuannya dinyatakan
sebagai,   
Rl  Rlc'   j
c
Dalam hal ini; Rl ' = kedudukan sel satuan ke l’

 j
= kedudukan atom dalam sel satuan

  

f kr   f al e
i S  R c'  j
Sehingga, l

l
  
  f al e
i S  j i S  R c'
e l
sehingga
l
   
f kr   f aj e 
i S  j iS  Rlc'
e
j l'

Dapat ditulis sebagai, f kr  F S


F dikenal sebagai faktor struktur geometrik
 
F   f aj e
iS  j

S dikenal sebagai faktor struktur kisi


 c
F  e iS  Rl '

l'
Sebagai contoh kita tinjau faktor struktur kisi kristal linier monoatomik
dengan jarak antar atom (konstanta kisi) a

Q
A

c
B a
 P
S0

c 
Dalam hal ini Rl  l a Sehingga faktor struktur kisi menjadi;

N  
S e i S l a

l 1

N menyatakan jumlah atom dalam kristal linier yang ditinjau.


Evaluasi selanjutnya dari nilai S akan memberikan;
 1   
sin   N S  a 
S   2  
 1    
sin   S  a 
 2  

Intensitas berkas hamburan sebanding dengan pangkat dua dari S, jadi;


 1   
sin 2   N S  a 
S2   2  
 1    
sin 2   S  a 
 2  

Dari pelajaran gelombang diketahui bahwa S tidak berharga nol apabila


interferensi sinar hamburan bersifat konstruktif. Syarat ini dipenuhi oleh;

   
 
S  a  k  k0  a

 
  
 k S  S0  a
 
    Dalam hal ini,
 k S  a  S0  a
AQ  a cos
2

 k AQ  PB   
AQ  PB  PB  a cos  c
Maka untuk,
 
S  a  2 h, h  bil .bulat
Diperoleh,

a cos   cos  c   h

Bila diperluas ke kisi tiga dimensi diperoleh kumpulan pers. berikut:

a cos   cos  c   h
b cos   cos  c   k
c cos   cos  c   l

Dikenal sebagai perangkat persamaan LAUE


KISI RESIPROK
Salah satu cara untuk merepresentasikan kisi kristal yakni dengan
konsep kisi resiprok. Konsep ini dipakai di dalam difraksi sinar-X
dan difraksi elektron.Misalkan

vektor basis dalam ruang nyata
diungkapkan sebagai a, b , dan c

Kisi dalam ruang nyata Kisi resiprok


Gbr.1
Kisi dalam ruang nyata Kisi resiprok

Gbr.2
Definisi kisi resiprok

a*  2 
  
b c
 

a  (b  c )
 

b *  2 
c  a
 
b  (c  a )
 
 (a  b )
c *  2 

 
c  a b 
Beberapa hal tentang kisi resiprok:
a. Berdimensi L-1 atau sama dengan dimensi bilangan
gelombang
b. Besaran a* tegak lurus dengan bidang (b,c) demikian pula
permutasi sikliknya
c. Bahwa a.(bxc) = b.(cxa) = c.(axb) menyatakan volume kisi.
Vektor basis yang baru tersebut digunakan untuk membentuk kisi
baru yang memenuhi vektor berikut ini:
   
Gn  n1 a *  n2 b *  n3 c *,
n1 , n2 , n3 sebagai bil . bulat

Berdasarkan sifat vektor ortogonal,


     
a * a  2 ; a * b *  a * c *  0

Dapat ditunjukkan bahwa;

 
 
 b * c *
a  2   
a * (b * c *)
Indeks Miller & Kisi Resiprok
Kaitan antara indeks Miller (hkl) dan titik potong dengan
sumbu X, Y dan Z dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 1 1
Z
(h kl)  ( , , )
X Y Z

 v Ungkapan untuk vektor u
c  
 
 b u  x a  y b
a
Y
 Ungkapan untuk vektor v
u 
 
X v  yb  zc
Gbr.3

Jadi u dan v membataskan bidang (hkl)



Vektor kisi resiprok dinyatakan sebagai Ghkl
   
Ghkl  h a * k b * l c *

  
      
u  Ghkl  x a  y b  h a * k b * l c *
 2 x h  y k 

Karena
1 1 1
( hkl)  ( , , ) maka x h  y k   0
X Y Z
 
Jadi u  Ghkl  0

 
Demikian pula: v  Ghkl  0

Hasil ini menunjukkan bahwa vektor kisi resiprok Ghkl tegak lurus dengan
bidang kisi (hkl)

Selanjutnya akan dicari hubungan antara dhkl dengan Ghkl
Dari Gbr. 3 tampak bahwa dhkl sama besar dengan proyeksi vektor xa,
atau yb, atau zc pada garis normal terhadap bidang (hkl). Garis normal

tersebut dinyatakan sebagai nhkl
 
Jadi, Ghkl  Ghkl nhkl
 
  x a  Ghkl
Oleh karena itu, d hkl  x a  n hkl 
Ghkl

 

    Gbr.4
hkl  a  ha * kb * lc *  2h
Tetapi, a  G

Sehingga 2 h x 2
d hkl   , karena h x  1
G hkl G hkl

2 
Tampak jelas bahwa
d hkl  atau d hkl  Ghkl  2
Ghkl
TUGAS 2, Charles Kittel, Bab 2.
1

2
3

Anda mungkin juga menyukai