Anda di halaman 1dari 26

TEORI RELATIVITAS

KHUSUS
OLEH : VISTARANI ARINI TIWOW, S.Si, M.Sc.
Prinsip Relativitas Galileo
Gerak bersifat relatif dan membutuhkan kerangka acuan untuk
mendeskripsikannya.
Pada mekanika klasik, dikenal Prinsip Relativitas Galileo, yang
mengatakan bahwa :
Hukum-hukum mekanika haruslah berbentuk sama menurut
semua kerangka acuan inersial.
Kerangka acuan inersial adalah kerangka acuan yang tidak
dipercepat.
Transformasi Galileo
Gerak bersifat relatif dan membutuhkan kerangka acuan untuk
mendeskripsikannya.
Posisi ruang dan waktu orang menurut kedua kerangka :

= , = , = (1)

= + (2)
Jika orang berjalan dalam kereta dengan kecepatan relatif
terhadap kereta, maka hubungan antara kecepatan orang
terhadap stasiun dan kecepatan orang terhadap kereta
diperoleh:

= + (3)

Sebagai contoh, jika kereta bergerak dengan kecepatan 100


km/jam dan orang berjalan di dalam kereta dengan kecepatan
1 km/jam, maka menurut pengamat di tepi rel akan mengamati
orang berjalan dengan kecepatan 101 km/jam.
Jika ada seseorang yang menyalakan lampu di dalam kereta,
berkas cahaya akan merambat dengan kecepatan c terhadap
kereta.
Menurut transformasi Galileo, kecepatan cahaya menurut stasiun
menjadi :

= + (4)

Bertentangan dengan teori Maxwell tentang gelombang


elektromagnetik.
Percobaan Michelson-Morley
Zat perantara eter dipostulatkan
tidak bermassa, tidak nampak,
tetapi mengisi seluruh ruangan,
dan fungsi satu-satunya untuk
merambatkan gelombang
elektromagnetik.
Prinsip Relativitas Einstein
Einstein mengajukan dua prinsip relativitas :
1. Prinsip relativitas: hukum-hukum Fisika haruslah berbentuk sama
di semua kerangka acuan inersia.
2. Laju cahaya konstan: laju cahaya dalam vakum bernilai sama
c = 2,99 x 108 m/s, bagi semua kerangka inersia, tidak
bergantung pada kecepatan pengamat atau kecepatan
sumber yang memancarkan cahaya.
Transformasi Lorentz
Hubungan antara kedua koordinat:

+ 2

=
2
(5)
1 2

+
= (6)
2
1 2

= , = (7)
Akibat Postulat Einstein
Relativitas dari Keserentakan


+ 2
= (8)
2
1 2

Relativitas Kecepatan
Tinjau seseorang yang berjalan di dalam kereta api yang
bergerak dengan laju konstan v. Kecepatan orang berjalan

menurut kerangka kereta adalah = sedangkan kecepatan


orang menurut stasiun adalah = .


+ 2
= (9)
2
1 2

+
= (10)
2
1 2

Dengan aljabar diperoleh:
+
=
= (11)
1 + 2 1 2

Contoh :
Dua benda bergerak saling mendekat dengan laju masing-
masing 0,5c. Berapakah kecepatan relatif satu benda terhadap
lainnya? Bagaimana pula jika laju kedua benda 0,9c? Atau
0,99999c?
Laju Cahaya Konstan Bagi Semua
Pengamat
Jika lampu dalam kereta memancarkan cahaya, maka laju
cahaya menurut orang di kereta adalah u = c dan menurut
orang di stasiun :
+
= 2
= (12)
1 + /
Artinya, laju cahaya menurut pengamat di stasiun juga c.
Demikian juga sebaliknya, jika u = c, maka

= 2
= (13)
1 /
Jadi, c konstan bagi semua pengamat.
Konstraksi Panjang
Tinjau posisi dua jendela pada +
=
kereta api, misalnya jendela 2
ke-1 dan ke-3. 1 2
(15)
= = 1 2 (14)
= = =
2 2
1 2 1 2

Secara umum, dapat kita katakana bahwa benda sepanjang L0
(diukur oleh pengamat yang diam terhadap jendela), jika
bergerak dengan laju v akan mengalami kontraksi, hingga
panjangnya berubah menjadi,
2
= 0 1 2
(16)

Gejala ini disebut kontraksi panjang.


Dilatasi Waktu
Momentum

Definisi momentum =

Momentum relativistik :
2
= = = 1 2
0 0
2 0
0 = 1 2 atau = (19)
2
1 2

Energi
Tinjau suatu benda yang dipercepat dari keadaan diam hingga
memiliki kecepatan sebesar u.
Terapkan gaya F pada benda sepanjang sumbu x.
Usaha yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut :
2 2

= = (20)
1 1
Dari persamaan momentum diperoleh :
0 0
= = 3/2
(21)
2 2
1 2 1 2

Dengan dx = vdt dan v adalah kecepatan sesaat benda,
disubstitusikan ke persamaan (20) dan (21), maka diperoleh :

0
= 3/2

0 2
1 2



= 0 3/2

0 2
1 2

0 2
= 0 2
2
1 2

= 2 0 2 (22)
Energi Kinetik
Mengingat kembali hasil dari mekanika klasik, ketika kita
mempercepat benda dari keadaan diam menjadi bergerak
dengan kelajuan v,

(23)

Jadi, besar usaha sama dengan besarnya energy kinetik yang


ditambahkan pada benda.
Pada mekanika klasik, besar usaha yang dihitung pada
persamaan (22) sama dengan energy kinetik yang ditambahkan
pada benda, sehingga

(24)

Apakah definisi energy kinetikini berbeda dengan energy kinetik


pada mekanika klasik?
Tinjau nilai energy kinetik untuk limit kecepatan rendah.
Untuk keperluan ini, kita perlu mengingat kembali bahwa suatu
bilangan yang cukup kecil 0 , berlaku

(25)

Jadi secara umum, untuk 0 diperoleh

(26)
Menggunakan pendekatan ini, nilai factor Lorentz untuk
2
kecepatan rendah dapat didekati dengan memilih = 2 0

dan n = -1/2

(27)

Sehingga,

(28)

(29)
Jadi energy kinetik benda dengan kecepatan rendah adalah :

(30)

Sama dengan energy kinetik pada mekanika klasik


Kesetaraan Massa-Energi
Selain memberikan bentuk baru untuk energy kinetik, persamaan
(23) juga bahwa benda yang diam memiliki energy sebesar
2
0 , dan setelah mencapai laju v energinya menjadi
2
2
.

1 2

Energi diam (energy yang dimiliki oleh benda yang diam)


sebesar :
(31)
Energi total
(32)
Menunjukkan hubungan kesetaraan massa-energy.
Hubungan Energi dan Momentum
Relativistik
Dari definisi momentum relativistic diperoleh :

(33)

Dari persamaan ini diperoleh :

(34)

Mengingat

(35)
Dari dua persamaan terakhir diperoleh :

(36)

Mengingat = 2 , maka suku 2 2 2 di atas dapat ditulis



sebagai
2 , sehingga

(37)

Atau

Persamaan terakhir ini memberikan hubungan antara (38)


momentum dan energy secara relativistic.

Anda mungkin juga menyukai