Stres oksidatif
Antioksidan
Inflamasi Paru
Antiprotease
Perbaikan
PPOK
Perubahan anatomi meliputi:
- Saluran Napas Besar
Infiltrasi sel radang pd epitel
Jumlah sel goblet meningkat & membesar
Sekresi mukus meningkat
- Saluran Napas Kecil :
Inflamasi berulang Remodeling dinding
saluran napas Peningkatan jar. kolagen
& jar. ikat Penyempitan sal.napas permanen.
- Parenkhim Paru :
Destruksi parenkhim paru dari kerusakan minimal
sampai luas alveoli melebar.
- Perubahan Vaskuler Paru :
Penebalan lap. intima, ∑ otot polos & kolagen
bertambah & infil sel radang Penebalan dinding
pembuluh darah saluran napas.
FAKTOR RISIKO
1. Kebiasaan merokok merupakan satu
- satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari
faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB),
yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok
dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
2. Riwayat terpajan polusi udara di
lingkungan dan tempat kerja
3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas
bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1,
umumnya jarang terdapat di
Indonesia
Batuk produktif, terutama pada pagi hari
Sesak napas ( tergantung derajat keparahan )
Nyeri dada ( intercostal muscle ischemia )
Edema tungkai (cor pulmonale/decomp kanan)
Gejala sistemik ( Kalori unt. Bernapas Kurus)
Depresi ( akibat aktifitas / sosialisasi terbatas )
Riwayat merokok lama / perokok berat
Riwayat terpapar polutan terus – menerus
Pemeriksaaan Fisik
Inspeksi Bentuk dada : Barrel Chest
Penggunaan otot bantu napas
Pelebaran sela iga ( ICS )
Hypertropi alat bantu napas
Palpasi Fremitus suara melemah
Perkusi Hypersonor
Auskultasi Suara napas vesikuler lemah
Ekspirasi memanjang
Mengi / wheezing
Frekwensi & intensitas batuk bertambah
Produksi sputum bertambah banyak
Sputum berubah warna (kuning/ hijau )
Sesak napas bertambah berat
Keterbatasan aktifitas bertambah
Gagal napas akut
Penurunan kesadaran
Derajat Klinis Faal Paru
Derajat III Gejala + ( posisi relaks FEV1/VC < 70% 30% <FEV1
tetap sesak ) <50%
-Sputum BTA
-Radiologi: infiltrat
-Tidak merokok
Derajat 3 FEV1 / VC < 75%, FEV1 < 30% •Bronkhodil Reguler / LABA
( PPOK Berat ) Gagal napas •Kortikoster MDI, Terapi O2
O2 Nasal Canula
ß2 Agonis MDI / SC / 20 mt s/d 1 jam
Aminophyllin 5 mg / Kg BB Bolus IV
Hydrocortison 200 – 250 mg IV