Anda di halaman 1dari 23

TEORI-TEORI

ETIKA
•Geby Krisnia (142140059)
•Maghfira Gimara (142140063)
•Khafidah Qori A (142140073)
•Surya Ramadhani (142140075)
Pengertian Etika
Etika (Yunani)‘Ethos’  berarti adat
istiadat
Berkaitan dengan :
 kebiasaan hidup yang baik pada individu &
masyarakat
 nilai-nilai, tatacara hidup, aturan & segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya
Pengertian Etika 
Moralitas
Moralitas (Latin) Mos  adat istiadat atau
kebiasaan
 sistem nilai tentang bagaimana manusia
harus hidup baik di lingkungan dalam
sebuah adat kebiasaan yang membentuk
pola perilaku
Etika sebagai Filsafat Moral
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis
dan rasional mengenai :
 Nilai & norma yang menyangkut bagaimana
manusia hidup baik sebagai manusia
 Masalah kehidupan manusia dengan
mendasarkan diri pada nilai dan moral yang
umum diterima
Etika  menuntut orang berperilaku moral
secara kritis dan rasional.

 Dalam bahasa Kant, etika berusaha


menggugah kesadaran manusia untuk
bertindak
 Etika bermaksud membantu manusia untuk
bertindak secara bebas tetapi dapat
dipertanggungjawabkan.
Norma Umum
Norma  pedoman tentang bagaimana kita
harus hidup & bertindak baik,tepat, sekaligus
penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan
tindakan individu.

Macam Norma :
 Norma Khusus
 Norma Umum

- Norma Sopan santun


- Norma Hukum
- Norma Moral
Teori Etika
Etika Teleologi ( Yunani )  telos = tujuan,
Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang akan dicapai
Dua aliran etika teleologi :
 Egoisme Etis
 Utilitarianisme
Norma-norma Khusus  aturan yang
berlaku dalam kehidupan khusus, misal 
aturan kampus, aturan pendidikan dll
Norma-norma Umum bersifat umum /
universal
Norma Sopan santun / Etiket  norma yang
mengatur pola perilaku dan sikap dalam
kehidupan sehari-hari
Etika TIDAK SAMA dengan Etiket.
Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah
yang menyangkut sopan santun atau tata
krama
Norma Hukum norma yang dituntut
keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan
niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.

Norma Moral  aturan mengenai sikap dan


perilaku manusia sebagai manusia.
Utilitarianisme

 (utilis)  “bermanfaat”.
 Menurut teori  baik jika membawa manfaat,
tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan.
 Utilitarianisme aturan membatasi diri pada
justifikasi aturan-aturan moral

Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :


a. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Deontologi

 (Yunani) ‘deon’ = kewajiban.


 Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban.
 Pendekatan deontologi sudah diterima
dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika
yang terpenting.
Menurut Kant dalam hukum moral ada dua
jenis :
 Perintah Bersyarat  perintah yg
dilaksanakan kalau orang menghendaki
akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan
itu mrpk hal yg diinginkan dan dikehendaki
oleh orang tsb.

 Perintah Tak Bersyarat  perintah yg


dilaksanakan begitu saja tanpa syarat
apapun, yaitu tanpa mengharapkan
akibatnya, atau tanpa mempedulikan
apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi
orang tsb atau tidak.
Teori Hak

 Pendekatan yang paling banyak dipakai untuk


mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku.
 Teori Hak  suatu aspek dari teori deontologi,
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan
kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang
sama.
 Hak didasarkan atas martabat manusia dan
martabat semua manusia itu sama. Karena itu
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
Teori Keutamaan (Virtue)

 Teori Keutamaan  memandang sikap


atau akhlak seseorang dan memungkinkan
dia untuk bertingkah laku baik secara
moral.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik
 Keutamaan yang harus menandai pebisnis
perorangan bisa disebut : kejujuran,
fairness, kepercayaan dan keuletan.
 Fairness kesediaan untuk memberikan apa
yang wajar kepada semua orang yang
terlibat dalam suatu transaksi.
 Keutamaan - keutamaan yang dimilliki
manajer dan karyawan sejauh mereka
mewakili perusahaan, adalah : Keramahan,
Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu.
 Keramahan  inti kehidupan bisnis, untuk
setiap hubungan antar manusia, hubungan
bisnis tidak terkecuali.
 Loyalitas karyawan tidak bekerja semata-
mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai
juga komitmen yang tulus dengan perusahaan.
 Kehormatan  keutamaan yang membuat
karyawan menjadi peka terhadap suka dan
duka serta sukses dan kegagalan perusahaan.
 Rasamalu  membuat karyawan solider
dengan kesalahan perusahaan.
•CONTOH KASUS 1 :

PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi


dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PTFI menambang,
memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung
tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di
Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami memasarkan
konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh
penjuru dunia.
            PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional
(MNC),yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor
pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan
berkembang.
Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT.
Freeport Indonesia :
* Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebut
disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh
manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport
di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja
Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang
per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain
mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih
menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan
pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.
* Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu
pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih
PT FI. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal karena harus
menanggung akibat berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan
vegetasi Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak
akan bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain
bertentangan dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport (Davis,
G.F., et.al., 2006).
Kestabilan siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah
barometer penting kestabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang
terjadi dari berputarnya mesin anak korporasi raksasa Freeport-McMoran
tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap
pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.
           
Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company)
yang otomatis berkelas dunia, apalagi umumnya korporasi berasal dari
AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan. Menjaga hubungan
baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan
membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik,
sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.
           Pemerintah dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di
Indonesia terbukti tidak memberikan teladan untuk menghindari
perselisihan soal normatif yang sangat mendasar. Kebijakan dengan
memberikan diskresi luar biasa kepada PT FI, privilege berlebihan,
ternyata sia-sia.
            Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT FI diperpanjang
kendati bertentangan dengan UU Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan dan sudah diubah dengan UU Nomor
4/2009 tentang Minerba. Alasan yang dikemukakan hanya klasik, untuk
menambah kocek negara. Padahal, tidak terbukti secara signifikan
sumbangan PT FI benar-benar untuk negara. Kalimat yang lebih tepat,
sebetulnya, sumbangan Freeport untuk negara Amerika, bukan
Indonesia.
            Justru negara ini tampak dibodohi luar biasa karena PT FI berizin
penambangan tembaga, namun mendapat bahan mineral lain, seperti
emas, perak, dan konon uranium. Bahan-bahan itu dibawa langsung ke
luar negeri dan tidak mengalami pengolahan untuk meningkatkan value
di Indonesia. Ironisnya, PT FI bahkan tidak listing di bursa pasar modal
Indonesia, apalagi Freeport-McMoran sebagai induknya.

            Keuntungan berlipat justru didapatkan oleh PT FI dengan hanya


sedikit memberikan pajak PNBP kepada Indonesia atau sekadar PPh
badan dan pekerja lokal serta beberapa tenaga kerja asing (TKA).
Optimis penulis, karena PT FI memiliki pesawat dan lapangan terbang
sendiri, jumlah pasti TKA itu tidak akan bisa diketahui oleh pihak
imigrasi.
CONTOH KASUS 2 :

Baru-baru ini terjadi kasus penculikan generasi muda


yang dilakukan oleh teman facebooknya, yang belum sama
sekali bertemu. Tetapi, ada oknum yang mengajak teman
facebooknya bertemu kemudian membawa lari teman
facebooknya tersebut. Kasus ini tentunya membuat para orang
tua resah karena takut terjadi hal yang serupa pada anaknya.
Para generasi muda yang menggunakan jejaring sosial memiliki
niat serta motif yang baik adalah untuk bersilaturahmi serta
mengenal dan memperbanyak teman. Tetapi oknum-oknum
yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan hal ini untuk
melakukan perbuatan yang tidak benar seperti penculikan. Dari
kasus ini ahli teori deontologikal menilai perbuatan
menggunakan facebook ialah baik karena niatnya untuk
menjaga silaturahmi dan memperbanyak teman. Tetapi, bagi
para teleologikal tidak baik karena yang dilihat teleogikal adalah
akibat. Akibat dari perbuatan menggunakan facebook ialah ada
oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk penculikan.
CONTOH KASUS 3 :

PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik


masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka
sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum
terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara
sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor
menjadi enggan untuk berinvestasi, monopoli di PT. PLN
terbentuk secara tidak langsung dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD
1945, dimana pengaturan, penyelengaraan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta
pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara untuk
kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Maka PT. PLN dinilai etis bila ditinjau dari
teori etika teleologi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai