Anda di halaman 1dari 36

BAB VI –

Mengembangkan Suara Hati

1. Bersedia Bersikap Moral


Masalah Moral :
* penilaian moral secara rasional &
objektif;
* berdasar pertimbangan yang
berlaku umum  mengapa sulit
dicapai kesatuan pendapat ?
1/9/2007 1
 3 alasan :
a. Masalah yang dihadapi kompleks
karena pengetahuan, informasi &
pandangan ilmiah yang berbeda ( mis.
Bidang kedokteran & bisnis );

b. Pendekatan masalah secara


emosional & dari segi kepentingan
pribadi, tunduk pada kebiasaan &
pendapat lingkungan, terikat pada
1/9/2007 2
prasangka, apriori, sentimen,
perasaan, kesempitan ideologis 
tidak sanggup mengadakan
pertimbangan yang objektif;

c. Menolak bertindak baik, adil, jujur 


mengejar kepentingan pribadi & ingin
menang sendiri.

1/9/2007 3
 KESATUAN MORAL DALAM ETIKA :

 Titik pangkal moral / the point of view


 bersedia ambil sikap moral 
mencari penilaian yang tepat;
 Bebas dari paksaan & tekanan;
 Bersedia tidak cari untung untuk
sendiri;
 Tidak berpihak;

1/9/2007 4
 Bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip yang berlaku umum  meski
bertentangan dengan kepentingan
sendiri;
 Harus punya pengertian teoritis &
informasi yang jelas & berkaitan
dengan masalah yang dihadapi;

  yang memiliki kepribadian kuat &


matang = bisa mengatasi masalah

1/9/2007 5
2. Mengasah Pengertian Moral Kita

a. Mendidik Suara Hati – dari segi


Kognitif
Suara Hati dipengaruhi :
* perasaan moral (Superego);
* pandangan formal & informal;
* anggapan moral lingkungan.

1/9/2007 6
Mendidik Suara Hati :
* berusaha bebaskan dari prasangka;
* ambil jarak & menilai dengan kritis;
* bersikap terbuka & mau belajar;
* mengerti seluk beluk masalahnya;
* memahami pertimbangan etis yang tepat;
 - kesadaran moral berkembang &
peluasan wawasan & tanggung jawab;
- suara hati sesuai dg norma-norma moral
objektif & struktur nyata masalah yang
dihadapi.
1/9/2007 7
b. Suara Hati & Suara Tuhan
Suara Hati Suara Tuhan
- bisa keliru; - tidak
pernah keliru;
- pengertian dan - suara hati yang
prasangka menunjuk
sendiri; kepada Allah;
- tidak mutlak, - mutlak.
terikat kpd Allah
yg menyaksikan.
1/9/2007 8
 Suara hati & suara Tuhan = Tuhan
sebagai pencipta  tidak melihat Tuhan
tetapi dapat merasakannya. 
Kemutlakan tuntutan untuk
melakukan yang disadari sebagai
kewajiban – hanya dapat difahami
bila menerima adanya Yang Mutlak
yang menyaksikan.

1/9/2007 9
c. Tentang Nasihat
Moral & Tradisi

 Keterbukaan diperlukan dalam menilai


situasi secara moral :
1) pendapat, penilaian & perasaan
moral terbentuk melalui pengalaman
dalam lingkungan sosial;
2) dalam pembentukan penilaian
moral, perlu nasihat yang bijaksana;
1/9/2007 10
3) menghargai tradisi & nasihat
bijaksana dengan pandangan jernih
 wajib ikuti suara hati berdasar
nasihat dengan kebijaksanaan;
= bentuk pribadi yang matang :
rendah hati, akui keterbatasan
kecerdasan diri, dan mencari
nasihat orang lain.

1/9/2007 11
3. TEKAD MORAL
= Suara hati dari Segi Afektif / Volitif =
kemauan.
Perlu pertimbangan :
a. Sepi ing pamrih / kemurnian
hati:
- harus bebas dari penguasaan
emosi;

1/9/2007 12
- harus bebas dari dorongan
irrasional yang merongrong
kesatuan tekad (nafsu, melakukan
hal-hal yg rendah, rasa takut,
bujukan, takut dikritik dll);

- bebas dari nafsu ingin memiliki;

1/9/2007 13
- dapat mengontrol nafsu dan
emosinya;

 sepi ing pamrih = rame ing


gawe = sanggup memenuhi
kewajiban & tg.jawab.

1/9/2007 14
Tradisi kerohanian Barat – sepi ing
pamrih = tiga upaya :
* recta intentio /maksud yang lurus;
* ordinatio affectuum / pengaturan
emosi;
* purificatio cordis / pemurnian hati dari
pamrih, kepalsuan yg jernih &
sanggup melihat kewajiban &
tg.jawab = katharsis (Neoplatonisme
di Eropa abad 3-6M) 
1/9/2007 15
Pengembangan sikap akan membuat
kepribadian lebih kuat, otonom,
mampu menjalankan tanggung
jawabnya.

b. Rasa
- Mengembangkan perasaan harus sepi
ing pamrih;
- Membuka diri;
1/9/2007 16
- Rasa mendalam = sampai ke
dimensi realitas yang sebenarnya
= sikap moral dasar seseorang;

- Mantap dalam ketekadan memilih


yang baik dan benar.

1/9/2007 17
4. Penentuan Diri Manusia
Dengan kejernihan faham & tekad
kemauan = menemukan identitas diri
melalui :
a. keputusan sehari-hari – yang akan
menentukan :
- penilaian kita sebagai manusia;
- bobot penilaian = bobot panggilan
suara hati;  pengambilan
keputusan bisa mudah / bisa sulit.
1/9/2007 18
 Unsur-unsur yang mempengaruhi
kemurnian keputusan :
- mencari keuntungan diri;
- takut dan lari dari sesuatu;
- mencari nikmat;
- superego yang terlalu kuat;
- keterbatasan manusia;  manusia
tdk pernah dpt ambil keputusan yg
murni & sikap yg seutuhnya karena
manusia adalah mahluk yang terbagi
dalam waktu dan ruang.
1/9/2007 19
b. Sikap Dasar
Inti kepribadian dpt ditentukan oleh :
kejadian, penentuan sehari-hari 
keputusan & sikap yang diambil = sbg
langkah pembiasaan (Aristoteles =
kecondongan ke arah yg baik :

- keutamaan (arete, virtus)= inti


kepribadian makin tegas terarah &
terwujud arah dasar hidup.
1/9/2007 20
- Membaca sikap orang lain secara
dangkal & terbatas : bahaya / bisa
salah.

c. Kematian Manusia

Apa manusia dapat menentukan diri


sendiri secara pasti/ definitif 100% ?

Apa mungkin?

1/9/2007 21
 Hanya mungkin bila :

* tidak terpecah lagi – mengitari inti


pribadi;
* bebas, menguasai diri, menentukan
diri sepenuhnya dalam penyerahan
tanpa batas sama sekali;

1/9/2007 22
* identitas diri sepenuhnya, tembus
berhadapan dengan Yang Mutlak –
tidak mungkin –
karena ada Saat Kematian (mutlak,
seutuhnya secara definitif,
berhadapan dengan seluruh realitas
mutlak = keyakinan agama)
meninggalkan segala keterbatasan,
kekaburan, keterpisahan diri.
1/9/2007 23
5. Pertimbangan tambahan :
Suara Hati & Superego
a. Struktur Kesadaran Manusia
( Freud): Unsur utama kesadaran
manusia : Id, Ego, Superego.
Ego berhadapan dengan 3 realitas:
realitas di luar, alam, manusia lain.
Ego bertindak >< dorongan Id,
tuntutan,harapan, ancaman dari
realitas luar.
Id & Superego = realitas batin
1/9/2007 24
Superego menegur bila reaksi
terhadap id dan realitas luar ego tidak
bertindak semestinya.

b. Superego ≠ Ideal Ego = perasaan


bersalah tanpa pertimbangan =
pengawas terhadap ego, id dan
seluruh kesadaran manusia.
Superego kaku = irrasional bila
hantam ego & id tanpa pertimbangan
=kesadaran moral yang heteronom.
1/9/2007 25
Superego Halus = disesuaikan dengan
penilaian ego.
Membangun superego:
- tergantung pendidikan waktu kecil –
anak belum punya rasa bersalah,
hanya tahu yang dilarang, tapi tak
tahu mengapa  bila tidak taat, akan
dihukum  timbulkan perasaan tidak
enak;
- pertama – akan taat pada perintah/
larangan bila orang tua hadir;
1/9/2007 26
- orang tua tidak hadir – anak akan
tetap taat  seolah-olah orang tua
jadi bagian kepribadian anak =
“internalisasi” / pembatinan.

“Orang tua”batin = lebih kejam


daripada orang tua sebenarnya krn.
menghukum perbuatan terlarang &
terus mengawasi pikiran, perasaan,
keinginan  bisa menyebabkan
gangguan neurosis – sbg akibat
Superego yang terlalu keras;
1/9/2007 27
 baru akan sembuh bila
menemukan penyebab gangguan
yaitu dengan mengingat kembali
pikiran dan keinginan yang sudah
dilupakan lalu diakui dan
ditanggapi secara wajar.

1/9/2007 28
SUPEREGO IDEAL EGO

-Membatinkan norma - terbentuk berdsr.


lingkungan sosial ortu pengalaman anak
& pihak lain sbg yg tdk dapat me -
panutan; nyamai ortu;
- sbg.sensor thd ego, - sbg.internalisasi
pikiran,dorongan, gambar ortu &
internalisasi ortu & panutan yang
masyarakat pd umur dikagumi;
muda;
1/9/2007 29
SUPEREGO IDEAL EGO

- Fungsi mengawasi - fungsi memberi


tindakan yg harus semangat utk
dipertanggung – jadi besar,hebat,
jawabkan ego, kuat & mencapai
kesadaran, id; prestasi tinggi;
- irrasional, krn - irrasional
hantam ego tanpa perduli tanggung
pertimbangan; jawab & penilaian
1/9/2007 ego; 30
SUPEREGO IDEAL EGO

-menentukan orang - menentukan orang


utk ikut jalan yg untuk ikut jalan
benar & dilarang karena tertarik
meninggalkannya. pada tujuannya.

 Seluruh keadaan sadar manusia terus


diukur oleh Superego & Ideal Ego
1/9/2007 31
c. Superego & Suara Hati
Suara Hati = kesadaran akan
kewajiban saya dalam situasi konkrit,
berorientasi pd.prinsip moral dasar -
situasi beda dapat menuntut tindakan
yg beda juga;
- bertindak sesuai dg tanggung jwb.
& kewajiban objektif = tindakan yg
paling bernilai bagi manusia;
- sbg bentuk pengertian =
kemampuan ego.
1/9/2007 32
Superego = menekan, menegur,
mengerem, tanpa peduli tepat/ tdk
tindakan itu dari sudut tanggung
jawab;
- mengulang norma yg pernah
dibatinkan tanpa bertanya norma
tsb masih tepat/ tidak dg kasus yg
dihadapi;
- memiliki fungsi pendukung/
pengacau bagi suara hati;
1/9/2007 33
- menyediakan orientasi kuat bagi
suara hati, menertibkan ego agar
tidak menyeleweng dari
kewajibannya;

- penilaian tidak boleh diterima begitu


saja, karena superego selalu
membeo secara otomatis;

1/9/2007 34
d. Kesadaran Moral yang Dewasa

Kesadaran moral yg ditentukan oleh


Kesadaran Nilai Ego = Otonom.

Ego menentukan sikap & tindakannya


sesuai dengan penilaiannya yg dianggap
paling tepat.

Mencapai kesadaran dewasa berdasarkan


bakat & pendidikannya.
1/9/2007 35
 dapat mengembangkan Ego yang
kuat & Superego yang sehat
berpedoman pada kesadaran nilai;

 CIRI orang dengan kesadaran moral


yang dewasa: Superego :
- selalu menyesuaikan dan terbuka
thd yang baru;
- bertindak berdasar tanggung jawab
yang nyata.
1/9/2007 36

Anda mungkin juga menyukai