Anda di halaman 1dari 23

BAB V- Mempertanggungjawabkan

Suara Hati

1. Permasalahan

Suara hati tidak mempunyai jaminan


bahwa tidak keliru  harus dapat
dipertanggung-jawabkan

 bagaimana caranya?
1/9/2007 1
2. Rasionalitas Suara Hati

a. Suara hati: masalah perasaan?


Suara hati = kesadaran akan
kewajiban dlm
situasi konkret 

= memberi penilaian moral.

1/9/2007 2
 Apakah penilaian-penilaian & pendapat
moral dapat dibuktikan sebagai benar
atau salah?
 2 pendapat : * yang menyangkal
* yang membenarkan
• Yang menyangkal :
Penilaian moral merupakan masalah
perasaan  tidak dapat disebut
benar / salah  tidak dapat
dipertanggung jawabkan =
EMOTIVISME
1/9/2007 3
 mengungkap perasaan subjektif

= sikap orang thd suatu peristiwa


bukan kualitas objektif  tidak
dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional & objektif  etika
normatif tidak berlaku.

1/9/2007 4
b. Pertanggungjawaban Penilaian
Moral
 Apakah penilaian moral hanya
mengenai sikap thd.suatu kejadian
atau tentang buruk baiknya kejadian
itu.
 Contoh :
Seorang siswi minta digugurkan
kandungannya ke dokter karena
belum menikah – masa depan
hancur.
1/9/2007 5
 2 pendapat :
 - membenarkan; - pengguguran dapat
dilakukan-untuk masa depan
wanita tsb;
 - menolak – isinya adalah calon
manusia –punya hak hidup
 harus dilindungi.

Hanya salah satu dari pendapat yang


benar.
1/9/2007 6
KESIMPULAN

Penilaian moral bukan hanya masalah


perasaan tapi masalah kebenaran
objektif
 penilaian moral bersifat rasional &
objektif (hanya dapat dibenarkan/
disangkal - dapat dibuktikan
secara rasional),
mis: gunung tertinggi di Jawa adalah
G.Tidar?
1/9/2007 7
c. Berlaku Universal

 Penilaian moral : masalah konkret


yang dihadapi dan mengandung
keberlakuan universal.

 Immanuel Kant :
universalitas keberlakuan termasuk
ciri khas kesadaran moral =
kewajiban yg berlaku objektif.
1/9/2007 8
d. Bagaimana mempertanggungjawabkan
Suara Hati?

 Suara Hati:
- mengklaim rasionalitas & objektivitas
harus dipertanggungjawabkan;
- mengikat mutlak, tetapi bisa keliru –
tidak ada jaminan benar.
 Mencari jawaban  melalui pendekatan

rasional, sedangkan pendekatan


rasionalistik adalah ciri rasionalisme.
1/9/2007 9
 Rasionalisme menuntut pendapat,
anggapan, sikap, tuntutan,
harapan, penilaian,
kepercayaan harus dibuktikan
kebenarannya  harus
diuji dulu.

1/9/2007 10
 Rasionalisme tidak mungkin
terlaksana & tidak perlu, karena :

a) kita bukan manusia pertama di


dunia & tidak hidup sendirian –
percaya berdasarkan tradisi yang
merupakan pengalaman generasi
terdahulu kita;

1/9/2007 11
b) rasionalitas yang sebenarnya adalah

- lebih mendalam daripada akal dg


pertimbangan praktis/konkkret
sehari-hari;
- bersumber pd lapisan kepribadian
manusia di bawah sadar 
mendapat arah yang sebenarnya;

1/9/2007 12
- dituntut keterbukaan thd
argumen;
- dapat dipertanggungjawabkan –
bila tidak, harus mencari orientasi
baru;
- melalui proses dialog / debat etis
tsb.

1/9/2007 13
3. Mengambil Keputusan
* Bagaimana cara pengambilan
keputusan supaya secara moral
memadai?
a. Sebelum mengambil keputusan.
Sebelum ambil keputusan :
- dengan persiapan pengambilan
keputusan;
- rasionalitas kesadaran moral
memainkan peranan:
1/9/2007 14
- sikap terbuka;
- mencari semua informasi yang
diperlukan – agar penilaian tepat;
- harus pertimbangkan argumen pro
& kontra;
- bisa pertimbangkan / mengubah
pendapat berdasarkan informasi
yang relevan ;
- minta nasihat orang bijaksana /
ahli;
1/9/2007 - harus terbuka terhadap kritik; 15
 suara hari dapat berubah &
berkembang dalam proses pencarian
keputusan terbaik.

* Cara mengelak dari tanggungjawab


rasional – dengan menolak berdialog
terbuka – karena keyakinan diri.
 dalam hal agama – dapat
dibenarkan, tapi tidak demikian bila
menyangkut orang lain.
1/9/2007 16
b. Mengambil Keputusan
 Setiap masalah harus diputuskan 
tidak ditunda – perlu pertimbangan.
 Sebelum putusan – tuntutan
rasionalitas suara hati;
 Saat putusan diambil – tuntutan
kemutlakannya sbg keinsafan &
kewajiban sesuai suara hati – bisa jadi
tidak sesuai dg pandangan orang lain/
tuntutan ideologis  tidak jaminan
bahwa keputusan betul.
1/9/2007 17
 Keputusan tidak betul/keliru karena :
- baru diketahui adanya informasi yang
relevan ;
- kurangnya argumentasi orang lain
memberi peringatan, yg ternyata
kemudian adalah benar;
- terlalu terkesan pada pendapat
teman & kurang percaya pada
penilaian diri;
1/9/2007 18
 Keputusan secara objektif salah  timbulkan
akibat buruk  harus dikurangi akibat buruk
dengan bertanggung jawab meski sudah
usaha maksimal.

c. Suara Hati ragu-ragu


Keragu-raguan bisa terjadi pada saat
persiapan dan pada saat pengambilan
keputusan  harus berani ambil keputusan
yang mungkin merupakan pemecahan yang
terburuk sekalipun.
1/9/2007 19
 Meski dalam keadaan ragu-ragu :
– tetap harus bertindak;
mis: guru di luar sekolah mengetahui
anak didiknya morfinis.

 Apa yang harus dilakukan?


 Melaporkan;
 Mendiamkan;
 Mendekati orang tuanya;
 Membantu mengatasi masalah anak itu?
1/9/2007 20
 Seorang pemimpin :
- harus berani bertindak bijaksana &
bertanggung jawab;
- berani ambil risiko;
- berani ditegur, meski teguran yang
kurang adil sekalipun;
- siap ambil tindakan selanjutnya bila
ternyata keputusannya mempunyai
akibat negatif.

 = sikap yang bertanggung jawab.

1/9/2007 21
4. Rangkuman
 Suara hati bukan masalah perasaan
tetapi
menuntut tanggung jawab rasional;
 Bukan dalam arti rasionalisme = setiap
penilaian moral harus dibuktikan;
 Penilaian moral harus terbuka terhadap
tantangan, sangkalan dan harus
didukung dengan argumen objektif;

1/9/2007 22
 Keputusan yang diambil harus
berdasar informasi & pertimbangan
relevan & terbuka terhadap pendapat
pihak lain & bersedia menanggapi;

 keputusan harus selalu diambil


meski sekalipun dalam keadaan
ragu-ragu - berdasar suara hati
kita.

1/9/2007 23

Anda mungkin juga menyukai