TINJAUAN PUSTAKA
A. Percaya Diri
Kepercayaan diri atau Self confidence merupakan sikap yang dimiliki oleh
individu yang dapat berkembang dengan baik, namun dapat pula mengalami
penurunan yang dapat membuat individu itu sulit bahkan tidak ingin melakukan
dalam hidupnya. Menurut Mustari “Percaya diri adalah sikap yakin akan
tertentu. Hakim, menyatakan bahwa rasa percaya diri adalah suatu keyakinan
10
11
(kepercayaan diri) merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan
yang dimiliki sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam
setiap tindakan, dapat bebas malakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, hangat dan sopan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa
manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.
Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk
melakukan sesuatu, maka sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan diri
itu akan datang dari kesadaran individu bahwa individu tersebut memiliki tekad
Barbara, 2003:10).
sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk
pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut, ia merasa memiliki
kompetensi, yakin mampu dan percaya dia bisa karena didukung oleh
pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri
sendiri.
11
Setiap orang memiliki rasa percaya diri yang berbeda. Ada yang tinggi rasa
kepercayaan dirinya, ada pula yang rendah. Ada banyak pendapat tentang ciri-ciri
c. Tidak ragu-ragu.
B. Ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, menurut
Hakim adalah:
situasi.
penampilannya.
cobaan hidup.
umpan balik positif yang diberikan terhadap prestasi sekecil apapun yang mereka
keluarga dapat ditumbuhkan dengan cara orang tua menghargai anak dengan
kesempatan yang bisa meningkatkan harga dirinya. Kepercayaan diri juga dapat
ditumbuhkan dengan memberi anak tugas agar dapat berbagi dan bertanggung
jawab. Menurut Hakim, pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan untuk
Dalam pola pendidikan demokratis anak bisa bertingkah laku sesuai nilai
moral dan aturan yang ada dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Ia akan
Dengan cara ini anak akan terlatih untuk berani menyatakan isi hati, bertanya,
berdebat secara sehat, dan berani menyatakan mana yang benar dan mana yang
salah.
penuh percaya diri. Orang tua dapat menumbuhkan sikap percaya diri anak
pergaulannya di luar rumah. Keberanian dan rasa percaya diri anak akan tumbuh
seiring dengan waktunya dalam menyesuaikan diri dengan anak-anak lain dengan
berbagai macam watak ataupun mengadakan interaksi sosial dengan orang dewasa
ketergantungan dan rasa tidak percaya diri anak untuk bisa mengerjakan sesuatu
secara mandiri.
tugasnya secara mandiri. Jika harga diri anak tumbuh sampai dapat menempatkan
rasa malu dan bangga dengan tepat, di dalam diri anak akan tumbuh motivasi
untuk selalu bersikap mandiri dan menghindari ketergantungan dengan orang lain.
Maka rasa percaya diri anak akan tumbuh melalui usaha anak itu sendiri.
Dengan mendidik anak untuk selalu berani menghadapi akibat dari setiap
tindakan yang dilakukannya, rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri anak akan
dapat dikembangkan.
Maksud dari pola pendidikan ini adalah agar anak terbiasa memperoleh
Maksud dari penghargaan ini agar motivasi anak berkembang menjadi lebih
kuat untuk berbuat lebih baik lagi. Perlu diusahakan agar anak berbuat baik karena
kesadaraannya.
Setiap kali anak berbuat tidak baik pada hakekatnya merupakan cermin dari
menurunnya rasa percaya diri. Kondisi ini perlu dicegah agar tidak semakin buruk
dengan memberikan hukuman dalam bentuk nasehat, teguran atau hukuman yang
Rasa percaya diri berkembang dengan sangat efektif jika seseorang memiliki
Di dalam pendidikan agama diajarkan bahwa Tuhan yang maha adil telah
Dengan pendidikan agama anak bisa meyakini bahwa ia bisa memiliki kelebihan
yang bisa dikembangkan. Ia pun bisa memiliki kelemahan yang harus diusahakan
agar tidak menjadi masalah. Anak juga memiliki wawasan yang jelas mengenai
kriteria orang yang mulia. Hal itu adalah landasan yang kuat bagi anak untuk
178). Menurut Prayitno dan Amti (1999: 309) bimbingan kelompok adalah
optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya
topik masalah.
yang memberikan informasi kepada sekelompok anak dengan tujuan agar para
a. Asas Kerahasiaan
11
tidak boleh menyampai kepada orang lain. Para peserta berjanji tidak
ini yang mendasari kepercayaan peserta didik (klien) kepada guru pembimbing.
b. Asas Kesukarelaan
belah pihak.
c. Asas keterbukaan
Bimbingan dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah
menyelesaikan masalah adalah jika informasi yang diperoleh tidak lengkap atau
d. Kekinian
Masalah yang ditangani adalah masalah yang mengganggu klien saat ini.
e. Kemandirian
f. Kegiatan
dihadapinya.
11
g. Kedinamisan
perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu memperbaharui dirinya. Mereka
haruslah dinamis, kreatif dan dapat menatap masa depan dengan lebih baik.
h. Keterpaduan
i. Kenormatifan
Bimbingan harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma agama,
pendapat, ide, saran, tanggapan dan perasaan kepada orang banyak, 3) belajar
rasa, 7) menjadi akrab satu sama lain, dan 8) membahas masalah atau topik-topik
umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama. Tujuan yang ingin
yang berkaitan dengan topik atau masalah yang dibahas (Wibowo, 2005: 18).
yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyeleseikan semua
tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dengan mampu
dengan baik, begitu juga jika siswa memiliki tanggungjawab atas arah hidupnya
sendiri maka siswa tidak akan menggantungkan diri pada orang lain dalam
a. Tahap pembentukan
b. Tahap Peralihan
kegiatan bimbingan kelompok yaitu tugas dan bebas. Setelah jelas kegiatan apa
yang harus dilakukan maka tidak akan muncul keraguan atau belum siapnya
anggota dalam melaksanakan kegiatan dan manfaat yang diperoleh setiap anggota
kelompok.
c. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan bimbingan kelompok dengan
suasana yang akan dicapai, yaitu terbahasnya secara tuntas permasalahan yang
Kegiatan dilakukan pada tahap ini untuk topik tugas adalah pemimpin kelompok
jawab antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang
belum jelas mengenai topik yang akan dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
Selanjutnya anggota membahas topik tersebut secara mendalam dan tuntas, serta
kemudian anggota membahas secara mendalam dan tuntas, serta diakhiri kegiatan
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini terdapat dua kegiatan yaitu penilaian (evaluasi) dan
tindaklanjut (follow up). Tahap ini merupakan tahap penutup dari serangkaian
telah dicapai oleh kelompok tersebut.Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
pemimpin kelompok dan anggota mengemukakan pesan dan kesan dari hasil
harapan.