informasi tentang status nutrisi dan masalah kebutuhan nutrisi. Komponen pengkajian nutrisi terdiri dari pemeriksaan antropometrik, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, dan riwayat diet. TUJUAN Mengidentifikasi defisiensi nutrisi dan pengaruhnya Mengumpulkan informasi khusus untuk membuat rencana asuhan keperawatan tentang nutrisi Menilai efektifitas askep & kemungkinan memodifikasi Mengidentifikasi adanya kelebihan nutrisi Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi klien KOMPONEN PENGKAJIAN NUTRISI A. ANTROPOMETRI tentang ukuran, berat badan dan proporsi tubuh manusia. Meliputi tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit dan lengan. Tujuan: untuk mengevaluasi pertumbuhan, mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi pada tubuh. .
Identifikasi masalah nutrisi:
Tinggi badan Berat badan Body mass index Lipatan trisep, LLA, dan LOLA Berat Badan Ideal (BBI) Adalah BB untuk TB tertentu yang secara statistik dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur panjang. Penilaian BBI : TB – 100 + (10% TB – 100) BB batas normal : BBI + 10% Kurang nutrisi : BB 20% lebih rendah BBI Kelebihan nutrisi : BB 20% diatas BBI BMI(Body Mass Index) /IMT IMT = BB(kg)/(TB(m))2 Klasifikasi nilai IMT : IMT Status Gizi Kategori < 17.0 Gizi Kurang (Sangat Kurus) 17.0 - 18.5 Gizi Kurang (Kurus) 18.5 – 22,9 Gizi Baik (Normal) 23.0 – 24.9 Over weigh (Gemuk) 25-29,9 Obesitas I >30 Obesitas II . Tebal Lipatan Kulit Cara menentukan presentase lemak pada tubuh : jaringan subkutan, masa otot dan status kalori. Tempat pengukuran : trisep skinfold (TSF), subskapula, suprailiaka Cara : lengan tidak dominan, TSF diukur pada titik tengah lengan atas antara processus acromion – olecranon anjurkan pasien untuk rilex. Alat: kaliper TSF lebih dari 15 mm (pria) TSF lebih dari 25 mm (wanita) . Lingkar Tubuh : kepala, dada, lengan atas bagian tengah, otot lengan atas bagian tengah. Pengkajian tumbang bayi : lingkar dada, kepala. LLA dan LOLA LLA menggunakan alat ukur: metlin Normal pria 25,3 cm dan wanita 23,3 cm B. BIOCHEMICAL Umumnya digunakan nilai-nilai biokimia seperti : kadar limposit, serum albumin, zat besi. Serum transferin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit . Resiko status nutrisi kurang bila lab. ada penurunan nilai limposit, serum albumin < 3,5 gram/ dl dan peningkatan atau penurunan kadar kolesterol Serum albumin < 3,4 gr/ dl perlu adanya pem lain. Bila lebih rendah 2,5 gr/ dl adanya deplesi protein. . Keseimbangan Nilai Nitrogen Guna: menentukan kadar pemecahan protein dalam tubuh. Keadaan normal: tbh mendapat nitrogen dari makanan dan mengeluarkan lewat urin, keringat dan feses. Protein (-): ketika katabolisme protein melebihi pemasukan melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari. Terjadi pada: stress berat, malnutrisi. Protein (+): anabolisme, proses tumbang pada bayi, anak-anak dan remaja. Terjadi pada : hamil, proses penyembuhan luka. . Hemoglobin dan Hemotokrit Kurang Hb, Ht : defisiensi bahan nutrisi, bila pasien malnutrisi berat. Penurunan Hb, Ht: defisiensi Zat Besi, Vit. B12, asam folat dan piridoksin, kehilangan darah kronis, overdehidrasi. Peningkatan Hb, Ht: dehidrasi, anoksia kronik, polisitemia dan tumor. Hb normal laki2 14-17gr/dl, wanita 12-14 gr/dl Ht normal laki-laki 40-54 %, wanita 37-47 % CLINICAL SIGN
Pemeriksaan fisik pada pasien yang
berhubungan dengan adanya mal nutrisi, prinsip: head to toe/ cephalo caudal. DIETARY HISTORY Mengkaji riwayat diet meliputi: a. Feed recall 24 jam: pola, jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam b. Alergi, kegemaran, intoleransi terhadap makanan c. Faktor yang mempengaruhi pola makan PENGKAJIAN KHUSUS 1. Riwayat makanan (pola makan,tipe makanan yang di hindari, makanan yang lebih disukai, perencanaan jenis makanan selanjutnya) 2. Kemampuan makan 3. Pengetahuan tentang nutrisi 4. Nafsu makan, jumlah asupan 5. Tingkat aktivitas 6. Konsumsi obat 7. Penampilan fisik DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, b.d.: Peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna kronis akibat infeksi, luka bakar,ataupun kanker Status puasa Anoreksia Muntah Alkoholisme Penggunaan laksatif berlebihan Dispagia akibat kelumpuhan serebral Intoleransi laktosa Penurunan nafsu makan Ekresi berlebihan,baik melalui latihan fisik, muntah, diare, pengeluaran lainnya Kesulitan mengunyah . 2. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan, b.d.: Perubahan pola makan akibat efek obat atau radiasi Penurunan fungsi pengecap atau penciuman Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi Penurunan kebutuhan metabolisme Kelebihan asupan Perubahan gaya hidup INTERVENSI Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi. Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi. Ajarkan untuk merencanakan makanan Kaji tanda vital dan bising usus Monitor glukosa,elektrolit,albumin,dan hemoglobin Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kal0ri atau tindakan lainnya. INTERVENSI Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraidinasi Menata ruang senyaman mungkin Menjaga kebersihan mulut Menyediakan makanan yang mudah dicerna Pemberian nutrisi oral, ngt, parenteral EVALUASI Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan: a. Meningkatkan nafsu makan b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral .