Anda di halaman 1dari 23

ETIKA DALAM BISNIS

INTERNASIONAL DAN PERANAN


ETIKA DALAM BISNIS

Desy Nata Aristina (155020300111007)


Yoga Rama Sinuraya (155020301111031)
Natasha Putri (155020301111076)
Nona Prabavatica (155020301111085)
Mutia Widasari Lisaini (155020301111094)
BAB 11
ETIKA DALAM BISNIS
INTERNASIONAL
Etika dalam Bisnis Internasional

era globalisasi ekonomi: kegiatan ekonomi mencakup seluruh dunia,


sehingga hampir semua negara tercantum dalam “pasar” sebagaimana
dimengerti sekarang dan merasakan akibat pasang surutnya pasar
ekonomis. Gejala globalisasi ekonomi ini bisa berakibat positif maupun
negatif. Internasionalisasi bisnis yang semakin mencolok sekarang ini
menampilkan juga aspek etis yang baru
Norma-norma Moral yang umum pada
taraf Internasional

Menurut pandangan Richard De George

•Menyesuaikan diri
•Regorisme Moral
•Imoralisme Naif
Masalah “Dumping” dalam Bisnis
Internasional

Salah satu topik yang jelas termasuk etika bisnis internasional adalah
dumping produk, karena praktek kurang etis ini secara khusus
berlangsung dalam hubungan dengan negara lain. Dumping adalah
menjual sebuah produk dalam kuantitas besar di suatu negara lain
dengan harga di bawah harga pasar dan kadang-kadang malah di
bawah biaya produksi.
Aspek Etis dari Korporasi Multinasional

Fenomena yang agak baru di atas panggung bisnis dunia adalah


korporasi multinasional, yang juga disebut korporasi transnasional. Yang
dimaksudkan dengannya adalah perusahaan yang mempunyai investasi
langsung dalam dua negara atau lebih.
Norma-Norma Etis Yang Terpenting Bagi
Korporasi Multinasional

1. Koorporasi multinasional tidak boleh dengan sengaja mengakibatkan kerugian langsung.

2. Koorporasi multinasional harus menghasilkan lebih banyak manfaat daripada kerugian


bagi negara dimana mereka beroperasi.

3. Dengan kegiatannya korporasi multinasional itu harus memberi kontribusi kepada


pembangunan negara dimana dia beroperasi.

4. Koorporasi multinasional harus menghormati HAM dari semua karyawannya.

5. Sejauh kebudayaan setempat tidak melanggar norma-norma etis, korporasi multinasional


harus menghormati kebudayaan lokal itu dan bekerja sama dengannya, bukan
menantangnya.
Norma-Norma Etis Yang Terpenting Bagi
Korporasi Multinasional Lanjutan

6. Koorporasi multinasional harus membayar pajak yang “fair”


7. Koorporsi multinasional harus bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam
mengembangkn dan menegakkan “backgroud institutions” yang tepat
8. Negara yang memiliki mayoritas sham sebuah perusahaan harus memikul tanggung
jawab moral atas kegiatan dan kegagalan perusahaan tersebut.
9. Jika suatu korporasi multinasional membangun pabrik yang berisiko tinggi, ia wajib
menjaga supaya pabrik itu aman dan dioperasikan dengan aman.
10. Dalam mengalihkan teknologi berisiko tinggi kepada negara berkembang, korporasi
multinasional wajib merancang kembali sebuah teknologi demikian rupa, sehingga dapat
dipakai dengan aman dalam negara yang belum berpengalaman.
MASALAH KORUPSI DALAM TARAF
INTERNASIONAL

 Praktek suap itu melanggar etika pasar.


 Orang yang tidak berhak, mendapatkan imbalan juga.
 Banyak kasus suap di mana uang suap diberikan dalam keadaan kelangkaan.
 Praktek suap mengundang untuk melakukan perbuatan tidak etis dan ilegal
lainnya.
BAB 12
PERANAN ETIKA DALAM
BISNIS
PERANAN ETIKA DALAM BISNIS

3 hal pokok yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai kesuksesan menurut


Richard De George, yaitu:
1. Produk yang baik.
2. Manajemen yang mulus.
3. Etika
Bisnis dalam Konteks Moral Bisnis
Mitos Mengenasi Bisnis Amoral

 Richard De George menyebut pandangan “Myth of Moral Business”.


 Pandangan ini beropini bahwa bisnis tidak ada kaitannya dengan etika atau
moral.
 Namun, mitos ini lambat laun ditinggalkan, karena:
 Bisnis disorot oleh masyarakat melalui media massa.
 Bisnis damati dan di kritik oleh LSM.
 Bisnis mulai prihatin dengan dimensi etis dalam kegiatannya.
Mengapa Bisnis Harus Berlaku Etis?

 Tuhan adalah hakim kita


 Kontrak sosial
 Setiap manusia diikat dengan dengan norma-norma dan moral.
 De Gorge menegaskan: “Morality is the oil as well as the glue of society, and
therefore of business”
 Kontrak sosial
 Manusia yang berlaku etis adalah baik secara menyeluruh, bukan menurut
aspek tertentu saja.
 Selama pebisnis itu seorang manusia, maka ia tidak bisa dipisahkan dari
moralitas.
1. Kode Etik Perusahaan
Manfaat dan kesulitan aneka macam kode etik
perusahaan

 Fenomena kode etik perusahaan mencuat sekitar tahun 1970-an, karena


terjadinya beberapa skandal korupsi dalam kalangan bisnis.
 Maka dari itu, sebaiknya perusahaan mempunyai peraturan-peraturan ketat dan
jelas
Patrick Murphy menggunakan istilah ethics
statements dan membedakannya menjadi 3
macam.

 values statements atau pernyataan nilai. Misi sebuah perusahaan seringkali


menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh pendiri perusahaan
 corporate credo atau kredo perusahaan, yang biasanya merumuskan
tanggungjawab perusahaan terhadap para stakeholder
 kode etik (dalam arti sempit) yang disebut juga code of conduct atau code of
ethical conduct, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan
kesulitan yang bisa timbul seperti konflik kepentingan, hubungan dengan
pesaing dan pemasok, menerima hadiah, dll.
Manfaat kode etik perusahaan dapat
dilukiskan sebagai berikut:

 Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, secara intern


semua karyawan terikat dengan standar etis yang sama sehingga
diharapkan akan mengambil keputusan yang sama pula.
 Dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggungjawab
sosialnya.
 Kode etik menyediakan bagi perusahaan-perusahaan dan dunia
bisnis pada umumnya kemungkinan untuk mengatur dirinya sendiri
(self regulation).
Kritik pada kode etik perusahaan yaitu :

 Merupakan formalitas belaka. Fungsinya sebatas windows


dressing – membuat pihak luar kagum dengan perusahaan.
 Banyak kode etik perusahaan dirumuskan dengan terlalu
umum, sehingga tidak menunjukkan jalan keluar bagi
masalah moral konkret yang dihadapi oleh perusahaan.
 Kritik yang paling berat adalah bahwa jarang sekali
tersedia enforcement untuk kode etik perusahaan. Jarang
sekali ada sanksi untuk pelanggaran.
Beberapa faktor yang bisa membantu
keberhasilan kode etik :

 Kode etik dirumuskan berdasarkan masukan semua karyawan, sehingga


mencerminkan kesepakatan semua pihak yang terikat olehnya
 Harus dipertimbangkan dengan teliti bidang-bidang apa dan topik-topik mana
sebaiknya tercakup oleh kode etik perusahaan.
 Kode etik perusahaan sewaktu-waktu harus direvisi dan disesuaikan dengan
perkembangan intern maupun ekstern.
 Paling penting adalah bahwa kode etik perusahaan ditegakkan secara
konsekuen dengan menerapkan sanksi. Tetapi tentu saja hal itu harus dilakukan
secara adil
2. Ethical auditing

 Untuk menilai kinerja finansial sebuah perusahaan sudah lama ada


standar-standar accounting yang diterima secara nasional dalam
suatu negara dan malah secara internasional. Jika perusahaan
memiliki sebuah kode etik, ethical auditing itu secara khusus
terfokuskan pada kode etik tersebut.
 demikian metode tersebut bisa digunakan untuk menegakkan kode
etik perusahaan secara sadar dan konsekuen
D. Good ethics, good business
Good ethics, good business

 Ethics pay (etik membawa untung), Good business is ethical business, Corporate
ethics: a prime business asset. Dalam kode etiknya, kini banyak perusahaan
mengakui pentingnya etik untuk bisnis mereka.
 telah ditunjukkan secara empiris bahwa perusahaan yang mempunyai standar
etis tinggi tergolong juga perusahaan yang sukses.
 Namun demikian, hal itu tidak berarti bahwa harapan akan sukses boleh
menjadi satu-satunya motivasi atau justru menjadi motivasi utama untuk
berperilaku etis. Yang baik harus dilakukan karena hal itu baik, bukan karena
membuka jalan menuju sukses, walaupun motivasi itu tidak senantiasa perlu
dihayati secara eksplisit. Sudah sejak Aristoteles, hal itu disebut bertingkah laku
“menurut keutamaan”.

Anda mungkin juga menyukai