(Distosia)
Distosia karena His
Pengertian
• Persalinan yang abnormal atau sulit
• Disebabkan oleh
Kelainan his : His dengan frekuensi < 3 kali per 10 menit
durasi < 40 detik
Kelainan fetus : Malpresentasi, malposisi, janin besar
Kelainan pelvis : Panggul sempit, kelainan cervix atau
vagina, tumor pada jalan lahir
Inersia Uteri
• His bersifat biasa, yaitu kontraksi fundus tetap dominan
• Kontraksi bersifat lemah, singkat, dan jarang
• Klasifikasi
Inersia uteri primer : Dimulai sejak awal persalinan
Inersia uteri sekunder : Sebelumnya pernah his kuat
(His Terlalu Kuat)
• Menyebabkan persalinan selesai dalam waktu singkat
Partus presipitatus selesai dalam waktu < 3 jam
Sifat his : Kekuatan berlebihan
• Dampak
Ibu : Luka yang luas pada jalan lahir terutama cervix,
vagina, dan perineum ; Ruptur uteri
Janin : Pendarahan dalam cranium
Incoordinate Uterine Action
• Tonus otot meningkat yang menyebabkan
Nyeri yang lama dan keras,
Penyempitan cavum uteri
Hipoksia fetus
• Tidak terdapat sinkronisasi antar kontraksi segmen uterus
His tidak efisien dalam membuka cervix
Distosia cervix primer : Disebabkan oleh his irregular
Distosia cervix sekunder : Disebabkan oleh kelainan pada
cervix seperti jaringan parut atau karsinoma
Diagnosis
• Distosia pada fase aktif kala I
Grafik pembukaan cervix terletak di antara garis waspada
dengan garis bertindak
Atau sudah memotong garis bertindak
• Kala II memanjang : Tidak terdapat kemajuan penurunan
bagian terendah dalam waktu :
Nulipara : 2 jam atau 3 jam (dengan analgesia epidural)
Multipara : 1 jam atau 2 jam (dengan analgesia epidural)
Faktor Predisposisi
• Bayi • Jalan lahir
Kepala terlalu besar Pelvis kecil karena
Hidrocephalus malnutrisi
Presentasi wajah, bahu, Deformitas pelvis karena
dan alis trauma atau polio
Malposisi persisten Tumor pelvis
Kembar yang terkunci Infeksi virus di abdomen
pada daerah leher atau uterus
Kembar siam Jaringan parut
Tatalaksana
• Rujuk ke rumah sakit
• Menentukan penyebab
Power : Pemberian oksitosin dan atau amniotomi
Passenger, passage : Forceps, vakum, section secarea
Jika terdapat disproporsi cephalopelvic, maka dilakukan
section secarea
• Antibiotik ampisilin dan gentamisin jika terdapat :
Tanda – tanda infeksi
Ketuban pecah lebih dari 18 jam
Kehamilan < 37 minggu
Malposisi dan
Malpresentasi
1. Malposisi Fetus
• Merupakan posisi vertex yang abnormal terhadap pelvis
Etiologi
• Posisi occiput posterior
Bentuk pelvis anthropoid atau android
Otot pada diaphragm pelvis yang lembek pada multipara
Kepala janin kecil dan bulat
• Posisi occiput lintang
Pelvis sempit
Tumor di daerah pelvis
Placenta previa
Kelainan bentuk uterus
Hidramnion
Tatalaksana
• Rotasi spontan terjadi pada 90% kasus
• Jika terdapat tanda persalinan macet, DJJ > 180 atau < 100
maka dilakukan sectio secarea
• Amniotomi jika ketuban belum pecah
• Jika pembukaan cervix belum lengkap dan tidak terdapat
tanda obstruksi, maka diberikan oksitosin
• Jika pembukaan cervix lengkap dan tidak terdpat kemajuan :
Jika tidak terdapat obstruksi, maka akhiri persalinan
dengan ekstraksi vakum atau forceps
Jika terdapat tanda obstruksi atau syarat mengakhiri
persalinan tidak terpenuhi, maka dilakukan sectio secarea
2. Malpresentasi
• Merupakan semua presentasi selain vertex
• Faktor predisposisi
Multipara
Kehamilan multiple (gemelli)
Polihidramnion atau oligohidramnion
Placenta previa
Kelainan bentuk uterus, massa pada uterus
Partus preterm
Presentasi Dahi
• Pemeriksaan abdomen
Setengah lebih kepala janin di atas pelvis
DJJ sepihak dengan bagian kecil
• Pemeriksaan vagina
Occiput lebih tinggi daripada sinciput
Teraba fontanella anterior dan orbita
Bagian kepala yang masuk ke aditus pelvis adalah tulang
orbita dan ubun – ubun besar
Denominator : Glabella dan pangkal hidung
• Tatalaksana
Sectio secarea jika janin masih hidup
Lakukan craniotomy jika janin mati
• Komplikasi
Caput succedaneum
Moulage kepala yang hebat
Presentasi Wajah
• Pemeriksaan abdominal
Lekukan teraba di antara occiput dengan punggung
DJJ sepihak dengan bagian kecil janin
• Pemeriksaan vagina
Wajah, mulut, dan rahang teraba dengan mudah
Kepala janin dalam kondisi defleksi maksimal
• Posisi dagu anterior
Pembukaan lengkap : Persalinan spontan, ekstraksi forcep
Pembukaan tidak lengkap : Sectio secarea
• Posisi dagu posterior
Pembukaan lengkap : Sectio secarea
Pembukaan tidak lengkap : Memutar dagu ke depan,
sectio secarea
• Janin mati : Craniotomy atau sectio secarea
• Jangan lakukan ekstraksi vakum
Presentasi Majemuk
• Diagnosis : Prolaps extremitas bersama dengan bagian
terendah janin
• Tatalaksana
Persalinan spontan hanya dapat terjadi jika janin sangat
kecil atau mati dan maserasi
Reposisi dengan posisi Trendelenburg kemudian dorong
tangan ke atas keluar dari symphisis
Jika reposisi gagal, maka dilakukan sectio secarea
Letak Lintang
• Pemeriksaan abdominal
Sumbu panjang teraba melintang
Tidak teraba bagian pada aditus pelvis (terasa kosong)
• Pemeriksaan vaginal
Sebelum in partu tidak terdapat bagian terendah yang
teraba di pelvis
Saat in partu yang teraba adalah bahu, siku, atau tangan
• Tatalaksana
Lakukan versi luar jika awal in partu dan ketuban intact
Jika terdapat kontraindikasi, maka lakukan sectio secarea
Lakukan pengawasan terhadap prolapse tali pusar
Jika tidak diawasi, maka dapat terjadi rupture uteri
3. Presentasi Bokong
• Gerakan janin teraba di bawah abdomen
• Pemeriksaan abdominal
Kepala terletak di atas
Bokong pada daerah pelvis
Lokasi DJJ setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pusar
• Pemeriksaan vaginal
Teraba bokong atau kaki
Meconium
Komplikasi
• Komplikasi pada janin • Komplikasi pada ibu
Kematian perinatal Pelepasan placenta
Prolaps tali pusar Luka pada vagina, cervix
Trauma pada bayi Endometritis
Asfiksia karena prolapse
dan kompresi tali pusar,
abruption placenta
Trauma pada organ
abdominal atau leher
Tatalaksana
• Sectio secarea lebih aman dan direkomendasikan pada :
Presentasi bokong pada primigravida
Double footling breech
Pelvis kecil atau malformasi
Janin yang sangat besar
Kepala hiperekstensi atau defleksi
Riwayat sectio secarea dengan indikasi CPD
• Persalinan per vaginam dengan syarat
Pembukaan lengkap
Bayi preterm yang kemungkinan hidupnya kecil
Bayi kedua pada kehamilan kembar
Pelvis adekuat
Presentasi bokong lengkap
Kepala fleksi
Tidak terdapat riwayat sectio secarea karena CPD
Janin tidak terlalu besar
• Sebelum in partu, usahakan melakukan versi luar
Pembukaan cervix masih < 3 cm
Kehamilan > 37 minggu
Ketuban intact dan liquor amnion cukup
Tidak terdapat komplikasi atau kontraindikasi
Persalinan per vaginam masih dapat dilakukan
• Kontraindikasi versi luar
Panggul sempit karena meskipun berhasil, tetap harus
dilakukan sectio secarea
Pendarahan antepartum karena dapat meningkatkan
pendarahan akibat solusio placenta
Hipertensi karena dapat menyebabkan solusio placenta
Hamil kembar karena janin yang lain menghalangi proses
dan kedua tali pusar dapat melilit
Placenta previa
• Jika versi luar berhasil, maka lakukan persalinan normal
• Jika versi luar gagal, maka lakukan persalinan pervaginam
atau sectio secarea
• Jangan lakukan amniotomi
• Kepala janin harus lahir dalam waktu maksimal 8 menit
sejak lahir sebatas pusar
• Jika DJJ < 100 atau > 180, maka lakukan sectio secarea
• Meconium biasa ditemukan pada presentasi bokong dan
tidak berbahaya selama DJJ normal
4. Disproporsi Kepala dan Pelvis
(DKP, CPD)
• Merupakan hambatan lahir karena disparitas antara ukuran
kepala janin dengan pelvis maternal
• Etiologi : Janin terlalu besar atau pelvis terlalu kecil
• Gejala : Kemajuan pembukaan cervix dan penurunan kepala
berhenti meskipun his adekuat
• Faktor risiko
Arcus pubicus < 900
Teraba promontorium, spina ischiadica, linea terminalis
Pada primigravida, bagian terbawah tidak masuk ke aditus
pelvis pada kehamilan > 36 minggu
Tatalaksana
• Sectio secarea
• Embriotomi atau craniotomy dengan syarat
Janin sudah mati, kecuali pada kasus hydrocephalus
Pembukaan cervix > 7 cm
Ketuban sudah pecah
Jalan lahir normal
Tidak terdapat tanda rupture uteri