Anda di halaman 1dari 35

KEPESERTAAN

DAN IURAN JKN


KEPESERTAAN
PENGERTIAN

• Peserta adalah • Penerima bantuan iuran (PBI)


– Setiap orang – Fakir miskin
– Termasuk orang asing yang – Orang tidak mampu
bekerja di Indonesia selama • Non PBI
minimal 6 bulan
– Penerima upah
– Sudah membayar iuran
– Bukan penerima upah
• Pekerja adalah – Bukan pekerja
– Setiap orang yang bekerja + keluarganya
dengan menerima gaji,
upah, atau imbalan lain
PENERIMA BANTUAN IURAN

• Iuran program dibayar oleh pemerintah melalui APBN / APBD


• Terdiri dari
– Fakir miskin dan orang tidak mampu beserta keluarganya
menurut kriteria kementerian social
– Cacat total, yaitu cacat yang menyebabkan seseorang tidak
dapat bekerja  Ditetapkan oleh dokter yang berwenang
– Seseorang yang mengalami PHK dan belum bekerja > 6 bulan
– Korban bencana alam
– Anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia
– Anak yang lahir dari peserta PBI
PEKERJA PENERIMA UPAH

• Setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima


gaji atau upah
• Pegawai pemerintah
– PNS pusat, PNS daerah, PNS yang diperbantukan
– Anggota TNI, anggota Polri
– Pejabat Negara : Pimpinan dan anggota lembaga negara
– Pegawai pemerintah non PNS : PTT, pegawai honorer, staf ahli
• Pegawai non pemerintah
– Pegawai BUMN, pegawai BUMD
– Pegawai swasta
PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH

• Setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri


• Terdiri dari
– Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri
– Misalnya pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,
notaris, pemain music, pembawa acara
BUKAN PEKERJA

• Setiap orang yang tidak bekerja tetapi mampu membayar iuran


• Terdiri dari
– Investor
– Pemberi kerja
– Penerima pension PNS, TNI, Polri, pejabat negara
– Veteran menurut UU No. 15 tahun 2012
– Perintis kemerdekaan menurut UU No. 5 tahun 1964
– Janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis
kemerdekaan
ANGGOTA KELUARGA

• Istri atau suami yang sah dari peserta


• Anak kandung, anak tiri, anak angkat yang sah dengan kriteria
– Tidak atau belum pernah menikah atau tidak memiliki
penghasilan sendiri dan
– Belum berumur 21 tahun atau belum berumur 25 tahun yang
masih melanjutkan pendidikan formal
• Jumlah anggota keluarga yang ditanggung
– Maksimal 5 orang termasuk peserta
– Jika lebih dari 5 orang, maka dapat mengikutsertakan anggota
keluarga lain dengan membayar iuran tambahan
• Bukan PBI dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
– Anak keempat dan seterusnya, ayah, ibu, mertua
– Saudara kandung / ipar, asisten rumah tangga
BAYI BARU LAHIR

• Otomatis dijamin
– Bayi baru lahir dari penerima bantuan iuran
– Bayi anak ke-1 sampai ke-3 dari pekerja penerima upah
• Tidak otomatis dijamin
– Bayi anak ke-4 dari pekerja penerima upah
– Bayi baru lahir dari pekerja bukan penerima upah
– Bayi baru lahir dari bukan pekerja
– Jika tidak dapat menunjukkan nomor peserta dalam waktu 3 x
24 jam sejak dirawat, maka dinyatakan sebagai pasien umum
TAHAPAN KEPESERTAAN

• Mulai 1 Januari 2014 • Paling lambat 1 Januari 2016


– PBI – Usaha mikro
– TNI dan Polri • 1 Januari 2019
– Eks penggguna askes dan – Universal coverage
jamsostek
• Paling lambat 1 Januari 2015
– BUMN
– Usaha besar
– Usaha menengah
– Usaha kecil
CARA PENDAFTARAN PESERTA
CARA PENDAFTARAN PBI

• Mensos menetapkan kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu


kemudian dilakukan pendataan dan validasi oleh Dinas Sosial
Kabupaten / Kota
• Data tersebut dikirim ke Kemensos  Didaftarkan oleh Kemenkes
ke BPJS Kesehatan
– Selain itu, juga terdapat peserta yang didaftarkan oleh Pemda
• Jadi, pendaftaran PBI tidak melalui Kemenkes dan BPJS Kesehatan
– Kemenkes hanya menerima data dari Dinas Sosial
– Jika sudah selesai, maka akan langsung didistribusikan ke
peserta oleh Dinas Sosial
• Jika PBI belum mendapatkan kartu BPJS, maka dapat mengurus
secara mandiri ke Dinas Sosial dengan menyerahkan
– Surat Keterangan Tidak Mampu dari kecamatan
– Fotokopi KK dan KTP semua anggota keluarga
– Surat pengantar dari Puskesmas
• Selanjutnya Dinas Sosial akan mengurus pendaftaran ke BPJS
Kesehatan sampai mendapatkan kartu
CARA PENDAFTARAN PEKERJA
PENERIMA UPAH
• Pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai
peserta BPJS Kesehatan
– Jika pemberi kerja tidak mendaftarkan pekerjanya, maka
pekerja yang bersangkutan dapat mendaftarkan sendiri
• Jika pekerja belum terdaftar, maka pemberi kerja wajib
bertanggung jawab saat pekerjanya membutuhkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan
– Jika tidak bertanggung jawab, maka pemberi kerja akan
mendapatkan sanksi berupa teguran tertulis, denda, dan/atau
tidak memperoleh pelayanan public tertentu
• Pemberi kerja mendaftarkan semua karyawan dan anggota
keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan menyerahkan
– Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
– Data karyawan dan anggota keluarganya
• Menerima nomor virtual account  Membayar ke bank Mandiri /
BRI / BNI paling cepat 14 hari  Menyerahkan bukti pembayaran
ke kantor BPJS  Mendapatkan kartu peserta
• Jika ingin mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, maka
– Pekerja memberikan surat kuasa kepada pemberi kerja untuk
menambahkan iurannya kepada BPJS Kesehatan
– Pekerja dapat mendaftar langsung ke Kantor BPJS Kesehatan
dengan mengisi formulir Daftar Isian Tambahan Anggota
Keluarga dan menunjukkan kartu identitas
CARA PENDAFTARAN PEKERJA BUKAN
PENERIMA UPAH DAN BUKAN PEKERJA
• Calon peserta mendaftar secara mandiri melalui
– Kantor BPJS Kesehatan
– Website BPJS Kesehatan
– Bank atau pihak lain yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
• Mendaftarkan semua anggota keluarga yang terdapat di KK
• Mengisi formulir Daftar Isian Peserta dengan melampirkan
– Fotokopi KK, KTP, salah satu buku tabungan ; pas foto 3 x 4
• Menerima nomor virtual account  Membayar ke bank Mandiri /
BRI / BNI paling cepat 14 hari  Menyerahkan bukti pembayaran
ke kantor BPJS  Mendapatkan kartu peserta
PENDAFTARAN PADA BAYI

• Pendaftaran sejak bayi masih dalam kandungan


– Bayi dari pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja
– Bayi anak ke-4 dan seterusnya dari pekerja penerima upah
• Pendaftaran setelah bayi dilahirkan maksimal 3 x 24 jam
– Bayi dari peserta PBI
– Bayi anak ke-1 sampai ke-3 dari pekerja penerima upah
– Jika terdaftar setelah 3 x 24 jam, maka dinyatakan sebagai
pasien umum  Masalah medis tidak ditanggung oleh BPJS
Syarat pendaftaran bayi dalam kandungan…

• Bayi dalam kandungan dari peserta bukan penerima upah


• Terdapat denyut jantung janin
• Melampirkan surat keterangan dari dokter
• Mencantumkan data sesuai dengan identitas ibu
• NIK yang diisi adalah nomor KK orang tuanya
• Tanggal lahirnya sama dengan tanggal saat didaftarkan
• Jenis kelamin sesuai dengan hasil pemeriksaan USG
• Kelas rawat inap untuk bayi dalam kandungan harus sama dengan
anggota keluarganya
• Jika bayi sudah lahir, maka orang tua harus segera melakukan
perubahan identitas paling lambat 3 bulan post partum
– Jika tidak dilakukan perubahan, maka tidak dapat memperoleh
pelayanan kesehatan dan statusnya tidak aktif
• Tidak berlaku untuk peserta PBI dan penduduk yang didaftarkan
oleh Pemda, peserta perorangan kelas III yang tidak memiliki
surat rekomendasi dari Dinas Sosial
IDENTITAS PESERTA

• Setiap peserta yang sudah terdaftar berhak mendapatkan


identitas berupa Kartu Indonesia Sehat
– Minimal memuat nama, nomor identitas peserta yang
terintegrasi dengan NIK
– Nomor identitas tersebut berlaku untuk semua program
jaminan sosial
– Diberikan secara bertahap
IURAN PROGRAM
IURAN PBI

• 23.000 per orang per bulan


• Dibayar oleh Pemerintah Pusat (melalui Kemenkes) atau oleh
Pemda apabila peserta didaftarkan oleh Pemda
IURAN PEKERJA BUKAN PENERIMA
UPAH DAN BUKAN PEKERJA
• Ruang perawatan kelas III : 25.500 per orang per bulan
• Ruang perawatan kelas II : 51.000 per orang per bulan
• Ruang perawatan kelas I : 80.000 per orang per bulan
IURAN PEKERJA PENERIMA UPAH

• PNS, TNI, Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non PNS


– 5% dari gaji atau upah  3% dibayar oleh pemberi kerja dan 2%
dibayar oleh peserta
– Dibayar oleh Pemerintah untuk PNS pusat, TNI, Polri, pejabat
negara, pegawai pemerintah non PNS
– Dibayar oleh Pemerintah Daerah untuk PNS daerah dan
pegawai pemerintah non PNS daerah
• Pegawai BUMN, BUMD, dan swasta
– 5% dari gaji atau upah  4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1%
dibayar oleh peserta
– Batas maksimal gaji atau upah per bulan yang digunakan
sebagai dasar perhitungan adalah 8.000.000
• Veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, atau anak yatim
piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan
– 5% dari 45% gaji pokok PNS golongan IIIa dengan masa kerja 14
tahun per bulan
– Dibayar oleh Pemerintah
• Anggota keluarga tambahan  Dibayar oleh peserta
– 1% dari gaji atau upah per orang per bulan
• Kerabat lain  Dibayar oleh peserta
– Ruang perawatan kelas III : 25.500 per orang per bulan
– Ruang perawatan kelas II : 51.000 per orang per bulan
– Ruang perawatan kelas I : 80.000 per orang per bulan
KAPAN IURAN DIBAYAR ?

• Penerima upah
– Paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS Kesehatan
– Jika tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka dibayarkan pada hari
kerja berikutnya
– Untuk Pemerintah Daerah, pembayaran iuran dilakukan melalui
rekening kas negara
• Bukan penerima upah dan bukan pekerja
– Paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS Kesehatan
– Iuran dapat dibayar untuk > 1 bulan
KETERLAMBATAN

• Jika terlambat membayar > 1 bulan sejak tanggal 10, maka


jaminan akan dihentikan sementara
• Pemberhentian sementara akan berakhir dan status peserta
menjadi aktif kembali apabila
– Membayar iuran pada bulan yang belum dibayar paling banyak
untuk waktu 12 bulan
– Membayar iuran pada bulan saat peserta ingin mengakhiri
pemberhentian sementara
DENDA

• Tidak terdapat denda karena ketelambatan


– Denda hanya diberikan untuk peserta yang menjalani rawat
inap dalam waktu 45 hari setelah status menjadi aktif kembali
• Denda adalah 2,5% x total biaya rawat inap x jumlah bulan yang
belum dibayar dengan ketentuan
– Jumlah bulan yang belum dibayar maksimal 12 bulan
– Besar denda maksimal adalah 30.000.000
• Untuk penerima upah, denda ditanggung oleh pemberi kerja

Anda mungkin juga menyukai