Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN

PENGGUNAAN MODEL GRAVITASI UNTUK


ANALISIS WILAYAH PENGEMBANGAN
PERIKANAN DAN INTERAKSI SPASIAL
KOTA DAN KABUPATEN

Kelompok 6
Artika Rahma Diana (153060016)
Muhammad Fityanulhakim (153060017)
Ega Iqbal Repiana (153060018)
Bandung, 2018
Outline
The story of this presentation

1 2 3 5
Latar Analisis Review Kesimpulan
Belakang Model Jurnal
Gravitasi

Bandung, 2018
Section 1 Latar Belakang
Welcome!
We are very glad to meet you.

Model gravitasi adalah Permodelan yang dapat digunakan


dalam melakukan analisis terhadap pola interaksi atau
keterkaitan antar daerah atau antar bagian wilayah
Latar dengan wilayah lainnya.
Dalam perencanaan wilayah, model ini sering dijadikan
Belakang alat untuk melihat apakah lokasi berbagai fasilitas
kepentingan umum telah berada pada tempat yang
benar, maka model ini dapat digunakan untuk
menentukan lokasi yang optimal.

Bandung, 2018
Section 2 Analisis Model Gravitasi
𝑷𝒊 + 𝑷𝒋 Analisis Model Gravitasi
𝑰𝒊𝒋 = 𝑮 + 𝒃
Model ini memperkenalkan konsep gravity yang
𝒅𝒊𝒋 diperkenalkan oleh Newton pada tahun 1986
Dimana : yang dikembangkan oleh analogi hukum
gravitasi .
Iij = Interaksi antara daerah i dan j
Pi dan Pj = Ukuran dari daerah i dan j Aplikasi model konsep ini dalam sistem
dij = Jarak antara kedua benda
b = Suatu kekuatan atau exponen yang diterapkan pada jarakperkotaan :
antara daerah-daerah tersebut
G = suatu konstanta yang ekivalen dengan konstanta gravitasi,• Kekuatan daya tarik dua benda
yang ditentukan secara empiris, dan diinterpretasikan sebagai sejumlah interaksi
digunakan untuk menghubungkan hubungan
dengan kondisi nyata antar dua daerah.
• Massa benda diukur dalam bentuk ukuran
(size) atau daya tarik daerah

Bandung, 2018
Section 3 Review Jurnal
Penentuan Komoditas Unggulan di
Analisis Wilayah Pengembangan Perikana Kabupaten Seram Bagian Barat
Budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat Kajian ini bertujuan untuk menganalisis
komoditas basis pada sektor perikanan
Judul Jurnal : Analisis Wilayah budidaya di Kecamatan Seram Barat dan
Pengembangan Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat yang dapat
Budidaya di Kabupaten Seram menjadi sektor kunci pembangunan wilayah.
Bagian Barat Komoditas yang dijadikan sebagai bahan kajian
Penyusun : Arnold. P. Filindity & Munira adalah rumput laut, karena merupakan salah
Isnawi satu komoditas unggulan Kabupaten Seram
Penerbit/Tahun : Universitas Bagian barat.
Pattimura, Ambon, 2011
Hal ini dapat dikaji dengan menggunakan teori
basis ekonomi dengan analisis perhitungan yang
menggunakan formula location quotient (LQ).

Bandung, 2018
Analisis Location Quotient (LQ)
Produksi Perikanan Budidaya di Kecamatan
Seram Barat
Produksi Perikanan Budidaya (ton)
No Komoditas Jumlah
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rumput laut 681,8 881,4 2101,6 2184 1900,8 7749,6
2 Ikan Kerapu - - 1,0 1,0 7,0 9,0
3 Ikan Kuwe - - - - 28,8 28,8
Total 681,8 881,4 2102,6 2185 1936,6 7787,4
Produksi Perikanan Budidaya Kab. Seram Bagian
Barat
Produksi Perikanan Budidaya (ton)
No Komoditas Jumlah
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rumput laut 681,8 905,4 2152 2200 2020,8 7960
2 Ikan Kerapu 1,5 1,2 9,7 12,4
3 Ikan Kuwe - - - - 28,8 28,8
Total 682,5 905,4 2153,5 2201,2 2059,3 8001,2
Bandung, 2018
Analisis Model Gravitasi Kab Seram
Bagian Barat
I12 = (W1P1) (W2P2)/J2 12 Analisis ini digunakan untuk
Keterangan: mengidentifikasikan interaksi ekonomi
I12 : Interaksi dalam wilayah 1 dan 2 Ibu Kota Kab SBB (Piru/ Kecamatan
W1 : PDRB perkapita wilayah 1 (Seram Barat)
(rupiah)
Seram Barat) dengan daerah
W2 : PDRB perkapita wilayah 2 (Huamual, belakangnya dan mencari daerah mana
Kairatu dan Taniwel) (rupiah) di sekitar Kota Piru dalam satu Kawasan
P1 : jumlah penduduk wilayah 1(Seram Barat)
P2 : jumlah penduduk wilayah 2 (Huamual, Kab Seram Bagian Barat yang memiliki
Kairatu dan Taniwel) interaksi ekonomi yang kuat dengan Kota
J12 : jarak antar wilayah 1 dan 2 (meter)
Piru serta mengetahui peran Kota Piru
sebagai pusat pertumbuhan bagi daerah
pengaruhnya.
Bandung, 2018
Hasil Analisisnya

Dari tabel tersebut, menunjukkan nilai


Indeks Gravitasi Wilayah dan Model indeks gravitasi selama pengamatan selama tahun
Interaksi Wilayah Kota Piru 2009 nilai indeks gravitasi Kecamatan Huamual
Belakang, Kecamatan Seram Barat dan Kecamatan
Jarak dari ibu Kairatu menunjukkan nilai gravitasi tertinggi dan
Nilai Indeks
Ibu Kota Kecamatan Kota
No gravitasi (Thn memiliki kecenderungan yang meningkat.
(daerah Hinterland) Kabupaten
2009)
(Piru)(Km) Keeratan hubungan antarkota Piru dengan
1 Waesala (Kec Huamual Kecamatan Huamual Belakang, Kecamatan Seram
35 3.03868
Belakang) Barat dan Kecamatan Kairatu sangat relevan karena
2 Kairatu (Kec Kairatu) 48 1.50454 memang kedua daerah tersebut berbatasan
3 Taniwel (Kec Taniwel) 76,7 0 langsung dengan Kota Piru. Keeratan ini juga
4 Wael (Kec. Seram diperlihatkan adanya mobilitas sumber-sumber
15 2.85328 ekonomi seperti produksi dan tenaga kerja kedua
Barat)
daerah ke Kota Piru atau sebaliknya

Bandung, 2018
Data Perhitungan
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Jumlah penduduk (jiwa) Data yang diambil bersumber dari data BPS Provinsi D.I
Region Kategori
2011 Yogyakarta Dalam Angka 2012 (21-8-2012). Data yang diambil
Bantul Jumlah Pria (jiwa) 461.524 adalah:
Jumlah Wanita (jiwa) 459.739 • Jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Total (jiwa) 921.263 Profil Daerah Daerah Istimewa
• Profil daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gunungkid Jumlah Pria (jiwa) 320.006
ul Jumlah Wanita (jiwa) 357.992
Yogyakarta
Total (jiwa) 677.998 Jarak Ke Ibukota
Nama Luas
Kulonprogo Jumlah Pria (jiwa) 190.761 Ibukota Provinsi
Kabupaten/Kota (Km²)
Jumlah Wanita (jiwa) 199.446 (Km)
Total (jiwa) 390.207 Kabupaten Bantul 507 12
Sleman Jumlah Pria (jiwa) 534.644 Bantul
Jumlah Wanita (jiwa) 572.660 Kabupaten Wonosari 1.485 30
Total (jiwa) 1.107.304 Gunungkidul
Yogyakarta Jumlah Pria (jiwa) 189.375 Kabupaten Wates 586 22
Kulonprogo
Jumlah Wanita (jiwa) 201.178
Kabupaten Sleman 575 9
Total (jiwa) 390.553
Sleman
TOTAL Jumlah Pria (jiwa) 1.696.310
Kota Yogyakarta Yogyakarta 33 2
Jumlah Wanita (jiwa) 1.791.015
Bandung, 2018
Total (jiwa) 3.487.325
Perhitungan
Interaksi Kota Yogyakarta dengan Kabupaten
Bantul
𝑷𝒊 𝐱 𝑷𝒋 𝑇 𝑌−𝐵 =
390.553 𝑥 921.263
= 2.498.625.197,493
𝑻𝒊𝒋 = (12)2
(𝑫𝒊𝒋 )𝟐 Interaksi Kota Yogyakarta dengan Kabupanten
Gunungkidul
Keterangan : 390.553 𝑥 677.998
Tij : Interaksi antarwilayah i dan j 𝑇 𝑌−𝐺 = 2
= 294.215.725,437
(30)
Pi : massa wilayah i (populasi, PDRB, rasio
Interaksi Kota Yogyakarta dengan Kabupanten
lahan urban, dll) Kulonprogo
390.553 𝑥 390.207
Pj : massa wilayah j (populasi, PDRB, rasio 𝑇 𝑌−𝐾 = 2
= 314.868.831,551
lahan urban, dll) (22)
Interaksi Kota Yogyakarta dengan Kabupanten
Dij : jarak antarwilayah i dan j
Sleman
390.553 𝑥 1.107.304
𝑇 𝑌−𝑆 = 2
= 5.339.023.445,827
(9)
T(Y−S) > T(Y−B) > T(Y−K) > T(Y−G)
Bandung, 2018
Pembahasan

Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa


faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jarak,
aksesbilitas, ketersediaan fasilitas-fasilitas yang
Analisis terhadap perkembangan interaksi terlihat
merujuk kota, pelayanan, dan lain-lain. Perkembangan
bahwa kota Yogyakarta merujuk pada daerah di utara
yang lebih ke arah kabupaten Sleman dan kabupaten
dan selatannya, yaitu kabupaten Sleman dan
Bantul dapat disebabkan karena adanya pusat-pusat
kabupaten Bantul. Hal ini dapat terlihat dari pengaruh
industri, kemudahan aksesbilitas, pelayanan publik
perkembangan pembangunan kota yang melebar ke
yang lebih memadai, fasilitas perkotaan seperti
arah utara dan selatan kota. Sedangkan sekolah, rumah sakit, dan lain sebagainya.
perkembangan kota ke arah kabupaten Gunungkidul
Perkembangan ke arah kabupaten Gunungkidul dan
dan kabupaten Kulonprogo terlihat tidak terlalu besar
kabupaten Kulonprogo yang terlihat relatif rendah
terlihat dari frekuensi interaksinya.
dapat diakibatkan oleh faktor jarak yang jauh,
kurangnya aksesbilitas, fasilitas pelayanan umum
yang masih kurang, dan faktor-faktor penarik lainnya
(pull factors) yang kurang tersedia.
Perkembangan kota Yogyakarta dapat diperluas kearah kabupaten Kulonprogo dan kabupaten Gunungkidul dengan
membentuk pusat-pusat faktor penarik di kabupaten Kulonprogo dan kabupaten Gunungkidul. Hal ini layaknya
membuat kutub-kutub magnet baru sehingga perkembangan kota dapat ditarik kearah timur dan kearah barat.

Bandung, 2018
Kesimpulan
Kesimpulan Jurnal Analisis Wilayah Pengembangan
Perikana Budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat

Kecamatan Seram Barat dan Kecamatan Kairatu


menunjukkan nilai gravitasi tertinggi dan memiliki
kecenderungan yang meningkat. Tingginya nilai indeks
gravitasi Kecamatan Huamual Belakang, Kecamatan Kesimpulan Analisis Interaksi Spasial Kota dan
Seram Barat dan Kecamatan Kairatu tersebut Kabupaten Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
menunjukkan bahwa Kecamatan Huamual Belakang, Gaya tarik antara kota Yogyakarta dengan kabupaten
Kecamatan Seram Barat dan Kecamatan Kairatu disekitarnya disebabkan oleh adanya mobilitas ataupun
adalah dua daerah yang memiliki keeratan hubungan bentuk interaksi lain penduduk dari satu wilayah ke wilayah
dengan Kota Piru sebagai Ibu Kota Kabupaten, lain. Daya tarik antar kota dan kabupaten yang kuat akan
dibanding dengan Kecamatan lainnya di wilayah menarik interaksi yang besar ke dalam wilayah kota yang
Kabupaten Seram Bagian Barat. bersangkutan serta mempengaruhi arah perkembangan
kota. Perbedaan frekuensi interaksi antar kota dan
kabupaten disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang
dimiliki suatu kabupaten dan kota tersebut.

Bandung, 2018
Daftar Pustka

Choliq Sabana. 2007, “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan Sebagai Salah Satu
1 Kawasan Andalan Di Jawa Tengah”. Tesis. Program Pascasarjana UNDIP. SEMARANG.

Abrahamsz. J. 2001. Materi Kuliah “Prinsip Perencanaan Ekonomi


2 Regional Dan Desa. UNPATTI. Ambon

Oppenheim. 1980 , “Applied Models in Urban and Regional


Sumber-Sumber data 3 Analysis”,First Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs

yang diperoleh Warpani, Suwardjoko. 1984. “Analisis Kota dan Daerah”. Edisi
4 ketiga. Penerbit ITB. Bandung.

BKPM. 2012. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


5 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Rustiadi, Ernan. 2011. Perencanaan dan Pengembangan


6 Wilayah. Pustaka Obor Indonesia : Jakarta

Bandung, 2018
That’s all. Thank you very much!

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN

Anda mungkin juga menyukai