Anda di halaman 1dari 38

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA REFERAT DAN LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN 12 OKTOBER 2016


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFERAT : BULIMIA NERVOSA (F50.2)


LAPORAN KASUS : GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK (F25.0)

DISUSUN OLEH :
DEWI PERMATA SARI
111 2015 2230

PEMBIMBING RESIDEN :
dr. Yuliana Azis

SUPERVISOR:
dr. Nurindah Kadir, M.Kes, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
REFERAT : BULIMIA NERVOSA (F50.2)
DEFINISI
• Bulimia nervosa merupakan
makan berlebihan, yang
didefinisikan sebagai makan
lebih banyak makanan
dibandingkan sebagian
besar orang pada situasi
yang sama dan dalam
periode waktu yang sama,
disertai dengan rasa yang
kuat bahwa ia kehilangan
kendali.
EPIDEMIOLOGI
• Perkiraan bulimia nervosa berkisar dari 1 hingga 3 persen
pada perempuan muda.
• Menurut edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR), angka kejadian
pada laki – laki adalah sepersepuluh angka kejadian pada
perempuan.
• Zuckerman et al (1986) menemukan bahwa 23% wanita
perguruan tinggi dan 14% laki – laki dilaporkan makan
berlebihan setidaknya sekali setiap minggu, dan 23% dari
perempuan dan 9% dari laki – laki yang muntah,
menyalahgunakan pencahar, diuretik untuk
mengendalikan berat badannya.
ETIOLOGI

Faktor
Biologi

Faktor
Sosial

Faktor
Psikologis
FAKTOR RESIKO
• Genetik
Faktor • Individual
predisposisi • Keluarga
• Sosiokultural

• Fisiologis
Faktor yang • Individu
memperlama • Keluarga
• Sosiokultural
GAMBARAN KLINIS
Prilaku Umum Tanda Gejala

• Makan berlebih • BB biasanya • Kelemahan dan


dan mengeluarkan normal atau diatas kelelahan.
kembali. normal. • Sakit kepala.
• Bukti • Perubahan kulit • Kepenuhan perut
mengeluarkan (Russel sign). dan kembung.
makanan kembali. • Pembesaran • Mual.
• Bukti makan kelenjar ludah. • Menstruasi tidak
berlebih. • Erosi gigi enamel teratur.
• Keasyikan dengan (Perimolysis). • Kram otot.
makanan. • Fluktuasi berat • Nyeri dada dan ulu
• Terlalu peduli badan. hati.
dengan makanan, • Edema. • Mudah memar.
berat badan,
bentuk dan ukuran. • Diare berdarah.
SUBTIPE

Tipe tidak
Tipe mengeluarkan mengeluarkan
kembali makanan kembali makanan
(Purging subtype) (Non-Purging
subtype)
DIAGNOSIS
DSM 5 kriteria diagnosis Bulimia nervosa :
a. Episode makan berlebihan berulang. Episode ini dikarakteristikkan dengan :
 Makan, dengan periode waktu terpisah (misal dalam periode 2 jam), jumlah
makanan yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan yang biasa dimakan
individu pada periode waktu yang sama dan di bawah kondisi yang sama.
 Kurangnya kontrol dalam episode makan ini (misal merasa tidak bisa berhenti
atau mengontrol sebanyak apa yang dimakan).
b. Perilaku kompensasi berulang yang tidak tepat untuk mencegah kenaikan berat badan,
misal muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan laksatif, diuretik, atau obat lain :
berpuasa atau latihan berlebihan.
c. Perilaku makan berlebih dan kompensasi ini berlangsung paling tidak dua kali
seminggu selama 3 bulan.
d. Evaluasi diri yang berdasar hanya pada bentuk dan berat badan.
e. Gangguan ini tidak hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa.
Spesifikasikan jika
Pada remisi parsial : setelah kriteria penuh bulimia nervosa dipenuhi,
beberapa, tapi tidak seluruhnya, dari kriteria terpenuhi selama beberapa
periode waktu.
Pada remisi penuh : setelah kriteria penuh bulimia nervosa dipenuhi, tidak
ada kriteria yang dipenuhi selama beberapa periode waktu

Spesifikasikan derajat keparahan sekarang


Level minimal keparahan berdasarkan pada frekuensi perilaku
kompensasi tidak sesuai terjadi (lihat di bawah). Derajat keparahan
mungkin meningkat terhadap gejala lain dan derajat dari disabilitas
fungsional :
Ringan : rerata 1-3 episode perilaku kompensasi per minggu
Sedang : rerata 4-7 episode perilaku kompensasi per minggu
Berat : rerata 8-13 episode perilaku kompensasi per minggu
Ekstrem : rerata >14 episode perilaku kompensasi per minggu
Berdasarkan PPDGJ III, F.50.2 Bulimia Nervosa. Untuk diagnosis pasti,
dibutuhkan semua berikut ini :
a. Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan, dan ketagihan
(craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan; penderita tidak
berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan dimana makanan
dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu yang singkat.
b. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau
lebih cara seperti berikut :
- Merangsang muntah oleh diri sendiri,
- Menggunakan pencahar berlebihan,
- Puasa berkala,
- Memakai obat – obatan seperti penekan nafsu makan, sediaan tiroid
atau diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan
mengabaikan pengobatan insulinnya.
c. Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa akan
kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari
ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan sebelum sakit
dianggap berat badan yang sehat atau optimal. Seringkali, tetapi tidak
selalu, ada riwayat episode anoreksia nervosa sebelumnya interval antara
kedua gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau
dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan
yang sedang dan atau suatu fase sementara dari amenore.

Bulimia nervosa harus harus dibedakan dari gangguan depresif,


walaupun penderita bulimia sering mengalami gejala – gejala depresi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah
lengkap
Ureum dan Kreatinin

Elektrolit

Glukosa

Kalsium, Fosfor

Serum Amilase

Urinalisis

EKG
DIAGNOSIS BANDING

Kondisi medis : kolesistitis kronis,


kolelithiasis, ulkus peptikum,
gastroesophageal reflux disease,
keganasan (termasuk tumor
CNS), Infeksi bakteri dan virus.

Kondisi psikiatri : anoreksia


nervosa, binge eating disorder,
gangguan depresi mayor,
gangguan kepribadian, sindrom
kleine levin.
PENATALASANAAN

PSIKOTERAPI FARMAKOTERAPI

Terapi prilaku
kognitif
Obat
antidepresan
Psikoterapi
dinamik
KOMPLIKASI
• Cairan dan Elektrolit terkait : Dehidrasi, Hipokalemia,
Hiponatremia, Hipofosfatemia.
• Kardiovaskuler : Aritmia, Ipecac cardiomyopathy.
• GI : Pembesaran kelenjar parotis, Esophagitis, Mallory-
Weiss tears, Ruptur esofagus, Pankreatitis akut, Ileus
Paralitik.
• Pulmonary : Pneumonia aspirasi, Pneumomediastinum
• Gigi : Erosi gigi enamel, Karies gigi.
PROGNOSIS
Bulimia nervosa dikarakteristikkan dengan angka
kesembuhan parsial dan total yang tinggi dibandingkan
dengan anoreksia nervosa. Mereka yang diterapi, memiliki
kondisi lebih baik dibandingkan mereka yang tidak diterapi.
Pasien yang tidak diterapi, cenderung untuk menjadi
kronik, atau mungkin menunjukkan perbaikan yang sedikit
atau tidak memuaskan.
LAPORAN KASUS : GANGGUAN
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK (F25.0)
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. HP
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tempat/Tgl Lahir : Pincara/ 27 Februari 1969
• Umur : 47 tahun
• Status Perkawinan: Menikah
• Agama : Islam
• Warga Negara : Indonesia
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Pincara Kec.Patampanua
Kab.Pinrang
• Masuk RS : 4 September 2016
• No. RM : 026867
LAPORAN PSIKIATRI
RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama:
Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang :
1. Keluhan dan gejala
Pasien masuk ke UGD RSKD kedua kalinya diantar oleh keluarga dengan keluhan mengamuk.
Mengamuk dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 1 minggu ini. Saat pasien mengamuk,
pasien sering memecahkan barang – barang dan melempar rumah tetangga, terkadang melempar rumah
tetangga dengan menggunakan pisau. Pasien sering mendengar suara – suara tetangganya yang
menjelek – jelekkan dirinya sehingga pasien tidak menyukai dan membenci tetangganya tersebut. Padahal
menurut keluarga, tetangga yang dimaksud merupakan orang baik dan dermawan dengan orang – orang
sekitar. Pasien sering mondar – mandir di dalam rumah, bicara sendiri, dan tertawa – tertawa sendiri.
Pasien terkadang tidak tidur pada malam hari. Saat tidak tidur, pasien melakukan shalat, mengaji, dan
sering mandi. Pasien mengaku sering didatangi oleh Nabi Muhammad SAW dan sering bercerita dengan
pasien bahwa umatnya harus shalat, mengaji, dan membersihkan diri. Pasien juga sering pergi ke mesjid,
membersihkan mesjid, dan berteriak – berteriak menggunakan pengeras suara (mic) mesjid dan
mengatakan kalau keluarga dan dirinya akan dibunuh oleh orang kafir. Selain itu, pasien juga mengatakan
sering melihat darah di cermin dan di dinding rumahnya, sedangkan menurut keluarga pasien, tidak
terdapat apapun di cermin dan di dinding yang dimaksud. Pasien juga sering merasa ketakutan karena
merasa ingin dibunuh, pernah ketika pasien shalat di mesjid, pasien menganggap mukenah yang
digunakan orang disampingnya ingin mencekiknya. Pasien juga mengatakan kadang melihat bayangan –
bayangan dan cahaya putih. 3 minggu terakhir ini pasien merasa gembira tanpa alasan yang jelas. Pasien
selalu ingin melakukan aktivitas seperti : membersihkan pekarangan rumah, memotong rumput, dan
pasien mengaku mengerjakannya sendiri dengan cepat dan bersih.
2. Hendaya / disfungsi
• Hendaya dalam bidang sosial (+)
• Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
• Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
3. Faktor stressor psikososial :
• Pada tahun 2005, Ayah pasien meninggal dunia dan pasien histeris
melihat kematian ayahnya.
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit
fisik dan psikis sebelumnya :
• Riwayat infeksi tidak ada.
• Riwayat trauma tidak ada.
• Riwayat kejang tidak ada.
• Riwayat merokok tidak ada.
• Riwayat alkohol tidak ada.
• Riwayat NAPZA tidak ada.
C. Riwayat gangguan sebelumnya :
Awal perubahan prilaku terjadi pada tahun 2005. Pada
saat itu, Ayah pasien meninggal dunia dan meninggalnya di
rumah pasien. Pasien histeris melihat kematian ayahnya.
Sehingga sejak saat itu, pasien menjadi pendiam, sering
berbicara sendiri, dan tertawa – tertawa sendiri. Sehingga,
pasien dibawa ke RSKD oleh keluarganya dan dirawat
selama ± 8 bulan. Pasien diberi obat Haloperidol,
Trihexyphenidil, dan Chlorpromazine. Pasien kemudian
dijemput oleh keluarganya untuk pulang, dan biasa
keluhannya kembali kambuh. Ketika keluhannya kambuh,
pasien dibawa ke puskesmas dan diberikan obat Haloperidol,
Trihexyphenidil, dan Chlorpromazine. Namun, 3 bulan terakhir
ini pasien tidak teratur minum obat.
D. Riwayat kehidupan pribadi :
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
• Pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh bidan, pasien minum ASI Eksklusif
selama 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan baik.
2. Riwayat masa kanak awal (1-3 tahun)
• Perkembangan masa kanak – kanak awal pasien seperti berbicara, berjalan,
perkembangan motorik berlangsung baik. Pasien bermain dengan teman seusianya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun)
• Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik. Pasien merupakan orang yang biasa
– biasa saja di sekolahnya. Menurut keluarganya, pasien merupakan anak yang
baik dan periang.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
• Pasien melanjutkan pendidikan tingkat SMP dan SMA dengan baik. Pasien
melewati masa remajanya seperti teman – teman lainnya.
5. Riwayat Masa Dewasa
• Riwayat pendidikan : pasien tidak lagi melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA.
• Riwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
• Riwayat pernikahan : pasien telah menikah dan memiliki 5 orang anak (♂, ♂, ♀, ♀,
♂).
• Riwayat kehidupan sosial : Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga dan tetangga sekitar rumah.
• Riwayat agama : pasien memeluk agama islam dan menjalankan kewajiban agama
dengan baik.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
• Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara (♀,♀,♀,♀).
• Hubungan dengan keluarga baik.
• Pasien tinggal bersama Ibu dan ketiga orang anaknya.
• Sejak tahun 2015, pasien ditinggalkan oleh suaminya karena
tidak tahan dengan gejala gangguan jiwa yang dialami istrinya.
• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama : tante pasien
(saudara perempuan dari Ibu pasien).
F. Situasi Sekarang
• Pasien sekarang tinggal bersama Ibu dan ketiga orang
anaknya.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
• Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak butuh dirawat di
RS.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum : C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
• Penampilan : Seorang perempuan, wajah • Taraf pendidikan, pengetahuan umum,
sesuai umur ± 47 tahun, pasien terlihat dan kecerdasan : Pengetahuan umum
gembira, mengenakan jilbab dan gamis dan kecerdasan pasien sesuai dengan
kaos berwarna merah terang, bermotif tingkat pendidikannya yaitu SMA.
bunga – bunga. Pasien terlihat memakai
bedak tebal dan lipstik berwarna merah • Daya konsentrasi : Baik.
terang. Perawakan sedang, berkulit sawo • Orientasi :
matang, kebersihan dan perawatan diri • Orientasi waktu: Baik.
baik.
• Orang : Baik.
• Kesadaran : Berubah.
• Tempat : Baik.
• Aktivitas psikomotor :
Hiperaktivitas. • Daya ingat :
• Pembicaraan : Spontan, • Jangka panjang: Baik.
lancar, intonasi biasa dan kesan • Jangka pendek: Baik.
membanjir.
• Jangka segera : Kurang.
• Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
• Pikiran abstrak : Baik.
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan
empati, perhatian : • Bakat kreatif : Tidak terdapat bakat
• Mood : Gembira. kreatif.
• Afek : Hipertimia. • Kemampuan menolong diri sendiri :
• Empati : Tidak dapat
Baik.
dirabarasakan.
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi :
• Halusinasi Auditorik :
• Pasien mendengar suara – suara tetangganya yang menjelek – jelekkan dirinya.
• Pasien mendengar suara – suara bisiskan kalau keluarga dan dirinya akan
dibunuh oleh orang kafir.
• Halusinasi Visual :
• Pasien sering melihat darah di cermin dan di dinding rumahnya.
• Pasien sering melihat bayangan – bayangan dan cahaya putih.
2. Ilusi : Tidak ada.
3. Depersonalisasi : Tidak ada.
4. Derealisasi : Tidak ada.
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
• Produktivitas : Membanjir.
• Kontinuitas : Relevan, Flight of ideas.
• Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi pikiran :
• Preokupasi : Tidak ada.
• Gangguan isi pikiran : Waham kebesaran, yaitu : pasien mengaku sering
didatangi oleh Nabi Muhammad SAW dan sering bercerita dengan pasien bahwa
umatnya harus shalat, mengaji, dan membersihkan diri.
F. Pengendalian Impuls : Baik.
G. Daya Nilai :
1. Norma sosial : Terganggu.
2. Uji daya nilai : Terganggu.
3. Penilaian realitas : Terganggu.
H. Tilikan (insight) : Tilikan 1 ( Pasien tidak merasa
dirinya sakit, dan pasien merasa tidak perlu pengobatan )
I.Taraf dipercaya : Dapat dipercaya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Status Internus 2. Status Neurologi
• Keadaan umum : sakit ringan. a. GCS :
• Kesadaran : compos mentis. E4M6V5.
• Tanda vital b. Rangsang meningeal : tidak
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg. dilakukan.
• Nadi : 82 x/menit. c. Tanda ekstrapiramidal
• Suhu : 36,7oC. • Tremor tangan : tidak ada.
• Pernapasan : 20 x/menit. • Cara berjalan : baik.
• Keseimbangan : baik.
• Konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterus, d. Sistem saraf motorik dan
sensorik : tidak terganggu.
jantung, paru dan e. Pupil bulat, isokor, diameter
abdomen dalam batas ODS : 2,5 mm / 2,5 mm.
normal, ekstremitas atas f. Refleks cahaya : +/+.
dan bawah tidak g. Kesan : normal.
ditemukan kelainan.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang perempuan, 47 tahun, masuk ke RSKD kedua kalinya diantar
oleh keluarga dengan keluhan mengamuk. Mengamuk dialami sejak 1 bulan yang
lalu dan memberat dalam 1 minggu ini. Saat pasien mengamuk, pasien sering
memecahkan barang – barang dan melempar rumah tetangga, terkadang
melempar rumah tetangga dengan menggunakan pisau. Pasien sering mendengar
suara – suara tetangganya yang menjelek – jelekkan dirinya sehingga pasien tidak
menyukai dan membenci tetangganya tersebut. Pasien sering mondar – mandir di
dalam rumah, bicara sendiri, dan tertawa – tertawa sendiri. Pasien terkadang tidak
tidur pada malam hari. Saat tidak tidur, pasien melakukan shalat, mengaji, dan
sering mandi. Pasien mengaku sering didatangi oleh Nabi Muhammad SAW dan
sering bercerita dengan pasien bahwa umatnya harus shalat, mengaji, dan
membersihkan diri. Pasien juga sering pergi ke mesjid, membersihkan mesjid, dan
berteriak – berteriak menggunakan pengeras suara (mic) mesjid dan mengatakan
kalau keluarga dan dirinya akan dibunuh oleh orang kafir. Selain itu, pasien juga
mengatakan sering melihat darah di cermin dan di dinding rumahnya. Pasien juga
sering merasa ketakutan karena merasa ingin dibunuh, pernah ketika pasien shalat
di mesjid, pasien menganggap mukenah yang digunakan orang disampingnya ingin
mencekiknya. Pasien juga mengatakan kadang melihat bayangan – bayangan dan
cahaya putih. 3 minggu terakhir ini pasien merasa gembira tanpa alasan yang jelas.
Pasien selalu ingin melakukan aktivitas seperti : membersihkan pekarangan rumah,
memotong rumput, dan pasien mengaku mengerjakannya sendiri dengan cepat dan
bersih.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan Seorang
perempuan, wajah sesuai umur ± 47 tahun, pasien terlihat
gembira, mengenakan jilbab dan gamis kaos berwarna merah
terang, bermotif bunga – bunga. Pasien terlihat memakai bedak
tebal dan lipstik berwarna merah terang. Perawakan sedang,
berkulit sawo matang, kebersihan dan perawatan diri baik.
Kontak mata ada, verbal spontan, lancar, kesan membanjir.
Psikomotor hiperaktivitas, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Mood gembira, afek hipertimia, empati tidak dapat
dirabarasakan. Halusinasi auditorik dan visual. Produktivitas
pikiran membanjir, kontinuitas relevan dan flight of ideas.
Terdapat waham kebesaran yang menetap yang menurut
budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil.
Daya nilai norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas
pasien terganggu. Tilikan pada pasien ini merupakan tilikan 1
dimana pasien tidak merasa dirinya sakit, dan pasien merasa
tidak perlu pengobatan. Taraf dipercaya dapat dipercaya.
EVALUASI MULTI AKSIS
• Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang
bermakna yaitu perilaku pasien mengamuk, pasien sering memecahkan barang – barang dan melempar rumah
tetangga. Pasien sering mondar – mandir di dalam rumah, bicara sendiri, dan tertawa – tertawa sendiri. Pasien
berteriak – berteriak menggunakan pengeras suara (mic) mesjid. Keadaan ini mengakibatkan rasa terganggu dan
tidak nyaman (distress), sulit melakukan pekerjaan dengan benar, dan sulit mengisi waktu luang serta
bersosialisasi (disability). Berdasarkan data diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita
gangguan jiwa.
Pada pasien terdapat hendaya berat dalam menilai realita dimana pasien menyangkal keadaannya yang sakit dan
membutuhkan pertolongan, hendaya berat dalam fungsi mental berupa halusinasi auditorik dan halusinasi
visualisasi, Waham kebesaran yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil serta
hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina relasi dengan orang lain sehingga pasien
tidak mampu lagi bekerja sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan
adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa
Psikotik Non Organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya halusinasi auditorik dan
visual, waham-waham mustahil dengan perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi diagnosis
Skizofrenia.

Perilaku dan aktivitas psikomotor yang hiperaktivitas, mood gembira dan afek hipertimia, serta produktivitas pikir
membanjir, kontinuitas relevan dan flight of ideas dapat memenuhi diagnosis Gangguan Afektif Episode Manik.

Berdasarkan PPDGJ III gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada
saat yang bersamaan makanya pasien didiagnosis Skizoafektif Tipe Manik.
• Aksis II :
• Dari data yang diperoleh belum dapat dimasukkan dalam ciri
kepribadian.
• Aksis III :
• Tidak terdapat kelainan organobiologik.
• Aksis IV :
• Pada tahun 2005, Ayah pasien meninggal dunia dan pasien histeris
melihat kematian ayahnya.
• Aksis V :
• GAF scale saat ini : 60 – 51, gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
DAFTAR PROBLEM
• Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien
memerlukan farmakoterapi.
• Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita yaitu ada
halusinasi auditorik dan visual, serta waham menetap yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
• Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan hendaya
waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
RENCANA TERAPI
• Farmakoterapi :
• Haloperidol 5 mg 3 x 1
• Chlorpromazine 100 mg 0-0-1
• Trihexyphenidil 2 mg 2 x 1, (bila terdapat gejala EPS)
• Psikoterapi :
• Ventilasi : Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien
untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga
pasien merasa lega.
• Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya, agar pasien memahami cara menghadapinya,
serta memotivasi pasien agar tetap rutin minum obat.
• Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien
dan orang disekitarnya tentang gangguan yang dialami pasien
sehingga mereka dapat menerima dan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses pemulihan pasien.
PROGNOSIS :
• Dari Alloanamnesis dan Autoanamnesis, didapatkan keadaan
berikut ini :
• Faktor pendukung : - Adanya dukungan dari keluarga.
• Faktor Penghambat :
- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama ada.
- Perjalanan penyakit kronis.
- Tilikan derajat 1 dimana pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
• Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis
pasien:
• Quo Ad Vitam : Dubia ad malam.

FOLLOW UP :
• Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit
serta menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan
kemungkinan munculnya efek samping dari obat yang
diberikan.
DISKUSI PEMBAHASAN
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif.
Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan
juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu,
tipe manik dan tipe depresif.

Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III)
harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala - gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) “thought echo” , “thought insertion or withdrawal”, “thought broadcasting”
b)“delusion of control”, “delusion of influence”, “delusion of passivitiy “, delusional
perception”.
c) Halusinasi Auditorik : Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh.
d)Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil.
e) Halusinasi yang menetap
f) Arus pikiran yang terputus (break)
g) Perilaku katatonik
h) Gejala-gejala negatif
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksan status mental. Dari anamnesis ditemukan
gejala-gejala yang mengarah dengan diagnosis
Skizoafektif tipe mania. Berdasarkan PPDGJ III, kriteria
diagnosis skizoafektif tipe mania :
• Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe
manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang
dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.
• Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi
dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
• Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya
satu, atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia yang
khas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai