Anda di halaman 1dari 48

Tumor ovarium

Ronald Sorongku
1. Kanti/P/12 thn/ BB 39 kg
MRS :20-9-11
KU: Benjolan di dalam perut
Benjolan didalam perut dialami Sejak 1 tahun
yang lalu, benjolan mula-mula muncul dari
sebelah kanan bawah dengan ukuran sebesar
telur ayam, lalu perlahan lahar mulai bertambah
besar menjadi sebesar kepalan tangan. Nyeri (-).
Mual (-) muntah (-). Riwayat demam (-). Riwayat
badan berwarna kuning (-). nyeri (-). Riwayat
penurunan berat badan (-). Riwayat trauma (-).
BAK dan BAB dalam keadaan normal.
Pemeriksaan Fisik
KU: CM HR 104x/m RR 30x/m S36,7
Kepala : Konjungtiva anemis, skelara tidak ikterik
Toraks: Bentuk dan gerak simetris, VBS ki=ka.
Abdomen: datar, lembut. BU (+)N
Statu lokalis: masa ukuran 10 x10x 5 cm, Nyeri (-),
konsistensi kistik. Kesan tidak terfiksir
RT : sphingter kuat, ampula tidak kolaps. Mukosa
licin, ampula tidak kolaps. Bimanual (-)
Lab
• Hb/Ht/L/Tr : 11.8/37/9600/338.000
• PT/INR/APTT : 13.3/1.0/43.1
• SGOT/SGPT :15/7
• Na/K :140/4
• Albumin /Prot : 4.6
• AFP : <0.5 (<5.8)
• ß HCG : -
• Ca 125 : 18.63 (N 0-35)
USG :
• masa kistik intra abdomen 20x20x10 cm
CT Scan Abdomen dengan Kontras :
• Masa kistik dengan kalsifikasi di abdomen kanan atas
menempel pada inferior hepar ukuran 25 x 20 x 10 cm
• Masa kistik inhomogen dengan kalsifikasi di abdomen
kiri bawah ukuran
• Hepar,kandung empedu,limpa, pankreas, ginjal kanan
dan kiri,vesika urinaria, uterus dan rektum normal
• Kesimpulan : Teratoma
CT – Scan dengan Kontras
DK/ Tumor intraabdomen suspek Teratoma
ovarium bilateral
dd/ teratoma retroperitoneal
Tx/
Laparatomi Eksplorasi
DO
• Dilakukan salpingo-oophorektomi dan perservasi ovarium
• Ditemukan cairan peritoneum jernih  peritoneal wash
(pemeriksaan histologi)
• Ditemukan masa di ovarium kiri melintang ke kanan abdomen
ukuran 20 cm x 15 m x 10 cm , kistik, (terdapat tulang, rambut
setalah di buka )
• Ditemukan masaa ovarium kanan di pelvis 10 cm x 8 cm x 7 cm
(terdapat tulang dan rambut)
• Peritoneum licin / seeding tumor (-)
• Omentum tidak di temukan tanda tanda metastase
• KGB tidak ditemukan pembesaran
• Dilakukan pemeriksaan cairan peritoneum, biopsi peritoneum,
biopsi omentum,
• DK post op/ Tumor intraabdomen ec. Tumor
ovarium bilateral yang telah dilakukan eksisi
tumor bilateral disertai preservasi ovarium
bilateral
Follow Up Post OP
• POD 1 - 6
• Kesan: vital sign dalam batas normal.
• Abdomen : datar lembut, BU (+) normal
• LO : kering , rembesan (-)
• Pasien diet dan mobilisasi bertahap mulai POD 1
• Pasien dipulangkan pada POD 7
1. Bagaimana prosedur diagnostik pada pasien
ini?
2. Bagaimana penanganan pada pasien ini ?
Tumor Ovarium
INCIDENCE
• Gynecologic malignant conditions account for
approximately 2% of all types of cancer in children, and
60% to 70% of these lesions arise in the ovary.
• Recently the North American Association of Central Cancer
Registries released data from 1992 to 1997 regarding more
than 1.6 million women and children diagnosed with
cancer.
• This report revealed that 1.2% of ovarian cancer cases
occurred in females between birth and age 19 years
• Lindfors analyzed several large series of ovarian tumors in
children  combined benign and malignant lesions was 2.6
cases per 100,000 girls younger than 15 years
Anatomi
Ovarian lesions  generally divided into non-neoplastic and
neoplastic entities
• The former category includes several functioning cysts, and
the latter includes benign and malignant tumors.
• The clinical system presented here is modified from the
most recent version of the World Health Organization's
proposal for the international histologic classification of
diseases and its adaptation for oncology (Tables 36-4 and
36-5) .
• Non-neoplastic and neoplastic lesions may arise from
surface epithelium, germ cell components, or support
stroma.
• Neoplastic lesions are listed based on the tissue of origin.
Prosedur diagnostik
Anamnesis
• Nyeri perut merupakan gejala yang sering kali muncul.
Nyeri dengan onset yang akut, dan dirasakan semakin lama
semakin bertambah nyeri bila disertai dengan adanya torsi,
ruptur atau perdarahan.
• Presentasi klinis tidak dapat membedakan apakah tumor ini
jinak ataupun ganas.
• Pada keadaan yang kronis didapatkan gejala nyeri yang
tidak jelas, penambahan ukuran tumor yang ditandai
dengan distensi abdomen yang dapat terjadi dalam
beberapa minggu sampai bulan
• Gejala sekundernya termasuk anoreksia, mual, muntah,
dan frekuensi kencing dan urgensi.
Pemeriksaan fisik
• Massa abdomen yang dapat dipalpasi dengan
atau tidak adanya nyeri tekan, yang dapat
ditemui pada lebih dari 60% pasien dengan
tumor ovarium. Tumor biasanya mobile dan
teraba di atas tepi pelvis.
• Palpasi bimanual antara abdomen bawah dan
rektum mungkin dapat mendeteksi lesi yang
lebih kecil.
Pada pasien ini :
• Benjolan di dalam perut dimulai dari perut
kanan bawah
• Mual (-), muntah(-), nyeri (-), demam (-),
gangguan BAK (-) dan BAB (-)
• Massa teraba ukuran 10 x 10 x 5 cm, mobile
(+)
• Bimanual tidak teraba tumor perektal
Pemeriksaan laboratorium
Pada pasien ini
• AFP : <0.5 (<5.8)
• ß HCG : (-)
• Ca 125 : 18.63 (N<5.8)
Radiologi
USG :
• Ovarian volume < 0.7 cm3 girls younger than 2
years to 1.8 to 5.7 cm3 postpubertal patients.
• Morphologic characteristics also change. In
children younger than 8 years, the ovaries are
generally solid, ovoid structures with
homogeneous echogenic texture
• Longer than 10 cm in diameter malignant
CT-Scan Abdomen :
• Benign tumor on CT is a fluid-filled mass with
fat and calcification Focal solid components
arising from the tumor wall are common
• Malignant lesions are large and predominantly
solid with occasional cystic areas as well as
fine or coarse calcifications
Pada pasien ini :
USG :
• masa kistik intra abdomen 20x20x10 cm
CT Scan Abdomen dengan Kontras :
• Masa kistik dengan kalsifikasi di abdomen kanan atas
menempel pada inferior hepar ukuran 25 x 20 x 10 cm
• Masa kistik inhomogen dengan kalsifikasi di abdomen
kiri bawah ukuran 10 cmx 7 cm x 5cm
• Hepar,kandung empedu,limpa, pankreas, ginjal kanan
dan kiri,vesika urinaria, uterus dan rektum normal
• Kesimpulan : Teratoma
• Dk/ Tumor intraabdomen susp teratoma
ovarium bilateral
dd/ teratoma retropertoneal
Treatment
• Th e current recommendation for bilateral tumors is
to attempt ovarian preservation if possible on the
least involved side, particularly if a plane of
demarcation exists between the tumor and normal
ovarian tissue.
• These findings and conclusions are consistent with
other germ cell tumors reflective of eff ective
chemotherapy to increasethe success of
conservative surgery.
(The surgery of childhood)
Regimen kemoterapi :
• Cisplatin, etoposide, dan bleomisin (PEB)
menjadi protokol terpilih.
Pada pasien ini dilakukan
• Laparatomi eksplorasi
• Dilakukan salpingo-oophorektomi dan perservasi ovarium
• Ditemukan cairan peritoneum jernih  peritoneal wash (pemeriksaan
histologi)
• Ditemukan masa di ovarium kiri melintang ke kanan abdomen ukuran 20
cm x 15 m x 10 cm , kistik, (terdapat tulang, rambut setalah di buka )
• Ditemukan masaa ovarium kanan di pelvis 10 cm x 8 cm x 7 cm (terdapat
tulang dan rambut)
• Peritoneum licin / seeding tumor (-)
• Omentum tidak di temukan tanda tanda metastase
• KGB tidak ditemukan pembesaran
• Dilakukan pemeriksaan cairan peritoneum, biopsi peritoneum, biopsi
omentum,
Hasil PA
• Teratoma ovarium matur
• Tidak ditemukan sel tumor pada cairan
peritoneum, dinding peritoneum dan
omentum
• Dk/ post laparatomi eksplorasi + salpingo-
oopherektomi bilateral + perservasi ovarium
D/S ec. Teratoma ovarium bilateral stage 1B
Folow up :
• Observasi dan USG abdomen setiap 3 bulan
selama 3 tahun
Kesimpulan :
• Preopertif kami melakukan pemeriksaan
seperti pada prosedur standart, dan dapat
mendiagnsosis sebagai Tumor intraabdomen
susp teratoma ovarium bilateral
• Prosedur operatif sesuai dengan COG 
pengangkatan tumor dengan perservasi
ovarium

• Pemeriksaan sitologi cairan peritoneum,
biopsi omentum, biopsi peritoneum  bebas
sel sel tumor
• Pemeriksaa PA  teratoma ovarium
• Pasien di folow up setiap 3 bulan selama 3
tahun
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai