Anda di halaman 1dari 33

PENATALAKSANAAN SINDROM METABOLIK PADA WANITA USIA 46 TAHUN DI

DAERAH WAY KANDIS

(Manuskrip Kasus Keluarga Binaan)

Oleh:
Adlia Ulfa Syafira
1318011001

Pembimbing
dr. Fitria Saftarina, M.Sc

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Abstrak
Latar Belakang
• Sindrom metabolik diperkirakan diderita oleh seperempat penduduk dewasa di
dunia. Di Indonesia prevalensi SM sebesar 13,13%. Di Jakarta tercatat prevalensi
sindroma metabolik sebesar 28,4%, di Bogor menunjukkan 36,2%. Di Kota
Jayapura sebesar 33,9% kebanyakan pada usia 46 tahun keatas dan terbanyak
pada perempuan

Tujuan
• Penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis evidence based medicine pada
pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan
pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan
pasien centre dan family approach
Metode

• Laporan kasus (Data primer & sekunder)

Hasil

• Pasien wanita, 46tahun, keluhan berupa lemas, kepala pusing, dan susah tidur, serta
sering buang air kecil pada malam hari, riwayat diabetes melitus(+).
• faktor internal predisposisi genetik, tidak pernah kontrol, pengetahuan yang kurang
tentang diabetes melitus, pola berobat kuratif
• faktor eksternal: Psikososial & Lingkungan (Alergen)
• 3 kali kunjungan rumah
• Evaluasi: ditemukan pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya, pola makan yang
lebih baik, serta mulai berolahraga
Kesimpulan
• Faktor risiko, faktor psikososial, dan faktor perilaku terhadap kesehatan serta pemanfaatan
fasilitas kesehatan mempengaruhi kekambuhan sindrom metabolik. Pelayanan dokter keluarga
dalam terapi farmakologis maupun nonfarmakologis mampu menyelesaikan masalah
kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kata Kunci
• diabetes melitus, dislipidemia, hipertensi, sindrom metabolik,

4
Latar Belakang

 Di Indonesia Insiden sindroma metabolik meningkat secara


bermakna dari tahun ke tahun.
 Sindrom metabolik (SM) merupakan suatu kumpulan faktor
risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya
penyakit kardiovaskular artherosklerotik.
 Salah satu pemicu terjadinya penykit degeneratif adalah
sindrom metabolik

5
Tujuan

▰Tujuan penulisan ini adalah penerapan pelayanan dokter


keluarga berbasis evidence based medicine pada pasien
dengan mengidentifikasi penatalaksanaan secara holistik
pada pasien.

6
Ilustrasi Kasus

▰Ny. WW, 46 tahun, seorang wiraswasta, datang ke Puskesmas Way Kandis dengan keluhan lemas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai kepala pusing dan sulit tidur. Pasien juga mengeluh sering
buang air kecil pada malam hari (>3kali).
▰Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes mellitus tetapi tidak terkontrol. Pasien pernah minum
obat untuk menurunkan kadar gula darah tetapi sudah tidak diminum lagi.
▰Terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
oPola pengobatan pasien dan keluarga : pola kuratif
oPola hidup pasien yang kurang berolahraga

7
Metode

o Laporan kasus.
o Data primer : anamnesis (autoanamnesis dan alloanamnesis
dari istri pasien), pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah.
o Data sekunder : rekam medis pasien.
o Tinjauan pustaka penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari
awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif.

8
Data Keluarga

9
Hubungan antar keluarga

10
DIAGNOSTIK HOLISTIK AWAL

▰PENATALAKSANAAN SINDROM METABOLIK


PADA WANITA USIA 46 TAHUN DI DAERAH
WAY KANDIS

11
Alasan kedatangan:
lemas sejak 3 hari - Diabetes Melitus tipe Predisposisi genetik
II (ICD X: E 11) −Tidak pernah kontrol
.Kekhawatiran: - Hipertensi −Pengetahuan yang
lemas terus menerus, (ICD X: I 10) kurang tentang
nyeri kepala hilang - Obesitas sindrom metabolik

Diagnosis klinis awal


Aspek personal

Risiko Internal
timbul dan sulit tidur −Pola berobat berobat
(ICD X: E 66.01)
jika muncul keluhan
- Dislipidemia
Harapan: agar −Makanan yang tidak
kondisi membaik dan (ICD X: -E 78.5) terkontrol
pasien bisa - Sindrom metabolik Kurang beraktivitas
beraktivitas seperti (ICD X: -E 88.81)
biasanya

Persepsi : tidak bisa


sembuh total dan dia
tahu harus
menghindari faktor
risiko 12
Psikososial: Anggota Kurangnya
keluarga yang tidak pengetahuan
utuh. keluarga untuk
-Lingkungan: memotivasi pasien
Alergen yang ada agar selalu

Resiko Pengetahuan
Aspek Psikososial

didalam ruangan memeriksakan


(jamur,debu), kesehatannya dan
allergen diluar menjaga agar tidak
ruangan (tepung sari kambuh serta
bunga, tungau, bulu menghindari faktor
binatang, polusi pencetus.
udara), infeksi
pernafasan.

13
Derajat III. Mampu
melakukan
perawatan diri, tapi
tidak mampu
melakukan

Skala fungsional
pekerjaan ringan.

14
PENATALAKSANAAN

•Edukasi pasien untuk diet rendah kalori


•Program menurunkan berat badan
•Edukasi kepada pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, mengikuti senam diabetik atau
Non senam lansia
Farmakoogi •Edukasi kepada keluarga mengenai cara pemakaian obat, jenis pengobatan serta perlunya dukungan
sesama keluarga.
•Edukasi pasien bahwa pengobatan harus teratur dan kontrol ulangEdukasi pada pasien bahwa penyakit
ini dengan penatalaksanaan yang dilakukan harus dilakukan terus menerus

• Captopril 12,5mg/hari
• Metformin 500mg 2x1
• Simvastatin 10mg/hari
Farmakologi

15
“ ▰DIAGNOSTIK HOLISTIK AKHIR

▰PENATALAKSANAAN
SINDROM METABOLIK PADA
WANITA USIA 46 TAHUN DI
DAERAH WAY KANDIS

16
Lemas yang dialami
pasien berkurang
- Sindrom metabolik −Pengetahuan yang
Harapan pasien (ICD X: -E 88.81) cukup tentang sindrom
sudah tercapai metabolik
−Pola berobat dan

Diagnosis klinis awal


Aspek personal

Risiko Internal
control tidak hanya
Presepsi penyakit saat keluhan
dapat sembuh
−Makanan yang
terkontrol
−Cukup beraktivitas

17
Pasien mampu pengetahuan
menghindari keluarga cukup
paparan alergen untuk memotivasi
pasien agar selalu
memeriksakan

Resiko Pengetahuan
Aspek Psikososial

kesehatannya dan
menghindari faktor
pencetus.

18
Derajat 1 yaitu
mampu melakukan
pekerjaan seperti
sebelum sakit (tidak
ada kesulitan).

Skala fungsional

19
“ ▰PEMBAHASAN

20
▰Ny. WW, 46 tahun, seorang wiraswasta, datang ke Puskesmas Way Kandis dengan keluhan lemas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai kepala pusing dan sulit tidur. Pasien juga mengeluh sering
buang air kecil pada malam hari (>3kali).
▰Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 13 Februari 2018.
▰Kegiatan yang dilakukan adalah menerangkan maksud dan tujuan kedatangan dikuti dengan
melakukan anamnesis tentang keluarga
▰Lingkungan psikososial, pasien tidak sulit menjangkau pusat pelayanan kesehtan karena terdapat
jarak tempuh yang tidak begitu jauh.

21
▰Kunjungan ketiga dilakukan tanggal 22 februari 2018 untuk melakukan intervensi
kepada pasien
▰Kunjungan keempat dilakukan pada tanggal 1 Maret 2018 untuk melakukan evaluasi
kepada pasien dan keluarga pasien.

22
DIAGNOSIS SINDROM METABOLIK

• Ny. WW, 46 tahun, seorang wiraswasta, datang ke


Puskesmas Way Kandis dengan keluhan lemas sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai kepala pusing dan sulit tidur.
Pasien juga mengeluh sering buang air kecil pada malam hari
Anamnesis (>3kali).

• Keadaaan umum: tampak sakit sedang; suhu: 36,4oC;


tekanan darah: 150/90 mmHg; frekuensi nadi: 76 x/menit;
frekuensi nafas: 18x/menit; berat badan: 68 kg; tinggi badan:
Px Fisik 160 cm; IMT: 26,56.

23
▰Berdasarkan kriteria diagnosis dapat ditegakkan
diagnosis pasien tesebut adalah Sindrom
Metabolik

24
Intervensi

▰Intervensi berupa pemberian edukasi mengenai definisi, penyebab penyakit, penularan,


pencegahan, dan pengobatan sindrom metabolik
▰media leaflet dipilih karena:
▻dapat membantu mereview kembali tentang hal – hal yang sebelumnya telah diajarkan,
▻informasi yang diberikan lebih jelas karena dapat memuat banyak gambar dibandingkan
dengan media intervensi cetak lainnya,dan dapat dengan mudah diperbanyak serta
disebarluaskan.
▰Edukasi tidak hanya diberikan kepada pasien, namun juga kepada seluruh anggota
keluarganya

25
“ ▰KESIMPULAN

26
▰Diagnosis diabetes melitus tipe II dengan obesitas pada kasus ini sudah sesuai dengan beberapa
teori dan telaah kritis dari penelitian terkini.
▰Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan pada kasus ini karena pasien didapatkan 3 dari 5
kriteria SM NCEP–ATP III yaitu: tekanan darah 150/90 mmHg, lingkar perut 98 cm, dan peningkatan
kadar gula darah sewaktu 275 mg/dl
▰Telah dilakukan penatalaksanaan pada pasien secara holistik dan paripurna dengan pengobatan
diabetes melitus, hipertensi, obesitas, dan dislipidemia.
▰Proses perubahan perilaku pada Ny. W sudah mencoba untuk beraktifitas dan berolahraga setiap
pagi, senam lansia rutin kontrol penyakitnya ke pelayanan kesehatan dan tidak malas meminum
obat.
▰Penting untuk memberikan terapi simvastatin pada pasien, bukan hanya untuk mengontrol kadar
kolesterol yang tinggi tetapi juga untuk untuk mencegah terjadinya komplikasi makro dan
mikrovaskuler dari diabetes melitus 27
Saran

Untuk Pasien dan Keluarganya


▰Perlu meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit diabetes melitus serta
komplikasinya sehingga dapat melakukan pengelolaan dengan baik.
▰Keluarga perlu mengoptimalkan kerjasama antar anggota keluarga untuk meningkatkan kesehatan
keluarga yaitu menjaga pola makan Ny.W sesuai dengan menu makanan yang telah di berikan. Agar
gula darah pasien mencapai kriteria pengendalian gula darah yang stabil.
▰Memeriksakan tekanan darah, pemeriksaan mata dan kadar gula darah secara berkala, follow up
penyakitnya, olahraga teratur serta mengurangi aktivitas duduk diam dan menonton televisi.

28
Saran

Untuk Pembina Selanjutnya


▰Pemantauan dan re-evaluasi kondisi pasien.
▰Perlu pembinaan lebih lanjut pada pasien dan keluarga mengenai modifikasi gaya hidup agar pasien
semakin paham dan selalu ingat akan pentingnya gaya hidup.

29
Untuk Pelaksana Pelayanan Kesehatan
▰Adanya sistem pemantauan dan pembahasan di fasilitas kesehatan
secara periodik mengenai kasus yang dibina, bagi kesinambungan
pelayanan dan pemantauan.
▰Perlu ditingkatkan usaha promosi kesehatan kepada masyarakat baik
mengenai diabetes melitus dan kompilkasi yang akan terjadi.
▰Membuatkan buku kontrol kadar gula darah untuk penderita diabetes
melitus yang selalu dibawa setiap berobat.
▰Melakukan deteksi dini pada pasien lansia yang memiliki risiko terkena
penyakit diabetes mellitus dengan cara pengukuran kada gula darah.
▰Melakukan pencegahan sekunder yaitu membatasi ruang gerak
kecacatan yang dapat dialaminya dan mencegah timbulnya berbagai
komplikasi kardiovaskuler akibat diabetes melitus dengan pemberian 30
statin
Daftar Pustaka
▰1. IDF. 2017. The IDF consensus Worldwide Definition of the Metabolic Syndrome. [Cited 2018 February
28]. Available from: [http://www.idf.org/e-library/consensus-statements/60-idfconsensus-worldwide-
definitionof-the-metabolic-syndrome]
▰2. Rini S. 2015. Sindrom Metabolik. Jurnal Majority. 4(4):88-93
▰3. Oktavian A. 2015. Sindroma Metabolik di Kota Jayapura. Balai Penelitian dan Pengembangan
Biomedis Papua.
▰4. Scuteri A. 2015. 
Metabolic Syndrome across Europe: different cluster of risk factors. [Cited 2018
February 28] Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/24647805/
▰5. Suzanna N. Diabetes Melitus Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini. Jurnal Medicinus 2014; 27(2):9-16.
▰6. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes
melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
▰7. Hasanat N. 2010. Program Psikoedukasi Bagi Pasien Diabetes Untuk Meningkatkan Kualitas 31Hidup.
[Cited 2018 February 28]. Available from: http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2733 _MU.11110020.pdf
Daftar Pustaka

▰8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
▰9. Pedro J. 2015. Statins for primary cardiovascular prevention in the elderly. [Cited 2018 February 28]
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4554788/
▰10. Cholesterol Treatment Trialists (CTT) Collaborators. 2012. The effects of lowering LDL cho-lesterol
with statin therapy in people at low risk of vascular disease: meta-analysis of individual data from 27
randomised trials. Lancet; 380: 581–590.
▰11. ATP III Guidelines At A Glance Quick Desk Reference. 2017. National Cholesterol Education
Program. National Institues of Health
▰12. Suwandi S. 2010. Diet Rendah Kalori dan Metformin Pada Pasien Obesitas. Denpasar. Universitas
Udayana
32
▰13. Depkes RI, 2011. Diet Diabetes Melitus. Direktorat Bina Gizi
“ ▰TERIMA KASIH ☺☺

33

Anda mungkin juga menyukai