Anda di halaman 1dari 72

KONTRASEPSI

Pembimbing :
Dr. Adi Widodo,SpOG

Disusun Oleh:
Alvarez O. J. Ticoalu
DEFINISI KELUARGA
BERENCANA (KB)

Suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran


sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian
akibat langsung dari kelahiran bayi bagi ibu, bayi,
keluarga dan masyarakat.
MANFAAT KELUARGA
BERENCANA (KB)

KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:

 Kehamilan terlalu dini

 Kehamilan terlalu telat

 Kehamilan yang terlalu berdesakan jaraknya

 Terlalu sering hamil dan melahirkan


PENDAHULUAN

 Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya


kehamilan.

 Usaha –usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat


permanen.

 Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada.


S YA R AT KO N T R A S E P S I I D E A L
1) dapat dipercaya,
2) tidak menimbukan efek yang mengganggu kesehatan,
3) daya kerjanya diatur menurut kebutuhan,
4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus
5) tidak memerlukan motivasi terus-menerus
6) mudah pelaksanaannya
7) murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8) dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.
S YA R AT M E T O D E KO N T R A S E P S I
IDEAL

1. Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan


2. Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat
mencegah kehamilan
3. Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di
masyarakat
4. Terjangkau harganya oleh masyarakat
5. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih,
kecuali untuk kontrasepsi mantap.
AKSEPTABILITAS

 Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan oleh beberapa faktor,


antara lain:
1) dapat dipercaya,
2) tidak ada efek sampingan atau hanya ada efek sampingan ringan,
3) tidak mempengaruhi koitus
4) mudah penggunaannya
5) harga obat/alat kontrasepsi terjangkau.
METODE
 Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini
digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)
KO N T R A S E P S I TA N PA
O BAT & A L AT

1. Senggama terputus (Coitus Interuptus)

2. Pembilasan pasca senggama (Post Coital Douche)

3. Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged


Lactation)
COITUS INTERUPTUS

 Diketahui sebagai cara tertua dan terlama.


 Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi.
(+) cara ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat maupun persiapan.
(-) untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri
yang besar dari pihak pria dan bisa mengurangi kenikmatan
/kepuasan dalam berhubungan seksual.
 Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:

1. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejeculatory


fluid) yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang
berulang (repeated coitus);

2. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina;


POST COITAL DOUCHE

 Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan


larutan cuka atau obat lain.
 Untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina.
 Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermasida
serta menjaga asiditas vagina.
 Cara ini hanya mengurangi kemampuan terjadinya konsepsi
karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa
dalam jumlah besar telah memasuki servik uteri.
PROLONGED LACTATION

 Menyusui secara eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi


sementara yang cukup efektif, selama ibu belum mendapat haid,
dan waktunya kurang dari 6 bulan pascapersalinan.

 Efektivitasnya dapat mencapai 98 %.

 Hal ini dapat efektif bila ibu menyusui lebih dari 8 kali sehari,
ibu belum mendapat haid, dan atau dalam 6 bulan pasca persalinan.
 Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemia dan
prolaktin menekan adanya ovulasi.

 Tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi dan dapat


mendahului haid pertama sehingga apabila hanya
mengandalkan pemberian ASI saja dapat memberikan
resiko kehamilan untuk itu dapat dipertimbangkan
pemakaian kontrasepsi lain.
KO N T R A S E P S I S E C A R A
MEKANIS

Pria : Kondom

Wanita :
• Pessarium : Diafragma Vaginal
dan Cervical Cap
KONDOM

 Kini paling umum dipakai ialah kondom dari karet;


kondom ini tebalnya kira-kira 0,05 mm.
 Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis
sewaktu melakukan koitus, dan mencegah tumpahnya
sperma dalam vagina.
 Bentuk kondom adalah silindris dengan ujung yang
buntu berfungsi sebagai penampung sperma.
 Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih
kurang 19 mm.

 Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.


 (+) selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin.
 ( - ) ada kalanya pasangan yang mempergunakannya
merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam
kenikmatan sewaktu melakukan koitus.
 Sebab-sebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau
koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma.
 Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan
baik.
2. Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi.
3. Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma.
4. Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan
kondom untuk mencegah terjadinya robekan.

5. Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan


ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan
dari vagina, supaya sperma tidak tumpah.
PESSARIUM

 Pesarium adalah alat yang diletakkan dalam vagina dengan


berbagai bentuk dan ukuran.

 Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan


kontrasepsi.

 Secara umum pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni (1)
diafragma vaginal ; dan (2) cervical cap.
DIAFRAGMA VAGINAL

 Diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk


mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya.

 Diafragma dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk


menjaga jangan sampai sperma masuk ke dalam uterus.

 Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida


dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya.
 Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal
seperti :
1. keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik.
2. jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak
dibutuhkan perlindungan yang terus-menerus.
3. jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk
sementara waktu oleh karena sesuatu sebab.
(+)
1)hampir tidak ada efek sampingan;
2) dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya
cukup memuaskan;
3) dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita
yang tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu
sebab.
(-)

1) diperlukan motivasi yang cukup kuat;

2) umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak


untuk dipergunakan secara massal;

3) pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan;

4) tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR.


CERVICAL CAP

 Cervical cap dibuat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk
mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal.

 Ukurannya ialah dari diameter 22 mm sampai 33 mm; jadi lebih


kecil daripada diafragma vaginal.

 Cap ini dipasang pada porsio servix uteri seperti memasang topi.

 Dewasa ini alat ini jarang dipakai untuk kontrasepsi.


KO N T R A S E P S I D E N G A N O BAT
S P E R M AT I S IDA

 Obat spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2


komponen, yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan sperma, dan
vehikulum yang nonaktif dan yang dipergunakan untuk membuat
tablet atau cream/jelly.

 Efek sampingan jarang terjadi dan umumnya berupa reaksi alergi.


 Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain
dalam bentuk :
1. suppositorium : Lorofin suppositoria, Suppositorium dimasukkan
sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif
setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
2. jelly atau cream. Jelly lebih encer daripada cream. Obat ini
disemprotkan ke dalam vagina. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit
sampai 1 jam.
3. tablet busa : Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu
dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam vagina
sejauh mungkin. Lama kerjanya 30-60 menit.

4. C-film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat,


dan larut dalam air. Dalam vagina obat ini merupakan gel
dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada porsio
uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.

.
KONTRASEPSI HORMONAL

1. Kontrasepsi esterogen plus progestin (kombinasi)

2. Kontrasepsi progestasional :

 Progestin Oral,

 Progestin Suntik,

 Implan Progestin,

 Injeksi Medroksiprogesteron asetat/ Estradiol Sipionat


 Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, oral, injeksi, dan
implant.

 Kontrasepsi oral adalah kombinasi estrogen dan progestin atau


hanya progestin – mini pil.

 Kontrasepsi injeksi atau implant hanya mengandung progestin atau


kombinasi estrogen dan progestin.
 Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron dapat diberikan per
oral, suntikan IM, atau dalam bentuk koyo.

 Kontrasepsi oral paling sering digunakan dan sering terdiri dari


kombinasi suatu zat estrogen dan bahan prosgestasional yang
diminum tiap hari selama 3 minggu dan berhenti selama 1minggu,
agar terjadi perdarahan lucut (with drawal bleeding) dari uterus.
 Efektivitasnya tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi),
bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam
tahun pertama penggunaan)
 Mekanisme kerja
Efek kontraseptif obat-obat yang mengandung steroid bersifat
multiple, tetapi efek yang terpenting adalah mencegah terjadinya
ovulasi dengan menekan gonadotropin releasing factors dari hypothalamus.
 Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan menghambat ovulasi
dengan menekan gonadotropin.
 Estrogen ini juga mungkin akan menghambat implantasi dengan
mengubah pematangan endometrium.
 Progestin menyebabkan terbentuknya mucus servik yang kental,
sedikit, selular, dan menghambat jalannya sperma.
 Akhirnya progestin juga dapat menghambat ovulasi dengan
menekan gonadotropin.
 Efek gabungan dari estrogen dan progestin dalam kaitannya
dengan kontrasepsi adalah supresi ovulasi yang sangat efektif,
blockade penetrasi sperma oleh mucus serviks, dan penghambatan
implantasi di endometrium apabila dua mekanisme pertama gagal.

 Kontrasepsi oral kombonasi estrogen plus progestin, apabila


diminum setiap hari selama 3 dari 4 minggu, menghasilkan proteksi
terhadap kehamilan yang hampir absolute.
Obat yang berinteraksi Efek merugikan
Asetaminofen dan aspirin Mungkin mengurangi efek analgetik
Obat penenang golongan benzodiazepin Mungkin menurunkan atau meningkatkan
efektivitas obat penenang dan fungsi
psikomotor

Metildopa Menurunkan efek hipotensif


Antikoagulan oral Menurunkan efek antikoagulan
Hipoglikemik oral Mungkin mengurangi efek hipoglikemik

Obat yang berinteraksi Efek yang merugikan


Alkohol Efek mungkin meningkat
Aminlfilin Efek meningkat
Antidepresan Efek mungkin meningkat
Benzodiazepine Efektifitas zat penenang dan fungsi
psikomotor mungkin meningkat atau
menurun

Beta bloker Efek penghambat mungkin meningkat


Kafein Efek meningkat
Kortikosteroid Toksisitas mungkin meningkat
Teofilin Efek meningkat
 Keamanan

 Secara umum, kontrasepsi oral yang jika dipantau pemberianya


dengan benar terbukti relatif aman bagi sebagian besar wanita.

 Kemungkinan efek samping dari pil KB yang selama ini terlalu


banyak dan terlalu lama mendapat perhatian efek merugikan pada
para pemakai mungkin hanya terjadi akibat rasa cemas.
 Pil kombinasi estrogen plus progestin adalah bentuk kontrasepsi
reversibel paling efektif yang tersedia.

 Dilaporkan angka kegagalan 0,32 per 100 wanita-tahun atau


kurang.
 Efek pada reproduksi
1. Amenorea pasca pil
Setelah kontrasepsi kombinasi dihentikan 3 bulan biasanya ovualasi akan segera
pulih dan kembali seperti semula.
2. Laktasi
Pemakaian hormon kontrasepsi oral pada ibu menyusui akan mengurangi jumlah
ASI. Hanya sedikit hormon yang diekskresikan ke dalam ASI. Karena hampir tidak
memberikan efek pada laktasi dan merupakan kontrasepsi yang baik.
 Efek lain
1. Kloasma
2. Mioma uteri; kemungkinan besar tidak bertambah besar pada
pemakaian kontrasepsi oral
3. Pertambahan berat badan; tidak semua wanita yang menggunakan ini
akan mengalami peningkatan berat badan. Umumnya akibat pola makan
yang berubah sebab ibu merasa tenang dan tidak takut hamil lagi setelah
menggunakan alat kontrasepsi .
PROGESTIN ORAL

 Disebut juga mini pil adalah pil yang hanya mengandung progestin
350 μg atau kurang yang diminum setiap hari.

 Pil ini tidak terlalu populer oleh karena insiden perdarahan ireguler
dan angka kehamilannya jauh lebih tinggi.

 Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui, mulai diminum pada
minggu ke 6 setelah melahirkan
(+)

Resiko peningkatan penyakit kardiovaskular dan keganasan belum


terbukti, lebih kecil kemungkinannya menyebabkan peninggian
tekanan darah atau nyeri kepala, tidak berefek pada metabolisme
karbohidrat dan diperkirakan lebih jarang menyebabkan depresi,
dismenorea, dan gejala premenstruasi.
(-)

Kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik


apabila kontrasepsi gagal, perdarahan uterus yang tidak jelas, kista
ovarium fungsional menjadi sering, dan pil ini harus diminum paa
waktu yang sama atau hampir sama tiap harinya, yang jika terlambat
sekalipun hanya 3 jam untuk 2 hari berikutnya harus digunakan
kontrasepsi lain sebagai tambahan.
 Kontraindikasi

Terutama pada wanita berumur, dengan perdarahan uterus yang tidak


jelas, riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional.
Kontrasepsi oral jangan digunakan pada wanita yang mengalami salah satu
keadaan dibawah ini :
Gangguan tromboflebitis atau tromboembolus
Riwayat tromboflebitis vena dalam atau gangguan tromboembolus
Penyakit sereborvaskular atau arteria koroner
Diketahui atau dicurigai mempunyai karsinoma payudara
Karsinoma endometrium atau diketahui atau dicurigai mempunyai neoplasma
dependen estrogen
Perdarahan genital abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
Ikterus kolestatik pada kehamilan atau riwayat ikterus setelah menggunakan pil
Adenoma atau karsinoma hati
Diketahi atau dicurigai hamil

Peringatan :
Merokok meningkatkan resiko efek samping kardiovaskular yang serius akibat
pemakaian kontrasepsi oral. Resiko meningkat seiring usia dan merokok dalam
jumlah besar (15 batang atau lebih per hari) dan sering mencolok pada wanita
berusia 35 tahun atau lebih. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus
benar-benar diingatkan untuk tidak merokok.
PROGESTIN SUNTIK

 Keunggulan suntikan progestin adalah efektivitas kontrasepsi yang


setara dengan atau lebih baik daripada kontrasepsi oral kombinasi,
efek bertahan lama dengan hanya 4 – 6 kali penyuntikan setahun, dan
gangguan laktasi yang minimal.
 Depo medroksiprogesteron asetat (Depo provera) dan
Noretindron etantat (Norgest) telah banyak dipakai secara luas
diseluruh dunia, mekanisme kerja kedua obat tampaknya multipel,
termasuk inhibisi ovulasi, peningkatan kekentalan mukus serviks, dan
pembentukan endometrium yang kurang ramah bagi implantasi ovum.
 Kelebihan dan kekurangannya serupa dengan progestin oral.

 Pada pemakaian Depo medroksiprogesteron jangka panjang


terdapat kemungkinan penurunan kepadatan mineral tulang, namun
akan pulih setelah terapi dihentikan.
 Depo medroksiprogesteron disuntikan dalam-dalam di kuadran
luar atas bokong tanpa dipijat untuk memastikan agar obat dilepaskan
secara perlahan-lahan. Dosis lazim adalah 150 mg setiap 90 hari .

 Noetindron etantat disuntikan dengan cara yang sama dalam dosis


200mg, tetapi penyuntikan obat ini harus diulang setiap 60 hari.
IMPLAN PROGESTIN

 Sistem norplant menyalurkan levonorgestrel dalam wadah silastik


yang diimplantasikan dijaringan subdermal.

 Setiap wadah mengandung 36 mg levonorgestrel.


 Ini merupakan salah satu metode yang paling efektif yang tersedia.
Dan yang paling utama, bahwa setelah penghentian pemakaian
fertilitas akan segera pulih dengan segera.
 Keunggulan dan kekurangan hampir identik dengan progestin
oral.
 Karena memerlukan tindakan bedah ringan, terdapat juga masalah
yang berkaitan dengan infeksi lokal.
I N J E K S I M E D RO K S I P RO G E S T E RO N
A S E TAT / E S T R A D I O L S I P I O N AT

 Obat kontrasepsi yang disuntikan setiap bulan.

 Obat ini mengandung 25mg Medroksiprogesteron asetat plus 5 mg


estradiol sipionat yang dipasarkan dengan nama Lunelle atau Cyclo-
Provera.

 Mekanisme kerja obat ini dengan menghambat ovulasi dan


menekan proliferasi endometrium.
 Pulihnya kesuburan setelah penghentian berlangsung cepat, dengan
hampir 83% wanita menjadi hamil dalam 12 bulan setelah
penghentian.
M E T O D E KO N T R A S E P S I
DA L A M R A H I M

 Sampai sekarang telah banyak ditemukan jenis-jenis AKDR, tapi


yang paling banyak digunakan dalam program KB di Indonesia ialah
AKDR jenis copper T dan spiral (Lippes loop).
 Bentuk yang beredar dipasaran adalah spiral (Lippes loop), huruf T
(Tcu380A, Tcu200C, dan NovaT), tulang ikan (MLCu350 dan 375), dan
batang (Gynefix).
 Unsur tambahan adalah tembaga (cuprum), atau hormon
(Levonorgestrel).
 AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain karena :
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Tidak menimbulkan efek sistemik
3. Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
4. Efektivitas cukup tinggi
5. Reversibel
6. Tidak ada pengaruh terhadap ASI
 Efek samping AKDR
1. Perdarahan
2. Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada
bulan-bulan pertama pemakaian
3. Rasa nyeri dan kejang di perut
4. Gangguan pada suami
5. Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
 Komplikasi AKDR

1. Infeksi

2. Perforasi

3. Kehamilan
 Kontraindikasi AKDR
1. Kehamilan
2. Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis (Penyakit Menular
Seksual)
3. Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4. Adanya metrorhagia yang belum disembuhkan
5. Pasangan yang tidak lestari/harmonis
 Pemasangan AKDR
 AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut :
1. Sewaktu haid sedang berlangsung
 Pemasangan dapat dilakukan pada hari pertama atau pada hari
terakhir haid.
(+) pemasangan lebih mudah karena serviks saat itu sedang terbuka
dan lembek, rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan yang timbul
akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan.
2. Sewaktu postpartum
• Secara dini(immediate insertion); dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
• Secara langsung (direct insertion); dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
• Secara tidak langsung (indirect insertion); dipasang sesudah masa tiga
bulan setelah partus atau abortus; atau pada saat tidak ada hubungan
sama sekali dengan partus atau abortus.
3. Sewaktu postabortum

Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari


segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal.

4. Beberapa hari setelah haid terakhir


M E T O D E KO N T R A S E P S I
M A N TA P

1. Tubektomi

2. Vasektomi
TUBEKTOMI

 Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan sebagian


saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi.

 Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi pascapersalinan


ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan karena posisi tuba
mudah dicapai dari subumbilikus dan rendahnya resiko infeksi.
(+)

1.Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan motivasi yang


berulang-ulang

2.Efektivitas hampir 100%

3.Tidak mempengaruhi libido seksualis

4.Kegagalan dari pihak pasien tidak ada


(-)

Tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun ada


kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang masih
menginginkan anak lagi dengan operasi Rekanalisasi.
 Indikasi dilakukannya tubektomi :
1. Penghentian fertilitas atas indikasi medik
2. Kontrasepsi permanen

 Syarat-syarat tubektomi :
1. Syarat sukarela
2. Syarat bahagia
3. Syarat medik
VASEKTOMI

 Vasektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua vas


deferens pria,yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat
menyebabkan kehamilan lagi.
 Indikasi vasektomi ialah bahwa pasangan suami isteri tidak
menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa
tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
 Kontraindikasi, sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan
lokal yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi.
 Keuntungan vasektomi :

1. Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental

2. Tidak mengganggu libido seksualitas

3. Operasinya hanya berlangsung sebentar sekitar 10 - 15 menit


KESIMPULAN

 Kontrasepsi ialah suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya


kehamilan. Dan usaha –usaha pencegahan itu dapat bersifat
sementara, dapat juga bersifat permanent.

 Dalam hal ini setiap calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam
menentukan dan memilih jenis alat dan obat kontrasepsi yang paling
cocok untuk dirinya.
 Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya
cocok untuk mereka baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan
efisiensi, maka masyarakat harus dapat memperoleh informasi yang
benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek
samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing alat atau obat
tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.
 Ada pun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya
akan berkontribusi pada peningkatan Sumber Daya Manusia pada
umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera
dan harmonis pada khususnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai