Anda di halaman 1dari 63

DAYANARA REBECCA

N 111 16 09
Pembimbing: dr. Heryani HsP, Sp.OG, M.Kes
Pendahuluan

 Asma  Salah satu penyakit yang sering menjadi
penyulit kehamilan
 Penelitian terakhir: Asma Bronkhiale  penyulit 4%
kehamilan
 Prevalensi bisa lebih tinggi krn 10% populasi pny
hiperreaktivitas saluran nafas nonspesifik  Stigma
asma
 Sekitar dekade 80-an  prevalensi, morbiditas dan
mortalitas ↑ sampai 60%

 Asma tidak terkontrol  Komplikasi ibu & janin
yang serius
 Asma tidak terkontrol  ↑ risiko kematian perinatal,
prematuritas dan atau BBLR serta preeklamsi
 Selama kehamilan  asma dpt terjadi pertama kali
atau tereksaserbasi
 Kehamilan memberikan ES utk perjalanan
penyakit asma @ 1/3 wanita hamil dgn penyulit
asma

 Di sisi lain, sebagian besar wanita hamil asma  dpt
mengontrol asma dan memiliki bayi sehat
 Kontrol asma baik  kesempatan bagi wanita asma
utk pertahankan kehamilan normal dgn sedikit atau
tanpa risiko baik utk wanita maupun janin
 Butuh penanganan baik farmakologik dan non-
farmakologik utk menangani asma wanita hamil
serta menyejahterakan wanita hamil dan bayinya.

 Perlu pengawasan yg baik selama kehamilan 
penata berupa menghindari faktor pencetus spt zat-
zat allergen, infeksi saluran napas, udara dingin dan
faktor psikis
 Pengobatan secara maintenance tetap diberikan
sampai kelahiran
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik
berikut: (1) obstruksi jalan nafas reversibel partial atau
komplit baik secara spontan atau setelah pengobatan;
(2) inflamasi jalan nafas; (3) respon jalan nafas yang
meningkat terhadap berbagai stimulan
PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGI

Alergen, iritan lingkungan, infeksi virus, udara dingin, latihan fisik

Hiperresponsivitas saluran napas

- Inflamasi sal. napas


- Kel. Integritas epitel bronkus
- Perubahan kontrol saraf otonom sal. napas
- Perubahan fungsi otot polos int. bronkus
- Perubahan vol. & komposisi lap. lendir sal. napas
- Defek kontrol aliran darah bronkus
- Geometri sal. Napas abnormal
- kontraksi otot polos
- oedem dari dinding bronchial
- hipersekresi
- ↑ resistensi saluran napas
- ↓ FEV (Force Expiratory Volume) & kecepatan aliran

- hiperinflasi dari paru dan thorax
- berkurangnya elastisistas,
- distribusi yang abnormal dari aliran darah ventilasi &
aliran darah paru dengan perubahan rationya
- perubahan konsentrasi gas darah

↓ diameter sal. napas

Obstruksi jalan napas

GK asma
PEMICU

 Infeksi saluran napas baik bacterial maupun infeksi virus.
 Merokok
 Asap dari masakan atau pembakaran kayu
 Emosi
 Alergi makanan
 Rhinitis alergi
 Perubahan cuaca, terutama dingin, udara kering
 Olahraga
 Reaksi alergi pada zat kimia tertentu
 Reaksi alergi terhadap kosmetik, sabun, sampo
 Reaksi alergi terhadap zat iritan seperti debu, kutu, bulu, dll
GEJALA

 Serangan asma  episodik & dapat berakhir bbrp
menit – hari
 Diantara serangan biasanya sehat
 Akut (bbrpa mnt setelah paparan), ditandai:
 Sesak napas
 Batuk
 Wheezing & ronchi
 Parah (berat)  ronchi & wheezing (-), kebingungan,
letih, sianosis
DIAGNOSIS
 Anamnesis

 Batuk, dada terasa tertekan, batuk terisolasi, nyeri
dada, sulit bernapas saat beraktivitas
 Pemeriksaan fisik
 Hiperinflasi, ekspirasi memanjang, wheezing,
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan
 Pem. Penunjang
 Spirometri  ↑ 15% FEV1/ >2x hirup preparat agonis
B-adrenergik (reversibilitas)
 Metacholine challenge test
 Peak expiratory flow rate (PEFR)/ PEF1
 tes alergen, hitung eosinofil darah & sputum, serum
IgE
ASMA TERHADAP
KEHAMILAN

 Clark, dkk (1993)  2 penelitian besar epidemiologi
mengatakan bahwa asma berpotensi memberikan
efek yang merugikan, diikuti dengan peningkatan
insidensi lahir premature, BBLR, kematian perinatal,
dan preeklamsi, gangguan tekanan darah ini disertai
dengan bocornya protein pada urine ibu dan sangat
potensial untuk terjadinya kerusakan ginjal, otak,
hepar, dan mata.
 Lehrer, dkk (1993) melaporkan bahwa wanita asma
memiliki insidensi dua koma lima kali lipat dari
kehamilan menimbulkan hipertensi.
KEHAMILAN
TERHADAP ASMA

 Eksaserbasi serangan asma tampaknya sering terjadi
pada trimester III atau pada saat persalinan, hal ini
menimbulkan pendapat adanya pengaruh
perubahan faktor hormonal, yaitu ↓ progesteron dan
↑ prostaglandin, sebagai faktor yang memberikan
pengaruh.
PENATALAKSANAAN ASMA
SELAMA KEHAMILAN

 Secara umum:
1. Sedapat mungkin menghindari serangan.
2. Terapi awal merupakan hal yang sangat penting. Gunkanlah
obat saat tanda-tanda awal dari asma mulai muncul.
3. Penting pada wanita hamil untuk tidak menunda pengobatan
lebih lanjut jika ditemukan hal-hal dibawah ini:
 Obat-obatan tidak menghasilkan perbaikan yang cepat
 Perbaikan tidak terjadi terus-menerus
 Penyakit semakin lama semakin berat
 Terdapat kemunduran dari pergerakan fetus
4. Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan pengobatan
yang teratur.
Penatalaksanaan efektif asma untuk wanita hamil


berpedoman pada empat komponen yaitu:
 Pengukuran obyektif untuk menilai & memantau
fungsi paru ibu dan kesejahteraan janin dengan
tujuan membuat rekomendasi terapeutik yang
tepat.
 Pengukuran untuk menghindari atau mengontrol
pemicu asma di lingkungan pasien.
 Terapi farmakologis
 Edukasi pasien
Cont’

1. Pengukuran obyektif untuk penilaian & pemantauan
 Tes fungsi paru ibu
 Pemantauan janin
2. Pengukuran untuk mencegah atau mengontrol
pemicu asma
 Kontrol lingkungan
 Terapi imun
 Vaksin
Cont’

3. Terapi farmakologis
 O2 dilembabkan, 2-4 mnt, pertahankan pO2 70-80
mmHg
 Hindari obat penekan batuk, sedatif, & AH.
Tenangkan pasien, beri cairan IV
 Aminofilin loading dose 4-6 mg/kgBB  lanjut dosis
0,8-1 mg/kgBB/jam  sampai tercapai kadar
terapeutik dlm plasma
 Pertimbangkan terbutalin sulfat 0,25 mg

 Steroid: hidrokortison IV 2 mg/kgBB loading dose,
tiap 4 jam/ setelah loading dose  lanjut infus 0,5
mg/kgBB/jam
 Pertimbangan antibiotika
 Intubasi dan ventilasi bantuan
 > 30-60 mnt  status asmatikus
PENANGAN ASMA
DALAM PERSALINAN

 Melanjutkan pengobatan asma secara teratur (kromolin
inhalasi, beklometason, dan atau teofilin oral)
 PEFR harus diukur saat akan bersalin atau melahirkan
dan kemudian tiap 12 jam
 Hidrasi dijaga baik & siapkan analgesik cukup
 Kortikosteroid sistemik (hidrokortison 100 mg/ 8 jam
sampai 24 jam postpartum
PENANGANAN ASMA
POSTPARTUM

 Jika diperlukan
 Menyusui  bukanlah KI
 Teofilin dan prednison dapat terdapat dalam ASI
namun tidak dalam konsentrasi yang dapat
menimbulkan pengaruh pada bayi
EDUKASI PASIEN

 Menolong pasien  mendapat motivasi, keahlian,
kepercayaan diri untuk mengontrol asmanya
 Dimulai saat diagnosis ditegakkan & diintegrasikan
dengan perawatan kontinyu
IDENTITAS

Tanggal pemeriksaan: 01-06-2017 Ruangan: Ruang Nifas Atas,
RSU. Anutapura

PASIEN SUAMI
 Nama :Ny. S  Nama :Tn. E
 Umur :40 tahun  Umur :52 tahun
 Alamat :Jl. Pattimura  Alamat :Jl. Pattimura
 Pekerjaan :URT  Pekerjaan :Wiraswasta
 Agama :Islam  Agama :Islam
 Pendidikan :SMP  Pendidikan :S1
ANAMNESIS
G3P2A0
 HPHT

: 02-10-2016
 TP : 09-07-2017
 Usia kehamilan : 35-36 minggu
 Menarche : 14 tahun
 Perkawinan : kedua (1 tahun)
 Keluhan utama : sesak napas
 Riw. Peny. Sekarang:
Sesak napas 1 hr y.l., pelepasan lendir, air, darah (-).
Pasien juga mengeluh sakit kepala & tegang pada belakang
leher disertai pusing. Nyeri ulu hati, mual, muntah,
penglihatan ganda/kabur, demam selama kehamilan (-).
Gerakan janin (+), BAB biasa, BAK lancar.
Cont’

 RPD: keluhan asma (+), peny. jantung (-), ginjal (-), HT (-),
DM (-)
 Riw. Alergi: obat-obatan & makanan tertentu  alergi (-)
 RPK: ibu pasien  asma
 Riw. Haid:
 Menarche: 14 tahun
 Menstruasi teratur
 Lama menstruasi 7 hr
 Haid terakhir: 02-10-2016
 Jumlah darah haid: 3x ganti pembalut/hr
 Riw. Perkawinan: menikah 2x, usia perkawinan 1 tahun
Riwayat obstetri:
1. ♂, lahir di rumah sakit, sectio cesarea, letak kepala,

aterm, ditolong dokter, BBL 3.400gram (2001)
2. ♀, lahir di rumah sakit, sectio cesarea, letak kepala,
aterm, ditolong dokter, BBL3.700gram (tahun 2007)
3. Hamil sekarang

 Riwayat ANC : 2x di bidan


 Riwayat kontrasepsi : (-)
 Riwayat imunisasi : TT 2x
PEMERIKSAAN FISIK
 KU : sakit sedang

 Kesadaran: CM
 TD : 150/90 mmHg
 N : 80 x/mnt
 R : 28 x/mnt
 S : 36,7 ºC
 Kepala-leher:
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema
palpebra (-/-), pembesaran KGB (-), pembesaran kel.
Tiroid (-)
 Thorax:
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Vocal fremitus ka=ki, Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P 
: Hipersonor pada kedua lapang paru, pekak pada
area jantung, batas jantung DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing
+/+. Bunyi jantung I/II murni reguler

 Abdomen :
I : Tampak cembung
A : Peristaltik usus (+) kesan normal
P : Timpani (+)
P : Nyeri tekan epigastrium (-)
 Pem. Obstetri:
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kanan

Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala sudah memasuki PAP
TFU : 32 cm
TBJ : 3.410 gram
HIS :-
BJF : 134x/menit
Pergerakan Janin : Aktif
Janin Tunggal :+
 Genitalia :
Inspeksi : tidak ada kelainan pada vulva
Pemeriksaan dalam:
- Portio tebal dan lunak

- Pembukaan servix tidak ada
- Penurunan kepala: -

 Ekstremitas :
Atas : Akral hangat +/+, edema -/-.
Bawah : Akral hangat +/+, edema -/-.
PEM. PENUNJANG
Darah rutin:

 WBC : 8,8 x 103/uL
 RBC : 3,5 x 106/uL
 HGB : 9,3 g/dL
 PLT : 285 x 103/uL
HbSAg : non reaktif
Anti HIV: non reaktif
Protein urin : -
Kimia darah :
Result Normal range
creatinin 0.54 mg/dl N 0.70 – 1.30 mg/dl
Urea 12 mg/dl ↓ 18.0 – 55.0 mg/dl
RESUME

Pasien Ny. S, 40 tahun, G3P2A0 gravid 34-35 terdapat
keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu, pelepasan
lendir(-), darah (-), pelepasan air (-), sakit kepala(+) tegang
pada belakang leher (+) pusing (+), mual (-), muntah (-),
Penglihatan ganda/kabur (-), demam (-), gerakan janin (+),
BAB biasa, BAK lancar.

Keadaan umum sakit sedang. Kesadaran kompos mentis.


TD 150/90 mmHg, N 80 x/menit, R 28 x/menit, S 36,7ºC.
Konjungtiva anemis -/-. Pemeriksaan Obstetri: Leopold I (3
jari dibawah PX), Leopold II (pu-ka), Leopold III (presentasi
kepala), dan Leopold IV (kepala sudah memasuki PAP),
Janin tunggal, pergerakan aktif, HIS (-), DJJ 134 kali/menit.
Cont’

Edema kedua tungkai (-/-).Pemeriksaan genitalia:
vulva tidak ada kelainan. Pemeriksaan dalam: Portio
tebal dan lunak, Ø tidak ada. Pada pemeriksaan darah
rutin: WBC 8,8 x 103/uL, RBC 3,5 x 106/uL, HGB 9,3
g/dL, PLT 285 x 103/uL. Protein urin : -. HbSAg (non
reaktif)

DIAGNOSIS
G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum
inpartu + hipertensi gravidarum + asma bronchial
PENATALAKSANAAN

Intervensi Perawatan Intervensi Pengobatan
 Rawat inap  IVFD RL 28 tpm
 Pemasangan infuse  Inj. Dexamethason 1
 Pemasangan O2 4-6 lpm amp/6 jam/ iv
 Pemasangan kateter  Inj. Aminofilin 1 amp
tetap dalam RL 20 tpm
 Pemeriksaan  Nebulizer ventolin/ 8 jam
laboratorium  Bila sesak belum teratasi,
 Istirahat yang cukup konsul interna
 Rencana SC elektif
FOLLOW UP HARI KE-I
2 Juni 2017
S

: Sesak (+), Nyeri perut (-), ppv (+), nyeri hecting perineum
(+), sakit kepala (+) tegang belakang leher (-), pusing (-), SUH (-),
mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), BAB (+),BAK (+) biasa
terpasang kateter.
O : TD : 150/90 mmHg N : 92 kali/menit
R : 31 kali/mnt S : 36,6oC
BJF: 140 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P: IVFD RL 28 tpm
Nebulizer ventolin/ 8 jam
Rencana SC elektif
Siapkan 2 bag WB
Konsul anastesi
Konsul interna (tunda SC, rawat bersama)
FOLLOW UP HARI KE-II
3 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, nyeri perut (-),sakit kepala (-),
pusing (+), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa lewat kateter
O : TD : 150/90 mmHg N : 88 x/menit
R : 23 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 146 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum
inpartu + hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer ventolin/ 8 jam
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-III
4 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 150/90 mmHg N : 86 kali/menit
R : 24 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 142 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu
+ hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer ventolin/ 8 jam
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-IV
5 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O: TD : 140/100 mmHg N : 84 kali/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 144 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer ventolin/ 8 jam
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-V
6 Juni 2017
S

: Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), BAB
(+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 140/90 mmHg N : 82 kali/menit
R : 24 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 140 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Methyldopa 500 mg 3x 1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-VI
7 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 140/100 mmHg N : 86 kali/menit
R : 22 kali/mnt S : 36,6oC
BJF: 148 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Methyldopa 500 mg 3x 1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-VII
8 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), BAB
(+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 140/100 mmHg N : 86 kali/menit
R : 24 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 140 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Methyldopa 500 mg 3x 1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-VIII
9 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), BAB
(+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 180/100 mmHg N : 84 kali/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,6oC
BJF: 145 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Nifedipine 10 mg 3x1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-IX
10 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 150/90 mmHg N : 78 kali/menit
R : 24 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 148 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Nifedipine 10 mg 3x1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-X
11 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-),
BAB (+),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 150/100 mmHg N : 80 kali/menit
R : 28 kali/mnt S : 36,7oC
BJF: 140 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu
+ hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Nifedipine 10 mg 3x1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
FOLLOW UP HARI KE-XI
12 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit kepala (-), pusing (-),
SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), BAB (+),BAK (+) biasa
terpasang kateter.
O : TD : 140/90 mmHg N : 84 kali/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 150 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum inpartu +
hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 12 jam
Nifedipine 10 mg 3x1 hari
Rawat bersama interna
Observasi BJF dan tanda-tanda inpartu
Rencana SC elektif besok
Konsul anestesi
Siapkan 2 bag WB
FOLLOW UP HARI KE-XII
13 Juni 2017

S : Sesak napas (+) berkurang, Nyeri perut (-), sakit
kepala (-), pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-),
penglihatan kabur (-), BAB (+),BAK (+) biasa terpasang
kateter.
O : TD : 140/90 mmHg N : 86 kali/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 144 x/menit HIS: -
A : G3P2A0 40 tahun + gravid 34-35 minggu + belum
inpartu + hipertensi gravidarum + asma bronchial
P : Rencana SC hari ini
FOLLOW UP HARI KE-XIII
14 Juni 2017 (Post SC)

S : Sesak napas (-),nyeri luka operasi (+), ppv (+), sakit kepala (-),
pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), flatus (-),
BAB (-),BAK (+) biasa terpasang kateter.
O : TD : 140/90 mmHg N : 84 kali/menit
R : 22 kali/mnt S : 36,5oC
A : P3A0 40 tahun + post SC H-3 a/i riwayat bekas SC 2x +Hipertensi
gravidarum +Asma bronchial
P : IVFD RL 28 tpm
Nebulizer combivent + flexotide/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam
Metronidazole tab 3 x 500 mg
Meloxicam tab 3 x 7,5 mg
Vip Albumin 3 x 2 caps
Aff kateter dan boleh pindah ruangan 24 jam post op
Mobilisasi bertahap
FOLLOW UP HARI KE-XIV
15 Juni 2017

S : Sesak napas(-), Nyeri luka operasi (+), ppv (+), sakit kepala (-), pusing
(-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan kabur (-), flatus (+), BAB (-),
BAK (+) biasa
O : TD : 140/100 mmHg N : 86 kali/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,5oC
BJF: 144 x/menit HIS: -
A : P3A0 40 tahun + post SC H-2 a/i riwayat bekas SC 2x +Hipertensi
gravidarum +Asma bronchial
P : Aff infus
Nebulizer combivent + flexotide/ 24 jam
Cefixime tab 2 x 100 mg
Metronidazole tab 3 x 500 mg
Meloxicam tab 3 x 7,5 mg
Vip Albumin 3 x 2 caps
Dulcolax supp. 1
FOLLOW UP HARI KE-XV
16 Juni 2017

S : Sesak napas(-), Nyeri luka operasi (+), ppv (+), sakit
kepala (-), pusing (-), SUH (-), mual/muntah (-), penglihatan
kabur (-), flatus (+), BAB (+), BAK (+) biasa
O : TD : 140/90 mmHg N : 86 x/menit
R : 26 kali/mnt S : 36,5oC
A : P3A0 40 tahun + post SC H-3 a/i riwayat bekas SC 2x
+Hipertensi gravidarum +Asma bronchial
P : Cefixime tab 2 x 100 mg
Metronidazole tab 3 x 500 mg
Meloxicam tab 3 x 7,5 mg
Vip Albumin 3 x 2 caps
Boleh pulang
PERMASALAHAN

Pasien Ny. S, 40 tahun, G3P2A0 gravid 34-35 terdapat keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu, pelepasan lendir(-), darah (-), pelepasan air
(-), sakit kepala(+) tegang pada belakang leher (+) pusing (+), mual (-),
muntah (-), Penglihatan ganda/kabur (-), demam (-), gerakan janin (+),
BAB biasa, BAK lancar.

Keadaan umum sakit sedang. Kesadaran kompos mentis. TD 150/90


mmHg, N 80 x/menit, R 28 x/menit, S 36,7ºC. Konjungtiva anemis -/-
.Pemeriksaan Obstetri: Leopold I (3 jari dibawah PX), Leopold II (pu-ka),
Leopold III (presentasi kepala), dan Leopold IV (kepala sudah memasuki
PAP), Janin tunggal, pergerakan aktif, HIS (-), DJJ 134 kali/menit.
Edema kedua tungkai (-/-).Pemeriksaan genitalia: vulva tidak ada
kelainan. Pemeriksaan dalam: Portio tebal dan lunak, Ø tidak ada. Pada
pemeriksaan darah rutin: WBC 8,8 x 103/uL, RBC 3,5 x 106/uL, HGB 9,3
g/dL, PLT 285 x 103/uL. Protein urin : -. HbSAg (non reaktif)
Cont’

Pasien 2x melakukan antenatalcare dipuskesmas dan
mengalami hipertensi mendapat terapi Nifedipin tab.10
mg/3x1. Sebelumnya, pasien memiliki riwayat asthma
yang diderita sejak kecil.Sesak nafas timbul pada saat
pasien terkena udara dingin. Selama kehamilan ini
dalam sebulan biasanya pasien mengeluhkan
mengalami sesak nafas sebanyak 2 kali dan kadang
tidak menentu akan tetapi tidak dirasakan setiap hari.
PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien G3P2A0 dengan usia
kehamilan 34-35 minggu datang dengan
keluhan sesak nafas dan dada terasa berat +
batuk berlendir. Sebelum kehamilan, pasien
memiliki riwayat asthma & selama kehamilan
mendapatkan serangan 2x/bulan akibat cuaca
dingin dan kadang tidak menentu.
Cont’

 Dari PF didapatkan suara pernapasan tambahan
berupa Wheezing (+/+), dari hasil pemeriksaan
terhadap pasien, hal tersebut sesuai dengan teori
untuk Asthma bronchial Persisten Ringan, yaitu
bersifat episodik, sering kali reversibel dengan atau
tanpa pengobatan, Gejala berupa batuk, sesak napas,
rasa berat di dada dan diawali oleh faktor pencetus
yang bersifat individu, serta bunyi pernapasan
tambahan berupa Wheezing (+/+) yang dirasakan
>1x/ mgg, tetapi < 1x/hari, Gejala malam >2x/bln
tetapi <1x/ minggu.
Cont’

Dari pemeriksaan obstetric didapatkan Leopold I (3 jari
dibawah PX), Leopold II (pu-ka), Leopold III (presentasi
kepala), & Leopold IV (kepala sudah memasuki PAP),
janin tunggal, pergerakan aktif,HIS (-), DJJ 134
kali/menit . Pemeriksaan dalam:didapatkn portio tebal
dan lunak, pembukaan (-).
Cont’

Intervensi Perawatan yang diberikan terhadap pasien
berupa rencana rawat inap, pemasangan infuse,
pemasangan O2 4-6 lpm, pemasangan kateter tetap,
pemeriksaan laboratorium, istirahat yang cukup
mengobservasi BJF, HIS, dan kemajuan persalinan, dan
rencana melakukan persalinan sectio cesarea
dikarenakan indikasi post sectio cesarea 2 kali.
Pemeriksaan selama kehamilan berat penyakit asma
dapat berubah sehingga penderita memerlukan
pengaturan jenis dan dosis obat asma yang dipakai.
Cont’

Penelitian retrospektif memperlihatkan bahwa selama
kehamilan 1/3 penderita mengalami perburukan
penyakit, 1/3 lagi menunjukkan perbaikan dan 1/3
sisanya tidak mengalami perubahan. Meskipun selama
kehamilan pemberian obat-obat harus hati-hati, tetapi
asma yang tidak terkontrol bisa menimbulkan masalah
pada bayi berupa peningkatan kematian perinatal,
pertumbuhan janin terhambat dan lahir prematur,
peningkatan insidensi operasi caesar, berat badan lahir
rendah dan perdarahan postpartum.
Cont’

Prognosis bayi yang lahir dari ibu menderita asma tapi
terkontrol sebanding dengan prognosis bayi yang lahir
dari ibu yang tidak menderita asma. Oleh sebab itu
mengontrol asma selama kehamilan sangat penting
untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan baik
pada ibu maupun janinnya. Melakukan pemeriksaan
fungsi paru melalui spirometry bertujuan untuk
menilai PEFR (peak expiratory flow rate) atau FEV1(
Forced expiratory volume in 1 second), secara kontinu
merupakan ukuran terbaik untuk menilai keparahan.
Cont’

Intervensi pengobatan yang diberikan kepada pasien
berupa pemberian Oksigen untuk mempertahankan
pO2 lebih dari 60 mmhg, dan sedapat mungkin normal,
bersamaan dengan saturasi oksigen 95 %. Pemberian
Nebulizer inhalasi Beta-agonis inhalasi salbutamol pada
pasien telah sesuai dengan teori untuk penanganan
awal/lini pertama untuk asma persisten ringan,
dimana pemeberianya dapat diulangi sebanyak 2x
selang 20 menit selama 1 jam pertama.
Cont’

Pemberian kortikosteroid inhalasi juga sangat
membantu dalam penanganan asma akut dikarenakan
berfungsi sebagai obat inflamasi, pada pasien ini
diberikan kortikosteroid inflamasi pada hari kelima
dikarenakan setelah 1x pemberian nebulizer pasien
belum memperlihatkan respon yang baik.
Cont’

Pemberian kortikosteroid Dexamethason diberikan
untuk mencegah terjadinya penyakit Respiratory
Distress Syndrome terhadap bayi yang akan dilahirkan,
karena faktor resiko terjadinya RDS salah satunya
adalah bayi lahir kurang bulan (prematur) dan ibu
memiliki penyakit yang berat.
DAFTAR PUSTAKA

 Cunningham,F.Gary, dkk. 2005. Maternal Physiology dalam
Williams Obstetrics. Edisi ke-22. McGraw-Hills Companies
 Cunningham,F.Gary, dkk. 2005. Pulmonary Disorders dalam
Williams Obstetrics. Edisi ke-22. McGraw-Hills Companies
 Burrow,Gerard N. dan Duffy,Thomas P. 1999. Medical
Complications During Pregnancy. Edisi ke-5. W.B.Saunders
Company
 Perlow,Jordan H. 2000. Asthma Management During
Pregnancy dalam Current Therapy In Obstetrics And Gynecology.
Edisi ke-5. W.B.Saunders Company
 Kazzi,Amin Antoine dan Marachelian,Araz. 2004. Pregnancy,
Asthma. www.emedicine.com/emerg/topic476.htm
 Busse,William W. dkk. 2004. Managing Asthma During
Pregnancy: Recommendations for Pharmacologic Treatment.

 www.nhlbi.nih.gov/health/prof/lung/asthma/astpreg.htm
 Lenfant,Claude. dkk. 1993. Management of Asthma During
Pregnancy.
http://www.nhlbi.nih.gov/health/prof/lung/asthma/astpreg
.txt
 Setiawati,Arini. 1995. Adrenergik dalam Farmakologi dan Terapi.
Edisi ke-2. Jakarta:FKUI
 Sunaryo. 1995. Perangsang Susunan Saraf Pusat dalam
Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-2. Jakarta:FKUI
 Sjamsudin,Udin. 1995. Autakoid dan Antagonis dalam
Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-2. Jakarta:FKUI
 Suherman,Suharti K. 1995. Adrenokortikotropin,
Adrenokortikosteroid, dan Kortikosteroid Sintetik dalam
Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-2. Jakarta:FKUI
 Sundaru,Heru. 2001. Asma Bronkial dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi ke-3. Jakarta:FKUI

Anda mungkin juga menyukai