Anda di halaman 1dari 19

Bayi Prematur, Kecil Masa

Kehamilan dengan
Respiratory Distress
Syndrome

Hariz Ikhwan Bin Abd Rahman


102013505
Skenario
• Seorang Ibu hamil 33 minggu ( G1P0A0) berusia
30 tahun datang dengan keluhan perdarahan per
vaginam. Ibu telah diketahui menderita plasenta
previa totalis. Bayi dilahirkan SC dengan berat
1200gr dan ketuban jernih. Bayi meringis dengan
extremitas sedikit flexi dan tampak biru, denyut
jantung 130x per menit dengan nafas irregular.
Setelah di stimulasi, bayi menangis kuat, dan
aktif. Satu jam setelah lahir, bayi menangis lemah
dengan badan tampak kebiruan, (+) mendengkur
dengan sedikit retraksi dada sehingga bayi harus
dirawat.
Anamnesis
• Data peribadi pasien
• Keluhan utama
• Keluhan penyerta
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat kehamilan
• Riwayat persalinan
• Riwayat sosial
• Riwayat lingkungan
• Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
• Apgar score
Pemeriksaan
kulit

Pemeriksaan Pemeriksaan
muskuloskele leher dan
tal kepala

Pemeriksaan
Pemeriksaan
paru &
sistem saraf
jantung

Pemeriksaan
abdomen &
genitalia
Pemeriksaan Penunjang
• Analisa gas darah
• Rontgen thorax
Working Diagnosis
• Bayi Prematur, Kecil Masa Kehamilan dengan Respiratory
Distress Syndrome
• Lahir kurang 37 minggu
• berat lahir <10 persentil untuk usia kehamilan
• paru-paru bayi yang baru lahir tidak tetap terbuka karena
produksi zat yang melapisi alveoli (surfaktan) tidak ada atau tidak
cukup
Differential Diagnosis
• Asfiksia Neonatorum
• progresif hipoksemia dan hiperkapnea + perkembangan progresif
dari asidosis metabolik
• bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir
• hipoksia janin dalam uterus
• berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir
• hipertensi, gangguan atau penyakit paru, dan gangguan kontraksi
uterus, pada ibu yang kehamilannya beresiko, solusio plasenta,
kelainan pada tali pusat antara janin dan jalan lahir,
partus lama atau partus dengan tindakan tertentu.
Etiologi
• Prematuritas
• (1) persalinan spontan prematur dengan membran utuh, (2)
idiopatik preterm ketuban pecah dini (PPROM), (3) persalinan
karena indikasi ibu atau janin, dan (4) kembar dan kelahiran
multifetal

• RDS
• gangguan sintesis surfaktan
• Apoprotein hidrofobik SP-B dan SP-C
• meningkatkan penyebaran, adsorpsi, dan stabilitas lipid surfaktan
• Mutasi pada adenosin trifosfat (ATP) gen-binding casette (ABCA3)
• Penting untuk pembentukan sel dan fungsi surfaktan
Epidemiologi
• Amerika Serikat, diperkirakan 12% dari bayi yang lahir
prematur
• RDS telah diperkirakan terjadi di 20.000-30.000 bayi baru lahir
setiap tahun dan merupakan komplikasi di sekitar 1%
kehamilan
• 50% dari neonatus yang lahir di 26-28 minggu
• kurang dari 30% dari bayi prematur yang lahir di 30-31 minggu
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Dispneu atau Sianosis, retraksi
hiperpeu, pada suprasternal,
pernapasan cuping epigastrum dan
hidung interkostal

Kardiomegali dan
Bradikardia dan
tonus otot
hipotensi
menurun
Penatalaksanaan
• Antenatal – pematangan paru
• Terapi surfaktan awal - 50-200mg/kg (2-4 dosis)
• Ventilasi mekanikal
• NGT
• Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
• Furosemid untuk memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan
menurunkan cairan paru
Komplikasi
Displasia bronkopulmonaris

kegagalan
kematian bayi
pernapasan

Ruptur alveoli
Pencegahan

Menghindari
Mencegah
operasi caesar
prematuritas
yang tidak perlu

Terapi intra uterin rasio lesitin-


dari imaturitas sphingomyelin
paru-paru (˃2:1)
Prognosis
• menjadi lebih buruk untuk 2 sampai 4 hari setelah kelahiran
dan berangsur membaik
• Mati paling sering terjadi antara hari 2 dan 7
• Kebanyakan sihat kembali
Kesimpulan
• Hyalin Membran Disease (HMD) dikenal juga sebagai
Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang idiopatik
merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada
bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih
sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang
mempunyai berat badan dibawah 1500 gram.
• Hal ini disebabkan adanya defisiensi surfaktan yang menjaga
agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara,
sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan
bayi akan mengalami sesak napas. Pemberian surfaktan
merupakan salah satu terapi rutin yang diberikan pada bayi
prematur dengan RDS.

Anda mungkin juga menyukai