Kelompok E9:
• TTV
nadi 130X/menit, TD
• Inspeksi 80/50 mmHg, sklera dan
kulit ikterik (+),
• Palpasi konjuntiva anemis (+),
• Perkusi splenomegaly (+)
• Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
• Uji rutin darah
• Kadar Hematinik
• Uji Gangguan Hemoglobin
• Bilirubin Tak Langsung (Serum, Uji Van den
Bergh)
• Pemeriksaan Radiologi
Differential Diagnosis
Thalasemia mayor Anemia defisiensi Anemia et causa Anemia sideroblas Anemia sel sabit
besi penyakit sistemik
Hb
Ht
Leukosit
N N/ N
Trombosit
N
MCV
MCH
MCHC
Muka pucat
+ + - - +
Hepatosplenomegali
+ + (10-15%) - - +
Sesak nafas
+ - - - -
Besi serum
N
TIBC
Saturasi transferin
Butuh transfusi
darah
Pewarisan Sifat Thalasemia
Pewarisan Sifat Thalasemia
Manifestasi Klinik
• Muka pucat karena anemia berat
• Hepatosplenomegali dan perut tampak membesar
• Takipneau, Takikardi, Anoreksia
• Iritabilitas, lesu, kelelahan
• Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak
yang lebih besar.
• Pada pemeriksaan lab. tampak anemia mikrositik
hipokrom
• Ekspansi sumsum tulang dapat menyebabkan
nyeri tulang dan rentan terhadap fraktur.
Medika Mentosa
• Transfusi darah
• Bedah
Splenektomi
Cangkok sumsum tulang
Penceghan
• Penapisan (skrining) pembawa sifat
thalassemia
• Konsultasi genetik (genetic counseling)
• Diagnosis prenatal.
Komplikasi
• Sering terjadi gagal jantung.
• Kadar besi dalam darah sangat tinggi
• Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma
yang ringan.
• Kematian terutama disebabkan oleh infeksi
dan gagal jantung.
Prognosis
• Sampai saat ini belum ada obat yang dapat
mengobati thalasemia. Penderita yang taat
pada transfusi dan iron cheatting drugs
memiliki harapan hidup sampai umur 30
tahun. Sedangkan penderita yang tidak taat
biasanya meninggal saat remaja karena
komplikasi yang berkaitan dengan toksisitas
besi
Kesimpulan
• Hipotesis diterima anak tersebut menderita
talasemia mayor