MAHASISWA KEBIDANAN
POLITEKKES KEMENKES
MALUKU
R . S B H AYA N G K A R A , R A B U 2 3 M E I 2 0 1 8
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU MEL AHIRK AN
DENGAN RETENSIO
P L A S E N TA
D I R S B H AYA N G K A R A A M B O N
PENGERTIAN
Istilah retensio plasenta dipergunakan jika plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir.
(Sastrawinata, 2008:174)
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas
sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio plasenta tidak diikuti
perdarahan maka perlu diperhatikan ada kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta,
plasenta inkreta, plasenta perkreta. (Manuaba (2006:176).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa retensio plasenta ialah plasenta
yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir, keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang
banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta
manual dengan segera.
JENIS-JENIS RETENSIO PLASENTA
A. Plasenta Adhesive : Implantasi yang kuat dari jonjot
korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan
mekanisme separasi fisiologis
B. Plasenta Akreta : Implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
C. Plasenta Inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan
serosa dinding uterus.
D. Plasenta Prekreta : Implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan serosa dinding uterus hingga ke
peritonium
E. Plasenta Inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
(Sarwono, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
2002:178).
ETIOLOGI RETNSIO PLASENTA
Penyebab Retentio Plasenta menurut Sastrawinata (2006:174) adalah:
• Fungsional:
1. His kurang kuat (penyebab terpenting)
2. Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba); bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis); dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil). Plasenta yang sukar
lepas karena penyebab di atas disebut plasenta adhesive.
• Patologi – anatomi:
1. Plasenta akreta
2. Plasenta inkreta
3. Plasenta perkreta
Sebab-sebabnya plasenta belum lahir bisa oleh karena:
1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
2. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Menurut Manuaba (2006:301) kejadian retensio plasenta berkaitan dengan:
1. Grandemultipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive, plasenta akreta,
plasenta inkreta, dan plasenta perkreta
2. Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan
• Anamnesis, meliputi pertanyaan tentang periode prenatal, meminta informasi mengenai episode
perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta riwayat multipel fetus dan polihidramnion.
Serta riwayat pospartum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul
perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan.
• Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis tetapi secara
parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.
TANDA DAN GEJALA
• Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct),
melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan
infeksi, leukosit biasanya meningkat.
• Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung Protrombin Time(PT) dan Activated Partial
Tromboplastin Time (APTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding
Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain.
PENANGANAN
Penanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah:
• Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian
cairan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan). Monitor
jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
• Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl 0.9% (normal saline) sampai uterus
berkontraksi.
• Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan
uterus.
• Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual plasenta adalah: Perdarahan pada kala
tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit
seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
• Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan
kuretage sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di
rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
• Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan
atau per oral.
• Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder.
(Sulisetiya.blogspot.com/2010/03).
KOMPLIKASI
• Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya:
• Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan hingga kontraksi memompa darah
tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.
• Infeksi
Karena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan
port d’entre dari tempat perlekatan plasenta.
• Dapat terjadi plasenta inkarserata dimana plasenta melekat terus sedangkan kontraksi pada ostium baik hingga
yang terjadi.
• Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
• Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-
diskariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma invasif. Sekali menjadi mikro invasive atau invasive, proses
keganasan akan berjalan terus.
Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-
sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian
bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa
berubah menjadi kanker.
• Syok haemoragik (Manuaba, IGB. 1998 : 300)
TERAPI
• Bila tidak terjadi perdarahan : perbaiki keadaan umum penderita bila perlu misal: infus atau transfusi,
pemberian antibiotika, pemberian antipiretika, pemberian ATS. Kemudian dibantu dengan
mengosongkan kandung kemih. Lanjutkan memeriksa apakah telah terjadi pemisahan plasenta
dengan cara Klein, Kustner atau Strassman.
Bila terjadi perdarahan: lepaskan plasenta secara manual, jika plasenta dengan pengeluaran manual
tidak lengkap dapat disusul dengan upaya kuretase.
Bila plasenta tidak dapat dilepaskan dari rahim, misal plasenta increta/percreta, lakukan
hysterectomia.
• Cara untuk melahirkan plasenta:
1) Dicoba mengeluarkan plasenta dengan cara normal : Tangan kanan penolong meregangkan tali
pusat sedang tangan yang lain mendorong ringan.
2) Pengeluaran plasenta secara manual (dengan narkose)
Melahirkan plasenta dengan cara memasukkan tangan penolong kedalam cavum uteri,
melepaskan plasenta dari insertio dan mengeluarkanya.
3) Bila ostium uteri sudah demikian sempitnya, sehingga dengan narkose yang dalam pun tangan
tak dapat masuk, maka dapat dilakukan hysterectomia untuk melahirkan plasentanya.
MANUAL PLASENTA
• Manual Plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual plasenta tidaklah
sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapkan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita.
• Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan :
• Grandemultipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive dan plasenta akreta serta Plasenta inkreta dan plasenta
perkreta.
• Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
• Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan:
– Darah penderita terlalu banyak hilang.
– Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi.
– Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.
• Manual Plasenta dengan segera dilakukan:
– Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.
– Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc
– Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
– Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.
• Manual Plasenta dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan terjadi retensio plasenta (setelah menunggu ½
jam). Seandainya masih terdapat kesempatan penderita retensio plasenta kdapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga
mendapat pertolongan yang adekuat.
• Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan dengan memasang infuse dan memberikan cairan dan dalam persalinan diikuti
oleh tenaga yang dapat memberikan pertolongan darurat.
TINDAKAN MANUAL PLASENTA
MANAJEMEN
ASUHAN
KEBIDANAN IBU
BERSALIN
D E N G A N R E T E N S I O P L A S E N TA
D I R S B H AYA N G K A R A A M B O N
LANGKAH I: IDENTIFIKASI DATA DASAR
• TANDA-TANDA VITAL:
TD : 90/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
• ANTROPOMETRI:
TB : 157 cm
BB Sebelum hamil : 55 kg
BB Selama hamil : 59kg
LILA : 23,5 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala • Mulut
Inspeksi : rambut hitam, bersih dan tidak Inspeksi : Mucosa bibir kering, tidak ada
ada ketombe,. stomatitis gigi terdapat karies pada molar kanan,
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa. lidah bersih.
• Wajah • Telinga
Inspeksi : ada cloasma gravidarum, wajah Inspeksi : bersih, tidak ada serumen
pucat,ibu menahan sakit. • Leher
Palpasi : tidak ada oedem Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
• Mata dan tidak ada ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak
terdapat bendungan vena jugularis.
Inspeksi :Simetris, tidak ada secret,
sclera berwarna putih Conjungtiva pucat Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
dan kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena
• Hidung jugularis.
Inspeksi :Penafasan spontan, tidak ada secret,
tidak ada polip.
• Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, bentuk mammae simetris,
hiperpigmentasi pada areola mammae, putting susu • Ekstermitas Bawah
menonjol keluar, kolostrum sudah keluar. Inspeksi : ujung-ujung jari pucat.
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal. Palpasi : tidak ada oedem dan varises.
Abdomen • Genetalia
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, Inspeksi : tali pusat terlihat diluar vagina, keluar
hiperpigmentasi pada perut, Linea Nigra, dan Striae Albicam perdarahan ± 250-300 cc
Palpasi : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus tidak ada Palpasi :Vulva tidak ada odem/varises.
dan lembek.
• Anus
• EkstremitasAtas
Inspeksi : Tidak ada hemorrhoid.
Inspeksi : ujung-ujung jari pucat, tidak a
Palpasi : Tidak ada hemorrhoid.
da varises.
Palpasi : tidak ada oedem.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
DATA BAYI
• Syok Hipovolemik
Drips Oxytosin 10 unit dalam 500 ml larutan RL dengan jumlah tetesan 40 tpm
1. Manual Plasenta
LANGKAH V : INTERVENSI
• Diagnosa : P3A0 inpartu KALA III dengan Retensio Plasenta :
• Masalah Actual : Anemia Sedang
• Masalah Potensial : Potensial terjadi syok hipovolemik
• Tujuan :
1. Plasenta lahir lengkap
2. Anemia Sedang teratasi
3. Syok hipovolemik tidak terjadi
• Kriteria :
1. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
2. Perdarahan berhenti
3. Keadaan ibu baik
4. TTV dalam batas normal
• Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan • Observasi kontraksi uterus, TFU dan pendarahan
Rasional: kecemasan pasin akan berkurang bila Rasional: dengan memantau kontraksi uterus, TFU dan
sebelum melakukan sebuah tindakan yang pendarahan dapat menggambarkan keadaan involusio dan
dilakukan oleh bidan dapat menentukan tindakan selanjutnya
• Pasang infuse RL 1 botol dengan cara diguyur • Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy oral
Rasional : Menstabilkan keadaan umum ibu Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan ciptakan suasana tenang
• Kosongkan kandung kemih Rasional: Memberi kesempatan pada otak dan otot ibu untuk
Rasional: Memperlancar dan tidak terjadi relaksasi setelah proses persalinan sehingga pemulihan tenaga
penekanan pada saat melakukan manual plasenta ibu berlangsung baik
Rasional: Agar tidak terjadi pendarahn terus Rasional: mengembalikan cairan tubuh yang hilang dan
menerus dan melahirkan plasenta menambah sumber tenaga bagi ibu
• Kolaborasi dengan dokter Spog Untuk drips • Observasi TTV tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
oksitosin 10 unit dalam 500 ml larutan RL menit pada jam kedua
Rasional: Meningkatkan kontraktilitas dari uterus Rasional: Merupakan indikator untuk mengetahui terjadinya
syok secara dini
LANGKAH VI: IMPLEMENTASI
• Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
Hasil: Plasenta belum lahir karena keadaan ibu yang belum stabil
• Penatalaksaan Pemberian oksitosin 10 Unit IV dalam 500 ml larutan RL dengan jumlah tetesan
Hasil: Plasenta lahir lengkap pada tanggal 27-Februari-2018 jam: 13.00 WIT
• Mengobservasi TTV tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam kedua
Hasil:
Waktu Tekanan darah Nadi Respirasi
Jam ke Suhu TFU Kontraksi Kandung kemih
(WIT) (mmHg) (X/menit) (x/menit)
SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan masih merasa lelah, nyeri pada perut dan sedikit mules
OBJEKTIF ( O )
PLANNING ( P )
SUBJEKTIF ( S )
OBJEKTIF ( O )
TTV :
PLANNING ( P )
Memeriksa TTV
Tekanandarah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Respirasi : 22 kali / menit
Suhu : 37,5 oC
• Memberikan HE tentang:
Personal hygiene
Gizi seimbang
KB Post Partum
• Ibu Mengerti