beton harus direncanakan dengan cermat sebelum dimulai pelaksanaannya Tujuan : untuk mencapai kesetimbangan antara tingkat kekuatan struktur yang akan dicapai dan biaya yg akan dikeluarkan Guna mencapai persyaratan teknis pekerjaan yg telah ditetapkan Maka itu perlu prinsip pelaksanaan beton dilapangan harus diterapkan dengan baik. Sifat bahan beton menjadikan kelebihan atau keuntungan dibandingkan dengan bahan struktur atau bangunan lainnya. Bahan ini dapat dibuat ditempat pekerjaan untuk berbagai macam ukuran. Perlu dicatat, adukan beton yang dikerjakan dengan baik dikeluarkan dari mesin pengaduk merupakan titik permulaan dari pelaksanaan pekerjaan beton. Untuk selanjutnya, disamping ketertiban pengerjaan beton, untuk dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan beton diperlukan kecermatan dalam hal pengadaan atau pembuatan cetakan, acuan, penyokong, penopang, dan perancah yang kokoh serta memenuhi kebutuhan dan persyaratan. Walaupun pekerjaan acuan dan perancah merupakan pekerjaan penunjang, namun sangat penting bahkan sangat menentukan untuk tercapainya hasil pelaksanaan pekerjaan beton yang baik. Pekerjaan ini pun merupakan pekerjaan sementara Sehingga pada umumnya pekerjaan ini sering digolingkan sebagai pekerjaan pembantu atau prasarana pekerjaan beton. Karena fungsi dan kedudukan khusus, maka perlu adanya pertimbangan yang matang dalam pelaksanaannya. Terutama dalam rancangan struktur dan konsekuensi pembiayaannya. Dengan konsep dan analisis cara perancangan acuan beton dan komponen pendukungnya, akan sangat membantu dalam pengelolaan pengerjaan beton Perencanaan acuan untuk pekerjaan beton harus menggunakan pertimbangan- pertimbangan optimasi biaya, yaitu : • Harga bahan • Upah proses • Biaya alat yang digunakan • Kemungkinan recycle • Biaya perbaikan beton karena penggunaan acuan tertentu Terdapat kemungkinan ketika menggunakan bahan-kuat dan cara tertentu akan lebih mahal biayanya, tapi diharapkan masih didapat keuntungan dengan adanya peluang penggunaan kembali Perlu dilakukan analisis berbagai alternatif macam-macam acuan beton untuk berbagai struktur beton sebelum secara fisik proyek dilaksanakan Pada proses perencanaan dan pembuatan harus meperhatikan dan memperhitungkan tegangan ijin maksimum sesuai bagian struktur yang dibuat. Untuk itu perlu mengetahui perilaku bahan, cara bekerjanya tekanan, gaya yang bekerja dan seluruh beban yang bekerja pada struktur acuan. Sampai saat ini di Indonesia, penggunaan bahan kayu untuk bahan pokok acuan merupakan pilihan utama Umumnya yang digunakan adalah kayu kelas menengah atau kelas yang lebih rendah. Catatan penting : jika permintaan akan bahan terus meningkat, maka tidak mustahil akan berkurangnya sumber daya alam. Terutama bila tidak didukung dengan usaha pengembangan dan pelestarian sumber daya bahan kayu Komponen acuan balok-plat lantai, menggunakan multiplex sebagai bahan pelapis GAMBAR ACUAN KOLOM Berdasarkan sifat bahan adukan beton yang membebani acuan, beban yang berupa tekanan dan berat adukan akan memcapai maksimum dalam waktu yang relatif cepat. Waktu yang dibutuhkan kurang dari 2 jam setelah beton dituang dalam acuan, akan bekerja beban dengan nilai maksimum, kemudian akan menurun seiring dengan proses pengerasan adukan beton. Proses pembongkaran acuan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat dengan memperhatikan faktor waktu pengerasan beton sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Tegangan-tegangan serta tekanan yang muncul pada struktur acuan hanya bersifat sementara dan timbul dalam waktu yang relatif singkatselama waktu bekerjannya struktur acuan tersebut. Mekanisme kerja tersebut akan berpengaruh di dalam pemilihan bahan, metoda, serta jenis struktur yang akan digunakan, terutama dikaitkan dengan sifat-sifat dan jenis bahan. ACUAN BALOK TEPI Pekerjaan acuan beton merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting dari seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan beton. Karena akan menentukan, posisi, alinyemen, ukuran, serta bentuk dari beton yang dicetak. Fungsi acuan dan struktur perancah sebagai penyangga sementara bagi seluruh beban , sebelum struktur beton berfungsi penuh. Sasaran dari pekerjaan acuan beton : • Kualitas baik • Keamanan terjamin • Ekonomis Dari segi pertimbangan ekonomi, sasaran ekomis menduduki posisi yang strategis. Proporsi biaya pekerjaan acuan beton cukup besar dibandingkan dengan biaya seluruh pekerjaan beton bertulang, mencapai sekitar 35%-60%. Karena proses pembiayaan cukup besar tersebut dan adanya tuntutan pelaksanaan yang cermat, maka perlu adaya penghematan biaya yang pada hakekatnya merupakan usaha optimasi. Penghematan dilakukan tidak dengan sembarangan dan tanpa dilandasi pengertian akan sasarannya. Seringkali, usaha penghematan pekerjaan acuan tidak didasari oleh suatu program karena hanya dianggap pekerjaan pelengkap yang bersifat sementara, maka akan berdampak pada hasil yang berlawanan dengan tujuan penghematan. Penghematan dapat dilakukan dengan dasar pertimbangan yang lengkap. Pada saat perancangan struktur hendaknya mempertimbangkan persyaratan ekonomi pekerjaan acuan. Untuk itu, ketika melakukan perancangan bangunan, beberapa metoda berikut guna menghemat biaya pekerjaan acuan : 1. Persiapan desain struktur dan arsitektur dilakukan secara simultan. 2. Pada saat merancang struktur atau bagian struktur, dipertimbangkan sekaligus bahan dan metoda untuk membuat, memasang, serta membongkar acuan. 3. Usahakan sejauh dan sedapat mungkin penyeragaman ukuran bagian-bagian struktur 4. Usahakan penetapan ukuran bagian-bagian struktur dirancang dengn pertimbangan penyesuaian dengan standar ukuran bahan baku acuan. 5. Usahakan agar ukuran suatu bagian struktur sesuai dengan yang lain sehingga pada pertemuan antar bagian seminimal mungkin adanya lekukan yang tidak efisien. Biaya pekerjaan acuan dipengaruhi oleh tiga unsur utama, yaitu : bahan, upah pekerja, dan penggunaan alat-alat yang diperlukan untuk fabrikasi dan pengangkutan. Maka perlu pengetahuan praktis serta metoda yang tepat yang berkaiatan dengan unsur tersebut. Merancang dan melaksanakan pekerjaan acuan selalu ditujukan pada target ekonomis dengan tidak mengorbankan persyaratan-persyaratan kualitas beton-jadi atau keamanan pelaksanaannya. Guna dikerjakan dengan cermat : 1. Tepat ukuran 2. Cukup kaku dalam menahan beban-beban yang bekerja selama pembangunan berlangsung 3. Cukup stabil dan kuat 4. Cukup kokoh Dari segi permukaan beton jadi, kualitasnya tidak hanya dipengaruhi oleh bahan acuan bidang yang digunakan. Akan tetapi peranan teknik pengerjaan sambungan papan kayu beserta perkuatan- perkuatannya juga akan sangat menentukan kualitas hasil permukaan beton-jadi. Tidak hanya licin atau tidaknya permukaan beton, tetapi menjaga agar acuan cukup kuat sehingga dijamin terhindar dari terjadinya perubahan bentuk pun merupakan faktor penting. Permukaan beton-jadi yang menggelembung ataupun ukuran hasil cetakan yang menyimpang terhadapaa rancangan adalah contoh masalah pada kesalahan pengerjaan acuan beton. Runtuhnya acuan beton seringkali mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja maupun beton itu sendiri. Beberapa penyebab terjadinya keruntuhan acuan pada pelaksanaan pembangunan antara lain : 1. Lemahnya penopang, penyokong ataupun perkuatan 2. Tanah dibawah struktur acuan tidak stabil
3. Kecepatan penuangan beton kedalam acuan
Mengingat kerugian yang harus ditanggung, dari
sisi keselamatan kerja maupun fisik beton sehingga perlu memperhitungkan faktor penyebabnya. Menurut jenisnya bahan baku acuan, dibedakan : Acuan kayu Terdiri dari papan-papan kayu ukuran 2/20 sampai dengan 3/20 atau multiplex 9 mm – 12mm. dapat juga digunakan kombinasi papan kayu dengan triplex 3mm Acuan metal beberapa acuan beton yang berkembang dengan bahan baku metal antara lain adalah : Acuan plat baja Terdiri dari panel-panel baja titpis yang diberi perkuatan dengan ukuran modul standar. Bahan yang digunakan adalah plat baja gulung Acuan metal acuan seng dan aluminium merupakan pengembangan jenis baja dengan cara dan pelaksanaan yang sama dengan bahan yang lebih ringan Acuan Plastik Fiber Glass bahan ini sangat menunjang untuk pelaksanaan beton precast dan kebutuhan beton arsitektural. Umumnya digunakan ketebalan 3mm sampai 15 mm Contoh acuan beton bulat menggunakan fiber glass Maraknya penggunaan acuan jenis ini disebabkan : 1. dengan jenis bahan ini, dimungkinkan perancangan yang lebih bebas 2. kemungkinan bagi kontraktor pelaksana mengerjakan penuangan beton struktural dan beton arsitektural secara simultan 3. dapat mencetak texture yang beraneka 4. dapat dilakukan penyambungan dengan mudah dan cepat dilapangan. Maraknya penggunaan acuan jenis ini disebabkan :
5. lebih memudahkan proses pertimbangan
dan perancangan terhadap recycle 6. ringan dan mudah dikerjakan 7. tidak ada masalah karat dan korosi PERANCAH DAN PENOPANG Struktur vertikal yang berfungsi sebagai penyangga dan bertugas menyalurkan seluruh gaya dan beban dari atas ke bawah.
Melalui perantara acuan, struktur vertikal
menyangga balok induk dan anak, plat lantai, plat atap, plat jembatan dan bagian struktur lain. Unsur vertikal tersebut diperhitungkan secara optimal dapat mendukung seluruh beban yang bekerja dengan mengingat kapasitas yang bisa disediakan. Terdapat dua hal pokok bila jika terjadi hal tersebut : 1. harus memperhatikan ujung (atas dan bawah) agar terhubung dengan struktur acuan lainnya 2. Kapasitas optimal sangat dipengaruhi oleh slenderness ratio dan efek tekuk Di Indonesia umumnya menggunakan bahan dari kayu untuk struktur perancah yaitu batang kayu bulat dengan garis tengah 6 cm – 8 cm. Keuntungan dan kerugian bahan perancah kayu, antara lain : 1. Biaya awal rendah 2. Tersedia sumber daya, bahan dasar mudah didapat. 3. Memiliki kapasitas besar dibandingkan beratnya 4. Memasang dan melepas penyokong dapat dilakukan dengan mudah 5. Kesulitan pada penyesuaian panjang yang tersedia dengan yang diperlukan. 6. Dibandingkan dengan pelaksanaan bahan lain, upah pekerja akan lebih tinggi 7. Kualitas sangat dipengaruhi iklim Pada umumnya adukan beton digolongkan sebagai suatu bahan plastis Bersamaan berjalannya waktu, adukan beton akan kehilangan sifat plastisnya Karena memiliki sifat yang memungkinkan perubahan bahan plastis menjadi bahan padat, maka adukan beton ditempatkan sebagai bahan yang baik dan ideal sebagai bahan struktur bangunan Kemampuan perubahan sifat pada beton terjadi akibat adanya dua proses yang terjadi dalam beton, yaitu: Proses setting semen yang dimulai sejak kurang lebih 30 menit setelah unsur-unsur bahan beton dicampur dalam kondis yang normal dengan suhu hangat. Perkembangan gaya geser dalam, antara partikel- partikel agregat yang mana akan menahan partikel-partikel tersebut. Kecepatan perubahan sifat beton dari sifat plastis menjadi sifat padat akan memberikan dampak yang besar bagi tekanan mendatar yang bekerja pada acuan. Berat beton tergantung pada tingkat kepadatan (density)dari bahan agregat yang digunakan. Beton yang dibuat dengan agregat yang sangat padat, beratnya dapat mencapai 3 ton/m3, sedangkan beton dengan bahan agregat ringan beratnya bisa mencapai 1,50 ton/m3. Dalam penggunaan yang umum di indonesia, sesuai dengan peraturan yang berlaku, berat beton adalah kurang lebih 2 ton/m3, dan berat beton bertulang 2,40 ton/m3. Telah banyak dilakukan percobaan dan penelitian untuk menentukan besarnya tekanan mendatar yang diberikan oleh beton kepada acuan, tetapi hanya sedikit yang mempunyai kesamaan hasil atau kesimpulan yang saling mendekati. Grafik tersebut adalah hubungan antara kecepatan penuangan dengan tekanan maximum 1. Macklin 2. PCA 3. Roby 4. Rodin, tanpa alat penggetar 5. Rodin, dengan alat penggetar 6. ACI Perbedaan tersebut akibat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya tekanan pada acuan, yaitu : a. Kecepatan penuangan beton, b. Suhu udara c. Perbandingan campuran unsur bahan beton d. Kekentalan adukan beton e. Metoda pemadatan f. Gaya kejut selama penuangan adukan g. Bentuk dan ukuran acuan h. Jumlah dan penempatan tulangan baja, i. Berat beton j. Tinggi penuangan Dari sekian banyak faktor yang berpangaruh terhadap besarnya tekanan yang akan bekerja, pada acuan, pengaruh dari kecepatan penuangan adalah yang paling efektif. Peneliti telah dapat menarik kesimpulan tentang hubungan antara kecepatan penuangan beton terhadap tekanan mendatar yang timbul, akan tetapi hubungan tersebut memberikan hasil yang beragam. Apabila beton bersifat cair sepenuhnya pada saat mulai dituangkan dan akan tetap tinggal bersifat cair selama penuangan berlangsung, maka hal tersbut merupakan persoalan mudah dalam menentukan besar tekanannya. Unit tekana adalah sama dengan kepdatan (density) beton dikalikan dengan kedalaman tempat dihitung tekanannya. Gambar diatas adalah merupakan pengaruh kecepatan penuangan terhadap tekanan adukan. a. 1 ft/hr
b. 2 ft.hr
c. 4 ft/hr d. 10 ft/hr
Garis putus-putus merupakan tekanan
hidrostatik teoritik untuk berat beton normal Akan tetapi, keadaan menjadi lain karena sifat semi cair ( semi plastis) pada beton yang hanya bersifat sementara, dalam perioda tertentu beton mengalami setting. Apabila kecepatan penuangan beton kedalam acuan dilakukan sedemikian sehingga tidak melampaui setting awal, tekanan mendatar dapat memperhitungkan sepadan dengan tekanan hidrostatik dengan menganggap beton bersifat cair. Gbr. Tekanan adukan pada acuan. Suhu minimum 500F. Pemadatan tanpa digetarkan. (Universal Form Clump Co.) Gbr. Tekanan adukan pada acuan. Suhu minimum 700F. Pemadatan tanpa digetarkan. (Universal Form Clamp Co.) Pada keadaan tersebut, tekanan mendatar efektif yang harus diperhitungkan sangat dipengaruhi berat beton, kecepatan penuangan, dan suhu adukan beton. ( Terdapat pengaruh dari penggunaan bahan additive, dan dampakpenggunaan alat pemadat adukan beton) American Concrete Institute, commitee 622, memberikan rekomendasi penggunaan rumus untuk menetukan tekanan maximum dari adukan beton kepada acuan, sbb : Untuk dinding
• Pm = 150 + (9000R/T) untuk R < 7 feet/hr
• Pm = 150 + (43400/T) + (2800R/T)
untuk R > 7 ft/hr
Untuk kolom
• Pm = 150 + (9000R/T) Dimana :
Pm = tekanan max, dalam psf (pound per square
feet) R = kecepatan penuangan adukan, dalam feet per hour T = suhu adukan beton, dalam drajat Farenheit Tekanan maximum untuk dinding (dengan R > 7 ft/hr) dibatasi sampai dengan 2000 psf, dan untuk kolom dibatasi tidak boleh melampaui 3000 psf. Daftar III.1 menunjukan hubungan antara kecepatan penuangan, tekanan maximum, dan suhu adukan pada acuan dinding. Daftar III.2 menunjukan hubungan antara kecepatan penuangan, tekanan maximum, dan suhu pada acuan kolom. Gambar III.5 menunjukan hubungan antara kecepatan penuangan beton pada acuan dinding, tekanan maximum, dan suhu. Gambar III.6 menunjukan hubungan antara kecepatan penuangan beton pada acuan kolom, tekanan maximum, dan suhu. Pengaruh Suhu Beton Terhadap Tekanan Ketika beton dituangkan ke dalam acuan, adukan beton dalam keadaan semi-cair atau plastis. Perlahan-lahan semen akan mulai setting, proses ini berlangsung hingga beton mengalami transformasi. Karena kecepatan waktu setting semen dipengaruhi oleh suhu adukan, dapat dikatakan bahwa besarnya tekanan maximum yang bekerja pada acuan akan berhubungan langsung dengan suhu adukan. Jadi, dengan nilai faktor-faktor lainnya konstan atau tetap, adukan beton dengan suhu lebih rendah akan memberikan tekanan yang lebih besar kepada acuan beton daripada adukan beton dengan suhu tinggi Akibat adanya variasi tekanan dari perbedaan suhu maka akan berpengaruh terhadap perancangan acuan beton. Di Indonesia, perbedaan suhu terendah dengan tertinggi tidak terlalu besar, maka dampak suhu beton tidak terlalu berpengaruh. Pengaruh Campuran Beton terhadap Tekanan Proporsi bahan susun campuran beton berpengaruh langsung terhadap tekanan pada acuan beton. Adukan beton dengan proporsi semen yang lebih banyak daripada bahan lainnya disebut rich mix Sedangkan adukan beton dengan semen yang berkurang disebut lean mix