Anda di halaman 1dari 67

Brando Giovany Rasuh, ST

 Prosedur pembangunan pekerjaan struktur


beton harus direncanakan dengan cermat
sebelum dimulai pelaksanaannya
 Tujuan : untuk mencapai kesetimbangan
antara tingkat kekuatan struktur yang akan
dicapai dan biaya yg akan dikeluarkan
 Guna mencapai persyaratan teknis pekerjaan
yg telah ditetapkan
 Maka itu perlu prinsip pelaksanaan beton
dilapangan harus diterapkan dengan baik.
 Sifat bahan beton menjadikan kelebihan atau
keuntungan dibandingkan dengan bahan
struktur atau bangunan lainnya.
 Bahan ini dapat dibuat ditempat pekerjaan
untuk berbagai macam ukuran.
 Perlu dicatat, adukan beton yang dikerjakan
dengan baik dikeluarkan dari mesin pengaduk
merupakan titik permulaan dari pelaksanaan
pekerjaan beton.
 Untuk selanjutnya, disamping ketertiban
pengerjaan beton, untuk dapat menjamin
keberhasilan pelaksanaan beton diperlukan
kecermatan dalam hal pengadaan atau
pembuatan cetakan, acuan, penyokong,
penopang, dan perancah yang kokoh serta
memenuhi kebutuhan dan persyaratan.
 Walaupun pekerjaan acuan dan perancah
merupakan pekerjaan penunjang, namun
sangat penting bahkan sangat menentukan
untuk tercapainya hasil pelaksanaan pekerjaan
beton yang baik.
 Pekerjaan ini pun merupakan pekerjaan
sementara
 Sehingga pada umumnya pekerjaan ini sering
digolingkan sebagai pekerjaan pembantu atau
prasarana pekerjaan beton.
 Karena fungsi dan kedudukan khusus, maka
perlu adanya pertimbangan yang matang
dalam pelaksanaannya.
 Terutama dalam rancangan struktur dan
konsekuensi pembiayaannya.
 Dengan konsep dan analisis cara perancangan
acuan beton dan komponen pendukungnya,
akan sangat membantu dalam pengelolaan
pengerjaan beton
 Perencanaan acuan untuk pekerjaan beton
harus menggunakan pertimbangan-
pertimbangan optimasi biaya, yaitu :
• Harga bahan
• Upah proses
• Biaya alat yang digunakan
• Kemungkinan recycle
• Biaya perbaikan beton karena penggunaan
acuan tertentu
 Terdapat kemungkinan ketika menggunakan
bahan-kuat dan cara tertentu akan lebih mahal
biayanya, tapi diharapkan masih didapat
keuntungan dengan adanya peluang
penggunaan kembali
 Perlu dilakukan analisis berbagai alternatif
macam-macam acuan beton untuk berbagai
struktur beton sebelum secara fisik proyek
dilaksanakan
 Pada proses perencanaan dan pembuatan
harus meperhatikan dan memperhitungkan
tegangan ijin maksimum sesuai bagian struktur
yang dibuat.
 Untuk itu perlu mengetahui perilaku bahan,
cara bekerjanya tekanan, gaya yang bekerja
dan seluruh beban yang bekerja pada struktur
acuan.
 Sampai saat ini di Indonesia, penggunaan
bahan kayu untuk bahan pokok acuan
merupakan pilihan utama
 Umumnya yang digunakan adalah kayu kelas
menengah atau kelas yang lebih rendah.
 Catatan penting : jika permintaan akan bahan
terus meningkat, maka tidak mustahil akan
berkurangnya sumber daya alam.
 Terutama bila tidak didukung dengan usaha
pengembangan dan pelestarian sumber daya
bahan kayu
Komponen acuan balok-plat lantai, menggunakan multiplex sebagai bahan pelapis
GAMBAR ACUAN KOLOM
 Berdasarkan sifat bahan adukan beton yang
membebani acuan, beban yang berupa tekanan
dan berat adukan akan memcapai maksimum
dalam waktu yang relatif cepat.
 Waktu yang dibutuhkan kurang dari 2 jam
setelah beton dituang dalam acuan, akan
bekerja beban dengan nilai maksimum,
kemudian akan menurun seiring dengan
proses pengerasan adukan beton.
 Proses pembongkaran acuan harus dilakukan
dengan hati-hati dan cermat dengan
memperhatikan faktor waktu pengerasan
beton sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan
 Tegangan-tegangan serta tekanan yang muncul
pada struktur acuan hanya bersifat sementara
dan timbul dalam waktu yang relatif
singkatselama waktu bekerjannya struktur
acuan tersebut.
 Mekanisme kerja tersebut akan berpengaruh di
dalam pemilihan bahan, metoda, serta jenis
struktur yang akan digunakan, terutama
dikaitkan dengan sifat-sifat dan jenis bahan.
 ACUAN BALOK TEPI
 Pekerjaan acuan beton merupakan bagian
pekerjaan yang sangat penting dari seluruh
rangkaian pelaksanaan pekerjaan beton.
Karena akan menentukan, posisi, alinyemen,
ukuran, serta bentuk dari beton yang dicetak.
 Fungsi acuan dan struktur perancah sebagai
penyangga sementara bagi seluruh beban ,
sebelum struktur beton berfungsi penuh.
 Sasaran dari pekerjaan acuan beton :
• Kualitas baik
• Keamanan terjamin
• Ekonomis
 Dari segi pertimbangan ekonomi, sasaran
ekomis menduduki posisi yang strategis.
 Proporsi biaya pekerjaan acuan beton cukup
besar dibandingkan dengan biaya seluruh
pekerjaan beton bertulang, mencapai sekitar
35%-60%.
 Karena proses pembiayaan cukup besar tersebut
dan adanya tuntutan pelaksanaan yang cermat,
maka perlu adaya penghematan biaya yang pada
hakekatnya merupakan usaha optimasi.
 Penghematan dilakukan tidak dengan
sembarangan dan tanpa dilandasi pengertian akan
sasarannya.
 Seringkali, usaha penghematan pekerjaan acuan
tidak didasari oleh suatu program karena hanya
dianggap pekerjaan pelengkap yang bersifat
sementara, maka akan berdampak pada hasil yang
berlawanan dengan tujuan penghematan.
 Penghematan dapat dilakukan dengan dasar
pertimbangan yang lengkap.
 Pada saat perancangan struktur hendaknya
mempertimbangkan persyaratan ekonomi
pekerjaan acuan.
 Untuk itu, ketika melakukan perancangan
bangunan, beberapa metoda berikut guna
menghemat biaya pekerjaan acuan :
1. Persiapan desain struktur dan arsitektur dilakukan
secara simultan.
2. Pada saat merancang struktur atau bagian struktur,
dipertimbangkan sekaligus bahan dan metoda untuk
membuat, memasang, serta membongkar acuan.
3. Usahakan sejauh dan sedapat mungkin
penyeragaman ukuran bagian-bagian struktur
4. Usahakan penetapan ukuran bagian-bagian struktur
dirancang dengn pertimbangan penyesuaian dengan
standar ukuran bahan baku acuan.
5. Usahakan agar ukuran suatu bagian struktur sesuai
dengan yang lain sehingga pada pertemuan antar
bagian seminimal mungkin adanya lekukan yang
tidak efisien.
 Biaya pekerjaan acuan dipengaruhi oleh tiga unsur
utama, yaitu : bahan, upah pekerja, dan
penggunaan alat-alat yang diperlukan untuk
fabrikasi dan pengangkutan.
 Maka perlu pengetahuan praktis serta metoda
yang tepat yang berkaiatan dengan unsur tersebut.
 Merancang dan melaksanakan pekerjaan acuan
selalu ditujukan pada target ekonomis dengan
tidak mengorbankan persyaratan-persyaratan
kualitas beton-jadi atau keamanan
pelaksanaannya.
 Guna dikerjakan dengan cermat :
1. Tepat ukuran
2. Cukup kaku dalam menahan beban-beban
yang bekerja selama pembangunan
berlangsung
3. Cukup stabil dan kuat
4. Cukup kokoh
 Dari segi permukaan beton jadi, kualitasnya tidak
hanya dipengaruhi oleh bahan acuan bidang yang
digunakan. Akan tetapi peranan teknik pengerjaan
sambungan papan kayu beserta perkuatan-
perkuatannya juga akan sangat menentukan
kualitas hasil permukaan beton-jadi.
 Tidak hanya licin atau tidaknya permukaan beton,
tetapi menjaga agar acuan cukup kuat sehingga
dijamin terhindar dari terjadinya perubahan
bentuk pun merupakan faktor penting.
 Permukaan beton-jadi yang menggelembung
ataupun ukuran hasil cetakan yang
menyimpang terhadapaa rancangan adalah
contoh masalah pada kesalahan pengerjaan
acuan beton.
 Runtuhnya acuan beton seringkali
mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja
maupun beton itu sendiri.
Beberapa penyebab terjadinya keruntuhan acuan
pada pelaksanaan pembangunan antara lain :
1. Lemahnya penopang, penyokong ataupun
perkuatan
2. Tanah dibawah struktur acuan tidak stabil

3. Kecepatan penuangan beton kedalam acuan

Mengingat kerugian yang harus ditanggung, dari


sisi keselamatan kerja maupun fisik beton
sehingga perlu memperhitungkan faktor
penyebabnya.
 Menurut jenisnya bahan baku acuan,
dibedakan :
Acuan kayu
Terdiri dari papan-papan kayu ukuran 2/20
sampai dengan 3/20 atau multiplex 9 mm –
12mm.
dapat juga digunakan kombinasi papan kayu
dengan triplex 3mm
Acuan metal
beberapa acuan beton yang berkembang
dengan bahan baku metal antara lain adalah :
Acuan plat baja
Terdiri dari panel-panel baja titpis yang
diberi perkuatan dengan ukuran modul
standar.
Bahan yang digunakan adalah plat baja
gulung
Acuan metal
acuan seng dan aluminium
merupakan pengembangan jenis baja dengan
cara dan pelaksanaan yang sama dengan
bahan yang lebih ringan
Acuan Plastik Fiber Glass
bahan ini sangat menunjang untuk
pelaksanaan beton precast dan kebutuhan beton
arsitektural. Umumnya digunakan ketebalan
3mm sampai 15 mm
 Contoh acuan beton bulat menggunakan fiber
glass
 Maraknya penggunaan acuan jenis ini
disebabkan :
1. dengan jenis bahan ini, dimungkinkan
perancangan yang lebih bebas
2. kemungkinan bagi kontraktor pelaksana
mengerjakan penuangan beton struktural dan
beton arsitektural secara simultan
3. dapat mencetak texture yang beraneka
4. dapat dilakukan penyambungan dengan
mudah dan cepat dilapangan.
Maraknya penggunaan acuan jenis ini
disebabkan :

5. lebih memudahkan proses pertimbangan


dan perancangan terhadap recycle
6. ringan dan mudah dikerjakan
7. tidak ada masalah karat dan korosi
 PERANCAH DAN PENOPANG
Struktur vertikal yang berfungsi sebagai
penyangga dan bertugas menyalurkan seluruh
gaya dan beban dari atas ke bawah.

Melalui perantara acuan, struktur vertikal


menyangga balok induk dan anak, plat lantai,
plat atap, plat jembatan dan bagian struktur
lain.
 Unsur vertikal tersebut diperhitungkan secara
optimal dapat mendukung seluruh beban yang
bekerja dengan mengingat kapasitas yang bisa
disediakan.
 Terdapat dua hal pokok bila jika terjadi hal
tersebut :
1. harus memperhatikan ujung (atas dan
bawah) agar terhubung dengan struktur
acuan lainnya
2. Kapasitas optimal sangat dipengaruhi oleh
slenderness ratio dan efek tekuk
 Di Indonesia umumnya menggunakan bahan
dari kayu untuk struktur perancah yaitu
batang kayu bulat dengan garis tengah 6 cm – 8
cm.
 Keuntungan dan kerugian bahan perancah kayu,
antara lain :
1. Biaya awal rendah
2. Tersedia sumber daya, bahan dasar mudah didapat.
3. Memiliki kapasitas besar dibandingkan beratnya
4. Memasang dan melepas penyokong dapat dilakukan
dengan mudah
5. Kesulitan pada penyesuaian panjang yang tersedia
dengan yang diperlukan.
6. Dibandingkan dengan pelaksanaan bahan lain, upah
pekerja akan lebih tinggi
7. Kualitas sangat dipengaruhi iklim
 Pada umumnya adukan beton digolongkan
sebagai suatu bahan plastis
 Bersamaan berjalannya waktu, adukan beton
akan kehilangan sifat plastisnya
 Karena memiliki sifat yang memungkinkan
perubahan bahan plastis menjadi bahan padat,
maka adukan beton ditempatkan sebagai
bahan yang baik dan ideal sebagai bahan
struktur bangunan
 Kemampuan perubahan sifat pada beton
terjadi akibat adanya dua proses yang terjadi
dalam beton, yaitu:
Proses setting semen yang dimulai sejak kurang
lebih 30 menit setelah unsur-unsur bahan beton
dicampur dalam kondis yang normal dengan
suhu hangat.
Perkembangan gaya geser dalam, antara partikel-
partikel agregat yang mana akan menahan
partikel-partikel tersebut.
 Kecepatan perubahan sifat beton dari sifat
plastis menjadi sifat padat akan memberikan
dampak yang besar bagi tekanan mendatar
yang bekerja pada acuan.
 Berat beton tergantung pada tingkat kepadatan
(density)dari bahan agregat yang digunakan.
 Beton yang dibuat dengan agregat yang sangat
padat, beratnya dapat mencapai 3 ton/m3,
sedangkan beton dengan bahan agregat ringan
beratnya bisa mencapai 1,50 ton/m3.
 Dalam penggunaan yang umum di indonesia,
sesuai dengan peraturan yang berlaku, berat
beton adalah kurang lebih 2 ton/m3, dan berat
beton bertulang 2,40 ton/m3.
 Telah banyak dilakukan percobaan dan
penelitian untuk menentukan besarnya
tekanan mendatar yang diberikan oleh beton
kepada acuan, tetapi hanya sedikit yang
mempunyai kesamaan hasil atau kesimpulan
yang saling mendekati.
 Grafik tersebut adalah hubungan antara
kecepatan penuangan dengan tekanan
maximum
1. Macklin
2. PCA
3. Roby
4. Rodin, tanpa alat penggetar
5. Rodin, dengan alat penggetar
6. ACI
 Perbedaan tersebut akibat banyak faktor yang
mempengaruhi timbulnya tekanan pada acuan, yaitu :
a. Kecepatan penuangan beton,
b. Suhu udara
c. Perbandingan campuran unsur bahan beton
d. Kekentalan adukan beton
e. Metoda pemadatan
f. Gaya kejut selama penuangan adukan
g. Bentuk dan ukuran acuan
h. Jumlah dan penempatan tulangan baja,
i. Berat beton
j. Tinggi penuangan
 Dari sekian banyak faktor yang berpangaruh
terhadap besarnya tekanan yang akan bekerja,
pada acuan, pengaruh dari kecepatan
penuangan adalah yang paling efektif.
 Peneliti telah dapat menarik kesimpulan
tentang hubungan antara kecepatan
penuangan beton terhadap tekanan mendatar
yang timbul, akan tetapi hubungan tersebut
memberikan hasil yang beragam.
 Apabila beton bersifat cair sepenuhnya pada
saat mulai dituangkan dan akan tetap tinggal
bersifat cair selama penuangan berlangsung,
maka hal tersbut merupakan persoalan mudah
dalam menentukan besar tekanannya.
 Unit tekana adalah sama dengan kepdatan
(density) beton dikalikan dengan kedalaman
tempat dihitung tekanannya.
 Gambar diatas adalah merupakan pengaruh
kecepatan penuangan terhadap tekanan
adukan.
a. 1 ft/hr

b. 2 ft.hr

c. 4 ft/hr
d. 10 ft/hr

Garis putus-putus merupakan tekanan


hidrostatik teoritik untuk berat beton normal
 Akan tetapi, keadaan menjadi lain karena sifat
semi cair ( semi plastis) pada beton yang hanya
bersifat sementara, dalam perioda tertentu
beton mengalami setting.
 Apabila kecepatan penuangan beton kedalam
acuan dilakukan sedemikian sehingga tidak
melampaui setting awal, tekanan mendatar
dapat memperhitungkan sepadan dengan
tekanan hidrostatik dengan menganggap beton
bersifat cair.
Gbr. Tekanan adukan pada
acuan.
Suhu minimum 500F.
Pemadatan tanpa
digetarkan. (Universal Form
Clump Co.)
Gbr. Tekanan adukan pada
acuan.
Suhu minimum 700F.
Pemadatan tanpa digetarkan.
(Universal Form Clamp Co.)
 Pada keadaan tersebut, tekanan mendatar
efektif yang harus diperhitungkan sangat
dipengaruhi berat beton, kecepatan
penuangan, dan suhu adukan beton. ( Terdapat
pengaruh dari penggunaan bahan additive,
dan dampakpenggunaan alat pemadat adukan
beton)
 American Concrete Institute, commitee 622,
memberikan rekomendasi penggunaan rumus
untuk menetukan tekanan maximum dari
adukan beton kepada acuan, sbb :
 Untuk dinding

• Pm = 150 + (9000R/T)
untuk R < 7 feet/hr

• Pm = 150 + (43400/T) + (2800R/T)


untuk R > 7 ft/hr

 Untuk kolom

• Pm = 150 + (9000R/T)
 Dimana :

Pm = tekanan max, dalam psf (pound per square


feet)
R = kecepatan penuangan adukan, dalam feet per
hour
T = suhu adukan beton, dalam drajat Farenheit
 Tekanan maximum untuk dinding (dengan R > 7 ft/hr)
dibatasi sampai dengan 2000 psf, dan untuk kolom dibatasi
tidak boleh melampaui 3000 psf.
 Daftar III.1 menunjukan hubungan antara kecepatan
penuangan, tekanan maximum, dan suhu adukan pada
acuan dinding.
 Daftar III.2 menunjukan hubungan antara kecepatan
penuangan, tekanan maximum, dan suhu pada acuan
kolom.
 Gambar III.5 menunjukan hubungan antara kecepatan
penuangan beton pada acuan dinding, tekanan maximum,
dan suhu.
 Gambar III.6 menunjukan hubungan antara kecepatan
penuangan beton pada acuan kolom, tekanan maximum,
dan suhu.
Pengaruh Suhu Beton Terhadap Tekanan
 Ketika beton dituangkan ke dalam acuan,
adukan beton dalam keadaan semi-cair atau
plastis. Perlahan-lahan semen akan mulai
setting, proses ini berlangsung hingga beton
mengalami transformasi.
 Karena kecepatan waktu setting semen
dipengaruhi oleh suhu adukan, dapat
dikatakan bahwa besarnya tekanan maximum
yang bekerja pada acuan akan berhubungan
langsung dengan suhu adukan.
 Jadi, dengan nilai faktor-faktor lainnya konstan
atau tetap, adukan beton dengan suhu lebih
rendah akan memberikan tekanan yang lebih
besar kepada acuan beton daripada adukan
beton dengan suhu tinggi
 Akibat adanya variasi tekanan dari perbedaan
suhu maka akan berpengaruh terhadap
perancangan acuan beton.
 Di Indonesia, perbedaan suhu terendah dengan
tertinggi tidak terlalu besar, maka dampak
suhu beton tidak terlalu berpengaruh.
Pengaruh Campuran Beton terhadap Tekanan
 Proporsi bahan susun campuran beton
berpengaruh langsung terhadap tekanan pada
acuan beton.
 Adukan beton dengan proporsi semen yang
lebih banyak daripada bahan lainnya disebut
rich mix
 Sedangkan adukan beton dengan semen yang
berkurang disebut lean mix

Anda mungkin juga menyukai