Anda di halaman 1dari 91

PEKERJAAN

TUKANG BATU
SUKSES/
BAHAGIA

Marthinus Napa, ST
Staf Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII
Jayapura
Instruktur/Asesor
Bidang Konstruksi

Istri hanya 1

Anak baru 2
UNIT KOMPETENSI
1. Melaksanakan K3
2. Menyiapkan Material dan Peralatan
3. Menyiapkan Lokasi Pekerjaan
4. Membuat Adukan
5. Melaksanakan Pek. Pasangan Bata
6. Membuat Kolom Pasangan Bata
7. Membuat Pasangan Bata Lengkung
8. Membuat Pasangan Bata Dekoratif
 AGAR PEKERJA DAN SETIAP ORANG
YANG BERADA DI TEMPAT KERJA
BERADA DALAM KEADAAN SEHAT &
SELAMAT
 AGAR SUMBER PRODUKSI DAPAT
DIPAKAI & DIGUNAKAN SECARA AMAN
& EFISIEN
 AGAR PROSES PRODUKSI DAPAT
BERJALAN LANCAR TANPA HAMBATAN
 MENURUNNYA PRODUKTIVITAS
PEKERJA

 PRODUKTIVITAS TERHAMBAT

 BANYAK WAKTU TERBUANG


ALAT PELINDUNG DIRI

1. SAFETY BELT
2. HELM
3. SARUNG TANGAN
4. SEPATU KERJA
5. MASKER
6. KACA MATA
7. PELINDUNG TELINGA
8. PAKAIAN KERJA
KECELAKAAN KERJA
TINDAK LANJUT AKIBAT KECELAKAAN KERJA

1. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


 MELAKUKAN PERNAPASAN BUATAN
 MENGHENTIKAN PENDARAHAN
 MENGATASI PENDERITA PINGSAN
 MENGANGKAT & MEMINDAHKAN PENDERITA

2. PENYELIDIKAN SEBAB-SEBAB TERJADINYA


KECELAKAAN
3. PEMBUATAN LAPORAN KEJADIAN KECELAKAAN
4. PENGAJUAN KLAIM ASURANSI
BAHAN YANG DIPAKAI DALAM PEKERJAAN BATU
BAHAN UNTUK BETON

JENIS PASIR

PASIR
PASIR URUG PASIR COR
PASANG
CARA MEMERIKSA BAHAN YANG BAIK
ALAT UNTUK TUKANG BATU
ALAT BANTU
MEMASANG
ALAT ANGKAT TEMBOK
TK.BATU

ALAT CETAK
BETON

ALAT PENGADUK
BETON
SETELAH PERALATAN
DIPAKAI DIBERSIHKAN DAN
DISIMPAN PADA
TEMPATNYA
Hal-hal yang harus dicermati :
• Penentuan Lokasi berdasarkan gambar
rencana
• Pemasangan Bouwplank
• Pemasangan Profil Pondasi
• As dan Elevasi
Untuk melakukan pengadukan secara manual (tanpa
mesin pengaduk) maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sediakan tempat membuat adukan kira-kira ukuran 1,5


x 1,5 meter, dan sebaiknya keempat sisinya dibatasi
dengan papan dan bagian bawahnya diberi alas dari seng
atau plesteran
2. Tuangkan pasir yang sudah diayak (misalkan sebanyak
empat kotak)

3. Tuangkan semen di atas timbunan pasir (misalkan


sebanyak satu kotak)

4. Aduk-aduk semen dan pasir dalam keadaan kering


sampai warnanya merata dengan menggunakan cangkul
atau sekop
5. Tumpuk kembali bahan-bahan sehingga membentuk
gunungan kecil kemudian bentuk kawah di tengahnya
6. Tuangkan air secukupnya ke dalam kawah tersebut
7. Aduk bahan yang sudah diberi air sedikit demi sedikit
sehingga membentuk gumpalan adukan yang kenyal.
Tidak terlalu encer juga tidak terlalu kental dan adukan
siap dipakai
Urutan langkah mencampur adukan dengan alat tangan adalah seperti
berikut:

1. Siapkan semen dan pasir yang sudah diayak.


2. Takar bahan sesuai komposisi/perbandingan yang ditentukan.
3. Hidupkan mesin pencampur.
4. Masukkan pasir ke dalam tong pencampur.
5. Masukkan semen ke dalam tong pencampur.
6. Biarkan mesin berputar kurang lebih selama 2 menit sampai
bahan tercampur dalam keadaan kering secara merata.
7. Tuangkan air sedikit demi sedikit sampai campuran
membentuk gumpalan adukan yang kenyal. Tidak terlalu encer juga
tidak terlalu kental.
8. Tuangkan adukan yang sudah jadi ke dalam kotak adukan.
Adukan siap digunakan.
9. Selanjutnya setelah pengadukan selesai lokasi pengadukan
harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan campuran
Material yang diperlukan dalam pekerjaan pasangan bata
adalah:

1. Batu bata
2. Semen
3. Pasir
4. Balok kayu reng ukuran 2/3.
5. Balok kayu ukuran ¾, 4/6 dan 5/7.
6. Papan 2/20
7. Paku 5, 7, 10 dan 25 cm
BATU BATA
Ukuran dalam perdagangan dibedakan :
a. Bata ukuran kecil yaitu : Tebal x Lebar x Panjang
: 4 Cm x 9,5 Cm x 20 Cm
b. Bata ukuran besar yaitu : Tebal x Lebar x Panjang
: 5 Cm x 10 Cm x 23 Cm

Mutu yang baik dicetak dengan mesin sebab ukurannya


tetap / stabil
Adukan : Campuran Semen dan Pasir 1,8 Cm Untuk
memperoleh kekuatan yang baik
Syarat – syarat Pasangan Bata
- Bata disiram / direndam air sampai jenuh
- Pasangan Bata dimulai dari sudut tembok, ujung
persilangan atau batas pilar kolom / kolom penguat.
- Tebal spesi (siar) diambil 1,8 Cm
- Bata dipasang lapis demi lapis setiap jalur
- Tinggi maksimum satu lapis adalah 1 (satu) meter dulu,
setelah mengeras baru dilanjutkan
- Hindari pemakaian bata potongan lebih dari 10 % dari bata
utuh
- Bentuk siar harus bergigi setengah panjang bata
Kekuatan Pasangan Bata
diperoleh dari :

a. Cara memasang bata

b. Bahan perekatnya

c. Perawatan
a. Cara Memasang Bata :
Cara memasang sehingga menjadi susunan yang
merupakan jenis ikatan yang akan menjadikan kekuatan
susunan.
Ikatan pasangan bata akan benar-benar berfungsi dan
harus diperhatikan bila bangunan menggunakan dinding
bata atas dasar ikatan, artinya tanpa pilar beton / ikatan
penguat
b. Bahan Perekat
Mutu bahan perekat menentukan bangunan cukup kuat
atau tidak

c. Perawatan
Setelah bata dipasang dengan perekat diperlukan
penyiraman setelah kerja pada siang hari dan sebelum
ditinggal pada sore hari
- Jangan dengan dengan pembakaran
- Jangan mendapat getaran terus menerus
- Jangan mendapat dorongan atau tekanan selagi masih
basah.
Jenis ikatan :
-Ikatan setengah bata
-Ikatan tegak
-Ikatan silang
-Ikatan lajur
-Ikatan rantai
1. Ikatan Setengah Bata
- Tanpa Pilar
- Pada pojok/sudut saling baku tindih selebar setengah
bata
Pasangan sudut diambil bata yang benar-benar bagus,
kokoh tanpa catat maupun retak-retak
Ikatan Tumpukan atau Stack Bond
- Digunakan pada pasangan bata untuk hiasan atau
pasangan bata dengan perekat yang kuat
- Pasangan ini biasanya tidak diplester
PERTEMUAN DAN BENTUK – BENTUK KHUSUS SERTA
PERALATAN PEKERJAAN BATA

- Pasangan bata yang tidak menggunakan kolom biasa


terlepas dari pembuatan pertemuan
- Bentuk-bentuk atau pertemuan yang khusus dari
pasangan bata antara lain : kepala pagar, lubang-lubang
dinding, lengkung atas lubang pintu, sebagai pengganti
balok lantai dll
Rolak = dipakai sebagai balok pasangan yang berfungsi
menahan atau sebagai balok sloof

2 jenis pasangan Rolak :


1. Rolak Biasa = Pasangan bata berdiri ½ bata, berjajar
terus sehingga merupakan balok dan tidak kurang dari 2
lapis pasangan.
Dipakai sebagai pondasi, balok lantai,
penahan bata diatas pintu/jendela
2. Rolak Tegak = Pasangan bata berdiri kearah panjang bata
berjajar terus hingga merupakan balok,
bentuknya kurus/lengkung tergantung fungsi
campuran spesi 1 : 2 atau 1 : 3
Urutan kerja pasangan Rolak :
1. Bata di celup sampai gelembung udara hilang
2. Adukan diletakkan diatas pasangan
3. Adukan diletakkan pada bagian depannya
4. Bata dipasang dengan posisi seperti pesawat mendarat
5. Bata digesek-gesek untuk meratakan
6. Sendok adukan mengeruk sisa / tumpahan adukan
7. Untuk pasangan bata yang berakhir di tengah, kepala bata
diberi adukan dahulu
8. Pemasangan bata akhir
HUBUNGAN ANTARA BALOK / SLOOF / KOLOM DENGAN
DINDING
 Menggunakan angker ø 6 mm ( kolom dengan dinding )
 Menggunakan angker ø ½ mm (kolom dengan balok )

PERALATAN PASANGAN BATA


 Sendok aduk  Pensil
 Waterpas air raksa  Meteran
 Siku  Pahat
 Benang  Martil
 Slang kecil transparan  Paku
Memasang Profil Dinding Bata :
 Dimaksudkan agar pasangan bata tetap tegak dan datar
dengan memasang benang dari profil ke profil

Pertemuan Pasangan Bata dengan Kosen :


 Setel kosen-kosen pada pasangan bata harus dengan
penunjang yang dapat digerakkan
Kasus yang terjadi :
 Karena tukang batu merasa sudah ahli dan pengalaman, di dalam
pelaksanaan pekerjaan kebanyakan hanya menggunakan perasaan
dan mandor juga membiasakan hal tersebut, akibatnya hasil kerja tidak
rata dan miring / tidak tegak lurus dimana letak kesalahannya
apa akibatnya
bagaimana cara mengatasinya

Rolak
PASANGAN BLOK / BATU TELA / BATAKO DAN
PERALATANNYA

Tujuan pembelajaran :
-Menjelaskan cara pemasangan blok
-Menyebutkan peralatan pemasangan blok
-Menjelaskan bentuk-bentuk spesi atau siar
Cara pemasangan :
Yang dimaksud dengan pasangan blok : sejenis bata tapi bahannya diganti dengan
bahan lain dan bukan balok.
-Ada diperlukan finishing / plesteran ( batu tela )
-Ada yang tidak memerlukan finishing (batu batako)
Batako : Concrete Blok / Blok Beton dicetak dengan tangan atau mesin, ada
juga yang terbuat dari tanah liat dll.
Permukaan Halus 20 Cm

10 Cm
Diisi Spesi

30 Cm
Batu Tela : Blok Beton yang dicetak dengan tangan atau mesin terbuat dari
bahan pasir + kerikil + semen atau Karang Halus + Pasir + Semen
9 Cm
19 Cm

29 Cm
Catatan :
1. Garis – garis siar harus lurus, dipandang dari tegak maupun mendatar
2. Pasangan harus benar-benar tegak tidak bergelombang
Untuk itu :
-Gunakan Profil
-Gunakan benang agar pasangan lurus
-Letakkan siku pinggir blok lurus arah benang
-Hampar adukan
-Letakkan blok beton
-Isi sela-sela (Naat)
-Pakailah Jari anda sebagai ukuran sela-sela pasangan
-Tekanlah blok dengan sendok semen agar kedudukan kuat dan rata
-Tambahan peralatan yaitu sendok runcing agar naat rapih
-Waterpas panjang
-Martil pipih
-Alur sela untuk naat agar rapih dan halus ( besi ø12’ – 6 mm)
-Klem pojok untuk benang
Jangka waktu yang diperlukan untuk mengerasnya adukan tergantung
Pada keadaan cuaca dan jenis bahan
- Cuaca panas adukan cepat mengeras
- Jenis bahan dengan permukaan halus akan lama mengeras
dibandingkan dengan permukaan yang kasar

BENTUK SIAR
Ada dua macam (untuk pekerjaan batu tanpa plesteran)
1. Siar Cembung
2. Siar Cekung

Siar Cembung Siar Cekung


Bila siar itu kurang baik, tambahkan adukan semen pasir lalu gosok dengan alat
yang diperlukan

Pasangan Batu Tela / Blok Tanpa Pilar

Pasangan Sudut Batu Tela / Blok dengan Kolom


20

21

Tiang Kolom
Batu Tela
PASANGAN BATU KALI

Digunakan sebagai :
 Pondasi Batu Kali
 Bangunan Penahan Tanah
 Bangunan Air
 Kepala Jembatan
 Dll

Tujuan : Menjelaskan ketentuan dan prinsip cara


pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali
yang benar
Prinsip Umum Konstruksi :
 Kebersihan Lapangan
 Pemeriksaan Ukuran
 Daya Pikul
 Elevasi

Tujuannya : - Menjelaskan ketentuan bahan yang


dipergunakan dan cara pengendalian
- Menyebutkan jenis-jenis konstruksi
yang menggunakan batu kali (jembatan,
pondasi, bangunan air)
Ketentuan Bahan Yang Digunakan:
 Syarat

• Batu dibelah (agar permukaan tidak licin sehingga


adukan dapat melekat dengan baik)
• Batu harus keras (warna hitam, padat, kuat)

• Bongkahan yang besar (batu kecil untuk pengisi


rongga-rongga saja)
3 jenis pondasi batu kali :
• Pondasi batu kali diatas susunan batu kosong
•Pondasi batu kali diatas tanah kuat
• Pondasi batu kali diatas tanah lunak
 Pondasi batu kali diatas susunan batu kosong
 Pada umumnya lebar batu atas lebih kecil dari lebar
bawah karena beban bangunan diatas tanah dipindah
pada pondasi sehingga makin lebar dasar pondasi
makin besar pula daya dukung pondasi
 Untuk jenis tanah yang kurang baik diisi batu kosong
dan pasir
 Pondasi batu kali diatas tanah kuat
 Jika tanah cukup kuat maka pondasi dapat langsung
dipasang setelah diurug pasir 5 – 10 cm

 Pondasi batu kali diatas tanah lunak


 Dipasang gabungan antara beton dan batu kali
 Beton sebagai sepatu

Pondasi Batu Kali 1 : 4

Beton Bertulang 1 : 2 : 3

Beton Lantai Kerja 1 : 3 : 5

Pasir Urug
Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi
a a

t t

b b

Luas Trapesium = 0,5 t ( a + b ) m2

Volume = Keliling x Luas


Prinsip – Prinsip Umum Konstruksi
Batu kali harus keras – liat, tahan lama, pecahan besar, sesuai
dengan spesifikasi
Diletakkan menurut pecahan alamnya sehingga tekanan kerjanya
menekan secara tegak lurus
Disiram / direndam cukup dalam air sebelum dipasang
Pengikat / mortar sebanyak mungkin menyentuh permukaan batu
Kualitas mortar harus sesuai spesifikasi
Tidak untuk memikul beban
Perawatan disiram selama 2 – 3 minggu setelah pekerjaan pasangan
batu berakhir.
Cara Pemasangan Batu Kali Pondasi
Dengan bantuan profil sesuai rencana
Susunan batu kali tidak saling bersinggungan
Siar tegak dan siar mendatar tidak segaris lurus
Penggunaan mortar / adukan sesuai spesifikasi
Bidang batu permukaan rata sebagai permukaan luar

Bahan dan Cara Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan


Batu kali harus berat dan keras ( dapat diuji dengan dijatuhkan dari ketinggian
1 – 2 meter dan tidak pecah)
Bentuk sudut tumpul / tidak bulat ( bila bulat dapat dipecahkan / dibelah)
Mempunyai ukuran sama / rata-rata
Bersih dari lumpur dan kotoran
Tahan terhadap cuaca.
PEKERJAAN BETON
Beton merupakan campuran 4 (empat) bahan pokok
yaitu semen, pasir, kerikil dan air dengan
perbandingan tertentu akan menjadi kesatuan yang
padat dan keras.
Misal : 1 : 2 : 3

1 kotak semen, 2 kotak pasir, 3 kotak kerikil

Semen adalah bahan pengikat, dengan air dan pasir


yang mengisi rongga-rongga dan diikatnya,
kemudian mengeras menjadi beton.
1. Pengertian Beton dan Sejarahnya :

*) Agregat : Yaitu butiran-butiran mineral


seperti pasir, kerikil

*) Beton : Yaitu bahan yang diperoleh


dengan mencampurkan agregat halus
(pasir), agregat kasar (kerikil) semen dan
air.

*) Beton bertulang : Yaitu beton yang mengandung bahan


tulangan (besi beton)

*) Beton ringan : Yaitu beton yang bahan agregatnya


terdiri dari bahan-bahan yang ringan.
*) Beton Pracetak : Yaitu bagian-bagian beton bertulang,
atau tak bertulang yang dicetak dalam
kedudukan yang lain dari pada
kedudukan akhirnya didalam konstruksi.
*) Beton pratekan : Yaitu beton yang dicetak baik dalam
keadaan ditarik dengan menggunakan
kawat agar menjadi “Tegang”
*) Dinding : Bagian konstruksi vertikal, berfungsi
membatasi ruang
*) Kolom : Bagian yang berfungsi memikul gaya
normal tekan dengan tinggi paling sedikit
3x ukuran penampangnya.
2. Bahan-bahan Pokok Pembuatan Beton
- Bahan beton harus bersih
- Pentingnya pemeriksaan bahan
- Jenis-jenis semen
- Syarat-syarat agregat yang dipakai
- Syarat-syarat air untuk beton

Semen : Semen Portland terdiri dari campuran batu kapur


dan lempung dengan perbandingan tertentu, yang
dibakar dalam sebuah oven (dapur) pada suhu
1450 C, Dan selanjutnya digiling halus.
Karakteristik ketegangan semen
JENIS HARI
MIN MAX
BIASA 7 28
CEPAT 3 7
RENDAH 14 91
BERWARNA 7 28

Agregat : Butiran-butiran (mineral) apabila dicampur


dengan semen (pc) merupakan beton, benda
padat dan keras.
- Agregat halus : Pasir/serbuk batu
- Agregat kasar : Kerikil, batu pecah, koral
- Dalam beton agregat merupakan 70 – 75 % massa beton
Tujuan penggunaan agregat dalam beton :

-Menghemat penggunaan semen


-Menghasilkan kekuatan beton pada beton
-Mengurangi penyusutan pada permukaan beton
-Gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton padat

Ukuran : Butiran pasir 0 - 5 mm


Butiran kerikil5 - 7 mm
PERHATIAN UNTUK MEMILIH PASIR

- Terdiri dari butir-butir besar, bersisi,


tidak mudah pecah
- Tidak mengandung lumpur lebih dari
5% (berat kering) bila lebih harus
dicuci
- Tidak mengandung bahan-bahan
organik terlalu banyak
- Terdiri dari butiran-butiran yang
beraneka ragam besarnya (gradasi)
Yaitu : 2% butir 4 - 8 mm
10% butir 1 - 3 mm
88% butir 0,25 – 1mm
- Pasir laut tidak boleh dipakai untuk
semua mutu beton
Pemilihan agregat kasar.

*) Harus besar tidak mudah pecah


*) Agak kebulat-bulatan
*) Jangan / tidak pipih
*) Kulit permukaan kasar
*) Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 %
*) Tidak mengandung zat organik
*) Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
max 3 cm
AIR
Syarat : Air bersih yang dapat diminum,
Yaitu Tidak mengandung
minyak, kotoran, zat organik,
garam,asam.
SEMEN
Syarat : - Tidak menggumpal/membatu
- Kering dan halus
- Kantong masih baik
3. Pelaksanaan dan Pengendalian Beton

- Persiapan sebelum pengecoran


- Cara pengadukan
- Cara pengangkutan
- Cara pengecoran dan pemadatan
- Cara pelaksanaan
- Cara perawatan
- Cara pengendalian
PERSIAPAN

- Apakah bahan cukup untuk pengecoran yang direncanakan


- Tempat kerja, pembersihan, bekisting kuat dan baik, gajal
beton/batu tahu
- Alur kerja harus disetujui pengawas
- Telah mendapat ijin cor dari pengawas secara tertulis
- Alat pengaduk dan pengangkat sudah bersih
CARA PENGADUKAN

Hamparkan pasir yang dibutuhkan, semen, pasir


diaduk merata, Tuang agregat kasar, aduk dengan
sedikit air dan menghasilkan adukan yang
seragam.
Dengan mesin pengaduk BETON MOLEN (MIXER
CONCRETE) diperoleh adukan lebih homogen
kekuatan akan meningkat 20 – 30 % lebih tinggi dari
perbandingan bahan yang berbeda,terbentuklah
suatu kekuatan dan kepadatan yang berbeda pula.
PENGANGKUTAN
• Dimana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-
bahan

• Harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu


pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan di cor

• Adukan beton harus sudah di cor dalam waktu 1 Jam


setelah pengadukan dengan air

• Pengecoran bahan disertai dengan pemadatan, apabila


tidak dikerjakan dengan cermat maka hasil pengecoran
tidak memuaskan.
ATURAN PELAKSANAAN

Beton dicor sedekat mungkin


Pengecoran tidak boleh terhenti sampai siar-siar yang
ditetapkan
Pemadatan dilakukan selama pengecoran dengan alat
tumbuk
Bila menggunakan alat penggetar (vibrator), slump tidak
boleh lebih dari 12,5 Cm
CARA PENGGUNAAN PENGGETAR (VIBRATOR)
Masuk kedalam adukan dengan posisi vertikal (tidak
horizontal)
Tidak menyentuh cetakan, tulangan dan beton yang mulai
mengeras
Lapisan adukan tidak boleh lebih tebal dari jarum
penggetar (30 – 50 Cm)
Harus menembus lapisan adukan beton lama dan baru
Vibrator ditarik pelan-pelan bila adukan nampak mengkilap
(± 30 detik)
1 1
Penghentian pada s/d x panjang bentuk dengan
sudut 45o 5 7

PLAT DAN BALOK

1/5 sd 1/7 L 1/5 sd 1/7 L

L
PERAWATAN

Agar beton kering dengan waktu yang ditetapkan dan


speksifikasi yang disyaratkan
Dirawat selama 2 minggu
Dimaksudkan untuk melindungi dari pengaruh iklim
Beton dibasahi terus dengan menutupinya dengan karung
basah
Untuk plat digenangi air
Hari pertama tidak boleh diganggu
PENGEDALIAN MUTU BETON
Agar beton yang dihasilkan bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan
Mulai dan selama masa pelaksanaan diperiksa secara terus
menerus, kemudian dari hasil pemeriksaan benda-benda uji,
pemeriksaan dilakukan :
Bahan-bahannya, diuji terlebih dahulu
Saat diaduk dan dicampur
Beton sudah mengeras dengan contoh kubus beton
Saat pengadukan diselidiki kekentalannya (slump test)
KLASIFIKASI BETON

KELAS I  Non Struktural B0  1 : 8 atau 1:3:5

KELAS II  Struktural B1  K125, K175, K225

KELAS III  Struktural > K225 Kg/ Cm2


ALAT SLUMP TEST
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu
kental atau terlalu encer, gunakan tabel Slump Test untuk
berbagai pekerjaan beton ( Hal 49)
Cara menggunakan Slump Test (Hal 50)

6% 10 % 12 % 16 %

Kental Kental Kenyal Encer


PROSES PEMBUATAN BENDA UJI KUBUS
(HAL 51)

Kubus 20x20x20 Cm
Cetakan harus bersih
Diberi minyak / gemuk
Diisi dengan campuran beton 3 lapis ditumbuk perlapis
dengan tongkat dia. 16 mm
Buka cetakan setelah 3 – 6 jam
Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
Disiram pagi, siang dan sore setelah berumur 1 hari
PENGUJIAN DILABORATORIUM

Tekanan dikerjakan pada bidang yang rata


Tekanan dinaikkan dengan kekuatan 6 + 4 Kg/Cm2 tiap
detik
Sebagai beban hancur berlaku letak tertinggi yang
ditunjukkan oleh pesawat penguji
Alat penguji tidak boleh mempunyai kesalahan +3%
JUMLAH BENDA UJI YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Pengeceron ≥ 60 M3 Setiap 5 M3 ( 5 Buah )

Jumlah Pengecoran ≥ 60 M3 Setiap 3 M3 ( 1 Buah )

Jumlah Pengecoran ≤ 60 M3 ( Minimal 20 Buah )


MENGHITUNG VOLUME BETON
Kolom persegi / segi empat = P x L x t ( M3 )

Kolom Bulat = ¼d2 x t ( M3 )

Pelat = P x L x t ( M3 )
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai