Anda di halaman 1dari 12

PINSIP UMUM

• Perawatan dengan obat adalah dasar


penanganan TB. Obat yang digunakan minimal
dua, dan biasanya tiga atau lebih.
• Perawatan obat dilanjutkan sampai paling tidak
6 bulan dan sampai 2-3 tahun untuk kasus
dengan multidrug-resistant TB (MDR-TB).
• Pengukuran untuk memastikan kepatuhan,
seperti Directly Observed Theraphy, DOT (terapi
yang diawasi langsung) penting untuk
berhasilnya terapi.

Obat Lini Pertama Obat Lini Kedua


Isoniazid (INH) Cycloserin
Rifampisin (RIF) Ethionamid
Pirazinamid (PRZ) Levofloksasin
Etambutol P-aminosalicylic Acid
Streptomisin Amikasin/Kanamisin
Klaritromisin
Pasien Obat dan Rejimen 2
Anak, yang kontak dekat INH selama 3 bulan, setelah
dengan penderita TBC aktif kontak terhenti, atau selama 9
bulan jika tidak.
Dewasa, TST positif INH, setiap hari selama 6
bulan
Pasien yang terinfeksi HIV dan INH, setiap hari selama 9
TST positif bulan.
Pasien, tertularkan dari pasien RIF, setiap hari selama 4 bulan
yang mikobakterianya resisten atau
terhadap INH RIF/PRZ selama 2 bulan

A. Infeksi Asimtomatik (Infeksi TB Laten)


• Apabila seseorang mengidap LTBI, kuman TBC di
tubuh sedang "tidur" namun masih hidup.
• Kemoprofilaksis sebaiknya dimulai pada pasien
untuk mengurangi resiko berkembangnya penyakit
ke penyakit aktif.
B. Infeksi Simtomatik (Infeksi TB Aktif)
3
• Tujuan terapi ini adalah menghambat perkembangan penyakit
dan mencegah agar penyakit tersebut tidak kambuh
PEDOMAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS DI INDONESIA

• OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup
dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal
(monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan
dan sangat dianjurkan.
• Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT
= Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
• Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

Tabel 1. Jenis, sifat, dan dosis OAT


5
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
• Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di
Indonesia:
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
* Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
Kategori Anak : 2HRZ/4HR
• Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT), sedangkan kategori anak sementara ini disediakan
dalam bentuk OAT kombipak. Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat
dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas
dalam satu paket untuk satu pasien.
• Paket Kombipak.
Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol
yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan
dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.

Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai
selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.
6
Kategori 1 (2HRZE/ 4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

Tabel 2a. Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 1

Tabel 2b. Dosis paduan OAT-Kombipak untuk Kategori 1


7
Kategori 2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3) Tabel 3a. Dosis untuk paduan OAT KDT Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah
putus berobat (default)

Catatan:
• Untuk pasien yang berumur 60
tahun ke atas dosis maksimal untuk
streptomisin adalah 500mg tanpa
Tabel 3b. Dosis paduan OAT Kombipak untuk Kategori 2 memperhatikan berat badan.
• Untuk perempuan hamil lihat
pengobatan TB dalam keadaan
khusus.
• Cara melarutkan streptomisin vial
1 gram yaitu dengan
menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi
4ml. (1ml = 250mg).
8
Kategori Anak (2RHZ/ 4RH)
Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan dalam waktu 6
bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan
dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak.
Tabel 6a. Dosis OAT Kombipak pada anak

Tabel 6b. Dosis OAT KDT pada anak

Keterangan:
• Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit.
• Anak dengan BB 15-19 kg dapat diberikan 3 tablet.
• Anak dengan BB ≥33 kg , dirujuk ke rumah sakit.
• Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
• OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum
diminum.
9
PENGAWASAN MENELAN OBAT
Salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan
pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO.

Informasi
Persyaratan Siapa yang bisa Tugas seorang penting yang
PMO menjadi PMO? PMO perlu dipahami
PMO
TB disebabkan kuman, bukan
Sebaiknya PMO Mengawasi pasien TB agar
Seseorang yang dikenal, penyakit keturunan atau kutukan
dipercaya dan disetujui, adalah petugas menelan obat secara
kesehatan, misalnya teratur sampai selesai
baik oleh petugas pengobatan. TB dapat disembuhkan dengan
kesehatan maupun Bidan di Desa, berobat teratur
Perawat, Pekarya, Memberi dorongan kepada
pasien, selain itu harus pasien agar mau berobat
disegani dan dihormati Sanitarian, Juru teratur. Cara penularan TB, gejala-gejala
oleh pasien. Immunisasi, dan lain Mengingatkan pasien untuk
yang mencurigakan dan cara
pencegahannya
Seseorang yang tinggal lain. Bila tidak ada periksa ulang dahak pada
dekat dengan pasien. petugas kesehatan waktu yang telah Cara pemberian pengobatan
yang memungkinkan, ditentukan. pasien (tahap intensif dan
Bersedia membantu lanjutan)
pasien dengan sukarela.
PMO dapat berasal Memberi penyuluhan pada
dari kader kesehatan, anggota keluarga pasien TB
Bersedia dilatih dan yang mempunyai gejala- Pentingnya pengawasan supaya
guru, anggota PPTI, gejala mencurigakan TB pasien berobat secara teratur
atau mendapat PKK, atau tokoh untuk segera memeriksakan
penyuluhan bersama-
masyarakat lainnya diri ke Unit Pelayanan Kemungkinan terjadinya efek
sama dengan pasien Kesehatan.
atau anggota keluarga. samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke UPK.
10
PEMANTAUAN DAN HASIL PENGOBATAN TB Tabel 8. Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur
Tabel 7. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak

Hasil Pengobatan Pasien TB BTA positif :


• Sembuh
• Pengobatan Lengkap
• Meninggal
• Pindah
• Default (Putus berobat)
• Gagal
11
EFEK SAMPING OAT DAN PENATALAKSANAANNYA

Tabel 9. Efek samping ringan OAT

Penatalaksanaan pasien dengan efek


samping “gatal dan kemerahan kulit”:
Jika seorang pasien dalam
pengobatan OAT mulai mengeluh
gatal-gatal singkirkan dulu
kemungkinan penyebab lain. Berikan
dulu anti-histamin, sambil
Tabel 10. Efek samping berat OAT
meneruskan OAT dengan pengawasan
ketat. Gatal-gatal tersebut pada
sebagian pasien hilang, namun pada
sebagian pasien malahan terjadi
suatu kemerahan kulit. Bila keadaan
seperti ini, hentikan semua OAT.
Tunggu sampai kemerahan kulit
tersebut hilang. Jika gejala efek
samping ini bertambah berat, pasien
perlu dirujuk
12
PENGOBATAN TB PADA KEADAAN KHUSUS
Kehamilan Pengguna Kontrasepsi Infeksi HIV/AIDS
• Menurut WHO, hampir semua OAT • Rifampisin berinteraksi dengan • Prinsip pengobatan pasien TB-HIV
aman untuk kehamilan, kecuali kontrasepsi hormonal (pil KB, adalah dengan mendahulukan
streptomisin. suntikan KB, susuk KB), sehingga pengobatan TB.
dapat menurunkan efektifitas
kontrasepsi tersebut.

Hepatitis Akut Kelainan Hati Kronik Gagal Ginjal


• Pemberian OAT pada pasien TB • Kalau SGOT dan SGPT meningkat • Streptomisin dan Etambutol
dengan hepatitis akut dan atau lebih dari 3 kali OAT tidak diekskresi melalui ginjal, oleh
klinis ikterik, ditunda sampai diberikan dan bila telah dalam karena itu hindari penggunaannya
hepatitis akutnya mengalami pengobatan, harus dihentikan. pada pasien dengan gangguan
penyembuhan. • PRZ tidak boleh digunakan. ginjal.

Diabetes Melitus Tambahan Kortikosteroid


• Penggunaan Rifampisin dapat • Meningitis TB
mengurangi efektifitas obat oral • TB milier dengan atau tanpa
anti diabetes (sulfonil urea) meningitis
Indikasi Operasi
sehingga dosis obat anti diabetes • TB dengan Pleuritis eksudativa
perlu ditingkatkan.
• TB dengan Perikarditis konstriktiva

Anda mungkin juga menyukai