TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
saluran pencernaan yaitu di lambung, usus halus dan atau usus besar.
Gastroenteritis ditandai dengan gejala utamanya yaitu diare, muntah, mual dan
kadang disertai demam dan nyeri abdomen (Beers H. et. al, 2003). Sekiranya tidak
gastroenteritis dapat melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau melalui air
defekasi (buang air besar) lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah maupun lendir.Diare akut
bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan dan berlangsung tidak lebih dari dua
minggu (14 hari). Apabila diare berlangsung lebih dari 14 hari maka hal tersebut
16
17
3.2 Epidemiologi
Penyakit ini mengenai ratusan juta anak setiap tahun dan menyebabkan sekitar
1,5-2,5 juta kematian per tahun atau merupakan 12 % dari seluruh penyebab
kematian pada anak-anak pada usia di bawah 5 tahun (Chow et al, 2010).
Pada orang dewasa, diperkirakan 179 juta kasus gastroenteritis akut terjadi
setiap tahun, dengan angka rawat inap 500.000 dan lebih dari 5000 mengalami
Secara umum , negara berkembang memiliki angka rawat inap yang lebih
bahwa anak-anak di negara maju memiliki status gizi dan layanan kesehatan
Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133
orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,64 %) dengan penyebab utama
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun
di sarana kesehatan. Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan gastroenteritis oleh
pada pasien rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka
3.3 Etiologi
1. Faktor infeksi
Virus
Sejak tahun 1940-an, virus sudah dicurigai sebagai penyebab penting dari
adanya virus (Norwalk virus) pada feses sebagai penyebab gastroenteritis. Satu
anak dengan gastroenteritis, dan pada tahun 1975, astrovirus dan adenovirus
diidentifikasi pada feses anak yang mengalami diare akut. Sejak saat itu, jumlah
Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang paling sering menyebabkan diare yang parah
Hampir semua anak pernah terinfeksi virus ini pada usia 3-5 tahun
(Parashar dan Glass, 2012). Virus ini tercatat menyebabkan sekitar 1/3 kasus diare
yang dirawat inap dan menyebabkan 500.000 kematian di dunia setiap tahun
Infeksi pada orang dewasa biasanya bersifat subklinis. Pada tahun 1973,
Bishop dan rekannya melihat dengan mikroskop elektron, pada epitel duodenum
dikenal sebagai rotavirus (dalam bahasa Latin , rota = wheel) karena tampilannya
Enterik adenovirus
Virus ini menyebabkan 2-12% episode diare pada anak (Parashar dan
Glass, 2012).
merupakan virus DNA tanpa kapsul, diameter 70 nm, dan bentuk icosahedral
Siadenovirus. Pada waktu kini terdapat 51 tipe antigen human adenovirus yang
telah diketahui. Virus ini diklasifikasikan ke dalam enam grup (A-F) berdasarkan
adalah adenovirus 40 dan 41, yang termasuk dalam subgenus F. Lebih jarang lagi,
serotipe 31, 12 dan 18 dari subgenus A dan serotipe 1, 2, 5 dan 6 dari subgenus C
juga terlibat sebagai penyebab diare akut sama dengan gastroenteritis yang
disebabkan oleh rotavirus, lesi yang dihasilkan oleh serotipe 40 dan 41 pada
2003).
2. Campylobacter
20
permukaan epitel saluran cerna, tampak menghasilkan adhesin dan sitotoksin dan
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada makrofag, monosit dan sel epitel
3. E. coli
E. coli terdapat sebagai komensal dalam usus manusia mulai dari lahir
E. coli yang dapat menyebabkan diare dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
• Enterotoxigenic (ETEC)
• Enteroinvasive (EIEC)
hystolitica.
5. lamblia
fekal-oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses. Setelah ditelan
dalam bentuk kista eksitasi melepaskan organisme di bagian atas usus halus.
Bakteri ini menyebabkan lesi sehingga terjadi defisiensi laktosa dan malabsorbsi
6. Cryptosporidium
21
oral, tangan ke mulut, dan orang ke orang melalui makanan, air, atau hewan
7. Entamoeba histolytica
dimulai dengan tertelannya dalam bentuk kista. Eksitasi terjadi pada kolon
8. Faktor makanan
a. Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
b. Keracunan makanan
makanan yang dimakan, masa inkubasi sekitar satu sampai enam jam. Ada
1. Staphylococcus
22
yang tahan panas. Kebanyakan pasien mengalami mual dan muntah yang
berat.
2. Bacillus cereus
terjadinya diare akut pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
2. Makanan atau keadaaan makanan yang tidak biasa : makanan laut dan shell
HIV/AIDS.
4. Baru saja menggunakan obat anti mikroba pada institusi kejiwaan dan
rumah sakit.
3.5 Patofisiologi
a. Diare sekresi yaitu yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan
apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan
23
psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi imun terutama IgA
sekretorik.
kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru
lahir.
Diare disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Spesies tertentu bakteri
sekresi berlebihan air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare, karena terjadi peningkatan isi rongga usus. Akibat terdapatnya zat-zat
dalam usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare dan sebaliknya jika peristaltik usus
sampai berat, seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau
perubahan status mental, terdapat pada <10 % pada hasil pemeriksaan. Gejala
1. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml dalam 24 jam (Simadibrata K et al, 2009).
dan fungsi otonom lain. Pusat-pusat ini juga memiliki peranan dalam terjadinya
25
3. Nyeri perut
Banyak penderita yang mengeluhkan sakit perut. Rasa sakit perut banyak
jenisnya. Hal yang perlu ditanyakan adalah apakah nyeri perut yang timbul ada
penjalaran ke tempat lain, bagaimana sifat nyerinya dan lain-lain. Lokasi dan
kualitas nyeri perut dari berbagai organ akan berbeda, misalnya pada lambung dan
duodenum akan timbul nyeri yang berhubungan dengan makanan dan berpusat
pada garis tengah epigastrium atau pada usus halus akan timbul nyeri di sekitar
rangsangannya sampai berat. Bila pada usus besar maka nyeri yang timbul
disebabkan kelainan pada kolon jarang bertempat di perut bawah. Kelainan pada
rektum biasanya akan terasa nyeri sampai daerah sakral(Dinarello dan Porat,
2012).
4. Demam
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari
sinyal, satu dari saraf perifer yang mengirim informasi dari reseptor hangat/dingin
di kulit dan yang lain dari temperatur darah. Kedua sinyal ini diintegrasikan oleh
mempertahankan suhu inti yaitu dalam batas 36,5-37,5ºC (Dinarello & Porat,
2012).
Anamnesa
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu mual,
muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air, malabsorbtif, atau
tinja menjadi lebih berair, dan/atau muntah yang terjadi tiba-tiba. Pada anak
biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan kebanyakan berhenti dalam 2
minggu. Muntah biasanya berlangsung selama 1-2 hari, dan kebanyakan berhenti
muntah
Pemeriksaan fisik
perubahan pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas.
Pemeriksaan abdomen yang seksama juga merupakan hal yang penting dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
b. Pemeriksaan darah
3.8 Komplikasi
1. Dehidrasi
gastroenteritis.
di cubit
bersama tinja, adanya ketosis kelaparan akibat metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga terjadi penimbunan keton dalam tubuh, terjadi penimbunan asam laktat,
produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria), dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan
Pernafasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan Kuszmaull
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi
dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditangani penderita dapat
meninggal.
3.9 Penatalaksanaan
2. Tangani dehidrasi
menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan cairan yang dibuat sendiri atau
larutan oralit.
pasien dengan dehidrasi berat dengan terapi cairan intravena yang sesuai
3.10 Pencegahan
dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan pemberian
vaksin rotavirus, dimana rotavirus itu sendiri sangat sering menyebabkan penyakit
30
ini. Selain itu hal lain yang dapat kita lakukan ialah dengan meningkatkan
(WGO, 2012).