Anda di halaman 1dari 51

1

KERATITIS
Oleh:
Muhammad Fajar Al Fadhil
130611033

Pembimbing
dr. Halimatussakdiah Tanjung Sp.M

13/03/2019

BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH RSUD CUT MEUTIA ACEH UTARA
2

13/03/2019

BAB 1
PENDAHULUAN
3

13/03/2019

Kornea merupakan bagian anterior dari mata


yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan
pembentukan bayangan di retina.

Karena itu kornea harus tetap jernih dan


permukaannya rata agar tidak menghalangi proses
pembiasan sinar
4

13/03/2019

Kelainan kornea yang paling sering ditemukan adalah


keratitis.

Keratitis merupakan suatu proses peradangan kornea


yang dapat bersifat akut maupun kronis yang
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain bakteri,
jamur, virus atau karena alergi.
5

13/03/2019

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6

13/03/2019

Anatomi Kornea

• Epitel
• Membran bowmann
• Stroma
• Membran descement
• Endotel
7

13/03/2019
8

13/03/2019

Fisiologi Kornea

• Kornea mempunyai dua fungsi utama yaitu


sebagai medium refraksi dan untuk
memproteksi lensa intraokular.

• Kornea menjalankan dua fungsi utama ini


dengan cara mempertahankan sifat transparansi
kornea dan pergantian dari jaringannya.

• Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea,


dimana 43,25 dioptri dari total 58,6
9

13/03/2019

Definisi Keratitis

• Keratitis adalah infeksi pada kornea

• biasanya diklasifikasikan menurut lapisan


kornea yang terkena

• Termasuk kedalam keadaan mata merah


dengan penurunan visus
10

Epidemiologi Keratitis 13/03/2019

Frekuensi keratitis di
Amerika Serikat sebesar
5% di antara seluruh kasus
kelainan mata.
Di negara-negara
berkembang insidensi
keratitis berkisar antara
5,9-20,7 per 100.000
Perbandingan laki-laki
orang tiap tahun
dan perempuan tidak
begitu bermakna pada
angka kejadian keratitis
11

13/03/2019

Etiologi & Faktor Resiko

Virus

Benda
Bakteri
Asing

Iritasi Jamur
12

13/03/2019

Patofisiologi

• Epitel merupakan barrier yang efisien terhadap


masuknya mikroorganisme ke dalam kornea.

• Pada saat epitel mengalami trauma, struma yang


avaskuler dan lapisan bowman menjadi mudah
untuk mengalami infeksi dengan organisme
yang bervariasi, termasuk bakteri, amoeba dan
jamur.
13

13/03/2019

Manifestasi Klinis

• Inflamasi bola mata yang jelas


• Terasa benda asing di mata
• Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling
melekat saat bangun
• Ulserasi epitel
• Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera
anterior)
• Dapat terjadi perforasi kornea
• +/- endoftalmitis
• Fotofobia
• Mata berair
• Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol
14

Klasifikasi
13/03/2019

Berdasarkan • keratitis pungtata (superfisialis & Sub epitel)


• keratitis marginal
lapisan • keratitis interstitial.

• keratitis bakterialis,
Berdasarkan •

keratitis fungal,
keratitis viral
penyebabnya • keratitis alergi.
• keratitis Neuroparalitik (kerusakan nevus V)

Berdasarkan • keratitis Numular

bentuk •

keratitis sika
keratitis Dendritik
klinisnya • Keratitis Disceform
15

KERATITIS PUNGTATA 13/03/2019

 Lokasi : Membran
Bowman

 Lesi : Infiltrat kecil


multiple , di permukaan

 Etiologi :
• Bakteri (chlamydial,
staphylococcal)
• Virus herpes
• Trauma
• UV
• Blefaritis
• Lensa kontak
16

KERATITIS MARGINAL 13/03/2019

 Lokasi : tepi kornea |


limbus

 Lesi : Infiltrat di tepi


kornea

 Etiologi :
• Reaksi
Hipersensitivitas
eksotoksin stafilokok
17

KERATITIS INTERSTISIAL 13/03/2019

 Lokasi : sampai lapisan


stroma

 Lesi : Lapisan difus keruh


non supuratif profunda

 Etiologi :
• Reaksi Alergi
• Infeksi ke dlm
stroma , bisa oleh TB
• Bakteri, Virus, Jamur
• Trauma
18

KERATITIS BAKTERI 13/03/2019


19

13/03/2019

• Kelopak Mata kotor


• Fotofobia
• Merah
• Berair
• Visus turun
20

13/03/2019
21

KERATITIS JAMUR 13/03/2019

Jamur berfilamen (filamentous


Jamur ragi (yeast) yaitu jamur
fungi) Bersifat multiseluler
uniseluler dengan pseudohifa
dengan cabang-cabang hifa,
dan tunas :
terdiri dari:
• Jamur bersepta : Furasium • Candida albicans,
sp, Acremonium sp, • Cryptococcus sp,
Aspergillus sp, Cladosporium • Rodotolura sp.
sp, Penicillium sp,
Paecilomyces sp, Phialophora
sp, Curvularia sp, Altenaria
sp.
• Jamur tidak bersepta : Mucor
sp, Rhizopus sp, Absidia sp.
22

13/03/2019

Keratitis Aspergilus Keratitis Candida

KELUHAN

Biasa nya di dahului rudapaksa • Sakit yg hebat


oleh ranting pohon , daun , • Berair
bagian lain tumbuhan • Visus turun
• Fotofobia
Timbul 5 hari - 3 minggu • Infiltrat kelabu
kemudian • Hipopion
• Ulcer superficial
23

13/03/2019

TERAPI

Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan


meliputi:
 Polyenes  natamycin 5%, nistatin, dan
amfoterisin B 0,15% - 0,30%.
 Azoles  Ketokonazole 200-600mg/hari
24

KERATITIS VIRUS 13/03/2019

Etiologi

Adenovirus & semua virus yg


menyebabkan demam

++ Herpetik

Lesi

Keratitis Pungtata Superfisialis


25

13/03/2019

Epitelial  Dendritik Stromal  Disiformis

Replikasi sel di epitel Reaksi imun di stroma

Acyclovir salep 3% / 4 jam


26

13/03/2019

Gejala Klinis

Nyeri, potofobia, visus turun,


mata berair, mata merah
27

13/03/2019

TERAPI
1. IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat
dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam,
salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
efektif untuk pengobatan keratitis herpes
simpleks
2. Vibrabin : sama dengan IDU tetapi hanya
terbentuk dalam salep
3. Trifluorotimetidin (TFT) : sama dengan IDU,
diberikan 1% setiap 4 jam
4. Asiklovir (salep 3%) diberikan setiap 4 jam
5. Asiklovir oral
28

KERATITIS ALERGI 13/03/2019

Etiologi
• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai
kedua mata,
• biasanya penderita sering menunjukkan gejala
alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan
29

13/03/2019

TERAPI
 Dapat sembuh sendiri tanpa diobati
 Steroid topikal dan sistemik
 Kompres dingin
 Obat vasokonstriktor
30

Perbandingan 13/03/2019

• Streptococcus
• Pseudomonas
Keratitis • Staphilococcus
Bacterial • Klebsiella

• Herpes Simpleks Virus


Keratitis • Herpes Zoster
Virus

• Candida
• Aspergillus
Keratitis • Nocordia
Fungi • Cephalosporum
31

13/03/2019

• Kelopak mata lengket setiap bangun pagi


• Edema kornea
Keratitis • Konjungtiva lebih hiperemis
Bacterial • Riwayat penggunaan kontak lensa lama

• Lesi sering di superficial berupa infiltrat kecil-kecil


• Dapat bersifat kronis
Keratitis • Lebih sering reccurent
Virus

• Di dahului oleh trauma pada kornea ( ranting pohon, daun, dll )


• Nyeri sangat hebat
Keratitis • Infiltrat kelabu, hipopion, ulserasi superficial sampai stromal
Fungi • Gambaran satelit pada kornea
32

13/03/2019

• Kultur bakteri
Keratitis • Biopsi kornea
Bacterial

• Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat


Keratitis menunjukkan sel-sel raksasa.
Virus

• Pemeriksaan kerokan kornea (dengan spatula kimura)


yaitu dari dasar dan tepi dengan biomikroskop. Dapat
Keratitis dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH
Fungi • Biopsi jaringan kornea
33

13/03/2019

• Antibiotika sesuai dengan penyebab


Keratitis
Bacterial

• Asiklovir 3% setiap 4 jam


• IDU setiap 4 jam
Keratitis
Virus • Definitif : Debridement epihelial

• Natamisin 5%
• Amphoterisin B 0,15 % - 0,30 %
Keratitis
Fungi • Ketokonazole (200-600 mg/hari)
34

KERATITIS NEUROPARALITIK 13/03/2019

Akibat kelainan saraf


trigeminus, sehingga terdapat
kekeruhan kornea + kekeringan
kornea

Etiologi : herpes zoster ,


peradangan , dan keadaan
lainnya  anestetis 
Visus turun, silau , tdk nyeri, jarang pertahanan kornea turun
berkedip, injeksi siliar, permukaan
kornea keruh, infiltrat Terapi
Air Mata buatan / salep untuk
menjaga kornea tetap basah
35

KERATITIS FLIKTEN 13/03/2019

• Flikten merupakan benjolan berdiameter 1-3


mm berwarna abu-abu pada lapisan superfisial
kornea.

• Epitel diatasnya mudah pecah dan membentuk


ulkus.

• Ulkus ini dapat sembuh atau tanpa


meninggalkan sikatrik. Adapula ulkus yang
menjalar dari pinggir ke tengah, dengan pinggir
meninggalkan sikatrik sedangkan bagian tengah
nya masih aktif, yang disebut wander phlyctaen.
36

KERATITIS SIKA 13/03/2019

• Merupakan peradangan konjungtiva dan kornea


akibat keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva.
Berkurangn
ya
komponen
lemak

Berkurangn
Berkurangn ya
ya air mata komponen
musin

Penguapan
Sikatrik
berlebihan
37

13/03/2019

TERAPI

• Pemberian air mata tiruan apabila yang


berkurang adalah komponen air.
• Pemberian lensa kontak apabila komponen
mukus yang berkurang.
• Penutupan punctum lacrima bila terjadi
penguapan yang berlebihan. Penyulit keratitis
sika adalah ulkus kornea, kornea tipis, infeksi
sekunder oleh bakteri, serta kekeruhan dan
neovaskularisasi kornea
38

KERATITIS NUMULARIS 13/03/2019

• Diduga dari virus


• Pada klinis, tanda-tanda radang tidak jelas,
terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial di
kornea, dimana tengahnya lebih jernih
• Disebut halo (diduga terjadi karena resorpsi dari
infiltrat yang dimulai di tengah).
• Tes fluoresen (-)
• Keratitis ini kalau sembuh meninggalkan
sikatrik yang ringan
39

KERATITIS DISIFORMIS 13/03/2019

• Disebut juga sebagai keratitis sawah, karena


merupakan peradangan kornea yang banyak di
negeri persawahan basah.
• Pada anamnesa umumnya ada riwayat trauma
dari lumpur sawah
• Pada kornea tampak infiltrat yang bulat-bulat-
bulat, di tengahnya lebih padat dari pada di tepi
dan terletak subepitelial. Tes Fluoresin (-).
40

13/03/2019

Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnese
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
41

13/03/2019

• Tes pachometry : tes untuk mengukur tebal


kornea dengan memberikan seberkas sinar
• Tes dengan keratoskop atau plasido : untuk
melihat licinnya kelengkungan kornea
• Tes sensibilitas kornea : tes untuk pemeriksaan
fungsi saraf trigeminus yang memberikan
sensibilitas kornea
• Tes sensibilitas kuantitatif kornea : tes untuk
mengetahui derajat sensibilitas kornea
• Tes fluoresin : tes untuk mengetahui
terdapatnya kerusakan epitel kornea.
42

13/03/2019

• Tes rose Bengal : untuk melihat sel mati pada


kornea
• Tes metilen biru : tes untuk melihat adanya
kerusakan saraf pada kornea
• Tes fistel : tes untuk memeriksa adanya fistel
atau kebocoran pada kornea
• Tes seidel : tes untuk mengetahui letak
kebocoran pada luka operasi pasca bedah
intraocular.
43

13/03/2019

Terapi
Tata Laksana

• Tujuan penatalaksanaan keratitis adalah


mengeradikasi penyebab keratitis, menekan
reaksi peradangan sehingga tidak memperberat
destruksi pada kornea, mempercepat
penyembuhan defek epitel, mengatasi
komplikasi, serta memperbaiki ketajaman
penglihatan
44

13/03/2019

Komplikasi
Komplikasi

• Bila radang di permukaan  pengobatan baik 


tanpa jaringan parut

• Bila radang dalam  ada parut

• dapat juga terjadi komplikasi lain seperti


penipisan kornea sehingga dapat terjadi
perforasi kornea
45

13/03/2019

• Nebula : bentuk parut kornea berupa kekeruhan yang sangat


tipis dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan kaca
pembesar atau menggunakan slit lamp.

• Makula : parut yang lebih tebal berupa kekeruhan padat


yang dapat dilihat tanpa menggunakan kaca pembesar.

• Leukoma : kekeruhan seluruh ketebalan kornea yang mudah


sekali terlihat dari jarak yang agak jauh sekalipun.

• Leukoma adherens : keadaan dimana selain adanya


kekeruhan seluruh ketebalan kornea, terdapat penempelan
iris pada bagian belakang kornea (sinekia anterior).

• Stafiloma kornea : bila seluruh permukaan kornea mengalami


ulkus disertai perforasi, maka pada penyembuhan akan
terjadi penonjolan keluar parut kornea yang disertai dengan
sinekia anterior
46

13/03/2019

Keratitis subepitel /epitel

Sembuh tanpa Berlanjut


bekas menjadi ulkus

Berlanjut dengan perforasi kornea Berlanjut dengan


Sembuh dengan
disertai penonjolan keluar dari kornea terjadi
parut kornea
dan prolaps iris
-endoftalmitis
Nebula Sembuh dengan parut : -panoftalmitis
Makula Lekoma adheren
Lekoma Stafiloma kornea sembuh Operasi /
angkat bola
Phtysis bulbi mata

Buta kornea
Buta permanen Abulbi
47

Prognosis
13/03/2019
Komplikasi

• ditangani dengan tepat


Keratitis dapat • tidak diobati dengan baik dapat
sembuh dengan menimbulkan ulkus yang akan menjadi
baik sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang
penglihatan selamanya.

Prognosis visual • Virulensi organisme


tergantung pada • Luas dan lokasi keratitis
beberapa faktor, • Hasil vaskularisasi dan atau deposisi
tergantung dari: kolagen
48

13/03/2019

BAB 3
KESIMPULAN
49

13/03/2019

• Keratitis adalah peradangan pada kornea yang


ditandai dengan adanya infiltrat di lapisan
kornea

• Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan


lokasinya, yaitu superfisial, interstisial dan
profunda
50

13/03/2019

• Keratitis dapat memberikan gejala mata merah,


rasa silau, epifora, nyeri, kelilipan, dan
penglihatan menjadi sedikit kabur

• Penatalaksanaan keratitis dapat dilakukan


dengan tepat dan sesuai dengan etiologi
penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Dokumen38 halaman
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Refarat
    BAB 1 Refarat
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Refarat
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • LAPKAS Radiologi
    LAPKAS Radiologi
    Dokumen6 halaman
    LAPKAS Radiologi
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen30 halaman
    Vertigo
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Garry
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Mitigasi Manajemen Bencana
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Dokumen25 halaman
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Rahmat Snd
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen4 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Fitofarmaka
    Fitofarmaka
    Dokumen26 halaman
    Fitofarmaka
    DebyAntatifaniRitonga
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Dokumen15 halaman
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    ameliaintansaputri
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    ameliaintansaputri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • PSMBB
    PSMBB
    Dokumen21 halaman
    PSMBB
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Disentri Basiler
    Disentri Basiler
    Dokumen2 halaman
    Disentri Basiler
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat